Anda di halaman 1dari 38

PEMBACAAN FOTO

THORAKS
SEJARAH
• Wilhelm Conrad Röntgen
• fisikawan Jerman yang
merupakan penerima
pertama Penghargaan
Nobel dalam Fisika
Radioanatomi Foto Thorax

Syarat Foto Thorax


1. Inspirasi cukup dilihat dari diafragma kanan setinggi
kosta 9 -10 posterior.
2. Posisi simetris dilihat dari proyeksi tulang corpus
vertebra thorakal yang terletak di tengah sendi
sternoklavikular kanan & kiri.
3. Film meliputi seluruh cavum thorax mulai dari puncak
cavum thorax sampai sinus phrenico-costalis kanan –
kiri.
4. Vertebra thorakal biasanya terlihat hanya sampai
thorakal 3 – 4.
POSISI FOTO THORAX

Posteroanterior Anteroposterior Left / right lateral


(PA) (AP) (LL/RL)

Right / left lateral Right / left


Top lordotic
decubitus anterior obliques
(apical lordotic)
(RLD/LLD) (RAO/LAO)
PA (Postero-Anterior)
Pasien berdiri di depan kaset film & dada menghadap kaset.
Gelombang diarahkan dari punggung pasien.
Pengambilan Foto : tahan nafas saat inspirasi dalam

Bila terlihat kelainan pada posisi ini


maka perlu ditambahkan proyeksi
lateral.
Postero-Anterior (PA)
AP (Antero-posterior)

Dilakukan pada pasien yang sakit (tirah baring)


Visualisasi: sulit untuk menilai ukuran jantung
Antero-posterior (AP)

Jika pasien tidak dapat turun dari tempat tidur, Costa posterior tampak
mendatar. Diagfragma tampak lebih tinggi. Volume Paru tampak lebih kecil
Cara Membedakan PA & AP

PA AP
•• Klavikula berbentuk • Klavikula berbentuk V
lurus • Superposisi paru dengan
•• Tidak ada super posisi scapula
paru dengan scapula
PA AP
PA AP
Lateral
Untuk melihat kelainan yang tidak jelas pada posisi PA
Lateral kiri (a) dan kanan (b) (LL/RL).
Tangan di atas kepala.
Pengambilan foto : tahan nafas saat inspirasi dalam.
Lateral

lateral kiri untuk memperlihatkan gambaran jantung dan paru-paru kiri dan lateral kanan
untuk memperlihatkan paru-paru kanan. Untuk melihat retrosternal space, sinus anterior,
sinus posterior, diagfragma dan trakhea.
Top Lordotik
•Penderita berdiri di antara film
dengan sumber sinar, menghadap
ke arah sinar

•Penderita berdiri 30 cm di depan


film dengan punggung menempel
pada film

•Tepi atas / puncak film berada 1


inchi diatas bahu

•Sinar diarahkan ke manubrium


sterni
Top Lordotik

Posisi ini digunakan untuk melihat apex pulmonary Karena pada


posisi PA / AP apex pulmonary superposisi dengan ribs.
Lateral Dekubitus
•Penderita berbaring di meja pada sisi kanan / kiri dengan
lengan diatas kepala

•Sinar diarahkan pada vertebra thorakal 6-7 dari anterior /


posterior
Lateral Dekubitus

Untuk melihat adanya cairan dalam pleura


Right / Left Anterior Obliques (RAO/LAO)

• Posisikan pasien antara film


dengan sumber sinar

• Bagian ventral thoraks


sebelah kiri / kanan
menempel pada kaset dan
membentuk sudut 45°

• Centrasi sinar di vertebrata


thorakal 6 - 7
Digunakan jika ada
kelainan pada costa
yang tidak dapat dilihat
pada foto thoraks PA
dan Lateral dan nyeri
lokal pada dada yang
tidak dapat diterangkan
sebabnya.
Indikasi Foto Thorax
PA
- Screening TB
- Pada pasien bagian bedah dilakukan sebagai screening pra-operasi

AP
- Pada penderita sakit berat, pada anak kecil dan bayi
- Pada orang – orang yang gemuk / bagian ventral thoraks tidak
dapat menempel pada film, untuk melihat bayangan yang pada
posisi PA mengadakan superposisi dengan organ lain

LATERAL
- Untuk melihat kelainan mediastinum, untuk melihat kelainan yang
tidak jelas pada posisi PA, untuk mencari diagnosis yang pada posisi
PA masih belum tampak, dan untuk pemotretan jantung
TOP LORDOTIK
- Untuk melihat kelainan pada puncak paru dan melihat lobus medius
paru

LATERAL DEKUBITUS
- Untuk melihat cairan dalam cavum pleura yang sedikit jumlahnya ,
kurang dari 100 - 200 cc / pada posisi PA belum dapat ditentukan
adanya cairan dalam cavum pleura

OBLIQUE
- Untuk melihat kelainan yang pada pemotretan posisi PA / Lateral
masih belum jelas
Cara Membaca Dan Menilai Kelayakan Foto
• Simetris ; jarak antara sternoklavikularis
• Periksa identitas dekstra dan sinistra terhadap garis
• Periksa marker median adalah sama
• Foto thorax tidak terpotong
• Pasang foto pada light box
• Nilai / baca foto;
• Perhatikan posisi foto
• Jantung
• Kondisi foto baik • Trakea
• Vertebra torakalis tampak • Diafragma
vertebra thorakal I - IV • Sinus costophrenicus
• Inspirasi cukup ; diafragma • Parenkim paru
kanan setinggi kosta IX – X • Corakan bronkovaskular
posterior. • Apex paru
• Tulang
• Jaringan lunak
Trakea terdapat di tengah
Pasien posisi inspirasi maksimal
Aorta dalam batas normal, tidak lebar, tidak tinggi, tidak ada kalsifikasi, tidak ada elongasi.
Cor dalam batas normal, CTR <50%

Ex : Expertise
Sinus dan Diafragma
• Sinus costrophrenicus dextra dan sinistra normal.
• Sinus cardiofrenikus dextra dan sinistra normal.
• Diafragrma dextra dan sinsitra normal.
Pulmo
 Kanan
 Hilus dextra dan sinistra normal
 Corakan bronkovaskuler normal
 Tidak tampak adanya infiltrat pada parenkim paru, tidak tampak adanya kalsifikasi
 Kiri
 Hilus dextra dan sinistra normal
 Corakan bronkovaskuler normal
 Tidak tampak adanya infiltrat pada parenkim paru, tidak tampak adanya kalsifikasi
Mediastinum
 Tidak tampak pergeseran bagian mediastinum
Tulang dan Soft Tissue
 Tulang costae, clavicula, vertebra terlihat normal
 Tidak nampak adanya massa yang berlebih pada soft tissue.
Kesan: ----
4. Simetrisasi :
Simetris
1 1 (Jarak
2 Sternoclavicula ke
2
processus spinosus
3 vi cula
3 Cla sama kiri dan
4 kanan)
4
a 1 5. Kondisi Foto : Cukup
ca pul Tampak pulmo
S
5 keseluruhan, V.Th I-
2 IV, foto tidak
6 terpotong (tampak
Rib
3 sinus costophrenicus
7 )
Vertebra 6. Inspirasi : Cukup
4 (Diafragma terlihat,
8
tampak costa
5 belakang 9 / 10 dan
9 costa depan 6)
7. Sistema Tulang :
6
Intak
10 (Lokasi dan sistema
tulang costa,
scapula, clavicula
Postero Anterior Position dan vertebra)
CTR = a+b/c 3. Sinus
N = <50% Costophrenikus :
Kedua sinus lancip
2. Diafragma : Licin
(Dextra > Tinggi
Sinistra)
3. Trakea : Ditengah
4. Mediastinum :
Kedua mediastinum
superior tidak
melebar
hillus
5. Apex : Tenang
6. Hilus : Dextra >
a menonjolSinistr
b
a
a c c 7.Corakan
ia fr agm
D Dia
fra Bronkovaskular:
g ma
Normal
8. Parenkim Paru :
Kesan : Cor tidak Tidak tampak
Sinus Costophrenikus membesar
infiltrat
ABNORMALITAS RONTGEN THORAX
1. Infeksi

Lobar Pneumonia Bronchopneumonia


(Tampak perselubungan homogen pada (Tampak gambaran
lobus/segmen disertai dengan gambaran air opasitas noduler,
bronchogram) multipel, batas tidak
tegas, infiltrat kasar dan
paling sering terdapat
pada basal paru)
KP Aktif KP Lama Aktif
(Tampak bercak berawan pada (Tampak bercak berawan
apex dan lapang atas paru disertai dengan kavitas, bintik
disertai dengan adanya kavitas) kalsifikasi, dan garis fibrosis)
TB Milier
Bekas TB (Tampak bercak nodul berukuran
(Tampak kalsifikasi dan garis milier dengan ukuran relatif sama
fibrosis) tersebar pada kedua paru 
“snowstorm”)
2. Obstruksi kronis

Bullae Emphysema
(Tampak gamparan hiper radioluscent
avascular tidak mengikuti kontur paru)
Bronchitis
(Tampak corakan paru kasar, corakan
bronchovascular meningkat yaitu terlihat
sampai ke lateral  “dirty chest”)
Emphysema Bronchiectasis
(Tampak gambaran radioluscent disertai (Tampak “honeycomb
dengan corakan bronchovascular, sela iga appearance” biasanya
melebar, iga posterior yang terlihat bisa > 10 terdapat pada basal paru)
iga, diafragma mendatar, terdapat gambaran
jantung “tear drops”, barrel chest)
3. Trauma

Pneumothoraks
Fraktur Costae & Hemotoraks (Tampak gambaran hiper radio
luscent avascular mengikuti kontur
paru)
Hidropneumothoraks
(Tampak gambaran air fluid level)
4. Massa

Tumor Ganas Paru


(Tampak gambaran lesi radio opaque
Tumor Extra Paru dengan batas irreguler)
(Tampak “inverse S sign” yang artinya
tumor extra paru menekan fissura
dengan batas tegas, sudut tumpul, dan
tepinya rata)
Tumor Intra Paru Tumor Jinak Paru Metastase
(Tampak gambaran lesi (Tampak gambaran
radio opaque dengan “cannon ball” atau
batas reguler) golf ball”)
5. Cairan

Atelektasis Efusi Pleura


Edema Paru
(Tampak perselubungan (Tampak
(Tampak
homogen dengan air perselubungan
pelebaran/penebalan
bronchogram (-), sela iga homogen disertai
hilus, corakan kasar
menyempit, tampak dengan sinus tumpul,
sampai ke lateral, “bat
trachea tertarik ke arah meniscus sign (+), dan
wing appearance”)
yang sakit) sela iga melebar)
Terima Kasih
Daftar Pustaka
• Rasad Sjahriar. “Radiologi Diagnostik”. Ed. 2. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI. 2013
• Palmer P.E.S, Cockshott W.P, Hegedus V, Samuel E. Manual of
Radiographic Interpretation for General Practitioners (Petunjuk
Membaca Foto Untuk Dokter Umum). Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta : EGC,1995.
• Armstrong Peter, L.Wastie Martin. Pembuatan Gambar
Diagnostik. Jakarta : EGC,1995.

Anda mungkin juga menyukai