Anda di halaman 1dari 43

FILSAFAT ILMU

(PHILOSOPHY OF SCIENCE)

DR. ALI MAKSUM, M.Ag., M.Si.


081233258818
alimaksum@ub.ac.id
BELAJAR FILSAFAT
1. Dari Sejarah Perkembangan Pemikiran:
 Yunani Kuno – Filsafat Timur
 Abad Pertengahan
 Filsafat Islam
 Filsafat Modern
 Postmodern

2. Dari Sistematika Ilmu Filsafat:


 Ontologi/ Metafisika
 Epistemologi
 Aksiologi
3. Dari segi paham-paham filsafat:
 Idealisme, Realisme, Rasionalisme, Empirisme,
Materialisme, Dualisme, Pragmatisme, Modernisme,
Postmodernisme, Dll..

4. Dari cabang filsafat:


 Filsafat ilmu
 Filsafat politik
 Filsafat ekonomi
 Filsafat budaya,
 Filsafat pendidikan,
 Filsafat agama, dll
MANUSIA & RASA INGIN TAHU
 Manusia berpengetahuan
 Binatang berpengetahuan
 Jin-setan berpengetahuan
 Malaikat berpengetahuan

Apa beda pengetahuan manusia dengan


pengetahuan makhluk lain?
 Pengetahuan makhluk lain statis

 Pengetahuan manusia dinamis


Manusia Makhluk yang Dibekali:
 Fisik: anggota tubuh

 Jiwa : Perasaan, emosi, nafsu


 Akal : rasio PEMIKIRAN
PENGETAHUAN MANUSIA DINAMIS?
 Manusia mempunyai akal/rasio
 Akal/rasio : Manusi Berpikir.
 Berpikir melahirkan PENGETAHUAN.
 Berpikir adalah eksistensi manusia.

BERPIKIR :
 Mencerna pengalaman
 Merenung
 Merefleksi
 Menalar
 Meneliti

Aktivitas di atas adalah cikap-bakal rasa ingin tahu (curiosity)


 Aktivitas rasa ingin tahu = mendorong
manusia berpikir
Berpikir

Human Curiosity (Rasa ingin tahu)

Kontemplasi & Inquiry ( Penyelidikan )

Ada Temuan : Filsafat & IPTEK


 Filsafat adalah berpikir
 Berpikir melahirkan filsafat, ilmu
pengetahuan, dan teknologi
 Tapi tidak semua aktivitas berpikir bisa
disebut berfilsafat
 Berpikir yang berfilsafat adalah berpikir
radikal, sistematis, dan universal.
FILOSOF PERTAMA
Filosof pertama disebut juga sebagai Filosof
Alam. Mereka adalah para ahli pikir yang
menjadikan alam yang luas dan penuh
keselarasan ini menjadi sasaran pemikiran
mereka. Karena ketakjuban mereka oleh alam
yang penuh keanekaragaman dan gerak ini,
mereka menanyakan tentang soal asal-muasal
(arche) dan apa yang dibelakang semua ini.
Mereka al.: Thales, Anaximenes, Anaximander,
Pythagoras, Parmenides, Heraklitos, dll.
PARA FILOSOF ALAM

Thales dari Miletus (± 624 sM - ± 546


sM) adalah air
Anaximenes (± 570 sM - ± 500 sM)
adalah udara
Xenophanes (± 570 sM - ± 480 sM)
adalah tanah
Heraklitus (± 540 sM - ± 475 sM)
adalah api
Empedokles (± 490 sM - ± 430 sM)
adalah kombinasi dari air, udara,
FILOSOF KEDUA

Para Filosof Manusia: yang menjadi


obyek pemikiran bukan lagi alam tetapi
manusia. Mereka mempertanyakan
siapa manusia itu, asal-muasalnya dari
mana, tujuannya untuk apa, dan akan
kemana sesudahnya. Para filosof itu
adalah Socrates, Plato, dan Aristoteles.
A. PENGERTIAN FILSAFAT
APA ITU FILSAFAT?
 FILSAFAT (Ina) = Falsafah (Arab) = Philosophy
(Inggris) = Philosophia (Yunani, Latin) = Philosophie
(Jerman, Belanda, Prancis)
 Etimologis, FILSAFAT Berasal dari Yunani:
PHILOSOPHIA
 PHILOS = (cinta (love)) + Sophos (bijaksana, wisdom)
 Philein = (mencintai) + Sophia
(kebijaksanaan,Kearifan, pengetahuan).
 Filsafat is Love of Wisdom (cinta kebijaksanaan,
cinta kearifan, dan cinta pengetahuan).
PHYTAGORAS (572-497 SM)
 Phytagoras konon orang pertama yang
menyebut istilah “filsafat”.
 Ketika ia ditanya: “apakah Anda termasuk orang
yang bijaksana?”, ia menjawab, “Saya hanya
seorang “philosophos”
 “philosophos” = (lover of widom, pecinta
kebijaksanaan; pencari kebijaksanaan)
 Filosof bukan orang yang sudah mencapai dan
memiliki kebenaran, tetapi selalu mengejar dan
mencintai kebenaran
‫ي‬ ‫ت‬ ‫ت‬ ‫أو‬ ‫أ‬ ‫د‬ ‫ي‬ ‫ق‬‫ي‬ ‫ف‬ ‫ة‬
‫ي‬ ‫م‬ ‫د‬ ‫ك‬ ‫ح‬
‫ت‬ ‫د‬ ‫ل‬‫ا‬ ‫ت‬ ‫د‬ ‫ؤ‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫أ‬ ‫ء‬ ‫ي‬
‫شا‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ة‬
‫ي‬ ‫م‬‫د‬ ‫ك‬‫ح‬‫ت‬ ‫د‬ ‫ي أؤ دتتي ال‬
‫ي‬ ‫د‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫أ‬ ‫ي ي د‬ ‫ي‬ ‫ي ي د‬ 
‫د‬ ‫ي‬ ‫د‬ ‫أ‬ ‫أ‬
‫ما ي يذ لك لأر إ تلل أودلوا الليباب‬ ‫خي دررا ك يتثيررا وي ي‬‫ي‬

 “Allah memberikan hikmah kepada siapa


yang dikehendaki-Nya, dan siapa yang diberi
hikmah itu, maka ia telah diberikan kebaikan
yang banyak sekali dan tidaklah akan
mengingat kecuali orang-orang yang
berakal” (Q.S : 2: 269).
 “Hikmah” bermakna ‘tali-kendali’ .
 Dari sinilah diambil kata hikmah dalam arti
kebijaksanaan atau pengetahuan.
 Siapa saja yang mendapatkan hikmah akan
terhalang dari tindakan atau perbuatan
yang rendah (tidak berdasar nalar atau
rasionalitas dan melampau kewajaran).
 Seorang yang memiliki hikmah disebut
Hakim.
CIRI-CIRI ORANG BIJAKSANA
 PENGET. LUAS DAN MENDALAM
 BERTANGGUNGJAWAB
 ORANG YANG BERLAKU ADIL
 ORANG YANG MENGETAHUI HAKEKAT
 ORANG YANG TIDAK MUDAH/SUKA MARAH-
MARAH
 ORANG YANG LAPANG DADA
 ORANG YANG SLL MENCARI KEBENARAN
ARTI TERMINOLOGIS
 Para filsuf pra-Socrates: mempertanyakan tentang arche,
yakni awal mula atau asal-usul alam dan berusaha
menjawabnya dengan menggunakan logos atau rasio tanpa
percaya lagi pada jawaban mitos atau legenda. Oleh sebab
itu, bagi mereka, filsafat adalah ilmu yang berupaya untuk
memahami hakikat alam dan realitas dengan mengandalkan
akal budi/RASIO.
 Plato: Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha
meraih kebenaran yang asli dan murni. Selain itu, ia juga
mengatakan bahwa filsafat adalah penyelidikan tentang
sebab-sebab dan asas-asas yang paling akhir dari segala
sesuatu yang ada.
 Aristoteles: Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
senantiasa berupaya mencari prinsip-prinsip dan penyebab-
penyebab dari realitas yang ada.
 Rene Descartes: Filsafat adalah himpunan dari segala
pengetahuan yang pangkal penyelidikannya adalah
mengenai Tuhan, alam, dan manusia.
HAROLD H. TITUS
FILSAFAT ADALAH:
1. Sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan
dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis.
2. Suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan
dan sikap yang dijunjung tinggi.
3. Suatu usaha untuk memperoleh suatu pandangan
keseluruhan.
4. Analisis logis dari bahasa dan penjelasan tentang arti kata
dan pengertian (concept).
5. Kumpulan masalah yang mendapat perhatian manusia dan
yang dicarikan jawabannya oleh ahli filsafat.
 Filsafat merupakan ilmu yang mempelajari
dengan sungguh-sungguh untuk mencapai
hakekat kebenaran segala sesuatu yang ada
dan yang mungkin ada. Dengan bantuan
filsafat, manusia berusaha menangkap
makna, hakekat, hikmah dari setiap
pemikran, realitas dan kejadian.

 Filsafat mengantarkan manusia untuk lebih


jernih, logis, mendasar dan bijaksana dalam
berfikir, bersikap, berkata, berbuat dan
mengambil kesimpulan.
HAKEKAT FILSAFAT
 Berfilsafat berarti berpikir secara mendalam dan
sungguh-sungguh
 Filsafat merupakan ilmu yang mempelajari
dengan sungguh-sungguh hakekat kebenaran
segala sesuatu
 Dengan filsafat, manusia berusaha menangkap
makna, hikmah dari tiap pemikiran, realitas, dan
kejadian
 Filsafat mengantarkan manusia untuk lebih
jernih dan bijaksana dalam berpikir, bersikap,
berkata, dan berbuat.
B. OBYEK FILSAFAT
 Objek Materia, yaitu lapangan atau bahan
penyelidikan suatu ilmu
 Objek Forma, yaitu sudut tertentu yang
menentukan ciri suatu ilmu
 Objek Materia Filsafat adalah ADA dan yang
mungkin ADA, fisik dan non fisik, real dan non
real.
 Objek Forma Filsafat adalah Mencari
keterangan yang sedalam-dalamnya untuk
menemukan hakekat , substansi atau intisari.
C. METODE FILSAFAT
1. Metode Kritis: Sokrates dan Plato
2. Metode Intuitif: Plotinus dan Bergson
3. Metode Skolastik: Aristoteles dan Thomas Aquinas
4. Metode Analitis: Rene Descartes
5. Metode Empiris: Hobbes, Locke, Berkeley, dan
Hume.
6. Metode Transendental: Kant dan neo-skolastik
7. Metode Dialektis: Hegel dan Karl Mark
8. Metode Fenomenologi: Edmund Husserl
9. Metode Positivistik: August Comte
10. Metode Analitika Bahasa: Ludwig Wittgenstein
D. CIRI BERPIKIR FILSAFATI
1. Berpikir Rasional. Ciri pemikiran rasional menunjukkan bahwa baik kegiatan
berpikir maupun hasil pemikiran filsafat itu sendiri harus dapat diterima secara
akal sehat, bukan sekedar mengikuti sebuah common sense (pikiran umum).
2. Berpikir Radikal (radix = akar). Artinya, ciri berpikir filsafat yang ingin
menggali dan menyelami kenyataan atau ide sampai keakar-akarnya, untuk
menemukan dan mengangkat dasar-dasar pemikirannya secara utuh ke
permukaan.
3. Berpikir Sistematis dan analitis. Artinya, ciri berpikir filsafat selalu berpikir
logis (terstruktur dan teratur berdasarkan hukum berpikir yang benar).
4. Berpikir Universal. Artinya, pemikiran filsafat selalu mencari gagasan-gagasan
pemikiran yang bersifat universal, yang dapat berlaku di semua tempat.
5. Berpikir Luas, Sadar bahwa selain ada pendangan diri sendiri ada pandangan
lain yang mempunyai argumen kokoh.
6. Berpikir Mendalam, Filsafat mengajak untuk terus menguji dan
mempersoalkan kembali dogma yang telah kita anggap benar.
7. Berpikir Kritis, Tidak menerima sesuatu begitu saja hanya berdasarkan
otoritas, menolak mengikuti pendapat umum.
PERMASALAHAN FILSAFAT
 Permasalahan filsafat mencakup pertanyaan-
pertanyaan mengenai makna, kebenaran
dan hubungan logis diantara ide-ide
dasar yang tidak dapat dipecahkan oleh ilmu
pengetahuan empiris.

 IDE DASAR, Mencakup pelbagai keyakinan dan


teori yang kita pegang dengan sadar, pelbagai
konsekuensi dan asumsi keyakinan yang dipercayai
begitu saja serta berbagai konsep yang berdiri
sendiri. Sifatnya umum (general) dan pervasif (luas)

 MAKNA, Suatu kegiatan memberikan arti pada


sesuatu
PERMASALAHAN FILSAFAT

 KEBENARAN, ada tiga macam teori kebenaran :


1. Teori Korespondensi, Kebenaran yang dilihat dari kenyataan
yang ada, sepadan dengan kenyataan
2. Teori Koherensi, Kebenaran adalah jika pernyataan atau
kepercayaan berhubungan dengan penyataan-pernyataan
atau kepercayaan-kepercayaan lain.
3. Teori Pragmatis, Kebenaran adalah pemecahan yang
memuaskan atau praktis atas situasi problematis.

 HUBUNGAN LOGIS, ada tiga jenis hubungan logis


1. Dua keyakinan yang tidak selaras, sehingga keyakinan
tersebut tidak bisa sama-sama benar
2. Sebuah keyakinan mengandaikan keyakinan yang lain,
sehingga keyakinan pertama harus benar agar keyakinan
yang kedua benar.
3. Sebuah keyakinan memiliki suatu konsekuensi logis,
sehingga keyakinan itu menghasilkan konsekuensi benar
atau salah
E. MANFAAT FILSAFAT
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
* menghubungkan antar disiplin ilmu pengetahuan
* memeriksa, mengevaluasi, mengoreksi, dan menyempurnakan
prinsip-prinsip dan asas-asas yang melandasi berbagai ilmu
pengetahuan
2. Dalam kehidupan sehari-hari
* Menunjukkan akan makna dari segala sesuatu
* menggiring manusia ke pengertian yang terang dan pemahaman yang
mendalam
3. Pengkajian filsafat dapat membawa pada perubahan keyakinan dan
nilai-nilai dasar seseorang, yang dapat mempengaruhi arah
kehidupan pribadi maupun profesinya
4. Pengkajian filsafat dapat membuahkan kebebasan dari dogmatisme,
toleransi terhadap pandangan berbeda, serta kemandirian secara
intelektual
F. CABANG-CABANG FILSAFAT

1. Ontologi
2. Epistemologi
3. Aksiologi
4. Logika
5. Etika
6. Estetika
CABANG FILSAFAT

1. ONTOLOGI, yaitu mengkaji hakikat


segala sesuatu, terbagi 2:
1. Kualitas;
- Monisme, asal lam terdiri dari satu
unsur (mono=satu). Thales dari air,
Anaximandros dari apairon,
Anaximenes dari udara, Democritos
dari tanah.

28
LANJUTAN
 Dualisme, yang mengatakan alam
semesta terdiri dari dua unsur yaitu
materi dan roh. Tokohnya Anaxagoras
dan Aristolteles.
 Pluralisme, alam semesta terdiri dari
empat unsur; air, angin, api, tanah.
Tokohnya Empedokles, Leukippos.

29
LANJUTAN

2. Kualitas
Pandangan ini membicarakan bagaimana
alam berproses, dalam kaitannya muncul
4 teori:
-Mekanisme, yang mengatakan bahwa
segala sesuatu berproses secara mekanik.
-Teleologi, mengatakan bahwa segala sesuatu
yang terjadi di alam raya berproses menuju
suatu tujuan, yaitu Tuhan.

30
-Determinisme, kejadian di alam
iniberproses melalui suatu ketentuan yang
telah ditetapkan sebelumnya, baik oleh
hukum alam maupun oleh Tuhan
-Indeterminisme, segala kejadian di alam ini
berlangsung secara bebas, tanpa kendali
tertentu dari Tuhan atau kekuatannya.

31
PROBLEM FILSAFAT

2. EPISTEMOLOGI, adalah membahas


tentang teori pengetahuan. Epistemologi
membicarakan 2 hal;
a. Hakikat pengetahuan, muncul 2
pandangan;
- realisme, yaitu pengetahuan manusia riil
adanya dalam kehidupan.
- idealisme, yaitu hakikat ilmu pengetahuan
tidak terdapat dalam dunia riil, melainkan
konsep ideal atau dunia ide-ide.

32
LANJUTAN
b. Sumber Pengetahuan, muncul 3 pandangan;
 rasionalisme, mengatakan bahwa sumber
pengetahuan muncul dari rasio (akal)
manusia.
 Empirisme, sumber pengetahuan adalah
indera manusia.
 Kritisme, pengetahuan manusia bersumber
dari luar diri manusia, yaitu Tuhan.

33
PROBLEM FILSAFAT

3.AXIOLOGI adalah membahas tentang


nilai dan kegunaan pengetahuan.
Axiologi dibagi ke dalam 6 paham:
a. Naturalisme, yang menyatakan
ukuran baik buruk ialah sesuai
tidaknya perbuatan tersebut sesuai
dengan fitrah (natura) manusia.
b. Hedonisme, yang menyatakan
bahwa ukuran baik buruk ialah
sejauh mana suatu perbuatan
mendatangkan kenikmatan
(hedone) bagi manusia.
34
LANJUTAN

c. Vitalisme, ukuran baik buruk


ditentukan oleh sejauh mana suatu
perbuatan tersebut dapat
mendorong manusia untuk hidup
lebih maju.
d. Ultitarianisme, Ukuran baik buruk
ditentukan oleh ada tidaknya suatu
perbuatan mendatangkan manfaat
bagi manusia.

35
LANJUTAN
e. Idealisme, ukuran baik buruk ditentukan
oleh sesuai tidaknya sesuatu perbuatan
dengan konsep ideal (rancang bangun)
pikiran manusia.
f. Teologis, baik buruknya suatu perbuatan
ditentukan oleh sesuai tidaknya suatu
perbuatan dengan ketentuan agama
(teos=Tuhan, agama)

36
H. FILSAFAT KRITIKAL DAN SPEKULATIF
1. Filsafat sebagai ilmu kritik:
hakikat filsafat sebagai ilmu kritik adalah mengkritik atas
sesuatu yang mempengaruhi kehidupan manusia, baik
dalam konteks umum dalam masyarakat maupun atas
dirinya sendiri. Filsafat terus mencari jawaban atas realitas
hidup manusia yang tidak kenal abadi. Hal itu terjadi karena
jawaban-jawaban selalu bergerak seturut perubahan dan
perkembangan hidup manusia itu sendiri.. Jadi, filsafat
dilihat sebagai seni kritik. Seni kritik artinya merasa tidak
puas dengan dirinya sendiri, tidak memotong
perbincangan, dan selalu bersedia bahkan senang berdebat
demi mencari suatu kebenaran tertentu. Harapan
selanjutnya, filsafat mampu membentuk ilmu kritis
2. Filsafat spekulatif:
Berpikir spekulatif berupaya mengangkat pengalaman-
pengalaman faktawi ketaraf pemahaman dan panalaran yang
lebih abstrak. Melalui itu, orang tidak hanya berhenti pada
informasi sekedar menunjukkan apa adanya (in itself), tetapi
lebih meningkat pada taraf membangun pemikiran dan
pemahaman tentang mengapa dan bagaimananya hal itu dalam
berbagai dimensi bentuk pendekatan. Pemikiran filsafat yang
berciri spekulatif memungkinkan adanya transendensi untuk
menunjukkan sebuah perspektif yang luas tentang aneka
kenyataan. Tegasnya, melalui ciri pemikiran filsafat yang
spekulatif dimaksud, orang tidak sekedar hanya menerima
sebuah kenyataan (kebenaran) secara informatif, sempit, dan
dangkal, tetapi dengan sikap kritis, dan penuh imajinasi untuk
memahami (verstending) dan mengembangkannya secara luas
dalam berbagai khasana pemikiran yang beraneka.
H. ILMU, FILSAFAT, DAN AGAMA
 Ilmu Pengetahuan adalah pengetahan yang
diperoleh melalui metode sistematik,
rasional, empiris, dan eksperimental.
 Filsafat adalah pengetahuan yang diperoleh
dengan metode berpikir spekulatif.
 Agama adalah suatu keyakinan akan adanya
aturan/jalan hidup (way of life) yang
bersumber dari suatu kekuatan yang absolut
(Tuhan).

39
METODE
 Ilmu : penyelidikan dan eksperimen
 Filsafat : berpikir spekulatif

 Agama : keyakinan/ keimanan


KEBENARAN
 Ilmu ; positif (pembuktian)
 Filsafat : spekulatif (pemikiran dan
logika)
 Agama : absolut/mutlak benar
 Ilmu kebenarannya bersifat empiris,
filsafat kebenarannya bersifat
spekulatif (berdasrkan nalar dan
logika), keduanya bersifat nisbi. Agama
kebenarannya bersifat absolut mutlak,
dalam penentuannya semua perlu
perumusan

42
LANJUTAN
 Hubungan ilmu, filsafat, dan agama,
Albert Einstein menagatakan dengan
singkat:
“science without religion is blind,
religion without science is lame” (Ilmu
tanpa agama buta, agama tanpa ilmu
lumpuh).

43

Anda mungkin juga menyukai