Anda di halaman 1dari 20

PERENCANAAN KONTROL HORISONTAL UNTUK

PEMETAAN TOPOGRAFI DAN SOIL STUDY

Studi Kasus Pekerjaan PT. Elnusa di Lapangan Gas Kerendan/ Bangkanai


Blok PSC, Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah.

Kuliah KH ke-13
Sawitri Subiyanto
Maksud dan Tujuan
LATAR BELAKANG
Elnusa Bangkanai Energi Ltd. (EBE) OUTPUT KEGIATAN
akan mengembangkan lapangan gas
di Bangkanai Block di Kalimantan 1. Data hasil survey profil
Tengah yang terletak 200 km sebelah memanjang dan profil melitang.
barat Balikpapan dan 330 km sebelah
utara Banjarmasin. 2. Peta Topografi lokasi sumur dan
KGPF .
3. Laporan pekerjaan soil test
4. Laporan dari survey titik kontrol
MAKSUD & TUJUAN BM (bench mark)
KEGIATAN 5. Laporan Akhir hasil survey
• Mendapatkan data topografi
topografi dan soil study
berupa besaran koordinat dan
ketinggian titik tetap Bench Mark
dengan titik ketinggian dan garis
kontur interval 1 meter

• Gambar profil memanjang


Lokasi Pekerjaan
Basecamp Pengukuran

Base camp I bertempat di rumah Base camp II bertempat di rumah


Bp. Hadrad di Desa Haragandang Ibu Asmawati di Desa Haragandang
Sungai Lahe untuk Tim Soil.
Sungai Lahe untuk Tim Topografi.
Survey Pendahuluan

Survei pendahuluan/penelitian Pengikatan titik referensi dari


awal untuk menentukan titik titik tetap (Bench Mark)
dasar (Referensi) koordinat kerangka dasar horizontal
horisontal maupun vertikal dengan menggunakan titik
referensi N.2004 di Bandara
Beringin, Muara Teweh sebagai
titik kontrol. Titik ini merupakan
titik Jaringan Kontrol Horizontal
Nasional Orde Nol dari Badan
Koordinasi Survei dan
Pemetaan Nasional
(Bakosurtanal).
Pengikatan Di Titik referensi
N.2004 (orde Nol) di Bandara
Pengikatan dari Titik Ikat N2004
Beringin
ke lokasi pemetaan dengan Titik
Baru yang ada di Karendan-3
dan Titik Karendan-1 atau EBE
Pengukuran Koordinat Absolut 06-07 (BM Lama sebagai titik
(Navigasi) dengan GPS sekutu).
Geodetik Epoch L1
Pemasangan Bench Mark
Tabel Daftar Koordinat BM
Lokasi pemasangan Patok kayu KOORDINAT ELEVASI
PATOK
1. Dipasang sepanjang center line ROW X (M) Y (M) Z (M)
dengan jarak 50 meter sebagai titik BMK6.2 293.721,969 9.934.671,875 36,759
cross section. BMK6.1 293.616,967 9.934.626,612 36,277
2. Dipasang pada lokasi rencana titik sumur BMK4.2 293.729,006 9.934.672,376 37,362
bor baru. BMK4-1 293.677,243 9.934.650,904 36,754
3. Dipasang pada batas area pengukuran EBE.K8.2 294.389,751 9.938.648,959 53,604
topografi lokasi sumur bor.
EBE.K8.1 294.364,910 9.938.658,595 56,723
4. Jumlah patok kayu terpasang sebanyak
EBE SL1 293.109,424 9.935.866,997 36,422
433 buah.
EBE SL2 292.983,181 9.935.831,593 36,585
KGPF01 291.161,765 9.934.919,226 55,253
KGPF02 291.114,016 9.934.898,141 54,135
K3-1 290.324,544 9.940.709,082 44,082
K3-2 290.487,027 9.940.609,604 42,468
K1-2 294.381,557 9.936.315,028 45,352
K1-1 294.331,600 9.936.274,930 45,391
EBE06/1
0 290.393,904 9.940.601,322 43,855
EBE06/0
Patok kayu dan BM lokasi center line ROW dan Patok kayu 6 293.283,698 9.935.929,208 37,498
lokasi sumur bor
Pengukuran GPS

Pengukuran GPS dengan cara


metode “Static Differential
Positioning”. Untuk mendapatkan
posisi horizontal (X,Y, Z) digunakan
3 alat GPS Geodetik tipe single
frequency tipe Epoch L1 dengan
pengamatan minimal 1 jam. Pada
saat pengikatan ke titik referensi
GPS (titik Bakosurtanal) dengan
lama waktu pengamatan lebih dari
2,5 jam jika panjang jalur melebihi
30 km menggunakan alat GPS
Geodetik double frekwensi (L2) tipe
Leica 1200 L2. Untuk Titik
Referensi kerangka horizontal
digunakan titik Bakosurtanal yang
terletak paling dekat dengan area
kerja yaitu Titik di Bandara Muara
Teweh N. 2004 yang merupakan
titik Orde nol.
Pengukuran GPS
Pengukuran GPS
Pengukuran Poligon
Poligon (Traverse) dilakukan disekeliling
batas area, titik poligon digunakan sebagai
titik referensi pada pengukuran titik-titik
ketinggian detil. Pengukuran Poligon
dilakukan secara tertutup yang disebut
dengan Metode Close Traverse (Poligon
tertutup).

Hasil pengukuran polygon Utama harus


memenuhi ketelitian pengukuran sudut  
20 n, dimana n adalah jumlah titik .
Hasil pengukuran polygon perapatan
harus memenuhi ketelitian pengukuran
sudut   25n, dimana n adalah jumlah
titik.

Hasil pengukuran poligon Utama


mempunyai salah penutup jarak  
1:10.000.
Hasil pengukuran poligon Cabang
mempunyai salah penutup jarak  
1:5.000.
Pengukuran Koordinat Batas Sumur Bor

Pengukuran batas area Sumur ini


dilakukan dengan menggunakan
metode Offset yaitu dengan
mengukur mengjkuti aturan
Lingkup Pekerjaan yang Luasnya
150x160 m2 sebagai batas area
Lokasi Pengeboran. Dengan
pengukuran ini didapatkan
koordinat tiap-tiap titik batas,
sehingga dengan koordinat ini
titik-titik batas itu dapat
digambarkan pada Peta
Topografi.
Pengukuran Profil Melintang (Cross Section)

Tabel Jumlah Titik Cross Section


Jalur Jumlah Cross Section
Pengukuran Profil Melintang
(Cross Section) yang dilakukan Jalur K3 - KGPF 119

tiap-tiap 50m pada jalur rencana


Jln Karendan - EBE 06.19 81
Jalan kerja atau ROW.
EBE 06.19 - K1 71

Koridor pengambilan detail Cross K7 - K8 55


Section selebar jalan yang K8 - K1 50
direncanakan adalah 5m kekiri
Sungai Lahe - K4 25
dan 5m kekanan dari As (Centre
K4 - K6 7
Jalan) ada ditambah (melihat
keadaan jika dianggap perlu) Jumlah Cross ROW 408

Cross Situasi Sumur 40

Total Cross 448


Pengukuran Profil Memanjang (Long Section)

Tabel . Jumlah Panjang Long Section

Jalur Panjang Long (m)

Jalur K3 - KGPF 5.869,50

Jln Karendan - EBE 06.19 3.963,97


Pengukuran Profil Memanjang
(Long Section) dilakukan pada as EBE 06.19 - K1 3.498,00
jalan dan dari titik tengah hasil
pengukuran Cross section K7 - K8 2.712,06
digunakan untuk penggambaran
penampang memanjang (Long K8 - K1 2.451,30
Section).
Sungai Lahe - K4 1.209,00

K4 - K6 341,40
Jumlah Panjang Long 20.045,
section 00
Tabel . Jumlah Panjang Long Section

Jalur Panjang Long (m)

Jalur K3 - KGPF 5.869,50

Jln Karendan - EBE 06.19 3.963,97


Pengukuran Profil Memanjang
(Long Section) dilakukan pada as EBE 06.19 - K1 3.498,00
jalan dan dari titik tengah hasil
pengukuran Cross section K7 - K8 2.712,06
digunakan untuk penggambaran
penampang memanjang (Long K8 - K1 2.451,30
Section).
Sungai Lahe - K4 1.209,00

K4 - K6 341,40
Jumlah Panjang Long 20.045,
section 00
Penggambaran
Peta Hasil Penggambaran sebanyak 152 Lembar
Penggambaran hasil pengukuran : Horizontal = 1/200
topografi berupa besaran (i) Cross Section row
koordinat dan ketinggian titik
tetap Bench Mark, disajikan Vertical = 1/200
dalam bentuk Peta Topografi (ii) Cross Section area : Horizontal = 1/1000
dengan kontur interval interval 1 sumur
meter serta gambar profil
memanjang dan melintang dlam Vertical = 1/500
format *.dwg. Koordinat peta (ii) Long Section : Horizontal = 1/1000
dalam sistim koordinat UTM
dengan Zona 50 S menggunakan Vertical = 1/5000
Ellipsoid WGS 84 dan datum (iii) Flat Plan : Skala = 1/30,000
WGS 1984. diserahkan dalam peta
bentuk laporan dengan ukuran
sheet peta A3, dengan kertas (iv) Peta Topografi : Skala = 1.000 (1 m
HVS dan skala profile section Sumur peta contour)
and cross section
Project : : LAPANGAN GAS KARENDAN/BANGKANAI BLOK PSC
Location : MUARA TEWEH CENTRAL KALIMANTAN
Date : Mar-10

Boring No. : BH - 01 BH - 02 BH - 03 BH - 04 BH - 05
Depth (M) : 0.50 - 1.00 1.00 - 1.50 1.00 - 1.50 1.00 - 1.50 0.30 - 0.80

PASSING # 200 % 62,70 69,00 71,89 62,70 62,00


Gravel % 1 1 1 1 1
Sand % 36 30 27 30 37
Silt % 38 36 38 42 52
Clay % 25 34 34 28 11
ATTERBERG
Liquid Limit (LL) % 41,96 44,96 42,96 45,88 56,38
Plastic Limit (PL) % 18,62 21,08 21,23 23,25 21,33
Plasticity Index (PI) % 23,34 23,88 21,73 22,63 35,05
NATURAL STATE
Water Content % 21,00 22,30 21,38 21,10 20,30
Wet Density (gm) t/m3 1,860 1,833 1,858 1,811 1,860
Dry Density (gd) t/m3 1,537 1,499 1,531 1,495 1,546
Specific gravity (Gs) 2,635 2,645 2,645 2,633 2,625
Void Ratio (e) 0,714 0,765 0,728 0,761 0,698
Porosity (n) 0,417 0,433 0,421 0,432 0,411
Deg.Saturation (Sr) % 73 79 73 71 73
TRIAXIAL COMP. (UU)
Cohesion (c) kg/cm2 0,175 0,141 0,162 0,181 33,0
Kendala Pelaksanaan Pekerjaan

1. Secara umum kondisi topografi area survei Topografi dan soil study ini adalah hutan belukar
dan perkebunan karet rakyat dengan kemiringan lereng antara 15 % - 35 %.
2. Kondisi cuaca yang ada area survei pada umumnya berawan dengan diselingi hujan lebat.
3. Untuk mengakomodir pelaksanaan peraturan daerah dimana survei ini berlangsung maka
dilakukan perekrutan tenaga kerja terhadap 2 desa yang wilayahnya termasuk di dalam area
konsesi Elnusa Bangkanai Energy.
4. Akses jalan yang terdapat pada area survei adalah jalan logging dari tanah iempung. Jumlah
akses jalan yang ada sepanjang lintasan survei ini sangat sedikit
5. Kesulitan komunikasi juga dialani crew yang berada pada lokasi pengukuran
6. Kondisi cuaca selama beberapa hari terakhir di area survei hujan lebat sehingga menghambat
pelaksanaan pengukuran.
7. perbedaan yang cukup besar antara volume target (di TOR/ SPMK) dengan realisasi volume
pekerjan (hasil lapangan)
terima kasih

Anda mungkin juga menyukai