Anda di halaman 1dari 19

Strategi Pembangunan

Nasional:
Pembangunan Teknokratis Vs.
Pembangunan Partisipatif

RENO RENALDI, SKM, M.Kes


1
Konsep
Perencanaan Pembangunan

2
Perencanaan Pembangunan

 Suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan


yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan
memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
 Proses pengambilan keputusan dari sejumlah pilihan
untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki.
 Segala bentuk konsep dan dokumentasi yang
menggambarkan bagaimana tujuan akan dicapai dan
bagaimana sumber daya akan dialokasikan,
penjadualan dari proses pencapaian tujuan, hingga
segala hal yang terkait dengan pencapaian tujuan.

3
Proses Perencanaan
Pendekatan Politik:
Pemilihan Presiden/Kepala Daerah menghasilkan rencana
pembangunan hasil proses politik (public choice theory of
planning), khususnya penjabaran Visi dan Misi dalam
RPJM/D.

Proses Teknokratik:
Menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah
oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional
bertugas untuk itu.
Partisipatif:
Dilaksanakan dengan melibatkan seluruh stakeholders,.

Proses top-down dan bottom-up:


Dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan.
4
Prasyarat Dapat Diimplikasikannya Suatu
Perencanaan Pembangunan

• Faktual dan Realistis  Sesuai dengan kondisi


aktual di masyarakat, dan realistis secara
ekonomi maupun politis untuk dijalankan
• Logis dan Rasional  Perencanaan yang Bisa didapat
dibuat dapat diterima akal sehat secara melalui
argumentatif perencanaan
yang
• Komprehensif atau menyeluruh 
Teknokratik
Mempertimbangkan seluruh faktor/variabel yang
mempengaruhi
• Fleksibel  Dapat berubah sesuai Bisa didapat
perkembangan kondisi dan kebutuhan yang ada melalui
• Komitmen  Adanya perasaan memiliki dan perencanaan
komitmen untuk menjalankan rencana dari yang
seluruh stakeholders Partisipatif
5
Perencanaan Pembangunan
sebagai Kebijakan Publik

• Perencanaan pembangunan merupakan bagian dari kebijakan publik.


Menurut Goulet, ada tiga rasionalitas yang saling ber-inter-relasi dalam
penentuan keputusan-keputusan publik, yaitu :
– Technological Rationality bersandar pada ilmu modern yang
mengedepankan logika efisiensi.
– politican rationality merupakan logika kepentingan yang selalu
mengedepankan pemeliharaan institusi dan kebijakan. Lebih jauh
dari itu, pada realitasnya seringkali motif-motif pemeliharaan
institusi dan kebijakan itu menjadi alasan yang menyelubungi motif-
motif mempertahankan kekuasaan dan mencari keuntungan.
– ethical rationality lebih menekankan pada pencitraan,
pemeliharaan atau mempertahankan norma-norma.
• Political dan ethical rationality lebih mengacu pada apa yang dianggap
“baik” oleh masyarakat, sementara technological rationality biasanya
mengacu pada apa yang dianggap “benar” oleh perencana. Dilema
timbul saat sesuatu yang dianggap “benar” itu belum tentu dianggap
“baik” oleh masyarakat.

6
Pembangunan Teknokratik dan
Pembangunan Partisipatif

7
Terminologi Kebijakan
Pembangunan Teknokratis
• Teknokrasi berasal dari kata-kata techné (teknik) dan kratein
(memerintah). Teknokrasi ialah pemerintahan yang menekankan
pentingnya prinsip-prinsip teknologi, seperti efisiensi, kuantifikasi,
produktivitas, perencanaan, dan penggunaan kiat, serta SOTA
(state of the art).
• Pembangunan yang teknokratik menempatkan pemerintah sebagai
pihak yang secara mutlak berwenang untuk merencanakan dan
melaksanakan pembangunan untuk kepentingan publik,
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan teknis dari pemerintah
sendiri.
• Model ini biasanya berafiliasi dengan pola pembangunan top-
down, dimana pemerintah berwenang mengatur masyarakat dan
tingkat pemerintahan dibawahnya dengan berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan dari pemerintah itu sendiri.
• Dalam pembangunan teknokratis, yang diutamakan adalah
pertimbangan teknis dan keilmuan dari pemerintah dalam
membangun fondasi argumentatif strategi pembangunan. 8
Perubahan Paradigma Pembangunan
• Sejak bergulirnya era reformasi 1998, Indonesia telah memulai berbagai
inisiatif yang dirancang untuk memperbaiki sistem tata pemerintahan
dan desentralisasi, akuntabilitas dan partisipasi yang lebih luas.
Inovasi-inovasi dalam penyelenggaraan tata pemerintahan dan
kebijakan publik dalam mendukung sebuah bentuk demokrasi
partisipatorik sangat diperlukan
• Setidaknya ada lima paradigma baru yang menyebabkan perubahan
dan perkembangan pola pikir dalam perencanaan yang juga
menyebabkan perubahan pada produk-produk rencana di Indonesia,
yaitu :
– Pertumbuhan perekonomian global
– Orientasi pembangunan
– Kemitraan pemerintah dan masyarakat (Public-Private Partnership)
– Perkembangan sistem dan teknologi informasi
– Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan
• Bandul pembangunan telah bergerak ke arah tradisi partisipasi.
Prakarsa-prakarsa baru mulai berkembang dalam masyarakat seiring
dengan mulai dibukanya ruang-ruang partisipasi bagi masyarakat dan
desentralisasi kewenangan dari pemerintah pusat ke pemerintah 9
daerah.
Reposisi Peran Pemerintah

Peranan yang dituntut dari


Peranan pemerintah pada
pemerintah saat ini:
masa lalu :
1. “manajer” perubahan
1. Penentu utama arah
(menjalankan fungsi
pembangunan
manajerial dan koordinasi)
2. “Pakar” yang paling
2. Fasilitator terciptanya
mengetahui dan “berhak”
sinergi antar stakeholders
menentukan arah
pembangunan
pembangunan
3. Peran advokasi dan
pembimbingan

10
Terminologi Pembangunan Partisipatif

• Partisipasi merupakan proses anggota masyarakat


sebagai individu maupun kelompok sosial dan organisasi,
mengambil peran serta ikut mempengaruhi proses
perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kebijakan-
kebijakan yang langsung mempengaruhi kehidupan
mereka (Sumarto, 2004)
• “Perencanaan tidak dapat efektif, kecuali bila dilakukan
dengan pengenalan, pemahaman, dan pemanfaatan
struktur kekuatan pemerintah dan non-pemerintah”
(Branch, 1995)

11
Kekuatan dan Kelemahan
Perencanaan Partisipatif
Kekuatan (Adams, 2004; Layzer, 2002) :
• Berperan memelihara sistem demokrasi lokal
• Menunjukkan dukungan
• Mengkritisi isu kebijakan
• Menyusun agenda kebijakan
• Menunda pengesahan/pemberlakuan suatu kebijakan
• Mengembangkan jaringan antar dan antara warga dengan pejabat
terpilih
• Menghasilkan solusi lestari dan peduli lingkungan

Kelemahan (Irvin & Stansbury, 2004) :


• Pemborosan sumber daya dalam pembuatan kebijakan (dalam
masyarakat kurang ideal)
• Tidak efektif sebagai persuasi rasional (dalam kondisi tertentu)
• Tergantung karakter/sifat stakeholders

Agus Sjafari Sosiologi Pembangunan 12


Tantangan dan Kendala Sinkronisasi
Pembangunan Teknokratis dan Partisipatif
PERENCAAAN DULU
PERENCAAAN DULU PERENCANAAN YANG
PERENCANAAN YANG DIINGINKAN
DIINGINKAN
aftar Usulan - “Shopping List” Rencana Kerja - “Working Plan”
Sebanyak-banyaknya • Input (Rp., Tenaga Kerja, Fasilitas, dll.)
Seindah-indahnya • Kegiatan (Proses)
Tidak terbatas • Hasil nyata: Output, Outcome, Dampak

Oleh karena itu, Perencanaan Pembangunan


• Dimulai dengan data dan informasi tentang
realitas sosial, ekonomi, budaya dan politik
yang terjadi di masyarakat, ketersediaan
sumberdaya dan visi/arah pembangunan Sinergikan
Teknokrasi dan
Critical point-nya adalah
Partisipasi !!
• Menyusun hubungan optimal antara masukan
(input), proses, dan keluaran (output), hasil
(outcome) dan dampak (impact)
SPPN 13
(UU 25 Tahun 2004)
SPPN
- Penataan Produk Perencanaan -
- Proses Perencanaan -
Sesuai dengan ruang lingkup perencanaan, maka perencanaan
pembangunan nasional menghasilkan :
1. Rencana pembangunan jangka panjang ;
2. Rencana pembangunan jangka menengah ; dan
3. Rencana pembangunan tahunan, yang dituangkan kedalam
berbagai dokumen perencanaan.

Sistem perencanaan pembangunan nasional dalam SPPN ini mencakup


lima pendekatan dalam seluruh rangkaian perencanaan, yaitu
pendekatan: (1) politik; (2) teknokratik; (3) partisipatif; (4) atas-
bawah (top-down); dan (5) bawah-atas (bottom-up)

14
SPPN
- Tahapan dalam Perencanaan -
• Perencanaan pembangunan terdiri dari empat tahapan yakni: (1) penyusunan
rencana; (2) penetapan rencana; (3) pengendalian pelaksanaan rencana; dan
(4) evaluasi pelaksanaan rencana. Keempat tahapan diselenggarakan secara
berkelanjutan sehingga secara keseluruhan membentuk satu siklus
perencanaan yang utuh.

• Tahap penyusunan rencana. Tahap ini dilaksanakan untuk menghasilkan


rancangan lengkap suatu rencana yang siap untuk ditetapkan yang terdiri dari 4
(empat) langkah:
1. Langkah pertama adalah penyiapan rancangan rencana pembangunan yang
bersifat teknokratik, menyeluruh, dan terukur.
2. Langkah kedua, masing-masing instansi pemerintah menyiapkan rancangan
rencana kerja dengan berpedoman pada rancangan rencana pembangunan
yang telah disiapkan.
3. Langkah berikutnya adalah menjaring aspirasi semua pihak yang
berkepentingan (stakeholders) dan menyelaraskan rencana pembangunan
yang dihasilkan masing-masing jenjang pemerintahan melalui musyawarah
perencanaan pembangunan (MUSRENBANG).
4. Langkah keempat adalah penyusunan rancangan akhir rencana
pembangunan.
15
PARTISIPASI SEPERTI APA YG ANDA INGINKAN ?

16
SPPN
- Tahapan dalam Perencanaan -
• Tahapan Penetapan Rencana. Rencana perlu ditetapkan sebagai salah
satu produk hukum sehingga mengikat semua pihak untuk
melaksanakan isi rencana rencana tersebut. Menurut undang-undang
ini, rencana pembangunan jangka panjang nasional/daerah ditetapkan
sebagai Undang-undang/Peraturan Daerah, rencana pembangunan
jangka menengah nasional/daerah ditetapkan sebagai Peraturan
Presiden/Keputusan Kepala Daerah, dan rencana pembangunan
tahunan nasional/daerah ditetapkan sebagai Peraturan
Presiden/Keputusan Kepala Daerah

• Pengendalian dan Evaluasi. Pengendalian pelaksanaan rencana


pembangunan dimaksudkan untuk menjamin tercapainya tujuan dan
sasaran pembangunan yang tertuang dalam rencana melalui kegiatan-
kegitan koreksi dan penyesuaian selama pelaksanaan rencana
tersebut oleh pimpinan kementerian/lembaga/satuan kerja perangkat
daerah.
17
MUNGKIN INILAH YANG SESUAI

18
19

Anda mungkin juga menyukai