Pemeriksaa
n Fisik CT scan
Kadar elektrolit Abdominal USG
serum, meliputi BNO)
kalium,
Anamnes magnesium,
Barium enema
a fosfor, dan
ileus obstrukti kalsium
= very high
pitched bowel sounds
ileus paralitik
= no bowel
sounds
Karakteristik nyeri:
• Intermittent
• Intensitas bertambah
Distensi seiring gerakan
abdomen
Colicky peristaltik bertemu
pain
obstruksi
• Jika telah terjadi
vomiting strangulasi , nyeri ≠
colic, tetapi jadi lebih
severe & constant,
tergantung derajat
ischemia dan
Cardinal Symptoms!!!! progresivitas menuju
nekrosis & perforasi
Sweating
Nausea
Hypotension
Vomiting
Distension
Diarrhea/constipation
Increase bowel sound
Sign of: dehydration, hypovolemia, metabolic
acidosis
1.Obstruksi mekanika sederhana – usus halus atas
Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas,
distensi, muntah empedu awal, peningkatan bising usus, nyeri
tekan difus minimal.
2. Obstruksi mekanika sederhana – usus halus bawah
Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat,muntah –
sedikit atau tidak ada – kemudian mempunyai ampas, bising
usus meningkat, nyeri tekan difus minimal.
3. Obstruksi mekanika sederhana – kolon
Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul
terakhir, kemudian terjadi muntah (fekulen), peningkatan
bising usus, nyeri tekan difus minimal.
4. Obstruksi mekanik parsial
Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit
Crohn. Gejalanya
kram nyeri abdomen, distensi ringan dan diare
A. Laboratorium
Pada tahap awal → hasil laboratorium N.
Selanjutnya ditemukan hemokonsentrasi,
leukositosis dan nilai elektrolit yang abn.
Leukositosis → adanya iskemik atau obstruksi
strangulasi. Hematokrit yang meningkat dapat
timbul pada dehidrasi. Gangguan elektrolit →
analisa gas darah mungkin terganggu, dengan
alkalosis metabolik bila muntah berat, dan
metabolik asidosis bila ada tanda – tanda shock,
dehidrasi dan ketosis.
B. Radiologi
Adanya dilatasi dari usus disertai gambaran “step
ladder” dan “air fluid level”
pada foto polos abdomen dapat disimpulkan bahwa
adanya suatu obstruksi. Foto polos abdomen mempunyai
tingkat sensitivitas 66% pada obstruksi usus halus,
sedangkan sensitivitas 84% pada obstruksi kolon.
Jika terjadi stangulasi dan nekrosis, maka akan terlihat
gambaran berupa hilangnya mukosa yang reguler dan
adanya gas dalam dinding usus.
Udara bebas pada foto thoraks tegak menunjukkan
adanya perforasi usus.
Obstruk
si
Akumulas Gas yang
i Cairan Sekresi tertelan Gas dari
Vascular ke overgrowth
lumen bacterial
Distensi
Menurunnya kemampuan
intestine untuk mengabsorpsi air
& elektrolit
Underlying
disease
Prokinetic
agents Treatment NGT
Fluid &
electrolyt
es
Dasarpengobatan ileus obstruksi :
1.Koreksi keseimbangan elektrolit dan
cairan 2.menghilangkan peregangan dan
muntah dengan dekompresi,
3.Mengatasi peritonitis dan syok bila ada,
4.Menghilangkan obstruksi untuk
memperbaiki kelangsungan dan fungsi usus
kembali normal3
A. Resusitasi
mengawasi tanda – tanda vital, dehidrasi dan syok.
Pasien yg dehidrasi dan gangguan keseimbangan
ektrolit → cairan intravena seperti ringer laktat.
Respon terhadap terapi dapat dilihat dengan memonitor
tanda – tanda vital dan jumlah urin yang keluar
pemasangan nasogastric tube (NGT). NGT →
mengosongkan lambung, mencegah aspirasi pulmonum
bila muntah dan mengurangi distensi abdomen.
B. Farmakologis
Pemberian obat – obat antibiotik spektrum luas →
profilaksis.
Antiemetik →mengurangi gejala mual muntah.13
C. Operatif
Operasi dilakukan setelah rehidrasi dan
dekompresi nasogastrik untuk mencegah sepsis
sekunder.
4 macam (cara) tindakan bedah :
(a) Koreksi sederhana (simple correction) :
tindakan bedah sederhana untuk membebaskan
usus dari jepitan, misalnya pada hernia
incarcerata non-strangulasi, jepitan oleh
streng/adhesi atau pada volvulus ringan.
(b) Tindakan operatif by-pass : Membuat saluran
usus baru yang "melewati" bagian usus yang
tersumbat, misalnya pada tumor intralurninal,
Crohn disease,
(c) Membuat fistula entero-cutaneus pada bagian
proximal dari tempat obstruksi, misalnya pada Ca
stadium lanjut.
(d) Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan
membuat anastomosis ujung-ujung usus untuk
mempertahankan kontinuitas lumen usus, misalnya
pada carcinomacolon, invaginasi, strangulata, dan
sebagainya.
Infection
Gangrene of the bowel
Perforation (hole) in the intestine
Sepsis
Syok-dehidrasi
Abses
Mortalitas obstruksi tanpa strangulata adalah 5%
sampai 8% asalkan operasi dapat segera dilakukan.
Keterlambatan dalam melakukan pembedahan atau
jika terjadi strangulasi atau komplikasi lainnya akan
meningkatkan mortalitas sampai sekitar 35% atau
40%.
Prognosisnya baik bila diagnosis dan tindakan
dilakukan dengan cepat.13