Anda di halaman 1dari 41

Pengelolaan Sanitasi

Sumber Air

OLEH:
DINA DWI NURYANI,SKM.,M.KES
Pendahuluan

 Air merupakan zat paling penting dalam kehidupan


 Sekitar ¾ bagian dari tubuh kita terdiri dari air
 Tidak seorang pun dapat bertahan hidup lebih dari 4-5
hari tanpa minum air
 Air digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari
 Volume air dalam tubuh rata2 65% dari total berat
badannya
 Beberapa tubuh manusia mengandung banyak air antara
lain otak 74,5%, tulang 22%, ginjal 82,7%, otot 75,6%
dan darah 83%
 Volume rata-rata kebutuhan air setiap individu perhari
berkisar antara 150-200 liter atau 34 - 40 galon
Batasan Sumber Air

 Bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit


 Bebas dari substansi kimia yang berbahaya dan
beracun
 Tidak berasa dan berbau
 Dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan
domestik dan rumah tangga
 Memenuhi standar minimal yang ditentukan oleh
WHO dan Depkes RI
Berdasarkan Letak sumbernya

 Air angkasa (Hujan)  sumber utama air di bumi


 Air permukaan
Meliputi badan2 air seperti sungai, danau, telaga, waduk,
rawa , sebagian besar berasal dari air hujan yang jatuh ke
permukaan bumi
Dibandingkan dengan sumber air lain air permukaan
merupakan sumber air yang paling tercemar
 Air tanah  berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan
bumi yang kemudian mengalami pernyerapan kedalam tanah
dan mengalami proses filtrasi secara alami . Proses yg telah
dialami air hujan tersebut didalam perjalanannya ke dalam
tanah membuat air tanah menjadi lebih baik dibandingkan air
permukaan.
Perbedaan sumur dangkal dan dalam

 Sumur dangkal  berasal dari resapan air hujan


diatas permukaan bumi terutama daerah dataran
rendah, jenis sumur ini banyak terdapat di Indonesia
dan mudah sekali terkontaminasi air kotor yangf
berasal dari kegiatan MCK sehingga persyaratan
sanitasi yg ada perlu diperhatikan
 Sumur dalam  bersumber dari air yang berasal
dari proses purifikasi alami air hujan oleh lapisan
kulit bumi menjadi air tanah, sumber airnya tidak
terkontaminasi dan memenuhi persyaratan sanitasi
Perbedaan

Sumur Dangkal Sumur Dalam


Sumber air Air permukaan Air tanah
Kualitas air Kurang baik baik
Kualitas air bakteriologis Kontaminasi Tidak terkontaminasi
Persediaan Kering pada musim Tetap ada sepanjang
kemarau tahun
 Peran air dalam terjadinya penyakit menular
dapat bermacam-macam yakni :
1. Air sebagai penyebar mikroba pathogen
2. Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit
atau
3. Jumlah air bersih yang tersedia tidak
mencukupi sehingga orang tidak dapat
membersihkan dirinya dengan baik
4. Air sebagai sarang hospes sementara
penyakit
Penyebab Penyakit

Adanya penyebab penyakit di dalam air dapat


menyebabkan efek langsung terhadap kesehatan.
Penyebab penyakit yang mungkin ada dapat
dikelompokkan menjadi 2 bagian besar yakni :
1. Penyebab hidup yang menyebabkan penyakit
menular
2. Penyebab tidak hidup yang menyebabkan penyakit
tidak menular
Mekanisme penularan penyakit dibagi menjadi 4
1. Waterborne mechanisme
Kuman patogen dalam air yang dapat menyebabkan
penyakit pada manusia melalui mulut atau sistem
pencernaan  kolera, tifoid, hepatitis, disentri basiler
dan poliomielitis
2. Waterwashed mechanism
Berkaitan dengan kebersihan umum dan perseorangan.
Pada mekanisme terdapat tiga cara penularan yaitu :
a. Infeksi melalui alat pencernaan seperti diare pada anak
b. Infeksi melalui kulit dan mata, seperti skabies dan
trakhoma
c. Penularan melalui binatang pengerat seperti pada
penyakit leptospirosis
3. Water based mechanisme
Memiliki agent penyebab yang menjalani sbg siklus
hidupnya di dalam tubuh vektor yang hidup dalam
air  skistosomiasis
4. Water related insect vector mechanisme
Agent penyakit ditularkan melalui gigitan serangga yang
berkembang biak di dalam air contoh filariasis,
dengue, malaria, dan yellow fever
Penyakit Menular
Air Sebagai Penyebar Mikroba Pathogen
Penyakit menular yang disebarkan oleh air secara langsung diantara
masyarakat sering kali dinyatakan sebagai penyakit bawaan air (water
borne disease).

Penyakit ini hanya menyebar apabila mikroba penyebabnya dapat


masuk ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi
kebutuhannya sehari-hari. Sedangkan jenis mikroba yang dapat
menyebar lewat air virus, bakteri, protozoa,metazoa
Penyakit Bawaan Air dan Agentnya
Agent Penyakit
Virus
Rotavirus Diare pada anak
V.Hepatitis A Hepatitis A
V.Poliomyelitis Polio
Bakteri
Vibrio Cholerae Cholera
Escherichia Coli Diare/Dysentri
Salmonella Typhi Typhus Abdominalis
Shigella dysentriae Dhisentri
Protozoa
Entamoeba Histolytica Dysentri Amoeba
Metazoa
Ascaris Lumbricoides Ascariasis
Taenia Saginata/Solium Taeniasis
Schistosoma Schistosomiasis
Penyakit yang disebabkan kurangnya
penyediaan air bersih adalah :
1. Trachoma penyakit yang menyerang selaput lendir
dan selaput bening mata disebabkan oleh virus
trachoma . Virus trachoma dapat dibunuh dengan
antibiotika
Penularannya terjadi secara langsung dari mata
penderita ke mata orang lain melalui tangan atau
saputangan dll, apabila masyarakat tidak dapat
memelihara kebersihan badannya (ketidakmampuan
ini disebabkan karena kebiasaan hidup yg tidak
hygienis ataupun karena tidak cukup banyak tersedia
air bersih dan biasa didapati pada tempat yang
lingkungannya kurang saniter
2. Segala penyakit kulit yang disebabkan jamur
dan bakteri (scabies) Kudis
Disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabei yang
memasuki kulit,penyakit ini terutama di daerah
kumuh dengan keadaan sanitasi yang sangat
buruk
Penularannya terjadi secara langsung dari
orang ke orang ataupun lewat peralatan seperti
pakaian
hal ini dipermudah oleh keadaan penyediaan
air bersih yang kurang jumlah
Penyakit yang hospes sementaranya adalah air

 Schistosomiasis yaitu penyakit yang disebabkan cacing


daun yang bersarang di dalam pembuluh darah dan
kandung kemih
Penyakit ini menjadi sangat terkenal diantara para ahli
lingkungan sehubungan dengan pembangunan waduk
dengan memperluas jaringan irigasi tetapi karena di
dalam air sungai terdapat schistosoma insiden penyakit
ini meluas shg kerugian masyarakat meningkat. Kunci
pemberantasanya dengan:
- isolasi perairan endemis & tidak ada lagi
pemasukan mikrofilaria baru ke dalam sungai
- Penderita harus segera diobati
- Menggunakan jamban yang saniter
Penyakit Tidak Menular
1. Keracunan Air Raksa (Hg) Menyebabkan cacat bawaan pada bayi dikenal
dengan Minamata.
2. Keracunan Cadmium (Cd)mempengaruhi otot polos pembuluh darah
sehingga menyebabkan kenaikan tekanan darah
3. Keracunan Cobalt (Co) mempengaruhi kelenjar thyroid (gondok) dan
jantung
Pengertian

- Menurut Peraturan Menteri Kesehata RI Nomor :


41 6/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat
pengawasan kualitas air, air bersih adalah air yang
digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan
dan dapat diminum apabila telah dimasak.
- Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi
syarat-syarat kesehatan dan langsung dapat
diminum
Siklus Hidrologi

 Merupakan suatu fenomena alam. Hidrologi sendiri


merupakan suatu ilmu yang mempelajari siklus air
pada semua tahapan yang dilaluinya, mulai dari
proses evaporasi, kondensasi uap air, presipitasi,
penyebaran air di permukaan bumi, penyerapan air
ke dalam tanah, sampai berlangsung nya proses daur
ulang
Pergerakan air di alam terdiri dari berbagai peristiwa
yaitu:
1. Penguapan air (evaporasi)
2. Pembentukan awan (kondensasi)
3. Peristiwa jatuhnya air ke bumi atau hujan
(presipitasi)
4. Aliran air pada permukaan bumi dan di dalam
tanah
Kesadahan Air

 Air yang sadah yaitu sumber air bersih yang berasal


dari air tanah atau daerah yang tanahnya
mengandung deposit garam mineral dan kapur Air
semacam ini memerlukan penanganan khusus
sehingga biaya purifikasi tentunya menjadi tinggi
 Air untuk keperluan minum dan masak
diperbolehkan dengan batasan kesadahan antara 50
– 150 ppm
Kerugian

 Pemakaian sabun yang meningkat karena sabun


sulit larut dan sulit berbusa
 Air sadah jika didihkan akan membentuk endapan
dan kerak pada alat masak
 Penggunaan bahan bakar menjadi meningkat, tidak
effisien dan dapat meledakkan boiler
 Biaya produksi yang tinggi pada industri yang
menggunakan air sadah
Metode untuk menghilangkan kesadahan

 Pemasakan
 Penambahan kapur
 Penambahan natrium karbonat
 Proses pertukaran basa
Purifikasi Air

 Merupakan salah satu cara untuk menjernihkan atau


memurnikan sumber air baku guna mendapatkan air
bersih
 Purifikasi dapat dilakukan dengan penyimpanan
(storage), penyaringan(filtration), dan klorinasi
(chlorination)
Penyaringan (Filtration)

 Proses ini sangat penting karena dapat mengurangi


jumlah bakteri sampai sekitar 98% dalam air yang
dihasilkan
 Slow sand filter (filter biologis) dipakai untuk proses
purifikasi air dalam skala keci sedangkan rapid sand
filter (filter mekanis) dipakai untuk proses purifikasi
air dalam skala besar terutama untuk memenuhi
kebutuhan penduduk di kota besar.
Chlorinasi

 Adalah proses pemberian klorin ke dalam air yang


telah menjalani proses filtrasi dan merupakan
langkah yang maju dalam proses purifikasi air
 Klorin banyak digunakan dalam pengolahan limbah
industri, air kolam renang dan air minum di negara-
negara sedang berkembang karena sebagai
desinfektan , biayanya relatif murah
Kegunaan Klorin

 Dapat mengoksidasi zat besi, mangan dan hidrogen


sulfida
 Menghilangkan bau dan rasa tidak enak pada air
 Mengontrol perkembangan alga dan organisme
pembentuk lumut
 Dapat membantu proses koagulasi
FPL (Filtrasi Pasir lambat)

 Teknologi saringan pasir lambat yang banyak diterapkan di Indonesia


biasanya adalah saringan pasir lambat konvesional dengan arah aliran
dari atas ke bawah (down flow), sehingga jika kekeruhan air baku naik,
terutama pada waktu hujan, maka sering terjadi penyumbatan pada
saringan pasir, sehingga perlu dilakukan pencucian secara manual
dengan cara mengeruk media pasirnya dan dicuci, setelah bersih
dipasang lagi seperti semula, sehingga memerlukan tenaga yang cucup
banyak. Hal inilah yang sering menyebabkan saringan pasir lambat
yang telah dibangun kurang berfungsi dengan baik, terutama pada
musim hujan.
 Untuk mengatasi problem sering terjadinya kebuntuan saringan pasir
lambat akibat kekeruhan air baku yang tinggi, dapat ditanggulangi
dengan cara modifikasi disain saringan pasir lambat yakni dengan
menggunakan proses saringan pasir lambat "UP Flow (penyaringan
dengan aliran dari bawah ke atas). Dengan sistem penyaringan dengan
aliran dari bawah ke atas maka waktu operasi menjadi lebih panjang,
dan cara pencucian media penyaringnya lebih mudah.
Pengolahan Air Bersih
Pengolahan air bervariasi tergantung pada karakteristik asal air dan kualitas
produk yang diharapkan mulai dari cara yang sederhana maupun cara yang
paling rumit
Tanpa pengolahan (mata air yang dilindungi)
Chlorinasi (Mata air)
Pengolahan secara kimiawi dan chlorinasi (tandon air)
Penurunan kadar besi & chlorinasi (air tanah)
Filtrasi pasir lambat (FPL) dan chlorinasi (sungai daerah pegunung)
Pra Pengolahan  FPL Chlorinasi (air danau/waduk)
Koagulasi Flokulasi  Sedimentasi  Filtrasi  Chlorinasi (Sungai)
Pra Pengolahan  Koagulasi  Flokulasi  Sedimentasi  Filtrasi 
Chlorinasi (sungai yang sangat keruh)
Proses pengolahan air

 Koogulasi : Dalam proses koagulasi ini air diberi zat


koagulasi kimia misalnya alum atau alumunium sulfat
dengan dosis bervarisi antara 5-40 mg/lt tergantung
pada turbiditas, warna , suhu dan pH airnya
 Flokulasi : Air yang telah bercampur dengan alum
diputar pelan pelan selama 30 menit untuk proses
pengendapan
 Sedimentasi : pengendapan flokulat bersama dengan zat
yang terlarut dalam air beserta bakteri berkisar 2-6 jam
 Filtrasi : penyaringan sisa flok alum yang mengendap
 Klorinasi : proses pemberian klorin ke dalam air setelah
proses filtrasi
Penyediaan Air Minum
 Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan
atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum
 Bagi manusia air minum adalah salah satu kebutuhan
utama (produksi pangan, papan dan sandang)
 Tujuan utama penyediaan air minum bagi masyarakat
adalah mencegah penyakit bawaan air
 Standar kualitas air minum telah dibakukan dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.20 Tahun
1990. Pemakaian air minum yang tidak memenuhi
standar kualitas tersebut dapat menimbulkan gangguan
kesehatan, baik secara langsung dan cepat maupun tidak
langsung dan secara perlahan.
Pemenuhan Persyaratan Fisik

Ø Tidak keruh (jernih), dapat dilakukan dengan :


koagulasi- flokulasi, pengendapan (sedimantasi),
penyaringan (filtrasi). Koagulan yang lazim dipakai
diantaranya tawas, ferosulfat, ferichlorida, Poly
Aluminium Chlorida (PAC), biji kelor.

Ø Tidak berwarna dapat dilakukan dengan : koagulasi-


flokukasi berbasis silikon, aerasi.

Ø Tidak berbau / tidak berasa dapat dilakukan dengan :


distilasi, ion exchange, filter karbon aktif / antrasit,
aerasi, air stripping, deklorinasi dengan Na-thiosulfat.
Pemenuhan Persyaratan Kimia :
Ø Kondisi pH tidak ekstrim dapat dilakukan dengan
penambahan larutan kapur untuk menaikan pH atau HCl
untuk penurunan pH.
Ø Tidak mengandung Fe & Mn berlebihan dapat dilakukan
dengan aerasi, filter pasir aktif media KMnO4 , filtrasi
media MnO2, koagulasi-flokulasi (untuk Fe&Mn dalam
bentuk senyawa organik), ion exchange.
Ø Tidak mengandung zat organik berlebihan dapat
dilakukan dengan koagulasi kimia, aerasi, filtrasi.
Ø Tidak sadah dapat dilakukan dengan merebus air, ion
exchange zeolit atau resin.
Ø Tidak mengandung CO2 agresif dapat dilakukan dengan
kontak / filtrasi media marmer.
Ø Tidak salin dapat dilakukan dengan distilasi, freezing,
demineralisasi, ion exchange, membran RO.

Ø Tidak mengandung logam berat dapat dilakukan dengan


elektro coagulating, metal removal, distilasi, membran
RO. Teknik ini dapat menghilangkan semua partikel
terlarut, tersuspensi bahkan semua mineral juga dapat
dihilangkan, sehingga air yang diolah menjadi setara air
murni.

Ø Tidak mengandung racun dapat dilakukan dengan


netralisasi racun, filter karbon aktif.

Ø Tidak kekurangan Mineral dapat dilakukan dengan


penambahan mineral tertentu (mineral enrichment).
 Yang menggunakan air leding 10,77 %, air tanah dengan
memakai pompa 7,85 %, air sumur (perigi) 53,78 %, mata air
(air sumber) 15,70 %, air sungai 8,54 %, air hujan 1,64 % dan
lainnya 1,71 %.
 Air tanah sering mengandung zat besi (Fe) dan Mangan (Mn)
cukup besar. Adanya kandungan Fe dan Mn dalam air
menyebabkan warna air tersebut berubah menjadi kuning-
coklat setelah beberapa saat kontak dengan udara. Disamping
dapat mengganggu kesehatan juga menimbulkan bau yang
kurang enak serta menyebabkan warna kuning pada diding
bak serta bercak-bercak kuning pada pakaian. Oleh karena itu
menurut PP No.20 Tahun 1990 tersebut, kadar (Fe) dalam air
minum maksimum yang dibolehkan adalah 0,3 mg/lt, dan
kadar Mangan (Mn) dalam air minum yang dibolehkan
adalah 0,1 mg/lt.
Parameter Kimia

Kimia Organik
1. Air raksa  Menimbulkan gejala susunan
syaraf pusat seperti kelainan kepribadian
dan tremor
2. Almunium  luka pada usus, iritasi
kulit, selaput lendir & saluran pernafasan
3. Arsen  anoreksia, kholik,mual, diare /
konstipasi
4. Barium (Br) menghentikan otot-otot jantung dalam waktu 1 jam &
kelumpuhan urat syaraf
5. Besi (Fe)  merusak dinding usus dan berkurangnya fungsi paru-paru
6. Cadmium (Cd) gasterointestinal dan penyakit ginjal
7. Khlorida (Cl) rasa asin, korosi pada pipa penyediaan air
8. Chromium (Cr) menimbulkan ulcus pada kulit & selaput lendir dlm paru-
paru kanker
9. Mangan (Mn)  kerusakan susunansyaraf :insomnia, lemah
pada kaki dan otot muka
10. Nitrat & Nitrit  gangguan GI,diare campur darah,depresi & gangguan
mental
11. Perak/Argentum (Ag) pigmentasi kelabu (argyria), iritasi kulit
12. Selenium  Gejala GI, muntah & diare, gangguan susunan syaraf
13. Seng (Zn)  menimbulkan gejala muntaber
14. Sianida (Cn)  malaise dan iritasi
15. Sulfat  diare
16. Sulfida merusak susunan syaraf pusat
17. Tembaga (Cu)  GI,SSP,ginjal,hati
18. Timbal (Pb)  gangguan GI, anoreksia, kholik, kelumpuhan dan kebutaan
Pemenuhan Persyaratan
Mikrobiologi
- Tidak terdapat Nematoda dapat dilakukan dengan
filtrasi polister.

- Tidak mengandung patogen dapat dilakukan dengan


disinfeksi menggunakan kaporit (Chlor), Na-
hypoklorit, KMnO4, Ozon, radiasi UV-C, perebusan /
pemanasan, Sodis.
- Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti
disentri, tipus, kolera, dan bakteri patogen penyebab
penyakit. (Bakteri
Binatang , Tumbuh-tumbuhan, Protista dan Virus
Pemenuhan Persyaratan Radiologi

1. Konduktivitas atau daya hantar


2. Pesistivitas
3. PTT atau TDS (Kemampuan air bersih untuk
menghantarkan arus listrik)
4. terhindar dari sumber radiasi pengion.

Anda mungkin juga menyukai