Anda di halaman 1dari 38

Penanganan dan

Penatalaksanaan Kasus
Kegawatdaruratan pada
Kecelakaan

I Gusti Ayu Cintya Pradyanthi


102015006/ B3
Skenario 1

 seorang laki-laki 25 tahun dibawa oleh polisi ke IGD RSU dalam keadaan
luka-luka memar disertai dengan kondisi gaduh gelisah, teriak-teriak,
bicara melantur, mengatakan ada yang mau membunuhnya, pemuda itu
dibawa polisi karena mengemudikan mobil dengan ugal-ugalan sehingga
terjadi tabrakan dengan bis umum. kesadaran pemuda itu kompos
mentis.
Rumusan Masalah
 laki-laki 25 tahun mengalami kecelakaan

Hipotesis
laki-laki 25 tahun diduga mengalami kecelakaan karena
penggunaan zat psikoaktif.
Anamnesis

Status Mental
 Identitas pasien :laki-laki 25 tahun
 Keluhan : luka memar disertai kondisi gaduh gelisah
teriak-teriak, bicara melantur, mengatakan ada yang mau • Penampilan
membunuhnya, • Pembicaraan
 RPS : dibawa oleh polisi karena mengemudikan mobil • Perilaku
ugal-ugalan dan terjadi tabrakan dengan bis umum • Perasaan (mood, afek)
• Pikiran (proses, isi)
 RPD :-
• Presepsi
 RPK :
• Kognitif
 Robat-obatan/ alkohol : • Tilikan (1-6)
 Lain-lain :
Pemeriksaan fisik
 Keadaan umum
 Kesadaran compos mentis
 tanda-tanda vital
 head to toe : luka -luka memar
Analisis Masalah
trauma
kepala, luka
memar
pengguna
napza

post trauma ugal-ugalan


halusinasi

primary rumusan faktor


survey masalah penyebab

Kegawatdaruratan psikiatrik merupakan
secondary aplikasi klinis dari psikiatrik pada kondisi darurat,
survey seperti gaduh gelisah, percobaan bunuh diri,
penyalahgunaan obat, kekerasan atau perubahan
lainnya pada perilaku.
Primary Survey
Look

Airway Hipoksia, sianosis,


retraksi, dan penggunaan
otot napas tambahan
A. Bicara dengan pasien
Listen
B. Lihat dan dengarkan adanya
tanda-tanda obstruksi
Snoring, gurgling,
C. Jika jalan nafas terobstruksi, buka crowing, sound, stridor.
jalan nafas dan hilangkan obstruksi
Feel

penurunan atau tidak


Indikasi gangguan jalan nafas adanya aliran udara
• Snoring / gurgling
• Stridor/ nafas yg keras
• Trauma wajah yang berat
• Pendarahan pada oropharingeal
atau benda asing dan pasien
yang agitasi
Airway
Breathing

• Look: sianosis, luka, deformitas, ekimosis, penggerakan


paradoks
• Feel: nyeri dan penggerakan abnormal
• Listen: suara nafas lemah
Circulation
Look
Listen
Dingin, pucat,
perdarahan,
Bunyi
tingkat
jantung Feel
kesadaran
yang
yang berubah,
berubah pulsasi
dispnea, urin
menurun
Circulation

Indikasi tanda shock


• Agitasi, kebingungan
• Sianosis
• Takikardia, takipneu
• Diaphoresis
• Ektremitas yang dingin
dan lembab
• Nadi distal yang lemah
• Penurunan tekanan
pulsasi
• Penurunan urine output
• Hipotensi
Disability

-kesadaran baik/ normal: GCS 13-15


-kesadaran turun  : GCS 9-12
-koma : GCS <8
Disability
Exposure

A. Melepas semua pakaian pasien


B. Memeriksa pasien secara menyeluruh
C. Periksa bagian depan dan belakang pasien (Log roll)
D. Pertahankan suhu tubuh pasien
secondary survey
Pungsi lumbal
 pemeriksaan penunjang : CT-scan kepala
Analisa gas darah

Pemeriksaan darah Pemeriksaan


lengkap narkoba
Anatomi
Tulang Tengkorak
Selaput otak

Otak
Cedera kepala

cedera kepala
tumpul

mekanisme
cedera
kepala

cedera kepala
tembus
Jenis-jenis trauma kepala
hematoma hematoma perdarahan fraktur cedera otak difus
epidural subdural subarachnoid basis
cranii

perdarahan perdarahan perdarahan pada fraktur linier kerusakan pada


diantara tulang diantara cairan otak yang terjadi pembuluh darah dan
tengkorak dan duramater dan sehingga terjadi pada dasar parenkim otak yang
duramater arachnoid pengumpulan tulang disertai edema otak
darah pada ruang tengkorak.
subaracnoid
lesi hiperdens lesi hiperdens tampak
berbentuk berbentuk bulan perdarahan
cembung sabit diruang
subarachnoid
Kategori zat psikoaktif

1. Depresan sistem syaraf pusat : alkohol, barbiturat,


benzodiazepin,inhalan.
2. Stimulan sistem syarat pusat : kokain, amfetamin,
nikotin, kafein
3. Opoida : heroin, morfin
4. Halusinogen dan phencylidine
5. Kannabis
Kontinuum Penggunaan Napza

coba-coba regular tergantung

bersenang- senang kebiasaan


tak pernah pakai
Kriteria ketergantungan

1. Preokupasi untuk menggunakan zat diantara periode penggunaan zat


2. Menggunakan zat secara berlebihan dari yang bisa diantisipasi
3. Berkembangnya sifat toleransi
4. Adanya gejala putus zat
5. Menggunakan zat untuk menghindari gejala putus zat
6. Berupaya berulang kali untuk berhenti menggunakan zat
7. Berkurangnya kegiatan sosial, pekerjaan dan rekreasi karena kebutuhan
pemakaian zat
8. Tetap menggunakan zat meskipun tahu dampaknya
Gangguan Mental Organik
 Gambaran utama : ( PPDGJ III & DSM V)
1. Gangguan fungsi kognitif
2. Gangguan sensorium (kesadaran)
3. Sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang :
- persepsi (halusinasi)
-isi pikiran (waham)
-suasana perasaan dan emosi
Psikosis karena Skizofrenia Gangguan psikotik Psikosis bipolar
gangguan mental akut
organik: delirium

Gangguan fungsi Infeksi stress psikologik Keturunan


otak: Hipotesis dopamin yang dirasakan hebat Struktur otak
Infeksi, stroke, Hipotesis serotonin sekali oleh individu Neurotransmiter otak
epilepsi, tumor atau Struktur otak Stres,
kista otak, Genetik penyalahgunaan
penyalahgunaan obat
obat
1. Akut: kesadaran 1. Kesadaran tidak keadaan gaduh- 1. Pikiran yang
menurun menurun gelisah adalah meloncat-loncat atau
Menahun : dementia 2. Waham gaduh-gelisah reaktif melayang (“flight of
2. Waham 3. Halusinasi dan kebingungan ideas”)
3. Halusinasi 4. Katatonik reaktif 2. Merasa gembira
4. Gangguan tidur 5. Inkoheren luar biasa (efori),
5. Gaduh gelisah segala hal dianggap
6. Inkoheren mudah saja. 3.
Psikomotorik
meningkat, banyak
sekali berbicara
(logorea)
Epidemiologi
Gangguan Mental Ec
Trauma Capitis

 Menurut WHO setiap tahun di AS


hampir 1.500.000 kasus cedera
kepala. Dari jumlah tersebut
80.000 di antaranya mengalami
kecacatan dan 50.000 orang
meninggal dunia
Analisis kejadian tabrakan

 Kecelakaan lalu lintas sering terjadi pada seorang yang penyalahgunaan obat/zat.
Salah satunya pengguna alkohol.
 Trauma kapitis akibat tabrakan dapat berupa: benturan, pukulan atau sentakan ke
kepala atau cedera yang menembus dan menganggu fungsi normal otak. Hal ini
dapat menyebabkan kerusakan fungsi kognitif, fisik, psikososial permanen serta
dapat menurunkan tingkat kesadaran. Bahkan dapat menyebabkan gangguan
psikiatri pasca trauma
Penatalaksanaan Cedera Kepala
Berdasarkan :
Penatalaksanaan Cedera Kepala

Terapi non- operatif pada pasien cedera cranioserebral ditujukan untuk:


 1. Mengontrol fisiologi dan susbtrat sel otak serta mencegah kemungkinan
terjadinya tekanan tinggi intrakranial
 2. Mencegah dan mengobati edema otak (cara hiperosmolar, diuretik)
 3. Minimalisasi kerusakan sekunder
 4. Mengobati simtom akibat trauma otak.
 5. Mencegah dan mengobati komplikasi trauma otak seperti kejang, infeksi
(antikonvulsan dan antibiotik)
Penatalaksanaan Gangguan
skizofrenia
Medikamentosa:
• Antipsikotik untuk mengurangi gejala psikotik:
haloperidol 2-5 mg 1-3 x sehari atau chlorpromazine 100-
200mg 1-3 x sehari

Psikoterapi
 Psikoterapi individual, kelompok, dan keluarga
 Mengatasi stresor dan episode psikotik
 Mengembalikan harga diri dan kepercayaan
Penatalaksanaan Gangguan Mental
organik

 Terapi kausal
 Simptomatik :
> antipsikotik :
= Injeksi Haloperidol 5 – 10 mg/ i.m
= Injeksi Benzodiazepin/ Diazepam
10 mg/ i.m
Penatalaksanaan Gangguan
skizofrenia

Medikamentosa:
• Antipsikotik untuk mengurangi gejala psikotik:
haloperidol 2-5 mg 1-3 x sehari atau chlorpromazine
100-200mg 1-3 x sehari

Psikoterapi
 Psikoterapi individual, kelompok, dan keluarga
 Mengatasi stresor dan episode psikotik
 Mengembalikan harga diri dan kepercayaan
Komplikasi

1. Kejang

2. Infeksi

3. Demam

4. Gastrointestinal
Prognosis
• Kriteria Rujukan
Apabila tidak dapat ditangani di pelayanan primer atau
apabila level kompetensi SKDI dengan kriteria merujuk :
• Delirium –> segera rujuk ke RSU
• Gangguan psikotik akut dengan gaduh gelisah
• Gangguan afektif bipolar, gangguan depresi dengan
gejala psikotik
• Gangguan perilaku dan emosi pada dementia
• Adanya ide/tindakan bunuh diri atau ada
waham/halusinasi kuat untuk bunuh diri atau
mencelakakan orang lain.
Kesimpulan

 Laki-laki 25th disertai luka2 memar, kondisi gaduh gelisah, teriak2,


bicara melantur dan mengatakan ada yang mau membunuhnya dengan
kesadaran Compos Mentis, diperlukan pemeriksaan penunjang yang
lebih lanjut seperti pemeriksaan narkoba dan ct scan kepala agar dapat
mendiagnosis pasti apakah laki-laki tersebut menderita GMO ataupun
karena menggunakan zat psikoaktif tetapi tidak dapat menutup
kemungkinan laki-laki tersebut menderita psikotik akut maupun
skizofrenia karena adanya halusinasi.

Anda mungkin juga menyukai