Anda di halaman 1dari 31

Dengue Hemorhagic Fever

Oleh :
M. Randi Sakti Pratama

Preseptor :
dr. Djunianto, Sp.PD
Pendahuluan
• sampai saat ini merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia
termasuk Indonesia
• Sejak tahun 1968 sampai 2009, WHO mencatat Indonesia dengan
kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara
• DBD memiliki manifestasi klinis yang sama dengan demam dengue
• Karakteristik DBD utama adalah kebocoran plasma yang ditandai
dengan gangguan sirkulasi berupa hipotensi, takikardi, sempitnya
tekanan nadi dan tertundanya pengisian kembali kapiler
• DBD yang mengalami gannguan sirkulasi atau grade III-IV disebut
dengan DSS
Tinjauan Pustaka
• Pengertian
• infeksi virus yang ditularkan oleh nyamuk dengan penyebaran cepat
yang ditemukan di daerah tropis dan subtropis di dunia
• DNEV-1,-2, -3, -4
• Stegomiya aegypti dan sedikit oleh Stegomiya albopictus
Epidemiologi
• sekitar 20 juta kasus dan angkakematian berkisar 24.000 jiwa seluruh
dunia
• Indonesia merupakan negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia
Tenggara
• Pola berjangkit infeksi virus dengue dipengaruhi oleh iklim dan
kelembaban udara
Faktor Risiko
• Agen : serotipe virus
• Lingkungan
• Pejamu
Klassifikasi DBD
• Berdasarkan kriteria WHO tahun 1999
DD / DBD Derajat Gejala Laboratorium

 Leukopenia
Demam disertai 2 atau lebih tanda : sakit kepala,
DD  Trombositopenia, tidak ditemukan bukti kebocoran plasma
nyeri retro-orbital, mialgia, atralgia
 Serologi dengue positif

DBD I Gejala di atas tambah uji bendung positif Trombositopenia (<100.000/mm3), bukti ada kebocoran plasma

DBD II Gejala di atas tambah perdarahan spontan Trombositopenia (<100.000/mm3), bukti ada kebocoran plasma

Gejala di atas tambah kegagalan sirkulasi (kulit


DBD III Trombositopenia (<100.000/mm3), bukti ada kebocoran plasma
dingin dan lembab serta gelisah)

Syok berat disertai dengan tekanan darah dan nadi


DBD IV Trombositopenia (<100.000/mm3), bukti ada kebocoran plasma
tidak terukur
Patogenesis dan Patofisiologi
• Kebocoran plasma
• Kecendrungan perdarahan
Diagnosis
• Pemantauan secara cermat secara klinis dan laboratorium
Kriteria klinis 1. Demam tinggi mendadak, tanpa sebab jelas, berlangsung terus menerus selama 2-7 hari.
2. Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan :
a. Uji tourniquet positif
b. Petekie, ekimosis, purpura
c. Perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi
d. Hematemesis dan atau melena
3. Perbesaran hati
4. Syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi, hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit
lembab, dan penderita tampak gelisah
* Uji bendung dilakukan dengan membendung lengan atas menggunakan manset pada tekanan sistolik
ditambah diastolik dibagi dua selama 5 menit. Hasil uji positif bila ditemukan 10 atau lebih petekie per
2.5 cm2 (1 inci).
Kriteria laboratorium 1. Trombositopenia ( < 100.000 sel/mm3) umumnya pada hari ke-3 hingga 8
2. Hemokonsentrasi; dapat dilihat dari kenaikan hematokrit 20% atau lebih menurut standar umur dan jenis kelamin.
(Ht > 20% dari normal atau turun 20 % setelah mendapat terapi cairan)
Uji laboratorium
• Isolasi virus
• Pemeriksaan Serologi
Diagnosis banding
• Demam oleh penyebab lain
• Morbili
• Hepatitis akut dan leptosprosis
• ITP, leukemia, dan anemia anaplastik
• Syok endotoksik
• Demam cikungunya
Tatalaksana
• Disesuaikan dengan grade DHF
• Penatalaksanaan di Unit Gawat Darurat
• Terapi cairan
• Terapi simptomatis
Laporan kasus
• Seorang perempuan usia 39 tahun datang ke IGD RSUD Lubuk Basung
• Keluhan Utama :
• Demam sejak 5 hari sebelum masuk Rumah Sakit
Riwayat Penyakit Sekarang
• Demam tinggi tiba-tiba sejak 5 hari sebelum masuk Rumah Sakit, tidak menggigil, tidak
berkeringat, terus menerus, menggigil
• Badan letih disertai nyeri dan pegal pada sendi ada sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit
disertai penurunan nafsu makan
• Nyeri kepala ada sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, dirasakan diseluruh kepala
• Gusi berdarah, dan riwayat mimisan tidak ada
• Bercak merah pada kulit tidak ada
• Nyeri ulu hati tidak ada
• Mual dan muntah tidak ada
• BAB dan BAK biasa
• Batuk (-), sesak napas (-).
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya
• Riwayat hipertensi, DM tidak ada
• Riwayat keganasan tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga
• Anak pasien memiliki keluhan dan gejala yang serupa dengan pasien
Riwayat Pekerjaan, Faktor Ekonomi, Kejiwaan, dan
Kebiasaan
• Pasien adalah seorang ibu rumah tangga
• Tidak ada tetangga pasien di Padang yang mengalami keluhan yang
sama dengan pasien
Tanda vital
• Keadaan umum : sakit sedang
• Kesadaran : composmentis kooperatif
• Tekanan darah : 120/70 mmHg
• Nadi : 85 x/menit, reguler, kuat angkat
• Pernafasan : 19 x/menit
• Suhu : 37,8 ° C
• Tinggi badan : 160 cm
• Berat badan : 64 kg
• Keadaan gizi : baik, overweight
• Sianosis : tidak ada
• Ikterus : tidak ada
• Edema : tidak ada
• Anemis : tidak ada
Status Internus
• Kulit : Teraba dingin, warna sawo matang, turgor baik, ptekie (-)
• Kelenjar Getah Bening : Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening di leher,
submandibula, supraklavikula, infraklavikula, aksila, dan
inguinalis.
• Kepala : Bentuk normochepali, simetris, rambut hitam, lurus, tidak
mudah dicabut.
• Mata : Edema palpebra (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
• Telinga : Tidak ada kelainan
• Hidung : Mimisan (-)
• Mulut : Caries (-), gusi berdarah (-)
• Tenggorok : Tonsil T1-T1 tidak hiperemis, faring tidak hiperemis
• Leher : JVP (5-2) cmH2O
• Thoraks : Bentuk dada normochest, simetris
StatusInternus
• Paru
• I : Statis : simetris kanan dan kiri
• Dinamis : simetris kanan dan kiri
• P : Fremitus kanan = kiri, normal
• P : Sonor pada kedua lapangan paru
• A: Suara nafas vesikuler di kedua lapangan paru,
• ronkhi (-/-), wheezing (-/-).
• Jantung
• I : Ictus cordis tidak terlihat
• P : Ictus codis teraba 1 jari medial LMCS RIC V
• P : Batas jantung atas RIC II, batas jantung kanan LSD, batas jantung kiri 1 jari medialLMCS RIC V
• A: HR = 85 x/menit, irama reguler, murmur (-), gallop (-)

Status Internus
• Abdomen
• I : distensi (-)
• P : supel, hepardan lien tidak teraba, nyeri tekan (-), nyeri lepar (-)
• P : timpani
• A : Bising usus (+) normal
• Punggung : Tidak ada kelainan, NT (-), NK CVA (-)
• Alat kelamin : Tidak diperiksa
• Anus dan Rektum : Tidak diperiksa
• Ekstremitas atas : akral dingin, edema (-/-), CRT < 2 detik, Rumple Leed
(+)
• Ekstremitas bawah : Nyeri sendi (+/+), akral hangat, edema (-/-), CRT < 2
detik
Pemeriksaan Penunjang
• Darah rutin: (11 November 2018) • Faal Klinik : (12 Mei 2018)
• Hb : 11,9 gr/dl • Ureum : 17 mg/dl
• Leukosit : 1.300/mm3 • Kreatinin : 0,8 /mg/dl
• Trombosit : 86.000/mm3 • Kesan: Ureum dan Kreatinin normal
• Eritrosit : 5.070.000/mm3
• Hematokrit : 39 %
• Kesan: leukopenia, trombositopenia

• Darah rutin: (12 November 2018)
• Hb : 11,9 gr/dl
• Leukosit : 1.300/mm3
• Trombosit : 82.000/mm3
• Hematokrit : 35 %
• Kesan: leukopenia, trombositopenia
Diagnosis
• DHF grade 1
Penatalaksanaan
• Nonfarmakologis • Farmakologis
• Istirahat • IVFD RL 20 tpm
• Diet ML • Inj Ranitidin 2 x 1 ampul
• Pasang catheter/balance cairan
• Paracetamol 3 x 500 mg
• Neurodex 2 x 1
Prognosis
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad fungtionam : dubia at bonam
Follow up
• S/ - Demam (-)
- Nyeri kepala (+) Mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
- Nyeri sendi (+) Paru: suara nafas vesikular, rhonki -/-, wheezing -
- Bintik merah di kedua lengan (-) /-
- Gusi berdarah (-) Jantung: kardiomegali (-), bising (-)
- Mual (-) Abdomen: H/L tidak teraba, BU(+) normal
- Muntah (-) Ekstremitas bawah: nyeri sendi (+), CRT < 2 detik
- Nyeri ulu hati (-)
A/ - DHF grade 1
• O/ KU : sedang P/ - IVFD RL 20 tpm
Kesadaran : CMC Cek darah rutin, observasi manifestasi
TD : 110/60 mmHg perdarahan
Nadi : 86 x /menit Edukasi : banyak minum air putih
Nafas : 20 x / menit
Suhu : 37,50 C
Diskusi
Pasien perempuan usia 39 Tahun datang ke RSUD Lubuk Basung pada tanggal 11 November 2018 dengan
keluhan demam sejak 5 hari SMRS disertai nyeri kepala dan nyeri pada sendi, serta dari hasil pemeriksaan
penunjang didapatkan trombositopenia.
Diagnosis  anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang

Diagnosis klinis demam berdarah


dengue adalah apabila ditemukan
gejala demam tinggi tiba-tiba
ditambah dengan adanya 2 / lebih
gejala dan tanda lain, ditambah
bukti perembesan plasma dan
trombositopenia cukup untuk
menegakkan diagnosis DBD

Kriteria diatas + tanda kegagalan sirkulasi  SYOK (DSS)


• Fase febris  . Pola demam pada pasien ini menyerupai pola pelana
kuda atau bifasik yang banyak ditemukan pada demam dengue. Fase
ini biasanya didapatkan demam disertai dengan nyeri otot, nyeri
sendi, sakit kepala, mual, dan muntah
• Fase kritis  manifestasi perdarahan, trombsitopenia
• Syok  tanda kegagalan sirkulasi
Penatalaksanaan di ruang rawat
Terapi simtomatis
• Paracetamol 3 x 500 mg
• Inj Ranitidin 2 x1 amp
Indikasi pulang
• keadaan umum baik dan masa kritis berlalu (>7 hari sejak panas)
• tidak demam selama 48 jam tanpa antipiretik
• nafsu makan membaik, secara klinis tampak perbaikan
• hematokrit stabil, 3 hari setelah syok teratasi
• output urin >1 cc/kgbb/jam
• jumlah trombosit >50.000/uL dengan kecenderungan meningkat
• tidak dijumpai distress pernapasan (yang disebabkan oleh efusi pleura
atau asidosis).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai