EPISTAKSIS
Kartika Julia Maghend 1740312044
Evvandert 1740312088
Ridha Sukma Dewi 1740312089
Preseptor:
dr. Puti Alia Saus, Sp. THT-KL
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kejadian tersering pada anak usia < 10 tahun dan orang
tua usia > 50 tahun
Penyebab secara umum lokal dan sistemik
Berat ringan tergantung lokasi rupturnya
arteri anterior dan posterior
Prinsip tatalaksana
perbaiki keadaan umum
cari sumber perdarahan
hentikan perdarahan
cari faktor penyebab untuk mencegah berulangnya
perdarahan
septum
A. Ke atap
nasi,
Etmoidal rongga
A. dinding
A. Anterior hidung
Komunis lateral
Oftalmika A. hidung
Interna Antor
Etmoidal hidung
Superior
Ke septum dan
A. A.
postor sebagian
Fasialis Labialis
A. konka lateral
Superior
Komunis A. media hidung
Eksterna Sfenopalatin
A.
a
Maksilaris Plexus
Interna A. Nasalis Kiessl
Posterior Bach
A. Palatina
Mayor
A. Plexus
Faringeal Woodruf
Asenden
Definisi dan klasifikasi
Epistaksis keluarnya darah dari hidung, bukan
merupakan penyakit melainkan gejala dari suatu
kelainan
Berdasarkan anatomi
Anterior
Posterior
Etiopatogenesis
Kelainan lokal
Epidemiologi
● Angka
6%
60%
Laki-laki
Distribusi
Diagnosis
Anamnesis
Riwayat
Diagnosis
Anamnesis
Riwayat
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
Bersihkan
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang :
Tatalaksana
Tatalaksana
Tatalaksana
Tatalaksana epistaksis
anterior
Kauterisasi
Tatalaksana epistaksis
anterior
Tatalaksana epistaksis
posterior
Tatalaksana epistaksis
posterior
Komplikasi
Bloody tears
Sinusitis
Infark
Insufisiensi
Iskemia
Anemia
Syok
Pencegahan
Prognosis
Epistaksis anterior sering rekuren dan
sembuh sendirinya
Epistaksis posterior lebih berat persisten
dan mengancam jiwa
Jika perdarahan dapat terkontrol prognosis
baik
Perdarahan berhenti dalam waktu 3-5 hari
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Nurcaya
Umur : 66 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : JL. Salasa nagari padang
tarok kec. Baso,kab.agam
Suku Bangsa : Minang
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Hidung berdarah tidak bisa berhenti
selama 1 jam 1 hari sebelum masuk
rumah sakit
Riwayat Penyakit Sekarang
MEMBRAN TIMPANI
Cavumnasi
Sempit Sempit Sempit
Lapang - -
Jumlah - -
Bau - -
Konka inferior Ukuran Sulit dinilai Eutrofi
Warna Merah muda Merah muda
Permukaan Licin Licin
Edema Tidak ada Tidak ada
Konka media Ukuran Sulit dinilai Sulit dinilai
Warna Sulit dinilai Sulit dinilai
Permukaan Sulit dinilai Sulit dinilai
Edema Sulit dinilai Sulit dinilai
Cukup lurus/deviasi
Septum Permukaan Licin, Clotting (+), Licin, Clotting (-),
Pendarahan aktif (-) Pendarahan aktif (-)
Warna Merah muda Merah muda
Spina Tidak ada Tidak ada
Krista Tidak ada Ada
Abses Tidak ada Tidak ada
Perforasi Tidak ada Tidak ada
Lokasi Belakang Tidak ada
Massa konka inferior
Bentuk Tidak Khas -
Ukuran Hampir -
Menutupi
Liang Hidung
Permukaan Berbenjol- -
benjol
Warna Hiperemis -
Konsistensi - -
Mudah - -
digoyang
Pengaruh - -
vasokonstrikto
r
Rinoskopi posterior sulit dinilai
Orofaring dan Mulut
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Trismus Tidak ada
Uvula Edema Tidak ada Tidak ada
Bifida Tidak ada Tidak ada
Palatum mole Simetris/tidak Simetris Simetris
Arkus faring Warna Merah Merah
muda muda
Edema Tidak ada Tidak ada
Bercak/eksudat Tidak ada Tidak ada
Dinding Faring Warna Merah Merah
muda muda
Permukaan Licin Licin
Tonsil Ukuran T1 T1
Warna Merah muda Merah muda
Permukaan Rata Rata
Muara kripti Tidak Melebar
Detritus Tidak ada Tidak ada
Eksudat Tidak ada Tidak ada
Perlengketan dengan Tidak ada Tidak ada
pilar
Peritonsil Warna Merah muda
Edema Tidak ada Tidak ada
Abses Tidak ada Tidak ada
Tumor Lokasi Tidak ada Tidak ada
Bentuk Tidak ada Tidak ada
Ukuran Tidak ada Tidak ada
Permukaan Tidak ada Tidak ada
Konsistensi Tidak ada Tidak ada
Karies/radiks Ada Ada
Gigi
MEMBRAN TIMPANI
Cavumnasi
Sempit - Sulit dinilai
Diagnosis banding
Epistaksis posterior ec susp. Keganasan
Pemeriksaan anjuran
Nasoendoskopi
CT Scan
Terapi
Pasang tampon anterior
Vitamin K 3x1
Vitamin C 3x1
Ciproflokasin 2x500mg
Terapi anjuran : pembedahan
Prognosis
Quo ad vitam: bonam
Quo ad sanam: dubia
Edukasi
Jangan panik bila mengalami perdarahan
hidung kembali
Tekan hidung jika mengalami perdarahan
dengan posisi kepala menunduk
Kontrol tekanan darah
DISKUSI