Anda di halaman 1dari 40

MANAJEMEN RISIKO

K3 RS
Definisi
 Risk – gabungan dari kemungkinan (frequency)dan
konsekuensi (consequence)
 Hazards - sumber atau keadaan yang memiliki potensi
menyebabkan kerugian dalam bentuk cedera, sakit,
kerusakan harta, lingkungan kerja atau kombinasi
 Identifikasi Bahaya – pengenalan proses yang
menimbulkan bahaya dan menentukan karakteristiknya.
 Risk Assessment – penilaian menyeluruh untuk
mengidentifikasi bahaya dan menentukan apakah resiko
dapat diterima.
 Risk Management, - pengelolaan resiko yang mencakup
identifikasi, penilaian dan pengendalian resiko
Risk Management

 Risk management adalah suatu proses atau


perencanaan untuk menghindarkan terjadinya
gangguan terhadap bisnis perusahaan. (Usaha
untuk menghilangkan atau meminimalisir sumber
bahaya di tempat kerja )
Prinsip filosofi :
Plan for the best , but prepared for
the worst
Rencanakan yang terbaik, tetapi bersiap
menghadapi kondisi terburuk.
TUJUAN

MENGURANGI DAMPAK NEGATIF


DARI RISIKO YANG DAPAT
MENGAKIBATKAN KERUGIAN PADA
ASSET ORGANISASI BERUPA
MANUSIA MATERIAL, MESIN,
LINGKUNGAN, METODA, HASIL
PRODUKSI DAN FINANSIAL
HIRARC
( HAZARD IDENTIFICATION,RISK ASSESMENT AND RISK CONTROL)

KETIGA POIN INI MERUPAKAN ALUR BERKELANJUTAN


SECARA BERTAHAP

LANGKAH I UNTUK MENGURANGI KECENDERUNGAN


TERJADINYA KECELAKAAN ATAU PAK
DENGAN HAZARD IDENTIFICATION DENGAN
MENGIDENTIFIKASI SUMBER BAHAYA YANG ADA
DI TEMPAT KERJA
LANGKAH II DENGAN MELAKUKAN RISK ASSESMENT ATAU
DENGAN MENILAI TINGKAT RISIKO TIMBULNYA
KECELAKAAN KERJA ATAU PAK DARI SUMBER
BAHAYA DI TEMPAT KERJA
LANGKAH III ADALAH DENGAN MELAKUKAN RISK CONTROL
ATAU KONTROL TERHADAP TINGKAT RISIKO
KECELAKAAN KERJA DAN PAK

PROSES HIRARC HARUS TERUS DIEVALUASI SECARA


KONTINYU UNTUK MEMASTIKAN EFEKTIFITAS DARI
PENGONTROLAN RISIKO SUMBER BAHAYA.
PROSES HIRARC DAPAT DIMULAI LAGI DARI AWAL
APABILA TERJADI PERUBAHAN PADA SISTEM ATAU
PENGENALAN ALAT DENGAN POTENSI SUMBER BAHAYA
BARU

Jelsi Marampa 2010


STEP HIRARC

STEP I IDENTIFIKASI HAZARD

IDENTIFIKASI
SEMUA HAZARD
YG ADA DI SISTEM
KERJA KITA

STEP II PENILAIAN TINGKAT RISIKO

NILAI SUATU
RISIKO PEKERJAAN
TSB DARI HAZARD
YG TIMBUL

Jelsi Marampa 2010


STEP III KONTROL RISIKO

DILAKUKAN KONTROL
TERHADAP KEMUNGKINAN
TERJADINYA KECELAKAAN
KERJA DAN PAK

STEP IV MONITOR DAN REVIEW


Manajemen Risiko
Identifikasi bahaya

Menentukan risiko

Menyusun prioritas tindak lanjut

Sasaran yang tidak masuk kriteria


Memilih sasaran penting penting disimpan untuk program
berikutnya

Bagi sasaran yang dianggap penting diberi nilai


pencapaian jika memungkinkan

Membuat program

Menerapkan program

Tinjauan
MANAJEMEN RISIKO
(KONSEP PERBAIKAN BERKELANJUTAN)

Step 5: Step 1:
Pemantauan dan Tinjauan Identifikasi Bahaya
Sudah adakah peraturan, standar, kode
industri atau materi panduan tentang
bahaya yang harus diidentifikasi?

Tidak Ya
Mengikuti informasi
Step 4: dalam peraturan,
Step 2:
Menerapkan Pengendalian standar, kode atau
Identifikasi Bahaya buku panduan

Step 3:
Menetapkan Pengendalian
Bagaimana risiko kerja di
fasilitas pelayanan kesehatan?
1. IDENTIFIKASI BAHAYA POTENSIAL
DI RUMAH SAKIT
BIOLOGI KIMIA FISIK ERGONOMI PSIKOSOSI
AL

Virus: Ethylene Oxide Radiasi Pengion Posisi Statis, Kerja Shift


- Hepatitis B, C Formaldehyde Radiasi non- Mengangkat, Stress
Glutaraldehyde pengion Membungkuk
- HIV/AIDS
Obat Ca Suhu panas Mendorong
- SARS
Gas Anestesi Suhu dingin
Bakteri:
- TBC Mercury
Jamur, Parasit Chlorine
Cairan Tubuh dan Risiko Terpercik

Berisiko tinggi Batas risiko tidak jelas Berisiko


rendah*

Darah, serum Cairan Amnion Lendir serviks


Semen Cairan Serebrospinalis Bahan muntahan
Sputum, nanah Cairan Pleura Tinja
Vaginal secretions Cairan Peritoneal Air liur
Cairan Pericardial Keringat
Cairan Sinovial Air mata
Urin
ASI

* Kecuali terlihat terinfeksi dengan darah


BAHAYA POTENSIAL KIMIA (1)
DI RUMAH SAKIT
LOKASI BAHAN KIMIA

1. Central supply Ethylene Oxide


Sabun, detergen
Mercury

2. Unit dialisis Formaldehyde

3. Pelayanan gigi Mercury


Ethylen oxide
Gas anestesi
BAHAYA POTENSIAL KIMIA (2)
DI RUMAH SAKIT
LOKASI BAHAN KIMIA
4. Food service (gizi, Sabun, detergen
dapur) Desinfectan
Amonia
Chlorine
Pembersih Oven/kompor
Pestisida

5. Housekeeping Detergen, sabun


Pelarut pembersih
Cairan desinfektan
Glutardelhid

6. Laboratorium Benzene
Ethylen oxide
Formaldehid
Pelarut organik
BAHAYA POTENSIAL KIMIA (3)
DI RUMAH SAKIT
LOKASI BAHAN KIMIA

7. Laundry Sabun, detergen


Pemutih
Pelarut organik

8. Maintenance & Pestisida


engineering Pelarut organik
Mercury
Pembersih
Amonia
Carbon monoksida
Ethylen dioxide
Freon
Cat
Water treatment chemical
BAHAYA POTENSIAL KIMIA (4)
DI RUMAH SAKIT
LOKASI BAHAN KIMIA

9. Bag. Administrasi Bahan kimia (tinta printer, spidol, lem)

10. Ruang operasi Zat anestesi


Antiseptik
Methyl methacrylate

11. Bag. Patologi Formaldehide


Glutaraldehide
Pelarut organik
Phenol
BAHAYA POTENSIAL KIMIA (5)
DI RUMAH SAKIT
LOKASI BAHAN KIMIA

12. Perawatan pasien Bahan-bahan toksik

12. Bagian Farmasi Obat-obatan


Mercury
BAHAYA POTENSIAL FISIK

Tuli permanen akibat kebisingan (mis:


ruang generator, bengkel reparasi alat dll)
Heat Stress (mis : ruang generator, dapur,
loundry dll)
Kelelahan mata karena pencahayaan
kurang.
Raynaulds Syndrome karena getaran
(generator, bengkel).
 Kecelakaan (mis: boiler meledak, jatuh
ditangga, tersekap dilift, dll)
Bahaya Potensial
Ergonomi
Mendorong, menarik, mengangkat
dan menaruh/meletakkan pasien
atau barang-barang
Bahaya Potensial Psikologis
 Shift kerja
 Stress kerja :
- hub. interpersonal dg pasien,
teman kerja dan atasan /
bawahan
MENILAI RISIKO & SELEKSI
PRIORITAS
Penilaian risiko adalah proses untuk menentukan
prioritas pengendalian terhadap tingkat risiko
kecelakaan atau PAK
Metode penilaian risiko, antara lain:
1. Untuk setiap risiko:
 Menghitung peluang insiden yg terjadi di tempat kerja
 Menghitung konsekuensi insiden yang terjadi
 Kombinasikan penghitungan peluang dan konsekuensi pada
rate resiko
2. Menggunakan rating setiap risiko, mengembangkan
daftar prioritas risiko kerja
MENENTUKAN PELUANG
Beberapa faktor yg pengaruhi peluang terjadinya insiden:
 Berapa kali situasi terjadinya
 Berapa orang yang terpapar
 Ketrampilan dan pengalaman orang yg terkena
 Berbagai karakteristik khusus personel yang terlibat
 Durasi paparan
 Pengaruh posisi seseorang terhadap bahaya
 Jumlah paparan atau tingkat paparan
 Distraksi, tekanan waktu, kondisi tempat kerja
 Kondisi lingkungan
 Kondisi peralatan
 dll
MENENTUKAN KONSEKUENSI

Dalam menentukan konsekuensi,dibuat


ketetapan pada severity yg berpotensi
terjadi dengan meninjau informasi yg
telah dikumpulkan pada tahap
identifikasi mencakup data statistik
insiden dan manufaktur
Daftar Konsekuensi/Severity
Tidak Signifikan Minor Sedang Besar Bencana Besar
(TS) (M) (S) (B) (BB)

 Iritasi mata  Luka pd  Luka  Terbakar  Patah tulang


 Ketidaknyamanan permukaan terkoyak  Geger otak berat
 Pegal-pegal tubuh  Patah  Terkilir serius  Amputasi
 Tergores  Luka fatal
 Lelah tulang  Keracunan
 Luka
 Terpotong ringan kompleks
/tersayat  Sakit/  Kanker
kecil radang  Penyakit
 Bising kulit mematikan
 Sakit  Asma  Penyakit fatal
kepala/ akut
 Cacat
 Kematian
pusing minor
 Tuli
 Memar permanen
TINGKAT RISIKO
Nilai Risiko
Ditentukan oleh hubungan antara nilai
hasil identifikasi bahaya (paparan dan
peluang) dan konsekuensi. Nilai Risiko =
ExLxK
Tingkat Risiko
Dapat digambarkan melalui matriks
ranking yang dapat membantu
mengidentifikasi prioritas tindakan yang
akan dilakukan terhadap setiap risiko
Penilaian Risiko
3D Model
Bahaya yg Penilaian Risiko Nilai Risiko Tingkatan
diidentifikasi Paparan Peluang Konsekuensi E x L x K Risiko
(E) (L) (K)
Skoring
Paparan Peluang Konsekuensi Nilai Risiko

Terus menerus 10 Sangat sering 1 Fatal 20 E>20

Berkala 6 Sering 0.6 Major 10 H>10

Tertentu 3 Sedang 0.3 Sedang 5 M 3-10

Tidak Teratur 2 Jarang 0.1 Minor 2 L<3

Jarang 1 Sangat Jarang 0.05 Tidak signifikan 1

Keterangan:
E: Ekstrim, H: Risiko Tinggi, M: Risiko Sedang, L: Risiko Rendah
KETENTUAN TINDAK LANJUT
Tingkat Risiko Tindak Lanjut
Risiko Rendah Pengendalian tambahan tidak diperlukan.
Hal yang perlu diperhatikan adalah jalan
keluar yg lebih menghemat biaya atau
peningkatan yg tdk memerlukan biaya
tambahan besar. Pemantauan diperlukan
untuk memastikan bahwa pengendalian
dipelihara dengan baik dan benar

Risiko Sedang Perlu tindakan utk mengurangi risiko,


tetapi biaya pencegahan perlu
diperhitungkan dgn teliti dan dibatasi.
Pengukuran pengurangan risiko perlu
diterapkan dgn baik dan benar
KETENTUAN TINDAK LANJUT

Tingkat Risiko Tindak Lanjut


Risiko Tinggi Pekerjaan tdk dilaksanakan sampai risiko
telah direduksi. Perlu dipertimbangkan
sumber daya yg akan dialokasikan untuk
mereduksi risiko.Bilamana risiko ada dalam
pelaksanaan pekerjaan, maka tindakan
segera dilakukan

Ekstrim Pekerjaan tdk dilaksanakan atau


dilanjutkan sampai risiko telah direduksi.
Jika tidak memungkinkan utk mereduksi
risiko dgn sumber daya yg terbatas, maka
pekerjaan tdk dpt dilaksanakan
PENETAPAN PENGENDALIAN
Perusahaan/instansi harus merencanakan pengelolaan &
pengendalian kegiatan, produk barang dan jasa yg dapat
menimbulkan risiko kecelakaan kerja yg tinggi.
Pengendalian risiko dapat dilakukan melalui metode:
 Pengendalian teknik/rekayasa yg meliputi eliminasi,
substansi, isolasi, ventilasi, higiene dan sanitasi
 Pendidikan dan Pelatihan
 Pembangunan kesadaran dan motivasi yg meliputi sistem
bonus, insentif, penghargaan dan motivasi diri
 Evaluasi melalui internal audit, penyelidikan insiden dan
etiologi
 Penegakan hukum
HIRARKI PENGENDALIAN
RISIKO

Menghilangkan

Penggantian

Engineering/rekayasa

Administrasi

Alat Pelindung Diri


MONITORING DAN TINJAUAN

Merupakan langkah terakhir dalam proses ini yg


dilakukan pada interval waktu sesuai yg ditetapkan
dalam organisasi. Untuk menentukan periode
monitoring dan tinjauan risiko sangat tergantung
pada:
 Sifat dari bahaya
 Perubahan operasi
 Perubahan dari metode kerja
 Perubahan peraturan dan organisasi
PERTIMBANGAN DOKUMENTASI
Sesuai dengan persyaratan OHSAS 18001:1999 tentang
pembuatan prosedur yang didalamnya terdapat tahapan
pengkajian risiko maka diperlukan adanya pemeliharaan
dokumentasi dan rekaman yg berhubungan dengan identifikasi
bahaya, penilaian dan pengendalian risiko.
Dalam prosedur dijelaskan hal-hal sebagai berikut:
 Identifikasi bahaya potensial
 Penentuan risiko
 Penentuan level risiko
 Penjelasan dalam melakukan monitoring dan
pengendalian dari bahaya potensial
 Sasaran & tindakan dalam mengurangi risiko
 Langkah pengendalian
 Dokumentasi dan rekaman setiap aktivitas
SKALA PRIORITAS
Setelah melakukan identifikasi bahaya potensial dan memilih poin penting
untuk tindak lanjut maka tahap selanjutnya adalah menetapkannya sebagai
sasaran K3

Input dalam menetapkan sasaran K3:

 Kebijakan K3, mencakup komitmen melakukan perbaikan berkelanjutan


 Hasil dari identifikasi bahaya potensial, penilaian dan pengendalian risiko
 Persyaratan hukum dan perundangan
 Pilihan teknologi
 Persyaratan keuangan, operasional dan bisnis
 Pandangan dari pekerja dan pihak terkait
 Analisis kinerja yang dicapai terhadap sasaran
 Rekaman terdahulu thdp ketidaksesuaian K3, kecelakaan, insiden dan kerusakan
fasilitas/sarana kerja
 Hasil dari tinjauan manajemen
 Komunikasi bersama antara pihak manajemen dengan karyawan
Penilaian Risiko Bahaya
Keselamatan Kerja di RS

Identifikasi Hazard Penilaian Risiko Nilai Risiko


Tingkat
Kegiatan/ Bahaya Konsek Risiko
No Paparan Peluang ExLxK
Pekerjaan Potensial uensi
1 Kemoterapi Obat, mutagenik Sering Tinggi mayor Risiko
setiap hari tinggi
Penilaian Risiko Bahaya
Keselamatan Kerja di RS

Identifikasi Hazard Penilaian Risiko Nilai Risiko


Tingkat
Kegiatan/ Bahaya Konsek Risiko
No Paparan Peluang ExLxK
Pekerjaan Potensial uensi
1 Perawat,Teknisi Work-related Back Tertentu Sedang sedang 3 x 0,3 x 5 = 4,5 M (sedang)
radiologi, Adm Injuries akibat
rekam medik, dari :
Housekeeping, 1. Unfit task
laundry, Food 2.Postural Stress
service, etc. 3. Over worker’s
strength

Faktor Penyebab
1.Understaffing
2. Lack of training
SOP for lifting,
work motions, and
safety precautions
PENCEGAHAN BACK INJURIES

 SOP (Standard operation Prosedure)


 Work Practices Guide for Manual lifting
 The Handling of Patiens : A Guide for Nurses
 Etc,

(source : NIOSH general guide : NIOSH 198 b)

• Program Pencegahan back injuries :


− Penyediaan : • Mechanical devices for lifting patiens, etc.
• Wheels for transporting heavy equipment, etc.
• Adequate tsaffing
− Close supervision for newly trained workers
− In-Service education for new and experienced staff
− Preplacement evaluation of workers.

• Trainings Program :
− Proper lifting techniques, Preventing initial back injuries, Performing back
exercises, Transferring patients, reducing accident hazards such wet floor,
stairway obstructions, faulty ladder, etc.
Penilaian Risiko Bahaya Kesehatan Kerja
(Infectious Health) di RS

Identifikasi Hazard Penilaian Risiko Nilai Risiko


Tingkat
Kegiatan/ Potensial Paparan Konseku Risiko
No Peluang ExLxK
sumber Hazard Dosis ensi
1 Feces Hepatitis, viral Tertentu Sedang Major 3 x 0,3 x 10 = 9 M (sedang)
Type A

2 Blood and Body Hepatitis, viral Tertentu Sedang Fatal 3 x 0.3 x 20 = 18 H (Tinggi)
Fluids Type B

3 Blood and Body Hepatities,Viral Tertentu Sedang Fatal 3x 0,3x 20= 18 H (Tinggi)
Fluids Type Non-A,
Non-B
PENUTUP
 Bahaya potensial di rumah sakit sangat
bervariasi  tergantung lokasinya

 Bahaya potensial terbesar : faktor


biologis (orang sakit), ergonomi dan
psikologis

 Petugas di rumah sakit harus tahu


bahaya potensial yang ada di lokasi
tempat kerjanya

 Dengan tahu bahaya potensial maka


dapat diantisipasi untuk mencegah
terjadinya gangguan kesehatan /
penyakit akibat kerja atau penyakit
umum yang dapat memperberat
pekerjaan

Anda mungkin juga menyukai