Ekonomi normatif (normative economics) – apa yang seharusnya terjadi / seharusnya dilakukan Harus – didasarkan nilai (value) / norma (normi) eksplisit dan implisit Ilmu ekonomi konvensional melakukan pemisahan secara tegas antara aspek positif dan normatif, implikasi nya : independen, tidak ada kausalitas. Ilmu eko konven cenderung berbicara dataran positif (positive economics) dengan alasan menjaga objektivitas ilmu pengetahuan. Teori, model kebijakan dan masyarakat ekonomi yang dikembangkan 2 abad terakhir berada dalam lingkup tradisi materialisme Tradisi pemikiran neo klasik, mazhab pemikiran mainstream saat ini menempatkan filsafat individualisme, merkantilisme, utilitarianisme sebagai dasar dalam penyusunan teori dan model ekonominya. Pendikotomian positif dan normatif ditolak, sebab islam meyakini bahwa perilaku-perilaku sosial manusia tidak terjadi dengan sendirinya. Perilaku manusia bukanlah sesuatu yang bebas nilai. Manusia memiliki kecendrungan, kehendak, dan perilaku yg dipengaruhi oleh nilai (value) atau etika yg diyakini.
Ekonomi islam pendekatan integratif. Nilai yg
tercermin dalam etika pada posisi yang tinggi, etika dan realita secara absolut. Ekonomi Islam hanya akan dihasilkan melalui integrasi norma dan ilmu pengetahuan Bagaimana dan apakah syarat suatu perilaku atau perekonomian dikatakan benar menurut Islam.??? 1. Konsep rasionalitas Islam 2. Etika dan rasionalitas Ekonomi Islam 3. Syariah, Fiqh dan Ekonomi Islam 4. Kerangka Metodologis Ekonomi Islam Analisis ekonomi didasarkan asumsi mengenai perilaku para pelaku ekonominya. Keputusan berfikir, bertindak, dan bersikap secara rasional Terminologi rasionalitas-aksioma: acuan dalam pengujian rasionalitas suatu argumen/perilaku Aksioma ; nilai-nilai suatu budaya universal. Weber : rasionalitas konsepsi kultural bersifat unik Rasionalitas Islam dibangun atas dasar aksioma- aksioma yg diderivasikan dari agama Islam 1. Setiap pelaku ekonomi bertujuan mendapatkan maslahah a. Mashlahah yang lebih besar lebih disukai daripada yang lebih sedikit (monotonicity mashlahah) b. Mashlahah diupayakan terus meningkat sepanjang waktu (Quasi concavity) 2. Setiap pelaku ekonomi selalu berusaha untuk tidak melakukan kemubaziran (non-wasting) 3. Setiap pelaku ekonomi selalu berusaha meminimumkan risiko (risk aversion) a. Risiko yang bernilai (worhed risk) b. Risiko yang tak bernilai (unworhed risk) 4. Setiap pelaku ekonomi dihadapkan pada situasi ketidakpastian 5. Setiap pelaku berusaha melengkapi informasi dalam uoaya meminimumkan risiko Adanya kehidupan setelah mati Kehidupan akhirat merupakan akhir pembalasan atas kehidupan dunia Sumber informasi yang sempurna hanyalah Al-Qur’an dan Sunnah Aspek moral dan etika dalam eko konvensional dianggao sebagai batas ilmu ekonomi- perilaku etis: perilaku tidak rasional. Moral didefinisikan sbg standar perilaku dimasyarakat benar atau tidak (salah). Filosofi atas suatu standar moral dimasyarakat berbeda-beda – Etika Sesuatu yang rasional menurut Konvensional tidak rasional dalam eko Islam : Minuman Khamar
Standar moral dibangun berlandaskan ajaran Islam,
bukan semata-mata kesepakatan sosial. Informasi ; Fakta Empiris (ayat kauniyah), Pemberitahuan langsung dari Allah (ayat qauliyah). Syariat Islam berfungsi sebagai sumber informasi : Qur’an Sunnah Fungsi syariah : 1. ketidakmampuan manusia memahami fenomena sosial secara sempurna. Informasi dari Allah-lah yang sempurna. 2. Memberikan kontrol terhadap perilaku manusia dari kerugian / menjauh dari fallah. Syariah dikenal dengan Fiqh : kaidah menjadi ukuran, tolak ukur, patokan, pedoman unt menilai tingkah laku perbuatan manusia. Tindakan benar-salah 3. Sumber Hukum Fiqh a. Qur’an Sunnah, Ijma dan Qiyas b. Istihsan, mashlahah mursalah, Istishab dan Urf Didalam memahami syariah dan menetapkannya dalam bentuk fiqh diperlukan proses pemikiran dan reinterpretasi terhadap sumber-sumber hukum Islam : Ijtihad. Prinsip umum hukum Islam 200 kaidah pokok (al-qawaid al-fiqhiyah). Fiqh Islam sbb o Pada dasarnya setiap bentuk muamalah adalah dibolehkan kecuali jika terdapat larangan dalam qur’an dan sunnah o Hanya Allah-lah yang berhak mengharamkan & menghalalkan sesuatu hal. Manusia hanya memiliki hak untuk ber-ijtihad o Sesuatu yang menyebabkan kepada yg haram adalah haram o Tujuan atau niat baik tidak dapat membuat yg haram menjadi halal o Halal dan haram adlh berlaku bagi siapapun yg muslim, berakal da merdeka o Keharusan dalam menentukan skala prioritas dalam pengambilan keputusan. Menghindari kerusakan, Kepentingan sosial dan luas di Utamakan, Manfaat lebih kecil dikorbankan, Bahaya kecil di korbankan Kebenaran dan Kebaikan – Mutlak berasal dari Allah baik ayat qauliyah dan kauniyah. Kerangka Metodologis Ekonomi Islam Ushul Fiqh & Quran Sunnah Qawaid
Akidah Syariah Akhlaq
Fiqh Muamalah Sejarah Islam -Nilai Ekonomi Islam - Prinsip Ekonomi Islam