Anda di halaman 1dari 10

TEORI ILMU KEPERAWATAN

“Self Care Deficit” DorotheaE.Orem

KELOMPOK G
Luthfi Fadlilatun Nisa 152310101047
Wildan Maulana Rosyadi 152310101089
Anita Sujanah 152310101105
Qulud Arum Pratiwi 152310101118
Zahratun Nafi’ah 152310101137
Latar Belakang Teori Dorothea E. Orem

Dorothea E. Orem adalah salah satu teoritis keperawatan terkemuka


di Amerika, lahir di Baltimore, Maryland pada tahun 1914, lulus dari
providence Hospital School of Nursing pada 1930. Kemudia, ia
melanjutkan pendidikanya dan meraih gelar Bachelor of Science (BSc)
dalam bidang pendidikan keperawatan pada 1939, serta gelar Master od
science bidang pendidikan keperawatan tahun 1945 dari Universitas
Katolik Amerika.
Bekerja sebagai staf keperawatan, perawat pribadi, perawat pendidik,
perawat administrasid dan perawat konsultan. Terakhir, ia mendapat gelar
Doktor kehormatan dari georgetown University, Washington, D.C., pada
tahun 1976. ia pertama kali mempublikasikan dengan delama
“keperawatan; konsep praktik” pada tahun 1971. Yang keduan pada tahun
1980 dan terakhir pada tahun 1995. Dengan latar belakang pendidikan
tinggi tersebut, Orem disebut sebagai ners teorist.
Pengembangan Teori Ilmu Keperawatan Dorothea E. Orem

Menurut Orem, asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa


setiap orang mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga
membantu individu dalam memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan,
dan menciptakan kesejahteraan. Teori Orem ini dikenal sebagai self-care deficit
theory. Orem melebeli teorinya sebagai teori umum yang terjadi atas teori
terkait, yaitu teori self-care, self-care deficit, dan nursing system.

1. self-care
Self-care (perawatan diri) merupakan suatu kontribusi berkelanjutan
orang dewasa bagi eksistensinya, kesehatanya, dan kesejahteraanya yang
menggambarkan dan menjelaskan manfaat perawatan diri guna
mempertahankan hidup, kesehatan dan kesejahteraanya.
2. self-care deficit
Teori Self-care Deficit merupakan inti dari General theory of Nursinhg
yang menggambarkan dan menjelaskan mengapa manusia dapat dibantu
melalui ilmu keperawatam serta kapan kerawatan diperlukan. Defisit perawatan
diri ini terjadi ketika seseorang tidak dapat memelihara diri sendiri
3. Teori Nursing System
Sistem keperawatan dibentuk ketika perawat menggunakan
kemampuan mereka untuk menetapkan, merancang, dan memberi
perawatan kepada klien, baik individu maupun kelompok, melalui
berbagai aksi. Teori nursing system (sistem keperawatan) membahas
bagaimana kebutuhan perawatan diri klien dapat terpenuhi. Sistem
keperawatan ini disusun berdasarkan kebutuhan perawatan diri dan
kemampuan klien untuk melakukan perawatan diri.
Pengaruh Teori Dorothea E. Orem
1. Pada proses memberikan perawatan, perawat mampu
membina dan memelihara hubungan dengan individu,
keluarga dan kelompok sampai pasien mampu merawat
dirinya
2. Tidak semua aktivitas pasien harus sepenuhnya dibantu oleh
perawat sehingga perawat harus mampu menentukan kapan
pasien dapat dibantu sebagian atau sepenuhnya dalam
melakukan aktivitas sehari-harinya.
3. Memberikan respons terhadap permintaan, keinginan dan
kebutuhan pasien untuk bantuan perawat
4. Perawat mampu memberikan dan mengatur bantuan langsung
pada pasien
5. Mengkoordinasi dan integrasi keperawatan dengan pasien,
sosial cultural dan edukasinya.
Aplikasi Teori dalam Keperawatan
Klien dewasa dengan Diabetes Melitus menurut teori self-care Orem
dipandang sebagai individu yang memiliki kemampuan untuk merawat
dirinya sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan
dan mencapai kesejahteraan. Klien dapat mencapai sejahtera / kesehatan
yang optimal dengan mengetahui perawatan yang tepat sesuai dengan
kondisi dirinya sendiri. Oleh karena itu, perawat menurut teori self-
care berperan sebagai pendukung/pendidik bagi klien dewasa dengan
Diabetes Mellitus terkontrol untuk tetap mempertahankan kemampuan
optimalnya dalam mencapai sejahtera.
Kondisi klien yang dapat mempengaruhi self-care dapat berasal dari
faktor internal dan eksternal, factor internal meliputi usia, tinggi badan,
berat badan, budaya/suku, status perkawinan, agama, pendidikan, dan
pekerjaan. Adapun factor luar meliputi dukungan keluarga dan budaya
masyarakat dimana klien tinggal.Klien dengan kondisi tersebut
membutuhkan perawatan diri yang bersifat kontinum atau berkelanjutan.
Adanya perawatan diri yang baik akan mencapai kondisi yang
sejahtera, klien membutuhkan 3 kebutuhan selfcare berdasarkan teori
Orem yaitu:
1. Universal self care requisites (kebutuhan perawatan diri universal),
kebutuhan yang umumnya dibutuhkan oleh klien selama siklus hidupnya
dalam mempertahankan kondisi yang seimbang/homeostasis yang
meliputi kebutuhan udara, air, makanan, eliminasi, istirahat, dan
interaksi sosial serta menghadapi resiko yang mengancam kehidupan.
Pada klien DM, kebutuhan tersebut mengalami perubahan yang dapat
diminimalkan dengan melakukan selfcare antara lain melakukan
latihan/olahraga, diet yang sesuai, dan pemantauan kadar glukosa darah.
2. Development self care requisites (kebutuhan perawatan diri
pengembangan), klien dengan DM mengalami perubahan fungsi
perkembangan yang berkaitan dengan fungsi perannya. Perubahan fisik
pada klien dengan DM antara lain, menimbulkan peningkatan dalam
berkemih, rasa haus, selera makan, keletihan, kelemahan, luka pada kulit
yang lama penyembuhannya, infeksi vagina, atau pandangan yang kabur
(jika kadar glukosanya tinggi).
3. Health deviation self care requisites (kebutuhan perawatan diri
penyimpangan kesehatan), kebutuhan yang berkaitan dengan adanya
penyimpangan kesehatan seperti adanya sindrom hiperglikemik yang
dapat menimbulkan kehilangan cairan dan elektrolit (dehidrasi), hipotensi,
perubahan sensori, kejang-kejang, takikardi, dan hemiparesis. Pada klien
dengan DM terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan yang harus
dipenuhi dengan kemampuan yang dimiliki. Klien DM akan mengalami
penurunan pola makan dan adanya komplikasi yang dapat mengurangi
keharmonisan pasangan (missal infeksi vagina dan bagian tubuh lainnya).
Ketidakseimbangan baik secara fisik maupun mental yang
dialami oleh klien dengan DM menurut Orem disebut
dengan self-care deficit. Menurut Orem peran perawat dalam
hal ini yaitu mengkaji klien sejauh mana klien mampu untuk
merawat dirinya sendiri dan mengklasifikasikannya sesuai
dengan klasifikasi kemampuan klien yang telah disebutkan
sebelumnya.
Setelah mengkaji dan mendapatkan informasi yang
lengkap barulah perawat mulai bekerja untuk mengembalikan
kemampuan self-care klien secara optimal sesuai dengan
kondisi aktual klien yang berhubungan dengan Diabetes
Mellitus yang diderita oleh klien.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai