Anda di halaman 1dari 30

Asuhan Keperawatan Anemia

Defisiensi Zat Besi


oleh:
1.Aferi adi S
2.Agus Saparuddin
3.Desi Setya Ningrum
4.Iva Susanti
5.Via arantika
Definisi
• Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat
kekurangan jumlah hemoglobin untuk
mengangkut oksigen ke jaringan.
(Brunner & Suddarth, 2001)
• Anemia defisiensi besi adalah anemia yang
disebabkan oleh kurangnya mineral Fe sebagai
bahan yang diperlukan untuk pematangan
eritrosit.
Etiologi
 Kehilangan besi akibat perdarahan menahun yang dapat
berasal dari :
1.Saluran cerna (Akibat dari tukak peptik kanker lambung,
kanker kolon, hemoroid, dan infeksi cacing tambang).
2.Saluran genetalia wanita (menoragi atau metroragi)
3.Saluran kemih (hematuria)
4.Saluran nafas (hemoptoe)
 Faktor nutrisi akibat kurangnya jumlah besi total dalam
makanan atau kualitas besi yang tidak baik (makanan
banyak mengandung serat, rendah vitamin C, dan rendah
daging).
 Kebutuhan besi meningkat seperti pada prematuritas
anak dalam masa pertumbuhan dan kehamilan.
 Gangguan absorpsi besi gastrekotomi, kolitis kronis.
Tanda dan gejala
1.Merasa cepat atau mudah lelah
2.Merasa kurang memiliki energi
3.Merasa pusing dan sakit kepala
4.Muka terlihat lebih pucat
5.Merasa sesak napas
6.Merasa sakit pada dada
7.Merasa Jantung berdetak cepat
8.Kaki dan tangan teraba dingin
9.Merasa kesemutan pada kaki dan tangan.
Manifestasi klinis
1. Pucat oleh karena kekurangan volume darah dan Hb,
vasokontriksi.
2. Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan
aliran darah) Angina (sakit dada).
3. Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas
(pengiriman O2 berkurang).
4. Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung)
menggambarkan berkurangnya oksigenasi pada SS.
5. Anemia berat gangguan GI dan CHF (anoreksia,
nausea, konstipasi atau diare)
Lanjutan…
 Gejala khas yang dijumpai pada defisiensi besi dan
tidak dijumpai pada anemia jenis lain adalah sebagai
berikut :
1. Koilorikia (Kuku sendok (Spoon nail) kuku menjadi rapuh,
bergaris-garis vertical, dan menjadi cekung seperti
sendok).
2. Atrofi papilla lidah Permukaan lidah menjadi licin dan
mengilap karena papil lidah menghilang.
3. Stomatitis angularis(adanya peradangan pada sudut
mulut, sehingga tampak sebagai bercak berwarna pucat
keputihan).
4. Disfagia nyeri menelan karena kerusakan epitel
hipofaring.
5. Atrofi mukosa gaster sehingga menimbulkan aklorida.
Patofisiologi
Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan laboratorium meliputi;
1. Pemeriksaan serum besi
2. Pemeriksaan serum ferritin
3. Serum transferin-receptor
4. Kadar hemoglobin dan indeks eritrosit
5. Kadar hemoglobin dan indeks eritrosit
Penatalaksanaan
1.Medikamentosa adalah pemberian preparat
besi.Dengan cara:
Pemberian preparat besi peroral
Pemberian preparat besi parenteral
Transfusi darah
2.Bedah
3.Suportif
4.Pencegahan
Terapi farmakologi

1. Sediaan besi oral


2. Besi (iii) hidroksida dalam sukrosa
3. Besi dekstran (kompleks besi hidroksida dan dekstran
yang mengandung 50 mg/ml besi)
4. Besi + asam folat
5. Fero fumarat
6. Fero glukonat
Komplikasi
Perkembangan otot buruk ( jangka panjang )
Daya konsentrasi menurun
Kemampuan mengolah informasi yang
didengar menurun
1.Pengkajian
a.Identitas
b.Riwayat Kesehatan
c.Keluhan Utama
d.Pemeriksaan Fisik (head to toe)
Lanjutan…
2.Diagnosa Keperawatan
a.Gangguan rasa nyaman nyeri
b.Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
c.Intoleransi aktifitas
Lanjutan…
3.Intervensi
a.Diagnosa
1: Nyeri akut
b.Diagnosa
2 : Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan
c.Diagnosa
3 : Intoleransi aktifitas
Aplikasi kasus semu
• Kasus :
Ny.K 35 tahun datang ke RS Raden, dengan keluhan
klien mengatakan dadanya nyeri, sakit kepala dan sesak
nafas, lemas, cepat lelah saat beraktivitas. Pasien
mengatakan nafsu makan berkurang dan berat badannya
sebelum sakit 50 Kg, klien mengatakan mual,
lemas/lemah, sesak napas, dan klien tampak pucat,
mukosa bibir dan tangan tampak pucat, konjungtiva
tampak pucat, pada sudut tampak bercak berwarna pucat
keputihan, kuku pasien tampak melengkung seperti
sendok.
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik, diperoleh data
TD : 110/70 mmHg, Suhu : 350 C, HR : 89x/i, RR : 25x/i, (Hb
didapat ; Hb 9 g/dl, kadar zat besi 3mg),TB 158 cm, BB : 45
Kg.
Lanjutan…
1.Pengkajian
Identitas pasien
Nama : Ny.K
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang
Pendidikan : SMA
Status perkawinan : Menikah
Suku : Banten
Alamat : Jln. Jend. Sudirman, 25
Lanjutan…
• Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan dadanya nyeri, sakit kepala dan
sesak nafas, lemas, cepat lelah saat beraktivitas.
• Riwayat kesehatan masa lalu
Pasien belum pernah sakit sebelumnya.
Pemeriksaan fisik
1.Keadaan umum : sedang, tampak sesak nafas
Tingkat kesadaran : Kompos mentis
Vital sign : TD : 100/70 mmHg SB : 35º C N : 88 x/m
RR : 25 x/m Hb : 9 g/dl Kadar zat besi : 3mg
2. Pemeriksaan sistemik
A. Kepala :
Bentuk kepala : mesochepal,simetris
Rambut : hitam, sebagian putih,mudah di cabut
Nyeri tekan tidak ada
B. Mata
Palpebra:tidak ada oedem
Konjung tiva anemis
Sklera
Lanjutan..
C.Hidung
simetris, tidak nampak deformitas,tidak ada sekret atau darah,napas cuping
hidung tidak ada
D.Mulut
bibir kering,sianosis,lidah bersih faring tidak hiperemi
E.Telinga:
tidak ada deformitas,otore maupun yeri tekan
F.Leher
Trakea : trakea tidak ada definasi trakea
• Kel.teroid: tidak membesar
• Kelenjar limfe: tidak membesar
G.Dada
Paru paru
• Inspeksi: simetris,tidak terdapat retraksi,tidak tanpak jejas.
• Palpasi:terdapat ketinggalan gerak,vokal fremitus kiri lebih teraba dari pada
yang kanan.
• Auskultasi: SD vesikuler menurun pada pulmo pasien ,ronkhi kasar
Lanjutan..
H.Jantung
• Inspeksi:ictus cordis terlihat
• Palpasi : ictus cordis teraba di SIC V Linea axillaris anterior sinistra
,kuat angkat
• Perkusi : batas jantung kanan atas : SIC III LPS diagnosa
• Batas jantung kiri atas : SIC III LMC sinistra
• Batas jantung kanan bawah : SIC IV LPS diagnosa
• Batas jantung kiri bawah : SIC IV LMC sinistra
I.Abdomen
• Inspeksi: dinding perut sama dengan dinding dada
• Auskultasi : persitaltic usus normal
• Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan
• Perkusi : timpani
J.Ekstremitas
• Superior : tidak ada oedema. Akral hangat, pucat , sianosis
• Inferior : tidak terdapat oedema. Akral hangat , pucat , sianosis
Rencana Keperawatan
No Data Etiologi Diagnosa
1 DS : Penurunan O2 ke jaringan. Gangguan rasa nyaman nyeri
Klien Mengatakan nyeri Supali oksigen ke dalam otak berkurang
Do : Sakit kepala(pusing)
Klien Tampak meringis Ganggan rasa nyaman nyeri
TD : 110/70mmHg
HR : 89x/i
RR : 25x/i
2 DS : Nafsu makan menurun, mual Gangguan nutrisi kurang dari
Klien mengatakan nafsu makan berkurang, mual Merangsang output dari dalam tubuh:muntah kebutuhan tubuh.
Klien mengatakan sebelum sakit BB nya 50 Kg Tubuh kekurangan nutrisi
DO : Intake tidak terpenuhi
Klien tampak pucat Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
klien tampak lemas
BB 45 Kg

3 DS : Ketidakseimbangan antara suplai oksigen Intoleransi aktifitas


Klien Mengatakan sesak nafas dan lemas, cepat lelah (pengiriman) dan kebutuhan.
pada Saat beraktifitas. Keterbatasan dalam melakukan aktivitas
DO : Intoleransi aktivitas
Klien Tampak Pucat
Klien tampak lemah
Diagnosa Keperawatan NOC NIC

Nyeri Akut Kontrol Nyeri Pemberian Analgesik


Dipertahankan pada : 4 Aktivitas-aktivitas :
Ditingkatkan ke : 3 1. Tentukan lokasi, karakteristik,
Indikator: kualitas dan keparahan nyeri
1.mengenali kapan nyeri terjadi. sebelum mengobati pasien.
2.mengambarkan factor penyebab. 2. Cek perintah pengobatan
3.mengunakan jurnal harian untuk meliputi obat, dosis, dan
memonitor gejala dari waktu frekuensi obat analgesic yang
kewaktu. diresepkan.
4.mengunakan tindakan pencegahan. 3. Cek adanya riwayat alergi obat.
5.menggunakan tindakan 4. Evaluasi kemampuan pasien
pengurangan nyeri tampa analgesic. untuk berperan serta dalam
6.menggunakan analgesic yang pemilihan analgesic, rute dan
direkomendasikan. dosis dan keterlibatan pasien,
7.melaporkan perubahan gejala nyeri sesuai kebutuhan.
pada professional kesehatan. 5. Pilih analgesic atau kombinasi
analgesic yang sesuai ketika
lebih dari satu diberikan.
Diagnosa Keperawatan NOC NIC

8.melaporkan gejala yang tidak 6. Tentukan analgesic


terkontrol pada profesional sebelumnya, rute
kesehatan. pemberian, dan dosis
9.menggunakan sumberdaya untuk mencapai hasil
yang tersedia. pengurangan nyeri yang
10.mengenali apa yang terkait optimal.
dengan gejala nyeri. 7. Berikan kebutuhan
11.melaporkan nyeri yang kenyamanan dan aktivitas
terkontrol. lain yang dapat membantu
relaksasi untuk
memfasilitasi penurunan
nyeri.
8. Berikan analgesik sesuai
waktu paruhnya, terutama
pada nyeri yang berat.
Diagnosa Keperawatan NOC NIC

9. Susun harapan yang positif


mengenai keefektifan analgesik
untuk mengoptimalkan respon
pasien.
10. Perbaiki kesalahan
pengertian/mitos yang dimiliki
pasien dan anggota keluarga
yang mungkin keliru tentang
analgesik.
11. Dokumentasikan respon terhadap
analgesik dan adanya efek
samping.
12. Lakukan tindakan – tindakan
untuk menurunkan efek
samping analgesik (misalnys,
kontipasi dan iritasi lambung).
(NIC HAL. 247)
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
Nutrisi: Ketidakseimbangan, Kurang Status nutrisi: Asupan Nutrisi Manajemen Nutrisi:
dari Kebutuhan Tubuh Dipertahankan pada skala ke 3 Aktivitas – Aktifitas :
Ditingkatkan ke 4 1. Tentukan status gizi pasien
Indikator: dan kemampuan pasien
1.asupan kalori. untuk memenuhi kebutuhan
2.asupan protein. gizi.
3.asupan lemak. 2. Tentukan apa yang menjadi
4.asupan karbohidrat preferensi makana bagi
5.asupan serat pasien.
6.asupan vitamin 3. Intruksikan pasien
7.asupan mineral mengenai kebutuhan nutrisi
8.asupan zat besi (yaitu: membahas pedoman
9.asupan kalsium diet dan piramida
10.asupan nutrisi makanan).
4. Berikan pilihan makanan
sambil menawarkan
bimbingan terhadap pilihan
makana yang lebih sehat,
jika di perlukan.
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
5. Atur diet yang di perlukan
(yaitu: menyediakan
makanan protein tinggi,
menyarankan
menggunakan bumbu dan
rempah – rempah sebagai
alternatife untuk garam,
menyediakan pengganti
gula, menambah atau
mengurangi kalori,
menambah atau
mengurangi vitamin,
mineral atau suplemen)
6. Ciptakan lingkungan yang
optimal pada saat
mengkonsumsi makanan
(misalnya, bersih,
berventilasi, santai, dan
bebas dari bau yang
Diagnosa Keperawatan NOC NIC

7. Anjurkan pasien untuk duduk


pada posisi tegak di kursi, jika
memungkinkan.
8. Pastikan makanan di sajikan
dengan cara yang menarik dan
pada suhu yang lebih cocok
untuk mengkonsumsi secara
optimal.
9. Bantu pasien membuka
kemasan makanan, memotong
makanan, dan makan, jika di
perlukan.
10. Tawarkan makanan ringan yang
padat gizi.
(NIC HAL. 197)
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
Intoleransi aktifitas 1. Toleransi Terahadap Aktivitas Terapi Aktivitas :
2. Indikator : 1. Pertimbangkan kemampuan
3. 1. Saturasi oksigen saat klien dalam berpartisipasi dalam
beraktivitas melakukan aktivitas spesifik.
4. Dipertahankan pada skala : 3 2. Pertimbangkan komitmen klien
dan di tingkatkan pada : 4 untuk meningkatkan frekuensi
5. 2. Frekuensi pernapasan saat dan jarak aktivitas.
beraktivitas 3. Bantu klien untuk
6. Dipertahankan pada skala : 3 mengeksplorasi tujuan personal
dan ditingkatkan pada : 4 dari aktivitas-aktivitas yang
7. 3. Kemampuan untuk berbicara dilakukan dan yang disukai.
saat beraktivitas fisik 4. Bantu klien untuk aktivitas dan
8. Dipertahankan pada skala : 4 pencapaian tujuan melalui
dan ditingkatkan pada : 5 aktivitas yang konsisten dengan
9. (NOC HAL. 582) kemampuan fisik fisiologis dan
social.
5. Bantu klien untuk tetap berfokus
pada kekuatan dibandingkan
dengan kelemahan yang
dimilikinya.
Diagnosa Keperawatan NOC NIC

6. Bantu klien untuk


mengidentifikasi dan
memperoleh sumber
yang diperlukan untuk
aktivitas yang diinginkan.
7. Dorong aktivitas yang
tepat.
8. Bantu klien untuk
mengidentifikasi aktivitas
yang diingkan.
9. Bantu klien untuk
mengidentifikasi aktifitas
yang bermakna.
Diagnosa Keperawatan NOC NIC

10. Bantu klien dan keluarga


untuk mengidentifikasi
kelemahan dalam level
aktivitas tertentu.
11. Identifikasi strategi untuk
meningkatkan partisipasi
terkait dengan aktivitas
yang diinginkan.
12. Bantu klien dan keluarga
untuk beradaptasi dengan
lingkungan pada saat
mengakomodasikan
aktivitas yang di inginkan.
13. Dorong keterlibatan dalam
aktivitas kelompok maupun
(NIC HAL. 431)

Anda mungkin juga menyukai