Anda di halaman 1dari 38

KESEIMBANGAN

ASAM-BASA
Richard Sejahtera SM
Nadya Dwinta AP
KESEIMBANGAN ASAM BASA
• Asam & Basa
Asam : Donor proton (H+)
Basa : Akseptor proton (H+)

• Asidemia dan Alkalemia


Asidemia : pH darah < 7,35
Alkalemia : pH darah > 7,45
Underlying process yang menurunkan pH disebut ASIDOSIS dan
yang meningkatkan pH disebut ALKALOSIS. Seorang pasien dapat
mengalami keadaan asidosis dan alkalosis, namun hanya bisa
asidemik atau alkalemik.
Miller and Manuel. Basics Of Anesthesia. Sixth Edition. Philadelphia : Elsevier Saunders. Halaman : 334
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KONSENTRASI H+
Pada suhu 37°C, konsentrasi Ion H+ di arteri dan cairan
ekstraselular adalah 35 - 45 nmol/L, yang sebanding
dengan pH arteri 7.45 - 7.35. Faktor yang mempengaruhi
diantaranya :
1. Pemberian asam melalui makanan
2. Penambahan secara endogen dari hasil metabolisme
(laktat)
3. Penambahan secara endogen yang tidak fisiologis
(DM)
4. Pengeluaran asam/basa oleh ginjal dan usus
5. Pengeluaran CO2 oleh paru
REGULASI ASAM-BASA
Perubahan fisiologis untuk mempertahankan
keseimbangan asam-basa dalam tubuh diatur
oleh :
1. Sistem penyangga (buffer)
2. Sistem respirasi
3. Sistem renal

Miller and Manuel. Basics Of Anesthesia. Sixth Edition. Philadelphia : Elsevier Saunders. Page : 335
Sistem Penyangga (Buffer)
 Suatu zat dalam larutan yang dapat
mencegah perubahan ekstrim pada pH
Bekerja paling cepat
• Sistem penyangga pada darah :
1. Sistem penyangga bikarbonat
2. Sistem penyangga fosfat
3. Sistem penyangga protein (hemoglobin)
Sistem Penyangga Bikarbonat

Sistem Penyangga Fosfat


 Terutama pada CIS dan CES : H2PO4-
(dihidrogen fosfat) dan (hidrogen fosfat)
HPO42-
• H+ + HPO42- ↔ H2PO4-
• OH- + H2PO4- ↔ H2O + HPO42-
Sistem Penyangga Protein

• Hemoglobin termasuk ke
sIstem penyangga protein
• Protein adalah penyangga yang baik karena
mengandung molekul asam & basa yang dapat
menyerap atau memberikan ion 𝐻+
• Hemoglobin menahan ion 𝐻+ yang diproduksi
oleh CO₂ oleh metabolisme saat transit antara
jaringan dan paru-paru.
Sistem Respirasi
• Menyingkirkan atau mempertahankan CO₂ tergantung
kebutuhan tubuh dengan cara mengatur frekuensi dan
kedalaman pernafasan
• Bereaksi dalam hitungan menit, efektif dalam 6-12 jam
• Normal PaCO2 = 35-45mmHg
Sistem Renal
• Respon ginjal paling lambat dan bekerja
kurang maksimal hingga hari ke-5
• Mekanisme :
1. Reabsorpsi dari asam karbonat
2. Pembentukan titratable acid
3. Pembentukan ammonia
Reabsobsi asam karbonat
1. CO₂ + H₂0  H⁺ + HCO₃⁻ pada sel tubulus ginjal,
dengan bantuan enzim karbonik anhidrase, HCO₃⁻
masuk ke sirkulasi darah dan ion H⁺ digantikan oleh
Na⁺ dan dilepaskan ke tubulus ginjal.
2. H⁺ dikombinasi dengan bikarbonat yang terfiltrasi
dan terdisosiasi menjadi CO₂dan H₂O dengan
bantuan enzim karbonik anhidrase pada luminal
brush border lalu CO₂ berdifusi kembali ke sel
tubulus ginjal
Pembentukan Ammonia
5. Ammonia dibentuk dari deaminasi glutamin.
Ammonia secara pasif melewati membran sel
dan masuk ke cairan tubulus, dan kombinasi
dengan dengan ion hidrogen untuk membentuk
NH₄ dimana terperangkap dalam tubulus dan
diekskresikan melalui urin
Pembentukan titratable acids
3. Tubulus proksimal ginjal mereabsorbsi 80-90%
bikarbonat, sisanya ke tubulus distal
4. Setelah bikarbonat diperoleh kembali, ion H⁺
dan berkombinasi dengan HPO42- untuk
membentuk HPO4- yang diekskresikan melalui
urin
6. Semua langkah ini mengakibatkan kembalinya
ion bikarbonat ke sirkulasi darah. Kandungan
bikarbonat yang tinggi difiltrasi oleh ginjal dan
mengakibatkan ekskresi cepat sebagai
kompensai pada alkalosis.
Acid-Base Secretion Excretion of Reabsorbtion Excretio Urinary Compensatoar of
Disorder of H+ H+ HCO3 & addition n HCO3 pH Change pH Plasma
new HCO3 in
plasma

Asidosis ↑ ↑ ↑ N Acid Alkalisation to


normal
Alkalosis ↓ ↓ ↓ ↑ Alkali Acidation to
normal
Gangguan Keseimbangan
Asam Basa
1. Asidosis respiratori
hipoventilasi  retensi CO2 H2CO3H+
2. Alkalosis respiratori
hiperventilasi CO2 banyak yg hilang
H2CO3   H+ 
3. Asidosis metabolik
Diare, DM HCO3-  PCO2   H+
4. Alkalosis metabolik
muntah  H+  HCO3- PCO2 
ETIOLOGI GANGGUAN KESEIMBANGAN
ASAM BASA
Asidosis respiratori Alkalosis respiratori
Asidosis meatobik Alkalosis metabolik
NOMOGRAM DAVENPORT

20
Jenis gangguan pH pCO2 HCO3
Murni  ↑ N
Terkompensasi sebag.  ↑ ↑
Asidosis Respiratorik
Terkompensasi penuh N ↑ ↑

Murni  N 
Terkompensasi sebag.   
Asidosis Metabolik
Terkompensasi penuh N  

Asidosis respiratorik +
metabolik  ↑ 
Murni ↑  N
Terkompensasi sebag. ↑  
Alkalosis Respiratorik
Terkompensasi penuh N  

Murni ↑ N ↑
Terkompensasi sebag. ↑ ↑ ↑
Alkalosis Metabolik
Terkompensasi penuh N ↑ ↑

Alkalosis respiratorik +
metabolik ↑↑  ↑
ANALISA GAS
DARAH
Richard Sejahtera SM
Nadya Dwinta AP
DEFINISI
• Prosedur diagnostik di mana darah diperoleh
langsung dari arteri melalui tusukan atau
melalui kateter arteri
INDIKASI
• Untuk mendapatkan informasi mengenai
ventilasi (PCO2), oksigenasi (PO2) dan
keseimbangan asam-basa pada pasien
• Memantau pertukaran gas dan abnormalitas
asam-basa pada pasien dengan/tanpa
mekanik ventilator
• Tes ini sangat baik dilakukan pada pasien
dengan hipo/hiperventilasi, hiperglikemi,
infeksi berat, dan gagal jantung
KONTRAINDIKASI
• Kontraindikasi absolut :
1. Hasil abnormal pada tes modifikasi Allen,
pertimbangkan untuk dilakukan penusukan
didaerah lain
2. Infeksi lokal atau distorsi anatomi
3. Terdapat fistula arteriovenosa atau vascular
grafts
4. Ditemukan/diduga terdapat severe peripheral
vascular disease pada anggota gerak yang
akan dilakukan penusukan
Kontraindikasi
• Kontraindikasi relatif :
1. Koagulopati yang berat
2. Terapi antikoagulan dengan warfarin, heparin
dan derivatnya, direct thrombin inhibitors,
atau factor X inhibitors; aspirin bukan
kontrakindikasi pada pengambilan darah
melaui arteri-vena pada banyak kasus
3. Penggunaan agen trombolitik, seperti
streptokinase atau tissue plasminogen
activator
PERSIAPAN ALAT
• Blood gas kit atau
1. Disposible Spuit 1ml, jarum ukuran 23-26G
2. Penutup jarum khusus atau gabus  Mencegah
kontaminasi dengan udara bebas. Udara bebas
dapat mempengaruhi nilai O2 dalam AGD arteri.
3. Alcohol Swabs
4. Handscoon
5. Lidokain (jika dibutuhkan)
6. Vial Antikoagulan Heparin (1:1000)
7. Kantong plastik/tempat berisikan es  suhu
yang rendah akan menurunkan metabolisme
sel darah yang mungkin merubah nilai pH,
PCO2, PO2, HCO3-  dilakukan bila
laboratorium jauh
8. Label
9. Alat pelindung diri lainnya seperti masker, jas
lab, cap, maupun google
LOKASI PENGAMBILAN DARAH ARTERI
PROSEDUR TINDAKAN
1. Baca status dan data klien untuk memastikan pengambilan AGD
2. Cek alat-alat yang akan digunakan
3. Cuci tangan
4. Beri salam dan panggil klien sesuai dengan namanya
5. Perkenalkan nama perawat
6. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada klien
7. Jelaskan tujuan tindakan yang dilakukan
8. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
9. Tanyakan keluhan klien saat ini
10. Jaga privasi klien
11. Dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur klien
12. Posisikan klien dengan nyaman
13. Pakai sarung tangan sekali pakai
14. Palpasi arteri radialis
15. Lakukan allen’s test
16. Hiperekstensikan pergelangan tangan klien di atas gulungan handuk
17. Raba kembali arteri radialis dan palpasi pulsasi yang paling keras dengan
menggunakan jari telunjuk dan jari tengah
18. Desinfeksi area yang akan dipungsi menggunakan yodium-povidin, kemudian
diusap dengan kapas alkohol
19. Berikan anestesi lokal jika perlu
20. Bilas spuit ukuran 3 ml dengan sedikit heparin 1000 U/ml dan kemudian
kosongkan spuit, biarkan heparin berada dalam jarum dan spuit
21. Sambil mempalpasi arteri, masukkan jarum dengan sudut 45 ° sambil
menstabilkan arteri klien dengan tangan yang lain
22. Observasi adanya pulsasi (denyutan) aliran darah masuk spuit (apabila darah tidak
bisa naik sendiri, kemungkinan pungsi mengenai vena)
23. Ambil darah 1 sampai 2 ml
24. Tarik spuit dari arteri, tekan bekas pungsi dengan menggunakan kasa 5-10 menit
25. Buang udara yang berada dalam spuit, sumbat spuit dengan gabus atau karet
26. Putar-putar spuit sehingga darah bercampur dengan heparin
27. Tempatkan spuit di antara es yang sudah dipecah
28. Ukur suhu dan pernafasan klien
29. Beri label pada spesimen yang berisi nama, suhu, konsentrasi oksigen
yang digunakan klien jika kilen menggunakan terapi oksigen
30. Kirim segera darah ke laboratorium
31. Beri plester dan kasa jika area bekas tusukan sudah tidak mengeluarkan
darah (untuk klien yang mendapat terapi antikoagulan, penekanan
membutuhkan waktu yang lama)
32. Bereskan alat yang telah digunakan, lepas sarung tangan
33. Cuci tangan
34. Kaji respon klien setelah pengambilan AGD
35. Berikan reinforcement positif pada klien
36. Buat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
37. Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
38. Dokumentasikan di dalam catatan keperawatan waktu pemeriksaan AGD,
dari sebelah mana darah diambil dan respon klien
ALLEN’S TEST
1. Minta klien untuk mengepalkan tangan dengan
kuat,
2. Berikan tekanan langsung pada arteri radialis
dan ulnaris,
3. Minta klien untuk membuka tangannya,
lepaskan tekanan pada arteri, observasi warna
jari-jari, ibu jari dan tangan.
4. Jari-jari dan tangan harus memerah dalam 15
detik, warna merah menunjukkan test allen’s
positif. Apabila tekanan dilepas, tangan tetap
pucat, menunjukkan test allen’s negatif.
5. Jika pemeriksaan negatif, hindarkan tangan
tersebut dan periksa tangan yang lain
INTERPRETASI
• Nilai normal gas darah
Arteri Vena

pH 7,35 - 7,45 7,33 – 7,43

pO2 80 -100 mmHg 34 – 49 mmHg

Saturasi O2 > 95 % 70 – 75 %

pCO2 35 – 45 mmHg 41 – 5 mmHg

HCO3- 22- 26 mEq/L 24 – 28 mEq/L

BE -2 s/d +2 0 - +4
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai