(BPH)
Oleh:
Oni Juniar Windrasmara, S.Ked
J 500090003
Pembimbing :
dr. Bambang Suhartanto, Sp. B
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH
RSUD Dr. HARJONO PONOROGO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembesaran prostat jinak atau Benign Prostate Hyperplasia.
Terdapat hiperplasia sel-sel stroma dan sel-sel epitel kelenjar
prostat.
Berhubungan dengan proses penuaan yang mengakibatkan
penurunan kadar hormon pria.
Benign Prostate
Hyperplasia atau BPH Terdapat hiperplasia sel-
adalah pembesaran sel stroma dan sel-sel
prostat jinak yang epitel kelenjar prostat yang
menghambat aliran urin biasanya timbul di
dari kandung kemih. periuretra dan zona
Pembesaran ukuran transisi dari kelenjar
prostat ini akibat adanya menekan kelenjar normal
hiperplasia stroma dan yang tersisa
sel epitelial mulai dari
zona periuretra
EPIDEMIOLOGI
Responsif thdp
Penyempitan kerja DHT
Lumen Uretra BPH (mediator
Posterior pertumbuhan
prostat)
Uroflometri
Pemeriksaan Residual
Urine
Pencitraan Traktus
Urinarius
Uretrosistoskopi
Pemeriksaan
Urodinamika
PENATALAKSANAAN
Watchful • Pasien tidak mendapatkan terapi apapun tetapi
perkembangan penyakitnya keadaannya tetap diawasi oleh
waiting dokter
TURP (Trans
Prostatektomi Uretra
terbuka Resection
Prostat)
TUIP (Trans
Laser
Uretra Insisi
Prostatektomi
Prostat)
• merupakan cara yang paling tua, paling invasif, dan
paling efisien di antara tindakan pada BPH yang lain
Prostatektomi dan memberikan perbaikan gejala BPH 98%
terbuka • pendekatan transvesikal yang mula-mula diperkenalkan
oleh Hryntschack dan pendekatan retropubik yang
dipopulerkan oleh Millin
TURP (Trans • 90% dari semua tindakan pembedahan prostat pada pasien BPH
• TURP lebih sedikit menimbulkan trauma dibandingkan prosedur
Uretra Resection bedah terbuka dan memerlukan masa pemulihan yang lebih
Prostat) singkat