MANAJEMEN A
UNIVERSITAS MEDAN AREA
JUDUL
BATASAN PENELITIAN
Beberapa keterbatasan penelitian yang dapat ditarik dari penelitian ini
adalah:
1. Secara umum obyek penelitian ini hanya pada outlet-outlet binaan PT.
Indosat Semarang, sehingga implikasi kebijakan yang diperoleh dari
penelitian ini mungkin tidak sesuai bila diterapkan pada area bisnis lain,
juga perusahaan-perusahaan lain karena adanya perbedaan karakteristik.
2. Nilai AGFI dan GFI pada faktor konfirmatori konstruk eksogen
menunjukkan nilai yang marginal, sehingga perlu penambahan model dalam
kerangka pikir teoritis. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menambah
variabel independen maupun indikatornya.
3. Square Multiple Correlation dari penelitian ini kurang maksimal sehingga
sangat disarankan untuk menambah variabel-variabel lain yang berpotensi
mempengaruhi keunggulan bersaing dan kinerja selling-in.
JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan pada jurnal ini adalah
menggunakan tehnik penitian deskriptif,yaitu menjelaskan
keseluruhan data yang dikumpulkan dengan memaparkan,
mengelompokkan, dan mengklasifikasikan ke dalam tabel
distribusi frekuensi yang kemudian diberikan penjelasan.
VARIABEL
Variabel yang digunakan dalam jrnal tersebut adalah
variabel MODERATOR. Dimana variabel mempengaruhi
hubungan dan hasilnya mungkin positif (+) dan bisa jadi negatif
(-).
*Variabel X =Kinerja Selling (X1)
Kualitas pelayanan outlet(X2)
Diferensiasi(X3)Citra perusahaan(X4)
Kualitas hubungan dengan outlet(X5)
Adaptabilitas lingkungan(X6)
Kinerja Selling-In.
Hasil produksi tidak bisa dijual apabila perusahaan tidak
mempunyai saluran distribusi yang baik. Ferdinand (2000) menyatakan
bahwa kebijakan saluran distribusi dapat digunakan untuk memanage
persaingan, dengan asumsi bahwa semakin tinggi intensitas distribusi
diterapkan maka semakin kokoh kekuatan yang dimiliki dan semakin
besar kemungkinan bahwa barang atau jasa yang ditawarkan dapat
dijual pada target menjangkau konsumen.
Kualitas Pelayanan Outlet.
Parasuraman, dkk dalam Kotler (1995) mengatakan bahwa
menawarkan kualitas pelayanan adalah strategi yang mendasar untuk
sukses dan bertahan dalam lingkungan persaingan bisnis yang ketat.
Kualitas pelayanan pada perusahaan jasa telekomunikasi (salah satunya
adalah operator telepon selular) memegang peranan penting dalam
meningkatkan dinamika perusahaan.
Diferensiasi.
Keberhasilan implementasi diferensiasi dapat tercapai bila
perusahaan juga memperhatikan aktivitas yang bernilai (activity value)
dari kegiatan usaha yang terdiri dari aktivitas utama dan aktivitas
pendukung, yang merupakan rantai nilai (value chain).
Citra Perusahaan.
Resnick dan Lilis (2001) menyatakan bahwa peranan dasar dari
pendidikan, komitmen dan kredibilitas yang dibangun untuk membentuk
citra perusahaan dapat mendukung penjualan. Citra perusahaan dapat
mempunyai dampak besar atas penjualan dan pendapatan.
Kualitas Hubungan dengan Outlet.
Hubungan dipandang sebagai faktor yang sangat penting.
Beberapa peneliti telah membuktikan hal tersebut, seperti Dwyer,
dkk (1987) telah mendapatkan bukti bahwa membangun
hubungan baik dengan pelanggan merupakan responsibilitas
perusahaan agar dapat bertahan dalam persaingan.
Adaptabilitas Lingkungan
Pengamatan lingkungan merupakan akusisi dan penggunaan
informasi mengenai kejadian-kejadian, tren-tren, dan hubungan-
hubungan dalam suatu lingkungan eksternal organisasi, dimana
merupakan pengetahuan yang akan dapat membantu manajemen
dalam merencanakan tindakan di masa mendatang.
Keunggulan Bersaing.
Menurut Kim dan Mauborgne (2005) mengatakan bahwa
dalam pasar persaingan terdapat dua samudra yaitu samudra
merah ( Red Ocean ) dan samudra biru ( Blue Ocean ). Samudra
merah merupakan ruang pasar yang sudah dikenal batasan-
batasannya dalam industri dan aturan-aturan persaingan sudah
diketahui. Samudra biru merupakan penciptaan ruang pasar
tanpa adanya pesaing, sehingga kompetisi atau persaingan tidak
relevan karena aturan-aturan permainan yang akan dibentuk.
Indikator
Kualitas pelayanan outlet
◦ Tangibles
◦ Reliability
◦ Responsiveness
◦ Assurance
◦ Empathy
Diferensiasi
◦ Fitur layanan teknologi
◦ Daerah cakupan sinyal
◦ Kegiatan inovasi produk
Citra perusahaan
◦ Kesadaran merk (brand awareness)
◦ Reputasi perusahaan
◦ Kemampuan manajemen
Kualitas hubungan dengan outlet
◦ Kelancaran komunikasi
◦ Kepercayaan atau kejujuran
◦ Kerjasama yang adil atau saling menguntungkan
◦ Tindakan pesaing yang kompetitif
◦ Adaptabilitas Lingkungan Kemajuan Teknologi
◦ Permintaan Pelanggan
Keunggulan bersaing
◦ Harga kompetitif
◦ Market Coverage
◦ Penyampaian dan pelayanan produk tepat waktu
Kinerja Selling-In
◦ Visibility
◦ Margin Komparatif
◦ Kecepatan Lakui
Gambar 1
Kerangka Pemikiran Teoritis
Kualitas
Pelayanan H1
Otlet
Diferensiasi H2
H2
Diferensiasi
Citra
H3
Keunggulan
H6
Kinerja
Selling-
Perusahaan H4 Bersaing In
CitraKualitas
hubungan
H3
H5 Keunggulan Kinerja
Perusahaan
dengan outlet
outlet Bersaing Selling-in
Kualitas hbgn H4
Dgn outlet
H5
Adaptasi
Lingkungan
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dikemukan
hipotesis penelitian ini adalah:
H1 : Kualitas pelayanan oulet mempunyai pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing.
H2 : Diferensiasi mempunyai pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap keunggulan bersaing.
H3 : Citra perusahaan mempunyai pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap keunggulan bersaing.
H4 : Kualitas hubungan dengan outlet mempunyai
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
keunggulan bersaing.
H5 : Adaptabilitas lingkungan mempunyai pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap keunggulan bersaing.
H6 : Keunggulan bersaing mempunyai pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap kinerja selling-in.
JUDUL
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Terhadap Kinerja Karyawan
Deekey Shoes Garage
Perusahaan dituntut untuk memperbaiki segala aspek yang
terkait dalam perusahaan tersebut dan lebih responsif agar terus
bertahan dan berkembang. Salah satu aspek yang harus menjadi
perhatian lebih oleh perusahaan adalah sumber daya manusia.
Oleh karena itu, sumber daya manusia pada setiap perusahaan
menjadi sangat penting dan sulit untuk dikelola karena
berhubungan dengan pembentuk sikap seseorang yaitu kognitif
(perseptual), afektif (emosional), dan konatif (perilaku) yang
tentunya dapat berpengaruh terhadap kinerja sumber daya
manusia tersebut terhadap performansi perusahaan. Kondisi
tersebut menjadi perhatian hampir semua keluhan pelaku usaha,
tidak terkecuali perusahaan jasa cuci sepatu Deekey Shoes
Garage. Perusahaan jasa cuci sepatu Deekey ShoesGarage,
merupakan salah satu perusahaan jasa yang berada di Kota
Bandung dengan totalcabang maupun workshop berjumlah lima
cabang. Sebagai perusahaan jasa, Deekey ShoesGarage sangat
tergantung kepada kinerja karyawannya dimana kualitas
pelayanan danketepatan waktu pelayanan menjadi faktor paling
penting dalam menjalankan usaha bisnisnya
Saat ini, dari hasil obeservasi awal yang dilakukan pada Deekey
Shoes Garage, terjadi permasalahan dengan realisasi tingkat
pendapatan yang kurang optimal karena adanya penurunan
realisasi pendapatan pada seluruh cabang Deekey Shoes
Garage tersebut. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dari tabel
di bawah ini:
Tabel 1.1
Rp Rp Rp
1 Asset 190.000.000 220.000.000 240.000.000
Target Rp Rp Rp
2 Pendapatan 180.000.000 210.000.000 240.000.000
Realisasi Rp Rp Rp
3 Pendapatan 165.000.000 180.000.000 210.000.000
4 Pencapain Target 91,6% 90% 87,5%
Tahun Tahun Tahun
INDIKATOR
NO 2014 2015 2016
Jumlah Jumlah Jumlah
A KUALITAS HASIL PEKERJAAN Keluhan Keluhan Keluhan
1 Kebersihan Sepatu 8 kasus 5 kasus 2 kasus
2 Warna Sepatu 3 kasus 6 kasus 3 kasus
3 Wangi Sepatu - - -
4 Jahitan Sepatu 3 kasus 1 kasus 1 kasus
5 Packaging Sepatu 2 kasus - -
B KETELITIAN (DETAILING)
1 Outsole - 1 kasus 1 kasus
2 Midsol 2 kasus - -
3 Upper - - -
4 Uppers 5 kasus 7 kasus 2 kasus
5 Trim - - 1 kasus
6 Laces - - -
C RESPONSIVITAS
1 Sikap Terhadap Konsumen 2 kasus - 1 kasus
2 Komunikasi Terhadap Konsumen 1 kasus - -
Proses penilaian pada kinerja di PT. Telekomunikasi Indonesia Regional III area Witel
Bandung dilakukan berkala secara harian, mingguan, bulanan, triwulan, tahunan yang
meliputi, perilaku sikap dan perilaku pegawai yang mendukung unjuk kinerja.
Berdasarkan hasil data penilaian kinerja pada PT. Telekomunikasi Indonesia Regional
III area Witel Bandung diketahui bahwa kinerja dari tahun 2014 dan tahun 2015
mengalami kenaikan. Karyawan yang memperoleh penilaian sangat baik untuk kinerja
mengalami kenaikan sebesar 3% dari 49% menjadi 52 %, sedangkan karyawan yang
baik mengalami kenaikan sebesar 4% dari 40% menjadi 44 %.
Bagaimana kompetensi karyawan di PT.
Telekomunikasi Indonesia Regional III area Witel
Bandung?
Bagaimana kinerja karyawan di PT. Telekomunikasi
Indonesia Regional III area Witel Bandung?
Bagaimana motivasi karyawan di PT. Telekomunikasi
Indonesia Regional III area Witel Bandung?
Apakah kompetensi berpengaruh terhadap kinerja
karyawan di PT. Telekomunikasi Indonesia Regional III
area Witel Bandung?
Apakah kompetensi berpengaruh terhadap kinerja
pegawai dengan dimoderasi variabel motivasi di
PT.Telekomunikasi Indonesia Regional III area Witel
Bandung?
1. Untuk mengetahui kompetensi karyawan di PT.
Telekomunikasi Indonesia Regional III area Witel Bandung.
2. Untuk mengetahui kinerja karyawan di PT. Telekomunikasi
Indonesia Regional III area Witel Bandung.
3. Untuk mengetahui motivasi karyawan di PT.
Telekomunikasi Indonesia Regional III area Witel Bandung.
4. Untuk mengetahui kompetensi berpengaruh terhadap
kinerja karyawan di PT. Telekomunikasi Indonesia Regional
III area Witel Bandung.
Beberapa keterbatasan penelitian yang dapat ditarik dari
penelitian ini adalah : Untuk mengetahui kompetensi
berpengaruh terhadap kinerja pegawai dengan dimoderasi
variabel motivasi, kompensasi, kompetensi di PT.
Telekomunikasi Indonesia Regional III area Witel
Bandung. Selanjutnya, artikel ini dibagi menjadi
beberapa bagian, yaitu landasan teori, metode penelitian,
hasil dan pembahasan serta kesimpulan.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Metode
kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sample tertentu (Sugiyono, 2015:11). Jenis penelitian
yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan kausal karena
penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antar
variabel dan menggambarkan hasil penelitian. Penelitian ini
bersifat kausal karena memiliki hubungan yang bersifat sebab
akibat antara variabel independen (variabel yang
mempengaruhi) dan variabel dependen (yang dipengaruhi),
melalui pnggunakan teknik analisis regresi sederhana dan uji
regresi moderasi
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan
yang mempunai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2015:38). Dalam penelitian ini, yang menjadi
variabel independen adalah kompetensi dan
yang menjadi variabel dependen adalah kinerja
karyawan serta variabel moderator adalah
motivasi.
Dimensi dilihat dari Motivasi yaitu:
Need of achievement (kebutuhan untuk
berprestasi), merupakan kebutuhan untuk mencapi sukses,
yang diukur berdasarkan standar kesempatan dalm diri
sesorang. Kebutuhan ini berhubungan erat denagn pekerjaan
dan mengarahkan tingkah laku pada usaha ntuk mencapai
prestasi tertentu.
Need of affiliation (kebutuhan untuk memperluas
pergaulan), merupakan kebutuhan akan kehangatan dan
sokongn dalam hubungannya denagn orang lain. kebutuhan
ini mengarahkan tingkah laku untuk mengadakan hubungan
secara akrab dengn orang lain.
Need of power (kebutuhan untuk menguasai
sesuatu), merupakan kebutuhan untuk menguaasai dan
mempengaruhi situasi dan orang lain agar menjadi dominan
dan pengontrol. Kebutuhan ini menyebabkan orang yang
bersangkutan kurang memperdulikan perasan orang lain.
Dimensi dilihat dari Kompetensi yaitu :
Motives
Motives adalah sesuatu dimana sesorang secara konsisten berfikir sehingga ia melakukan
tindakan. Spencer (1993) menambahkan bahwa motives adalah “drive, direct and select
behavior toward certain actions or goals and away from others “. Misalnya seseorang yang
memiliki motivasi berprestasi secara konsisten mengembangkan tujuan – tujuan yang
memberi suatu tantangan pada dirinya sendiri dan bertanggung jawab penuh untuk mencapai
tujuan tersebut serta mengharapkan semacam “ feedback “ untuk memperbaiki dirinya.
Traits
Traits adalah watak yang membuat orang untuk berperilaku atau bagaimana seseorang
merespon sesuatu dengan cara tertentu. Sebagai contoh seperti percaya diri, kontrol diri,
ketabahan atau daya tahan.
Self Concept
Self Concept adalah sikap dan nilai – nilai yang dimiliki seseorang. Sikap dan nilai diukur
melalui tes kepada responden untuk mengetahui nilai yang dimiliki seseorang dan apa
yang menarik bagi seseorang untuk melakukan sesuatu.
Knowledge
Knowledge adalah informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang tertentu. Pengetahuan
merupakan kompetensi yang kompleks. Tes pengetahuan mengukur kemampuan peserta
untuk memilih jawaban yang paling benar tetapi tidak bias melihat apakah sesorang dapat
melakukan pekerjaan berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya.
Skills
Skills adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu baik secara fisik
maupun mental. Dengan mengetahui tingkat kompetensi maka perencanaan sumber daya
manusia akan lebih baik hasilnya.
Dimensi dilihat dari Kinerja
Karyawan yaitu :
Kualitas
Kuantitas
Penggunaan waktu
Kerjasama
Kompetensi
Kompetensi merupakan kemampuan individu yang berhubungan dengan kinerja
superior dalam peran dan pekerjaan. Kompetensi meliputi pengetahuan,
keterampilan, intelektual, strategi atau kombinasi dari ketiganya yang mungkin
diaplikasikan pada seseorang atau mungkin pada unit kerja (Tjutju dan Suwanto,
2013:21). Sedangkan Spencer dalam Moeheriono (2014:5) menyatakan bahwa
kompetensi adalah karakteristik yang mendasari seseorang berkaitan dengan
efektivitas kinerja individu dalam pekerjaannya atau karakteristik dasar individu
yang memiliki hubungan kausal atau sebab – akibat dengan kriteria yang
dijadikan acuan, efektif atau berkinerja primer di tempat kerja atau situasi
tertentu.
Kinerja
Kinerja adalah hasil dari suatu proses yang mengacu dan diukur selama periode
waktu tertentu. Oleh karena itu, Rivai dan Sagala dalam Priansa (2014:269)
menyebutkan bahwa kinerja dapat disebut sebagai perilaku yang nyata yang
ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh pegawai
sesuai dengan perannya dalam organisasi. Untuk mencapai atau menilai kinerja,
John Miner dalam Edison, Anwar dan Komariyah (2016:195)
Motivasi