Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1
Mengapa STBM?
Laporan kemajuan MDGs (Bappenas 2010): Kecepatan akses masyarakat terhadap
jamban sehat tidak sesuai harapan (2009 : 34 %, target 2015 : 55,6 %).
Riskesdas 2009: Diare masih menjadi penyakit pembunuh no.1 (menyumbang 42
% dari penyebab kematian bayi usia 0-11 bulan).
Studi WHO (2007) menunjukkan bahwa intervensi lingkungan dapat menurunkan
risiko penyakit diare sampai 94 % penyediaan air bersih menurunkan risiko 25
%, BAB di jamban menurunkan risiko 32 %, pengolahan air minum rumah tangga
menurunkan risiko 39 % dan CTPS menurunkan risiko sebesar 45 %.
70% masyarakat mengandalkan air tanah (Susenas, 2009) yang sebagian besar
sudah tercemar E.Coli.
Melalui SK nomor 852/Menkes/SK/IX/2008, STBM menjadi Program Nasional dan
merupakan salah satu sasaran utama RPJMN 2010-2014.
Selanjutnya, SK tersebut diperbaharui agar relevan dengan perkembangan dan
kebutuhan masyarakat melalui PMK nomor 3 tahun 2014.
2
Belajar dari Kegagalan
6
Konsep & penerapan STBM di beberapa negara
• Konsep STBM diadopsi dari konsep Community Led Total Sanitation
(STBM) yang telah disesuaikan dengan konteks dan kebutuhan di
Indonesia.
• STBM adalah suatu pendekatan dalam pembangunan sanitasi pedesaan
yang mulai dikembangkan pada tahun 2001 di beberapa komunitas di
Bangladesh.
• Pada dasarnya STBM adalah “pemberdayaan” dan tidak membicarakan
“subsidi”
• Pendekatan STBM pertama kali diperkenalkan oleh Kamal Kar di sebuah
komunitas kecil di district Rajshahi Bangladesh melalui lembaga yang
bernama Daya Pendidikan Desa (VERC - Village Education Resource
Centre), dan mulai berkembang pada tahun 2001.
• Di India STBM diadopsi secara massal di Provinsi Maharasthra yang
disebut dengan Total Sanitation Campaign (TSC).
• Pendekatan STBM mulai diterapkan di beberapa negara lain seperti
Cambodia, Afrika, Nepal, Mongolia dan Indonesia.
7
Perkembangan Pendekatan STBM di Indonesia
2012: Sekretariat
STBM yang
2009 – 2010: STBM diinisiasi oleh Pokja
diimplementasikan secara AMPL dan Pan
luas. Indonesia pada
STBM masuk dalam tahun 2009, diambil
2007: Program RPJM 2010 – 2014 untuk alih oleh Kemenkes
PAMSIMAS memasukkan menccapai “Indonesia untuk memperkuat
pendekatan STBM (dan ODF pada tahun 2014”. koordinasi & monev
pemasaran sanitasi) di .
2005: Pokja AMPL dan 115 Kabupaten. 2011: Pedoman
WSP menginisiasi pilot Pembuatan sistem
Implementasi Proyek pelaksanaan STBM
project STBM di 17 desa
dengan pendekatan diluncurkan oleh untuk monitoring
di 6 kabupaten .
sanitasi total ( TSSM) di Kemenkes. nasional berbasis
10 kab di Jatim. Peluncuran Logo & web dan SMS.
2006: Deklarasi STBM
Pendekatan STBM Website STBM.
sebagai program sanitasi STBM 6.456
nasional pada bulan diadopsi oleh program STBM untuk wilayah
sanitasi ADB (CWSH) di
desa.
2003: Pemerintah RI Agustus. perkotaan mulai
mengeluarkan 20 Kabupaten. ODF diimplementasikan oleh
September : proyek 500 desa.
Kebijakan Nasional WSLIC-2 diubah dari High Five, IUWASH, dan
Pembangunan dana bergulir menjadi WVI.
STBM (36 kabupaten). 2008: Peluncuran Pertemuan Koordinasi
AMPL-BM implementasi 10.000
Beberapa LSM :a.l PCI STBM Nasional pertama
desa STBM dan diselenggarakan di
2004: Kunjungan dan Plan (di 9 Penerbitan Kepmenkes Jakarta.
belajar STBM ke kabupaten) mulai tentang Strategi Nasional
Bangladesh & mengadopsi pendekatan STBM.
STBM ODF 160 desa.
India komitmen
untuk pilot project 8
STBM di Indonesia.
9
Tiga Komponen Pokok
STBM
Tiga Komponen STBM
Kebijakan daerah (SK Terbentuk Ada tenaga fasilitator,
bupati, Perda, lembaga pelatih dan program
RPJMP, dll). koordinasi peningkatan kapasitas
Ada sistem
Komitmen Pemda pemantauan dan
u/menyediakan proses pengelolaan
sumber daya pembelajaran
Promosi
dan Mengembangkan
kampanye opsi teknologi
Pesan melalui Pemicuan sarana sanitasi
media massa perubahan
/ komunikasi perilaku
Menciptakan
lain dan
memperkuat
Mengembangkan jejaring pasar
komitmen sanitasi
masyarakat
Mengembangkan
Memfasilitasi mekanisme
terbentuknya peningkatan
Mengembangkan
komite/TKM kapasitas pelaku
mekanisme
pasar sanitasi
penghargaan
Simak tayangan berikut...
Prinsip-Prinsip STBM
• Masyarakat tidak menerima bantuan dari pemerintah
atau pihak lain untuk menyediakan sarana sanitasi
1. Tanpa Subsidi dasarnya.
• Penyediaan sarana sanitasi dasar adalah tanggung jawab
masyarakat.
• Inisiatif pembangunan sarana sanitasi berasal dari
masyarakat.
• Fasilitator maupun wirausaha sanitasi hanya membantu
2.Masyarakat
memberikan masukan dan pilihan-pilihan solusi kepada
sebagai Pemimpin
masyarakat untuk meningkatkan akses & kualitas HS.
• Semua kegiatan maupun pembangunan sarana sanitasi
dibuat oleh masyarakat.
• STBM tidak boleh disampaikan kepada masyarakat
3. Tidak dengan cara menggurui dan memaksa mereka untuk
menggurui/ mempraktikkan budaya hygiene dan sanitasi, apalagi
memaksa memaksa mereka untuk membuat/ membeli jamban atau
produk-produk STBM.
• Seluruh komponen masyarakat terlibat dalam analisis
4. Totalitas seluruh permasalahan-perencanaan-pelaksanaan serta
komponen pemanfaatan dan pemeliharaan. Keputusan masyarakat
masyarakat dan pelaksanaan secara kolektif adalah kunci keberhasilan
STBM. 14
Pengertian 5
Pilar STBM
1. Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)
• Terjadinya peningkatan
kualitas sarana sanitasi.
Improved
• Terjadinya perubahan
+ perilaku hygienes lainnya
Perilaku di masyarakat.
Hygienes • Adanya upaya pamasaran
lainnya dan promosi sanitasi.
• Adanya pemantauan dan
evaluasi