Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

DENGAN HIRSCHPRUNG
5B
ANGGOTA KELOMPOK:
Agutiar Rahayu ( 2016720057 )
Aisyah doxi ( 2016720058 )
Amelia widiastuti ( 2016720059 )
Dina Noviana ( 2016720068 )
Miranti Amalia ( 2016720084 )
Rachmi Kusuma ( 2016720091 )
Definisi Hirschprung
Hirschprung adalah penyakit yang tidak adanya sel-
sel ganglion dalam rectum atau bagian
rektosigmoid. Ketidakadaan ini menimbulkan
keabnormalan serta tidak adanya evakuasi usus.
Daerah yang terkena dikenal sebagai segmen
aganglionik
Etiologi Hirschprung
Tipe Hirschprung
• Segmen pendek
Jika kolon yang berpengaruh tidak ada sel ganglion
sampai kolon sigmoid
• Segmen panjang
Kolon yang tidak mempunyai sel ganglion mencapai
lebih dari sigmoid
• Total kolon aganglionesis
Dimana kolon yang terkena semakin panjang,
semua kolon tidak mempunya sel ganglion
Patofisiologi Hirschprung
Istilah megacolon aganglionik kongenital berupa
tidak adanya sel-sel ganglion pada satu segmen
kolon atau lebih. Kurangnya enervasi
mengakibatkan tidak adanya gerakan mendorong
(peristaltic) sehingga isi usus bertumpuk. Di
samping itu, ketidakmampuan sfingter ani interna
untuk melakukan relaksasi turut menimbulkan
manifestasi klinis obstruksi karena keadaan ini
mencegah evakuasi kotoran yang berbentuk
padat,cair atau gas.
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan Colok Dubur
• Foto polos abdomen, menunjukkan adanya udara
dalam rectum
• Pemeriksaan radiologis, biasa memperlihatkan
dilatasi kolon di atas segmen aganglionik
• Biposi rektal, menunjukkan ada atau tidaknya sel
ganglion.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan penyakit Hirschsprung terdiri dari
tindakan non bedah dan tindakan bedah.
Non bedah, untuk mengobati komplikasi-komplikasi
yang mungkin terjadi
Tindakan bedah terdiri menjadi 2:
1. Tahap pertama dilakukan kolostomi, sehingga akan
menghilangkan distensi abdomen dan akan
memperbaiki kondisi pasien.
2. Tahapan kedua melakukan operasi definitif
dengan membuang segmen yang aganglionik dan
kemudian melakukan anastomosis antara usus
yang ganglionik dengan bagian bawah rektum
Tindakan bedah definity
• Prosedur swenson, melakukan spinkterektomi
posterior (menyisakan 2 cm rektum bagian anterior
dan 0,5-1 rektum posterior)
• Prosedur duhamel, menarik kolon proksimal yang
ganglionik ke arah anal melalui bagian posterior
rektum
• Prosedur soave, membuang mukosa rektum yang
agalionik, lalu menarik terobos kolon proksimal
yang ganglionik masuk kedalam lumen rektum yang
telah dikupas
• Prosedur rehbein, melakukan anastomose end to
end antara usus aganglionik dengan rektum pada
level otot levator ani
Pengkajian

a. Anamnesis
1. Adanya keterlambatan pengeluaran mekonium yang pertama, biasanya
keluar > 24 jam
2. Adanya muntah berwarna hijau
3. Adanya obstipasi masa anak, jika terjadi pada anak yang lebih besar
obstipasi semakin sering, perut kembung dan pertumbuhan terhambat
4. Adanya riwayat keluarga sebelumnya yang pernah menderita keluhan
serupa, misalnya anak laki-laki terdahulu meninggal sebelum usia 2
minggu dengan riwayat tidak dapat defekasi (Lee,2009)

b. Pemeriksaan Fisik
1. Pada anak biasanya di temukan perut kembung karena mengalami obstipasi
2. Bila dilakukan colok dubur maka sewaktu jari di tarik keluar feses akan
menyemprot keluar dalam jumlah yang banyak dan kemudian tampak
perut anak sudah kempes lagi (Lee, 2009)

c. Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis Keperawatan
Prapembedahan
Konstipasi
Kurang volume cairan dan elektrolit
Gangguan kebutuhan nutrisi
Risiko cedera (Injuri)

Pascapembedahan
Nyeri
Risiko infeksi
Risiko komplikasi pascapembedahan
Kurangnya pengetahuan keluarga
Intervensi Post Operasi
Konstipasi
Tindakan :
• Monitor terhadap fungsi usus dan karakteristik feses
• Berikan spoling dengan air garam fisiologis bila tidak
ada kontra indikasi lain
• Kolaborasi dengan dokter tentang rencana
keperawatan
• Ada dua tahap pembedahan pertama dengan kolostomi
loop atau double barrel dimana diharapkan tonus dan
ukuran usus yang dilatasi dan hipertropi dapat kembali
menjadi normal dalam waktu 3-4 bulan
Intervensi
Kurang Volume Cairan dan Elektrolit
Tindakan:
• Lakukan monitor terhadap status hidrasi dengan
cara mengukur asupan dan keluaran cairan tubuh
• Observasi membran mukosa, turgor kulit, produksi
urine dan status cairan
• Kolaborasi dalam pemberian cairan sesuai dengan
indikasi
Intervensi
Gangguan Kebutuhan Nutrisi
Tindakan:
• Monitor perubahan status nutrisi antara lain
tuurgor kulit, asupan
• Lakukan pemberian nutrisi parenteral apabila
secara oral tidak memungkinkan
• Timbang berat badan setiap hari
• Lakukan pemberian nutrisi dengan tinggi kalori,
tinggi protein
Intervensi Pasca Operasi
Nyeri
Tindakan:
• Lakukan observasi atau monitoring tanda skala
nyeri.
• Melakukan teknik pengurangan nyeri seperti teknik
pijat punggung (back rub), sentuhan.
• Pertahankan posisi yang nyaman bagi pasien.
• Kolaborasi dalam pemberian analgetik apabila
dimungkinkan
Intervensi
Resiko infeksi
Tindakan:
• Monitor tempat insisi.
• Ganti popok yang kering untuk menghindari
kontaminasi feses.
• Lakukan perawatan pada kolostomi atau perianal.
• Kolaborasi pemberian antibiotic dalam
penatalaksanaan pengobatan terhadap
mikroorganisme.

Intervensi
Kurangnya Pengetahuan Keluarga
Tindakan :
• Kaji tingkat pengetahuan tentang kondisi yang
dialami pasien
• Ajarkan pada orang tua untuk irigasi rektal dan dan
perawatan kolostomi
• Ajarkan perawatan kolostomi segera setelah
pembedahan
• Kasus Skenario
Seorang anak laki laki usia 6 bulan di bawah ke rumah sakit
karena sulit BAB sejak 5 hari yang lalu. Pengkajian riwayat
sebelumnya di dapatkan : sebelumnya pasien memiliki pola
BAB 2 sampai 3 minggu sekali dengan feses berwarna kuning.
Pasien tetap sulit BAB setelah diberikan mikrolax. Hasil foto
polos abdomen menunjukkan distribusi udara usus mencapai
distal, foto barium enema feses keluar menyemprot.
Pemeriksaan abdomen: perut terlihat besar dan bising usus
menurun.
Pengkajian saat ini di dapatkan: pasien sudah dilakukan
operasi pembuatan colostomy. Pada hari pertama post
colostomy di dapatkan darah. Colostomy tampak kemerahan
dan tidak ada darah, terpasang stoma bag , feses keluar
dengan lancar. Ibu klien tampak bingung saat melihat stoma
dan kantong stoma sudah terisi feses. Ibu menyatakan masih
takut untuk mengganti dan melakukan perawatan sendiri.
Data Fokus

Pasca operasi

Data Subjektif Data Objektif


1. ibu mengatakan bingung melihat stoma 1. colostomy terlihat kemerahan dan tidak
dan kantong stoma ada darah, feses keluar lancar

2. ibu mengatakan takut untuk mengganti 2. terpasang stoma bag


dan perawatan colostomy
3. sudah menjalankan operasi
•Analisa Data
Data Etiologi Masalah keperawatan

Subjektif: - Insisi daerah pembedahan Resiko infeksi


Objektif:
-colostomy terlihat kemerahan, tidak
ada darah, dan feses keluar lancar
Subjektif: Kebutuhan perawatan colostomy Kurangnya pengetahuan keluarga
-ibu mengatakan bingung melihat
stoma dan kantong stoma
-ibu mengatakan takut untuk menggant
dan perawatan colostomy
Objektif:
-terpasang stoma
- colostomy terlihat kemerahan, tidak
ada darah, dan feses keluar lancar
Diagnosa

Pasca operasi:
• Resiko infeksi berhubungan dengan insisi daerah
pembedahan
• Kurangnya pengetahuan keluarga berhubungan
dengan kebutuhan perawatan colostomy
Diagnosa Intervensi Rasional
Resiko infeksi b.d insisi daerah 1.Manajemen penyakit menular 1.Bekerja bersama komunitas
pembedahan 2.Perawatan luka insisi untuk menurunkan dan
3.Pengendalian infeksi menatalaksana insiden dan
4.Perlindungan infeksi prevalensi penyakit menular
5.Perawatan luka pada populasi khusus
2.Membersihkan, memantau,
dan memfasilitasi proses
penyembuhan luka yang
ditutup jahitan, klip, atau
steples
3.Meminimalkan penyebaran
dan penularan agens infeksius
4.Mencegah dan mendeteksi
dini infeksi infeksi pada pasien
yang beresiko
5.Mencegah terjadinya
komplikasi pada luka dan
memfasilitasi proses
penyembuhan luka
Diagnosa Intervensi Rasional
Kurangnya 1 Kaji tingkat 1 untuk mengetahui
pengetahuan pengetahuan kognitif anak
keluarga tentang kondisi 2 meningkatkan
berhubungan yang di alami kemampuan untuk
dengan kebutuhan pasien memproses dan
perawatan 2.ajarkan pada memahami
colostomy orang tua untuk informasi
irigasi rektal dan 3 memasilitasi
perawatan lokasi pasien dan
colostomy layanan kesehatan
3.ajarkan perawatan yang sesuai
colostomy segera
setelah pembedahan

Anda mungkin juga menyukai