Anda di halaman 1dari 10

1.

Proses Membuka dan Menutupnya Stomata: Kandungan


Fotoasimilat, Konsentrasi K+, serta Konsentrasi Malat dan
enzim PEP karboksilase dalam sel penjaga
• Saat stomata menutup, sel
penjaga tidak dapat menyerap air,
yang ditandai dengan memipihnya
kedua sel penjaga sehingga tidak
terbuka celah stomata. Hal ini
disebabkan oleh banyaknya
kandungan pati (tidak mudah larut
dalam air) dalam sel penjaga. Dan
air banyak diserap oleh sel
tetangga.
• Bertambahnya pH dalam sel
penjaga menyebabkan ion H+ dari
dalam sel harus dipompa keluar
sel dengan bantuan ATP (transport
aktif, difusi terfasilitasi).
• Keluarnya ion H+ menyebabkan
terjadinya hiperpolarisasi sehingga
ion K+ memasuki sel penjaga
bersama dengan ion Cl-, yang
mana keduanya memiliki afinitas
yang besar (40% ion K+ bersama 1
ion Cl-). Masukknya kedua ion ini
dapat terjadi secara pasif maupun
secara aktif, bergantung pada
perbedaan gradien elektrokimia.
• Disaat yang bersamaan, terjadi
hidrolisis pati secara terus
menerus di dalam sel penjaga
dengan bantuan enzim PEP
karboksilase dan reaksi dengan
CO2 sehingga menghasilkan 2 ion
H+ dan malat2-
• Banyaknya ion H+ menyebabkan
semakin banyaknya ion K+ dan Cl-
yang memasuki sel penjaga.
• Ion K+ dan Cl- bersama malat2-
bersama-sama masuk dan
terakumulasi di dalam vakuola
sel penjaga sehingga
menyebabkan kondisi sel
penjaga hipertonis
• Kondisi hipertonis dan
berkurangnya kandungan pati
dalam sel penjaga
menyebabkan air dari sel
tetangga mudah terserap ke
dalam sel penjaga.
• Kedua sel penjaga
menggembung dan dan
akhirnya membuka celah
stomata
3. Regulasi Tidak Langsung Cahaya pada Aktivitas Enzim Rubisco

• pH stroma= 8.0 sedangkan pH lumen tilakoid= 3.0


• Cahaya mengendung foton (energi) yang dapat
menginisiasi transfer elektron yaitu pergerakan proton
(ion H+) dari stroma melewati membrane tilakoid
menuju lumen, hingga terjadi perubahan pH dalam
lumen dari pH=3.0 menjadi pH=5.0.
• Perubahan kondisi pH dalam lumen dari asam menjadi
agak basa, menyebabkan ion Mg2+ keluar dari lumen
melewati membrane tilakoid menuju stroma.
• Disaat yang bersamaan, ikatan Rubisko=NH3 (inaktif) melepaskan 2 ion H+ sehingga menjadi
Rubisco=NH (inaktif) yang mudah mengikat CO2 dan menjadi Rubisco=NH=COO- (inaktif) dalam
stroma.
• Pada pH=8.0 di stroma, Rubisco=NH=COO- (inaktif) berikatan dengan ion Mg2+ yang baru keluar dari
lumen melewati membrane tilakoid sehingga menjadi Rubisco=NH=COO-=Mg2+ (aktif)
5. Proses Fotorespirasi: (a) Organel yang Terlibat; dan (b) Pada
Tanaman C4 hampir Tidak Terdeteksi Proses ini
Organel yang Terlibat dalam Proses Fotorespirasi
• Mekanisme alternatif fiksasi karbon pada saat udara menjadi panas (tumbuhan darat menjadi
kekurangan air, menutup stomata untuk menghemat air, dan menyebabkan masalah pada
fotosintesis, kadar CO2 dikonsumsi dalam siklus Calvin) adalah fotorespirasi
• Fotorespirasi adalah proses ketika Rubisco menambahkan O2 pada RuBP, RuBP terpecah menjadi
3 karbon (Glycerate-3-phosphate) dan 2 karbon (Glycolate-2-phosphate)
• Glycolate-2-phosphate dikeluarkan dari kloroplas dan didegradasi menjadi CO2 mitokondria
dan peroksisom.
• Tidak seperti pada respirasi normal, proses ini tidak menghasilkan ATP ataupun molekul-
molekul organik.
• Fotorespirasi menurunkan hasil fotosintetis dengan mengalihkan material organik dari siklus
Calvin.
Proses Fotorespirasi:
(1) Fiksasi Karbon
• Tiap molekul CO2 terikat pada gula 5 karbon
(ribulose bisphosphate/RuBP), yang
dikatalisis oleh RuBP carboxylase/ rubisco.
• Intermediet berkarbon 6 terpecah ke
menjadi 2 molekul 3-phosphoglycerate tiap
CO2.
(2) Reduksi
• Tiap 3-phosphoglycerate menerima fosfat
dari ATP untuk membentuk 1,3
bisphosphoglycerate.
• Sepasang electron dari NADPH mereduksi
tiap 1,3 bisphosphoglycerate menjadi G3P.
• Elektron-electron mereduksi sebuah gugus
karboksil menjadi sebuah gugus karbonil.
• Bila tujuannya menghasilkan 1 G3P bersih,
maka membutuhkan 3 CO2 (3C) dan 3 RuBP
(15C).
• Setelah fiksasi dan reduksi, diperoleh 6 molekul
G3P (18C).
• Satu molekul dari 6 G3P (3C) adalah hasil bersih
karbohidrat, yang dapat keluar dari siklus untuk
digunakan oleh sel tumbuhan. Sedangkan 5
molekul lainnya (15C) harus tetap dalam siklus
untuk meregenerasi 3 RuBP.
(3) Regenerasi
• Regenerasi aseptor CO2 (RuBP), 5 molekul G3P
dibentuk ulang menjadi 3 molekul RuBP.
• Untuk melakukan pembentukan ulang ini, siklus
harus membutuhkan 3 molekul ATP lagi (1 ATP
per RuBP) untuk melengkapi siklus dan persiapan
berikutnya.

Tumbuhan yang melakukan pathway ini di sel


mesofil adalah tumbuhan C3 karena dalam tahap
fiksasi karbon, menghasilkan molekul dengan atom
karbon 3.
Fotorespirasi pada Tanaman
C4
• Beberapa spesies
mengembangkan medel
alternatif fiksasi karbon
untuk meminimalisir
fotorespirasi seperti tebu dan
jagung, yang disebut sebagai
pathway C4 (the Hatch-Slack
pathway).
• Tanaman C4 plants memiliki
2 tipe sel fotosintesis pada
daunnya: (1) sel mesofil; dan
(2) sel bundle sheath.
• Menghindari proses
fotorespirasi yang sebagain
besar terjadi di mesofil,
tanaman C4 menangkap CO2
dalam sel mesofil yang
terspesialisasi.
• CO2 akan berikatan dengan oksaloasetat
(molekul dengan 4 atom karbon).
• Enzim phosphoenolpyruvate carboxylase
menambahkan CO2 pada
phosphoenolpyruvate (PEP) untuk
membentuk oksaloasetat.
• Oksaloasetat kemudian direduksi menjadi
malate yang akan berdifusi ke dalam sel
bundle sheath.
• Sesampainya malate dalam sel bundle sheath,
kemudian mengalami dekarboksilasi menjadi
pyruvat dalam reaksi yang mereduksi NADP+
menjadi NADPH, dan menghasilkan molekul
CO2.
• Molekul CO2 akan dipompa ke dalam siklus
calvin cycle dan menghasilkan karbohidrat.
• Piruvat berdifusi kembali menuju sel mesofil
untuk kemudian dirubah menjadi PEP.

Anda mungkin juga menyukai