Anda di halaman 1dari 23

KONSEP

PENYEBAB
PENYAKIT
Dasar Epidemiologi
Kelas A (Rabu, 08.50-10.30 WIB)
Oleh Kelompok 1:

1. Nanda Kristina Suryarega 162110101073


2. Ani Nur Salisah 162110101076
3. Indra Oktafia 161010101078
4. Nuzulia Rahmawati 162110101080
5. Nur Fauziyah 162110101083
6. Lidya Meidy R. 162110101086
7. Berliaana Oktavia 162110101096
8. Rina Nur Andayani 162110101107
DEFINISI SEHAT
Suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental
dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau
kecacatan.
Keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan
sosial yang memungkinkan hidup produktif
secara sosial dan ekonomi. Artinya seseorang
di katakan sehat jika tubuh, jiwa dan
kehidupan sosialnya berjalan dengan normal
dan sebagaimana mestinya. Jika salah satu
komponen tersebut terganggu, maka
kehidupannya akan menjadi tidak sehat

Keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual


maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis
DEFINISI SAKIT
Suatu kondisi cacat atau kelainan yang disebabkan oleh Menurut
gangguan penyakit, emosional, intelektual, dan sosial WHO

Sakit adalah sebagai suatu keadaan yang tidak


Menurut menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga seseorang
Perkins menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik itu dalam
aktivitas jasmani, rohani dan sosial.
Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu
sebagai totalitas termasuk keadaan organisme sebagai sistem Menurut
(Pemons, 1972)
biologis dan penyesuaian sosialnya.

Sakit merupakan terdapatnya gejala, presepsi tentang


Menurut keadaan sakit yang dirasakan, dan kemampuan beraktivitas
Bauman sehari-hari yang menurun.
ETIOLOGI PENYAKIT PERSONALISTIK
DAN NATURALISTIK
Foster dan Anderson (1978) membagi etiologi penyakit
menjadi dua yaitu :
1. Etiologi personalistik
Keadaan sakit dipandang sebagai sebab adanya
campur tangan agen seperti makhluk halus, jin,
hantu dan roh tertentu. Seseorang jatuh sakit
akibat usaha orang lain
( dukun ) yang menjadikan dirinya sebagai
sasaran agen tersebut.
2. Etiologi naturalistik
Sakit adalah akibat gangguan sistem dalam
tubuh manusia atau antara tubuh manusia
dengan lingkungannya.
Ahli antropologi kesehatan melihat bahwa perilaku sakit seseorang
mengacu pada etiologi atau sebab dari penyakit itu sendiri. Masyarakat yang
relatif lebih sederhana seperti di pedesaan Indonesia, orang cenderung
menganut etiologi personalistik, sehingga masyarakat akan pergi ke
dukun/orang pintar. Sedang di daerah perkotaan sebaliknya, terdapat
kecenderungan terhadap etiologi naturalistik. Bila masyarakat meyakini
bahwa mereka terserang suatu penyakit akibat virus atau kuman maka dia
akan pergi ke dokter.

Etiologi penyakit naturalistik dan personalistik selamanya akan tetap


hidup di masyarakat baik perkotaan maupun pedesaan. Tidak ada lagi
pembeda bahwa makin modern masyarakat akan lebih memandang penyakit
sebagai naturalistik saja.
PERKEMBANGAN TEORI TERJADINYA
PENYAKIT
Penyakit merupakan salah satu gangguan kehidupan
manusia yang telah dikenal orang sejak dahulu. Pada
mulanya, orang mendasarkan konsep terjadinya penyakit
pada adanya gangguan makhluk halus atau karena
kemurkaan dari Yang Maha Pencipta. Hingga saat ini,
masih banyak kelompok masyarakat di negara
berkembang yang menganut konsep tersebut. Di lain
pihak, masih ada gangguan kesehatan/penyakit yang
belum jelas penyebabnya, maupun proses terjadinya.
TEORI HYPOCRATES

Dikatakan bahwa timbulnya penyakit disebabkan oleh pengaruh lingkungan


yang meliputi air, udara, tanah, cuaca, dan lain sebagainya.
Teori ini dikemukakan oleh Hippocrates.
Teori ini dipakai sampai tahun 1800-an
Namun teori ini tidak dijelaskan bagaimana kedudukan manusia dalam
interaksi tersebut, serta tidak dijelaskan pula faktor lingkungan bagaimana
yang dapat menimbulkan penyakit serta teori ini belum bisa mnejawab untuk
penyakit yang mempunyai rantai penularan yang lebih berbelit.
TEORI HUMORAL

Dikatakan bahwa terjadinya penyakit yang timbul karena adanya


gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh manusia. Dalam tubuh
manusia terdapat empat macam cairan, yakni cairan putih, kuning, merah,
dan hitam. Apabila terjadi gangguan keseimbangan cairan tersebut, akan
menimbulkan penyakit tertentu, tergantung pada jenis cairan mana yang
bersifat dominan.
Teori ini masih merupakan dasar dalam sistem pengobatan tradisional
Cina.

X x
TOERI MIASMA

Dikatakan bahwa terjadinya penyakit karena sisa-sisa makhluk hidup yang


mengalami pembusukan dan meninggalkan kotoran di udara serta
lingkungan sekitarnya.
Teori ini berkembang pada abad pertengahan dan pada waktu itu lebih
mengarah pada kebersihan lingkungan terhadap sisa-sisa peninggalan
makhluk hidup.
Contoh dari pengaruh teori tersebut : timbulnya penyakit malaria yang dikira
karena sisa-sisa pembusukan binatang dan tumbuhan yang ada di rawa-rawa
(malaria artinya daerah yang jelek).
TEORI JASAD RENIK (TEORI GERM)
Pada teori ini terjadi perubahan yang cukup besar dalam konsep terjadinya

penyakit dengan didapatkannya mikroskop sehingga konsep penyebab penyakit

berahlih ke jasad renik.

Perkembangan selanjutnya selain jasad renik, disusul pula dengan teori imunitas

dan hormonal yang semakin berkembang. Pada saat itu, orang mulai optimis

dalam menghadapi berbagai penyakit dengan antibiotik, sistem imunitas dan lain

sebagainya.

Namun selanjutnya teori ini mendapat tantangan karena sulit diterapkan pada

berbagai penyakit kronik, misalnya penyakit jantung dan kanker yang

penyebabnya bukan kuman.


TEORI NUTRISI DAN RESISTENSI

Merupakan teori yang berasal dari pengamatan berbagai


pengamatan epidemiologi.
Teori ini menghubungkan dengan nutri yang dimakan dengan
manusia
Nutrisi yang kita makan sangat berpengaruh terhadap dampak
nantinya yg timbul pada tubuh kita.
TEORI EKOLOGI LINGKUNGAN

Teori ini menjelaskan bahwa manusia berinteraksi dengan berbagai faktor

penyebab dalam lingkungan tertentu dapat menimbulkan penyakit.

Teori ini membahas tentang penyebab penyakit yang menghubungkan antara

sumber penyakit, penderita dan lingkungannya.

Teori ini juga mencoba menghubungkan terjadinya penyakit dengan cuaca dan

faktor geografis (tempat).

Suatu yang organik dari lingkungan sebagai pembawa penyakit misalnya air

yang tercemar menyebabkan gastroenteritis

Teori ini diterapkan oleh John Snow menganalisis terjadinya diare di london.
TIGA MODEL KONSEP DASAR
PENYAKIT

1. MODEL TRIAS EPIDEMIOLOGI


Trias epidemiologi atau segitiga epidemiologi adalah
suatu konsep dasar epidemiologi yang menggambarkan
tentang hubungan tiga faktor utama yang berperan dalam
terjadinya penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Tiga
faktor tersebut adalah host (penjamu), agent (agen, faktor
penyebab), dan environment (lingkungan).

Bentuk interaksi trias epidemiologi juga
dikemukakan oleh John Gordon berupa
Timbangan Keseimbangan. Dalam hukum
Biologic Laws dikatakan bahwa suatu
penyakit timbul karena terjadi
ketidakseimbangan antara agent dan host.
Keseimbangan tersebut tergantung pada
sifat alami dan karakteristik dari agent
dan host (individu/ kelompok).
Karakteristik dari agent dan host berikut
interaksinya secara langsung tergantung
pada keadaan alami dari lingkungan
biologi, fisik, dan sosial-ekonomi.
Interaksi trias epidemiologi, antara lain:
1. Agen-Host- environment
a) Interaksi Agen-Lingkungan
Keadaan dimana agent dipengaruhi langsung oleh environment
(karakteristik host tidak berpengaruh). Misal: ketahanan bakteri
terhadap sinar matahari, stabilitas vit dlm lemari pendingin, dll.
b) Interaksi Host-Lingkungan
Keadaan dimana host dipengaruhi langsung oleh environment
(karakteristik agen tidak berpengaruh). Misal: kebiasaan
penyiapan makanan, ketersediaan fasilitas kesehatan, dll.
c) Interaksi Host-Agen
Keadaan dimana agent telah berada dalam diri host. Interaksi ini
dapat berakhir dengan kesembuhan, gangguan sementara,
kematian atau carier.
d) Interaksi Agent-Host-Lingkungan
Keadaan dimana host, agent & environment saling mempengaruhi
satu sama lain sehingga timbul penyakit. Misal: kontaminasi feses
Interaksi trias epidemiologi, antara lain:
2. Person – place – time
a) Interaksi person - place
Keadaan dimana person (dibicarakan peranan umur, jenis kelamin, kelas sosial, pekerjaan,
golongan etnik, status perkawinan, besarnya keluarga, struktur keluarga dan paritas)
dipengaruhi langsung oleh place (distribusi geografis suatu penyakit ). Misal: Warga
Jember yang sering mengalami diare diakibatkan sumber perairan lingkungannya tidak
bersih

b) Interaksi person - time


Keadaan dimana person dipengaruhi langsung oleh time (menunjukkan adanya perubahan
faktor-faktor etiologis). Misal: epidemi hepatitis di jember, yang terjadi musiman.

c) Interaksi place - time


Keadaan dimana place telah dipengaruhi langsung oleh time. Misal: pada awal dan akhir
musim hujan menyebabkan bertambah parahnya kasus PES, karena tikus yang masuk ke
dalam rumah untuk berlindung dan menyebabkan seringnya kita melakukan kontak
dengan kotoran tikus secara tidak langsung.

d) Interaksi Person – place - time


Keadaan dimana Person, place, dan time saling mempengaruhi satu sama lain sehingga
timbul penyakit. Misal: perkembangbiakan nyamuk DBD pada tempat-tempat yang
menampung air.
Interaksi trias epidemiologi, antara lain:
3. Frekuensi – Distribusi - Determinan
a) Interaksi Frekuensi – Distribusi
Keadaan dimana frekuensi (jumlah penyebaran)
dipengaruhi langsung oleh distribusi (pola penyebaran
penyakit).

b) Interaksi Frekuensi – Determinan


Keadaan dimana frekuensi dipengaruhi langsung oleh
determinan (faktor penyebab penyakit).

c) Interaksi distribusi – Determinan


Keadaan dimana distribusi telah dipengaruhi langsung oleh
determinan.

d) Interaksi Frekuensi – Distribusi - Determinan


Keadaan dimana Frekuensi, Distribusi, dan Determinan
saling mempengaruhi satu sama lain sehingga timbul
penyakit.
2. Jaring - Jaring Sebab Akibat (The Web of Causation)

Web of Causation (WoC) pertama kali diperkenalkan pada tahun 1960


oleh Brian Macmahon, Thomas F.Pugh dan Johannes Ipsen.
Model ini merupakan onterkoneksi dari beberapa faktor penyebab
penyakit.
Webs of Causation memiliki banyak tangan, cabang, sumber, input, dan
penyebab-penyebab yang saling berkoneksi atau saling berhubungan ke
inti (Merril and Merril, 2009).
 Menurut model ini, suatu penyakit tidak tergantung pada satu sebab
yang berdiri sendiri melainkan sebagai akibat dari serangkaian
proses “sebab dan akibat”.

 Dengan demikian maka timbulnya penyakit dapat dicegah atau


dihentikan dengan memotong rantai pada berbagi titik.

 Contoh dari web of causation yaitu penyakit tuberkulosis, selain


karena faktor kuman, juga karena faktor lainnya, seperti : kurang
nutrisi, tempat tinggal atau tempat kerja di area yang padat, lemah
dalam hal munitas dan kemiskinan
3. Model Lingkaran atau Roda (the wheel) Epidemologi

Model roda ini menjelaskan bahwa lingkaran terluar dan terbesar


adalah lingkungan yang terdiri antara lingkungan biologis, sosial dan
lingkungan fisik.
Selanjutnya lingkungan ini berinteraksi dengan lingkaran di
dalamnya yaitu tuan rumah atau host sehingga terjadilah interaksi
antara lingkungan dengan manusia, serta yang paling dalam adalah
lingkaran faktor genetik yang memiliki peran penting dalam banyak
penyakit. Ukuran komponem roda bersifat relatif, tergantung problem
spesifik penyakit yang bersangkutan.
 Contoh pada penyakit herediter tentunya proporsi inti genetikrelatif besar, sedang
penyakit campak status imunitas penjamu dan biologik lebih penting daripada faktor
genetik. Peranan lingkungan sosial lebih besar dari yang lainnya dalam hal stres
mental, sebaliknya pada penyakit malaria peran lingkungan biologis lebih besar.

 Besarnya komponen-kompenen dari roda tergantung kepada masalah penyakit


tertentu yang menjadi perhatian kita. Untuk penyakit-peyakit bawaan (herediter) inti
genetik relatif lebih besar. Untuk kondisi tertentu seperti campak, inti genetik relatif
kurang penting oleh karena keadaan kekebalan dan sektor biologi lingkungan yang
paling berperanan.Pada model roda, mendorong pemisahan perincian faktor pejamu
dan lingkungan, yaitu suatu perbedaan yang berguna untuk analisa epidemiologi.
DAFTAR PUSTAKA
Bustan. (1997). Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Noor, Nur Nasri. 2014. Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta

Swarjana, I. K. (2017). Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsep, Strategi


dan Praktik. Yogyakarta: Katalog dalam Terbitan.

Anda mungkin juga menyukai