Anda di halaman 1dari 32

LOGO

RESTITUSI PAJAK

FAKULTAS Sri Ratna Komala Sari


EKONOMI Nissa Arisanty Pratita
JURUSAN
Khurin’in Kurnia Putri
AKUNTANSI
UNIVERSITAS RIAU Faisal Al Farabi
T.A 2014/2015
enny, 2008
LOGO PENGERTIAN

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Restitusi


adalahganti kerugian; pembayaran kembali; penyerahan
bagian pembayaran yang masih bersisa.
Kaitannya dengan pajak yang kita bayar kepada Negara,
restitusi adalah pembayaran kembali pajak yang telah
dibayar oleh Wajib Pajak.
Artinya, Negara membayar kembali atau mengembalikan
pajak yang telah dibayar.
Undang-Undang KUP secara umum menyebut restitusi
sebagai pengembalian kelebihan pembayaran pajak
LOGO PENYEBAB LEBIH BAYAR

1. Pada saat input efiling, aplikasi mengisi otomatis


dan Wajib Pajak tidak tahu bagaimana melakukan
edit
2. Wajib Pajak tidak melakukan pengecekan status
PTKP di Form 1721-A1 sehingga terdapat
perbedaan dengan yang dimasukkan di efiling
3. Perbedaan pembulatan penghasilan kena pajak
antara PPh Pasal 21 dan efiling. Biasanya akibat
lebih bayar karena pembulatan ini menghasilkan
lebih bayar ratusan atau puluhan rupiah saja
LOGO

Untuk PPN, kelebihan pajak adalah :


1. Kelebihan Pajak Masukan terhadap Pajak
Keluaran dalam suatu Masa Pajak
2. Kelebihan Pajak Masukan dalam suatu Masa
Pajak tertentu dan PPnBM yang telah dibayar atas
perolehan BKP yang tergolong mewah yang
diekspor dalam hal ekspor BKP yang tergolong
mewah
LOGO

PKP dapat mengajukan permohonan pengembalian


kelebihan PPN kepada kepala KPP di tempat PKP
dikukuhkan dengan menggunakan :
1. SPT Masa PPN yang mencantumkan tanda
permohonan pengembalian kelebihan Pajak
dengan cara mengisi kolom “Dikembalikan
(restitusi)”
2. Surat permohonan tersendiri, apabila kolom
“Dikembalikan (restitusi)” dalam SPT Masa PPN
tidak diisi atau tidak mencantumkan tanda
permohonan pengembalian kelebihan pajak.
LOGO KETENTUAN

Sejak berlakunya Undang-Undang nomor 28 Tahun


2007 dan Peraturan Pemerintah nomor 74 Tahun
2011, untuk mendapatkan pengembalian kelebihan
pajak terdapat tiga pintu, yaitu :
1. Verifikasi
2. Pemeriksaan
3. Penelitian
LOGO Restitusi diatur dalam pasal

1. Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang KUP


2. Pasal 17 ayat (2) Undang-Undang KUP
3. Pasal 17B ayat (1) Undang-Undang KUP
4. Pasal 17C ayat (1) Undang-Undang KUP
5. Pasal 9 ayat (4c) Undang-Undang PPN
6. Pasal 17D ayat (1) Undang-Undang KUP
7. Pasal 17E Undang-Undang KUP
LOGO RESTITUSI PASAL 17

Peraturan Menteri Keuangan nomor 145/PMK.03/2012


mengatur bahwa restitusi melalui pintu
pemeriksaan. Kriteria atau alasan dilakukannya
pemeriksaan ada dua macam, yaitu :
1. SPT Wajib Pajak lebih bayar tetapi Wajib Pajak
tidak mengajukan permohonan restitusi
2. Permohonan restitusi Wajib Pajak baik melalui
media SPT maupun surat khusus yang terpisah
dari SPT
LOGO

Sedangkan Peraturan Menteri Keuangan nomor


198/PMK.03/2013 mengatur bahwa setelah
dilakukan penelitian terhadap SPT Lebih Bayar,
Direktur Jendral Pajak memberitahukan secara
tertulis kepada Wajib Pajak dan Surat
Pemberitahuan yang menyatakan lebih bayar
tersebut ditindaklanjuti berdasarkan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1)
Undang-Undang KUP. Pemberitahuan ini
dikarenakan Surat Keputusan Pengembalian
Pendahuluan Kelebihan Pajak tidak diterbitkan
LOGO

Pemeriksaan berdasarkan Pasal 17 ayat (1) Undang-


Undang KUP dilakukan dengan ketentuan :
1. Pelaksanaan pemeriksaannya bersifat wajib
2. Memperhatikan ketentuan mengenai jangka waktu
pemeriksaan
3. Penerbitan ketetapan pajak harus dilakukan
sebelum daluwarsa penetapan
4. Dilakukan dengan jenis pemeriksaan lapangan
5. Ruang lingkup pemeriksaan meliputi satu jenis
pajak
LOGO

Pasal 10 Peraturan Menteri Keuangan nomor


198/PMK.03?2013 mengatur :
Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan
Kelebihan Pajak tidak diterbitkan dalam hal
berdasarkan hasil penelitian menunjukkan :
1. Tidak terdapat kelebihan pembayaran pajak
2. Surat Pemberitahuan beserta lampirannya tidak
lengkap
3. Penulisan dan penghitungan pajak tidak benar
LOGO

4. Kredit pajak atau pajak Masukan berdasarkan


sistem aplikasi Direktorat Jendral Pajak tidak benar
5. Pembayaran pajak oleh Wajib Pajak tidak benar
6. Wajib Pajak dilakukan Pemeriksaan Bukti
Permulaan atau Penyidikan tindak pidana di
bidang perpajakan
LOGO

Wajib Pajak yang tidak dapat dihubungi baik dengan


email, telepon, maupun surat maka proses
restitusinya seharusnya masuk jalur Pasal 17 ayat
(1) ini yang jatuh temponya bersamaan dengan
daluwarsa penetapan
LOGO Pajak yang Seharusnya Tidak Terutang

Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan


pengembalian atas kelebihan pembayaran pajak
yang seharusnya tidak terutang kepada Direktur
Jendral Pajak, dalam hal :
1. Terdapat pembayaran pajak oleh Wajib pajak yang
bukan merupakan objek pajak yang terutang
atau yang seharusnya tidak terutang
2. Terdapat kesalahan pemotongan atau
pemungutan yang mengakibatkan pajak yang
dipotong atau dipungut lebih besar
LOGO

3. Terdapat kesalahan pemotongan atau pemungutan


yang bukan merupakan objek pajak
4. Terdapat kelebihan pembayaran pajak oleh Wajib
Pajak yang terkait dengan pajak-pajak dalam
rangka impor
LOGO VERIFIKASI

Verifikasi merupakan prosedur baru di DJP setelah


terbitnya Peraturan Pemerintah nomor 74 Tahun
2011.
Menurut defenisinya, verifikasi adalah serangkaian
kegiatan pengujian pemenuhan kewajiban subjektif
dan objektif atau penghitungan dan pembayaran
pajak, berdasarkan permohonan Wajib Pajak atau
berdasarkan data dan informasi perpajakan yang
dimiliki atau diperoleh Direktur Jendral Pajak,
menerbitkan/menghapus Nomor Pokok Wajib Pajak
dan/atau mengukuhkan/mencabut pengukuhan
Penghapusan Kena Pajak
LOGO

 PKP hanya dapat mengajukan permohonan


pengembalian (restitusi) pada akhir tahun buku
Bagi PKP Orang Pribadi yang dikecualikan dari
kewajiban menyelenggarakan pembukuan,
pengertian tahun buku adalah tahun kalender
 PKP yang dapat mengajukan permohonan
pengembalian (restitusi) pada setiap masa pajak
1. PKP yang melakukan ekspor BKP berwujud
2. PKP yang melakukan penyerahan BKP dan/atau
penyerahan JKP kepada pemungut PPN
LOGO

3. PKP yang melakukan penyerahan BKP dan/atau


JKP yang PPN nya tidak dipungut
4. PKP yang melakukan ekspor BKP tidak berwujud
5. PKP yang melakukan ekspor JKP
6. PKP dalam tahap belum berproduksi sebagaimana
dimaksud dalam pasal 9 ayat (2a)
LOGO RESTITUSI DENGAN SKPLB

Pasal 17B mengharuskan Direktur Jendral Pajak


setelah melakukan pemeriksaan atas permohonan
pengembalian kelebihan pembayaran pajak,
menerbitkan surat ketetapan pajak paling lama 12
(dua belas) bulan sejak surat permohonan diterima
secara lengkap
RESTITUSI DENGAN KRITERIA
LOGO TERTENTU

Peraturan Menteri Keuangan nomor 74/PMK.03/2012


telah menentukan kriteria-kriteria agar Wajib Pajak
bisa ditetapkan sebagai Wajib Pajak Patuh.
Berikut kriteria Wajib Pajak Patuh :
1. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat
Pemberitahuan
2. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua
jenis pajak
3. Laporan Keuangan diaudit oleh Akuntan Publik
atau lembaga pengawasan keuangan pemerintah
4. Tidak pernah dipidana
LOGO

Penetapan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) berisiko


rendah diberikan untuk PKP yang tidak pernah dilakukan
pemeriksaan bukti permulaan dan/atau penyidikan
dalam jangka waktu 24 bulan terakhir dan :
a. Perusahaan terbuka yang paling sedikit 40% dari
keseluruhan saham disetornya diperdagangkan di
bursa efek Indonesia
b. Perusahaan yang saham mayoritasnya dimiliki secara
langsung oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah
Daerah
c. Produsen selain Pengusaha Kena Pajak sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b, yang memenuhi
persyaratan tertentu
LOGO

PKP persyaratan tertentu untuk mendapatkan PKP


berisiko rendah, yaitu :
1. Tepat waktu dalam penyampaian Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai
selama 12 bulan terakhir
2. Nilai Barang Kena Pajak yang dijual pada tahun
sebelumnya paling sedikit 75% adalah produksi
sendiri
3. Laporan Keuangan untuk 2 tahun pajak
sebelumnya diaudit oleh Akuntan Publik dengan
pendapat Wajar Tanpa Pengecualian atau Wajar
Dengan Pengecualian
LOGO Restitusi Dengan Persyaratan Tertentu

1. Wajib Pajak orang pribadi yang tidak


menjalankan usaha atau pekerjaan bebas yang
menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan
Pajak Penghasilan lebih bayar restitusi
2. Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan
usaha atau pekerjaan bebas yang menyampaikan
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
lebih bayar restitusi dengan jumlah lebih bayar
paling banyak Rp 10.000.000,00
LOGO

3. Wajib badan yang menyampaikan Surat


Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan lebih
bayar restitusi dengan jumlah lebih bayar paling
banyak Rp 100.000.000,00
4. Pengusaha Kena Pajak yang menyampaikan Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai lebih
bayar dengan jumlah lebih bayar paling banyak
Rp 100.000.000,00
LOGO Alasan Tidak Terbitnya SKPPKP

1. Tidak terdapat kelebihan pembayaran pajak


2. Surat Pemberitahuan beserta lampirannya tidak
lengkap
3. Penulisan dan penghitungan pajak tidak benar
4. Kredit pajak atau pajak Masukan berdasarkan
sistem aplikasi Direktorat Jendral Pajak tidak benar
5. Pembayaran pajak oleh Wajib Pajak tidak benar
6. Wajib Pajak dilakukan Pemeriksaan Bukti
Permulaan atau Penyidikan tindak pidana di
bidang perpajakan
LOGO

Jika Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan


Kelebihan Pajak (SKPPKP) atas permohonan
pengembalian kelebihan Pajak yang disampaikan
oleh PKP tidak dapat diterbitkan, maka hal ini harus
diberikan pemberitahuan secara tertulis kepada
PKP
Tata Cara Pengembalian Atas Lebih
LOGO Bayar Pajak

1. WP dapat mengajukan permohonan restitusi ke DJP


melalui Kantor Pelayanan Pajak setempat
2. DJP setelah melakukan pemeriksaan, menerbitkan
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)
3. SKPLB diterbitkan oleh DJP paling lambat 12 bulan
sejak surat permohonan diterima secara lengkap,
kecuali untuk kegiatan tertentu ditetapkan lain dengan
keputusan DJP
4. Apabila dalam jangka waktu 12 bulan sejak
permohonan restitusi, DJP tidak memberikan
keputusan, maka permohonan dianggap dikabulkan,
dan SKPLB diterbitkan dalam waktu paling lambat 1
bulan setelah jangka waktu berakhir
LOGO VAT REFUND

VAT Refund dilakukan berdasarkan Pasal 17E


Undang-Undang KUP. Subjek VAT Refund adalah
subjek pajak luar negeri (WPOP Luar Negeri) yang
melakukan pembelian BKP di dalam daerah pabean
yang tidak dikonsumsi di daerah pabean.
Status WPOP Luar Negeri dibuktikan dengan adanya
paspor luar negri dan :
1. Bukan Warga Negara Indonesia atau bukan
permanent resident of Indonesia, yang tinggal atau
berada di Indonesia tidak lebih dari 2 bulan sejak
tanggal kedatangannya.
2. Bukan kru maskapai penerbangan
LOGO

PPN yang dapat dikembalikan adalah PPN atas


barang bawaan. Barang Bawaan adalah Barang
Bawaan Kena Pajak yang dibeli oleh Orang Pribadi
dari Toko Retail dan dibawa keluar Daerah Pabean
oleh yang bersangkutan dengan menggunakan
moda transportasi pesawat udara, melalui bandar
udara.
LOGO

Menurut Peraturan Menteri Keuangan nomor


76/PMK.03/2010 ada pengecualian barang
bawaan yang tidak dapat diminta restitusi yaitu :
a. makanan, minuman, produk-produk tembakau
b. Senjata api dan bahan peledak
c. Barang yang dilarang dibawa ke dalam pesawat
LOGO

Begitu juga dengan toko tempat belanja, tidak semua


PPN yang dibayar di toko retail bisa dimintakan
restitusi. Hanya toko retail yang memenuhi syarat
yaitu toko yang menjual Barang Kena Pajak di
dalam Daerah Pabean dan telah dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak, serta
berpartisipasi dalam skema pengembalian Pajak
Pertambahan Nilai kepada Orang Pribadi dan telah
ditunjukkan oleh DJP

enny, 2008
LOGO

enny, 2008

Anda mungkin juga menyukai