Oleh
DARWIS PANGURISENG
Lektor Kepala
Jurusan Teknik Sipil
Unismuh Makassar
Geoteknik ; Cabang ilmu teknik sipil Longsor ; Suatu proses perpindahan massa
yang menerapkan ilmu geologi tanah/batuan dengan arah miring dari
terkait pada tahap perencanaan, kedudukan semula, sehingga terpisah dari
pelaksanaan, operasi & maintenance massa yang mantap, karena pengaruh
dalam pekerjaan konstruksi. gravitasi, dengan jenis gerakan berbentuk
(Darwis-1992, Geoteknik Lanjutan) rotasi dan translasi.
(Permen PU No.22/PTR/M/2007, psl-1 butir-2)
Filosofi Geoteknik
2
ILMU, harus punya .........
Obyek..? being, existance (ontos) Obyek kajian Geoteknik (Ontologi) ;
Metode..? how method (episteme) - Daya dukung tanah/batuan & parameter2nya
Manfaat..? value (axios)
- Pemanfaatan geology material utk konstruksi
- Respons tanah/batuan thdp stability disruption
Geoteknik..
- Underground construc. eng. (main/support), dll
Ilmu or Kanal
Geoteknik ; ada, esensial, eksistensial
Ilmu ..?
Metode ilmiah Geoteknik (Epistemologi) ;
- Rasional method; pengemb. ide (Mohr, Coulomb,
Terzaghi, dll)
- Empirical method; pengalaman (KDD by
SPT/DCP, Settlement by SPT/DCP, dll)
- Intuitional method; kepekaan (Cakar Ayam, Soil
Reinforcement, dll)
Geoteknik punya cara/metode membangun teori
4
KARENA Landasan
Aksiologi Geoteknik ;
Economic value; Social
value; dan Environment
value
MAKA Rekayasa
Geoteknik
Tidak bisa lepas dari
Paradigma MITIGASI
5
TAHAPAN KEGIATAN MITIGASI BENCANA LONGSOR :
1. Kegiatan sebelum bencana longsor terjadi (pre-disaster pencegahan)
2. Kegiatan saat bencana longsor terjadi (perlindungan dan evakuasi)
3. Kegiatan tepat setelah bencana longsor berhenti (pencarian dan
penyelamatan)
4. kegiatan pasca bencana tanah longsor (pemulihan/penyembuhan,
perbaikan/rehabilitasi, dan pengembalian fungsi/restorasi)
6
Gejala Umum Tanah Longsor :
Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing.
Miringnya pepohonan dan/atau tiang listrik yang ada pada tebing.
Munculnya mata air baru secara tiba-tiba.
Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.
DEFINISI SAINS :
Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa
batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak
ke bawah atau keluar lereng.
DEFINISI YURIDIS :
Longsor adalah suatu proses perpindahan massa tanah/batuan dengan arah
miring dari kedudukan semula, sehingga terpisah dari massa yang mantap,
karena pengaruh gravitasi, dengan jenis gerakan berbentuk rotasi dan
translasi (Pasal 1(2) Permen PU No.22/PRT/M/2007 ttg Pedoman Penataan
Ruang Kawasan Rawan Bencana Longsor)
7
JENIS LONGSORAN TANAH/BATUAN
9
PELIBATAN MASYARAKAT DALAM TATA LAKSANA PENATAAN RUANG :
(Lamp. V dalam Permen PU No.22/PRT/M/2007):
3. Kewajiban Masyarakat ;
1) Menjaga, memelihara dan meningkatkan kualitas ruang lebih ditekankan pada
keikut-sertaan masyarakat untuk lebih mematuhi dan mentaati segala ketentuan
normatif yang ditetapkan dalam pemanfaatan ruang dan pengendalian
pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana longsor, dan mendorong terwujudnya
kualitas ruang yang lebih baik
2) Tertib dalam keikutsertaannya pada proses pengendalian pemanfaatan ruang
kawasan rawan bencana longsor
4. Peran Masyarakat (partisipasi dalam penyusunan, pemanfaatan & pengendalian ruang):
1) Bantuan pemikiran atau pertimbangan (masukan, tanggapan dan koreksi)
berkenaan dengan wujud struktur dan pola ruang di kawasan rawan bencana
longsor.
2) Membantu penyelenggaraan kegiatan pembangunan berdasarkan arahan
pemanfaatan ruang yang telah ditetapkan.
3) Memberi masukan untuk penetapan lokasi pemanfaatan ruang kawasan rawan
bencana longsor.
4) Giat menjaga, memelihara, dan meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan.
5) Ikut memantau pemanfaatan ruang serta melaporkan penyimpangan pemanfaatan
ruang kawasan rawan bencana longsor.
6) Aktif berpartisipasi dalam pengendalian kawasan rawan bencana longsor.
7) Ikut memperkuat konsolidasi pemanfaatan kawasan rawan bencana longsor untuk
tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas.
8) Perubahan atau konversi pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana longsor
sesuai dengan rencana tata ruang wilayah kota/kabupaten.
11
REKAYASA TEKNIK PENANGGULANGAN/PENCEGAHAN LONGSOR
(Lamp. VI dalam Permen PU No.22/PRT/M/2007):
1. REKAYASA TEKNIK
1) Penyelidikan geologi teknik,
2) Analisis kestabilan lereng, dan
3) Analisis daya dukung tanah.
2. UPAYA MITIGASI BENCANA LONGSOR
1) Sebelum Terjadinya Longsor
a) Pemetaan; menyajikan informasi visual tentang tingkat kerawanan bencana alam
geologi di suatu wilayah (masukan kepada masyarakat & pemerintah setempat, dan
data base untuk melakukan pembangunan agar terhindar dari bencana longsor).
b) Penyelidikan; mempelajari penyebab dan dampak bencana longsor, sehingga dapat
digunakan dalam perencanaan penanggulangan longsor, serta rencana
pengembangan wilayah.
c) Pemeriksaan; melakukan penyelidikan pada saat dan setelah terjadi longsor, sehingga
dapat diketahui penyebab dan cara penanggulangannya.
d) Pemantauan; dilakukan di daerah rawan longsor, agar diketahui secara dini tingkat
bahaya longsor oleh masyarakat dan pemerintah setempat.
e) Sosialisasi; memberikan pemahaman kepada Pemerintah Provinsi / Kabupaten / Kota
atau Masyarakat umum, tentang bencana alam tanah longsor dan akibat yang
ditimbulkannnya.
12
REKAYASA TEKNIK PENANGGULANGAN/PENCEGAHAN LONGSOR
(Lamp. VI dalam Permen PU No.22/PRT/M/2007):
17
2. Alat Telemetri Pergeseran Tanah, Sistem LVDT (Linier Variable Differential
Transformer) ; digital system berbasis micro controller, dengan dilengkapi
potensiometer yang terpasang pada setiap rentang lintasan area deteksi guna
mengetahui titik mana yang mengalami pergeseran.
3. Slope Monitoring System (SMS), antara lain (mining area) :
1) Crack Meter
2) Wireline Extensometer
18
BEBERAPA METODE PERENCANAAN PENAHAN LONGSOR
1. Metode Keseimbangan Gaya :
1) Ordinary Method of Slices (OMS) Method
2) Simplified Bishop Method
3) Simplified Janbu Method
4) Corps of Engineer Method
5) Lowe & Karafath Method
6) Generalized Janbu Method
2. Metode Keseimbangan Gaya & Momen :
1) Bishop’s Rigorous Method
2) Spencer Method
3) Sarma Method
4) Morgenstern-Price Method
3. Program-Program Paket (Software) :
1) Software SLOPE/W 2007 (Metode Fellenius)
2) Software PLAXIS (Metode Mohr-Coulomb)
3) Software Geo 5 (Metode Vesic)
4) Program Analisis Stabilitas Lereng V 3.0 (metode trial and error)
5) Software XSATBL (lereng tebing jalan)
6) dlsb.
19
Ada beberapa tindakan MITIGASI (Pencegahan) Bencana
Longsor, antara lain:
1. Perbaikan drainase tanah (menambah materi-materi yang bisa
menyerap air).
2. Modifikasi lereng (pengurangan sudut kemiringan lereng sebelum
membangun dan/atau pengamanan lereng).
3. Sistem perkuatan lereng untuk menambah gaya penahan gerakan
tanah pada lereng (Tembok/Dinding Penahan, Angkor, Paku Batuan
(Rock Bolt), Tiang Pancang, Jaring Kawat Penahan Jatuhan Batuan,
Shotcrete, Bronjong, dll).
4. Meminimalkan pembebanan pada lereng.
5. Mengupas material gembur (yang tidak stabil) pada lereng.
6. Penanaman vegetasi dengan jenis dan pola tanam yang tepat.
7. Perlu diterapkan sistem terasering dan drainase yang tepat pada
lereng.
8. Mengosongkan lereng dari kegiatan manusia (tindakan terakhir)
20
Selain istilah MITIGASI BENCANA dikenal pula istilah
ADAPTASI BENCANA
21
22