Anda di halaman 1dari 22

Pemicu 6 Blok Saraf dan Kejiwaan

Kelompok 1
• Tutor : dr. Chandra S. Pratama
• Ketua : Olga Adhitya (405120112)
• Sekretaris : Amelia Sunjaya (405120059)
• Penulis : Karin Felicity S (405120232)
• Anggota :
- Stefanus (405080021)
- Derdelina Baud (405090271)
- Rio Alexsandro (405110074)
- Eny Milyarni (405110130)
- Fiolita Indranita S (405120045)
- Julia Jennifer Miharja (405120053)
- Novi Yuliana (405120193)
- Margaret Melvi (405120212)
Wajah dan tubuhku bengkak
Pasien adalah seorang laki-laki, 37 tahun, suku Jawa, datang ke dokter didampingi istrinya.
Pasien mengeluh sulit berkonsentrasi, mudah tersinggung dan sulit tidur. Kalau pasien dapat tertidur, ia
sering mengalami mimpi yang menakutkan atau melihat bayangan-bayangan tentang terjadinya
keributan. Sembilan bulan yang lalu, pasien bekerja sebagai DJ pada salah satu diskotik di Jakarta Pusat.
Pada suatu malam, terjadi keributan yang menimbulkan kematian seseorang. Pasien yang sedang sibuk
bertugas pada saat itu, telah dititipi oleh seseorang (yang pasien tidak jelas siapa orangnya), satu paket
benda yang ternyata adalah pistol yang dipergunakan pada kejadian itu. Kejadian tersebut
menyebabkan pasien harus berhadapan dengan pihak kepolisian.
Selama dua setengah bulan terakhir, pasien menjadi ketakutan bila menonton acara televisi
yang menggambarkan pembunuhan dan penembakan. Ketakutan itu diikuti dengan mimpi buruk pada
malam hari ketika tidur. Sejak saat itu pasien tidak berani lagi menonton acara televisi. Pasien berusaha
menghindari pertanyaan orang-orang mengenai peristiwa pembunuhan yang dialaminya. Bahkan pasien
ketakutan dan tampak menjadi gelisah, bila ada seseorang yang memberikan bungkusan tertutup
padanya.
Pemeriksaan psikiatri memperlihatkan seorang laki-laki, penampilan sesuai usia, berbicara
lancar, koheren, mengeluh mempersalahkan diri (“kenapa saya yang harus diberi bungkusan seperti itu
?”) dan rasa kecewa kepada sikap orang lain yang menjerumuskan dirinya (“merasa kurang diperhatikan
teman-teman”). Afek tampak hypotimik, emosi sangat labil dan tampak cemas. Kaki kiri bergerak terus
dan bicara kadang-kadang kurang fokus. Pemeriksaan fisik tidak diketemukan adanya kelainan yang
bermakna. Hygiene diri cukup baik dan berpakaian cukup rapi. Hasil pemeriksaan laboratorium dalam
batas normal.

Apa yang dapat dipelajari dari kasus di atas ?


Unfamiliar Terms
• Hypotimic : afek yang menyempit (penurunan
emosional)
• Koheren : pembicaraan yang dapat
dimengerti/dipahami dengan baik
Perumusan Masalah
1. Mengapa pasien mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi, mudah tersinggung
dan sulit tidur ?
2. Mengapa pasien sering mengalami mimpi yang menakutkan/melihat bayangan-
bayangan tentang terjadinya keributan ?
3. Apa yang menyebabkan kaki kiri bergerak terus dan bicara kadang-kadang kurang
fokus ?
4. Apa hubungan antara insidens dengan keluhan sekarang ?
5. Kenapa ada jeda waktu antara insidens 9 bulan yang lalu dengan timbul gejala
2,5 bulan yang lalu ?
6. Apa yang menyebabkan pasien takut di dunia nyata dan sewaktu tidur ?
Manakah yang lebih berbahaya ?
7. Gangguan jiwa apa yang dialami pasien ?
8. Tatalaksana apa yang diberikan ?
9. Bagaimana peran dan dukungan keluarga ?
10. Kemungkinan risiko kekambuhan ?
11. Bagaimana prognosis ?
Curah Pendapat
1. - Trauma psikis  mudah tersinggung
- Mimpi buruk  sulit tidur  sulit berkonsentrasi
2. Trauma psikis
3. Anxietas/gangguan kecemasan
4. Insidens  trauma  gangguan pikir
5. Jeda waktu untuk progresivitas dari awal insidens hingga pasien menjadi sakit
6. Telah terjadi disfungsi sosial karena trauma, lebih berbahaya di dunia nyata.
7. DD : post traumatic stress disorder, anxiety disorder, insomnia, gangguan panik,
mimpi buruk, gangguan somatoform, trikotilomania.
8. - Farmakologi : anti depresan
- Non farmakologi : psikoterapi (exposure therapy), hipnoterapi
9. Keluarga harus menemani dan memberikan dukungan
10. Risiko kekambuhan dapat terjadi jika terapi tidak tuntas/adekuat, terjadi lagi hal
yang sama
11. Baik jika terapi farmakologi dan non-farmakologi tuntas dan adekuat
Review
Gangguan neurotik, gangguan yang
berhubungan dengan stress dan
gangguan somatoform

Laki-laki DD :
Trauma psikis
37 tahun •Post traumatic stress disorder
•Anxietas
•Panik
•Cemas depresi
•Sulit berkonsentrasi •Trikotilomania
•Mudah tersinggung •Obsesif-kompulsif
•Sulit tidur •Gangguan disosiasi
•Mimpi buruk •Reaksi terhadap stress yang
•Gelisah berat dan gangguan
•Ketakutan penyesuaian
F41.0. Gangguan Panik
Introduction: Etiologi
Serangan intens kecemasan akut disertai • Zat Panik (panicogenic) KRITERIA DSM-IV-TR
dengan perasaan tidak enak dan karbon dioksida (5 sampai 35 persen •Note: Sebuah serangan panik bukanlah
mengganjal campuran), natrium laktat, dan bikarbonat gangguan codable. Kode diagnosis tertentu
m-chlorophenylpiperazine (MCPP), agen di mana serangan panik terjadi (misalnya,
Pasien dengan gangguan panik hadir
dengan beberapa efek serotonergik gangguan panik dengan agorafobia)
dengan sejumlah kondisi komorbiditas,
Obat m-Caroline; GABAB agonis terbalik
paling sering agoraphobia reseptor; flumazenil (Romazicon) •Sebuah periode diskrit ketakutan yang
• Prolaps katup mitral intens atau ketidaknyamanan, di mana
Sejarah ~ sama dengan agoraphobia empat (atau lebih) gejala berikut
• Faktor psikososial
dikembangkan tiba-tiba dan mencapai
Teori perilaku kognitif
puncaknya dalam waktu 10 menit
Epidemiologi: respon belajar baik dari perilaku orangtua
palpitasi, jantung berdebar, atau detak
Kisaran 1-4%; Wanita 2-3x> laki-laki; usia atau melalui proses pengkondisian klasik
jantung dipercepat
rata-rata  25 teori psikoanalitik
berkeringat; gemetar atau gemetar
serangan panik sebagai timbul dari
sensasi sesak napas atau menyesakkan
pertahanan berhasil melawan kecemasan-
Komorbiditas: perasaan tersedak; nyeri dada atau
memprovokasi impuls
•84% telah agoraphobia, 10-15% ketidaknyamanan
• Faktor Psikodinamik mual atau distress abdominal; merasa
mengalami gangguan depresi mayor,
pusing, goyah, pusing, atau pingsan
•15-30% memiliki fobia sosial, 2-20% Tatalaksana : derealization (perasaan tak nyata) atau
memiliki fobia spesifik, 1. Farmakoterapi depersonalisasi (yang terpisah dari diri
•15-30% memiliki gangguan kecemasan • SSRI sendiri)
• Benzodiazepin
umum, 2-10% memiliki PTSD takut kehilangan kontrol atau menjadi
• Trisiklik dan tetrasiklik
•30% memiliki OCD, hypochondriasis, • Monoamine oxidase inhibitor gila; takut mati; parestesia
2. Terapi perilaku dan kognitif menggigil atau hot flushes
gangguan kepribadian, dan gangguan-zat
terkait • Terapi kognitif
• Aplikasi relaksasi
• Pelatihan pernapasan DD :
Klasifikasi: • Pajanan invivo
Ggn medis
3. Terapi psikososial lain
Gangguan Panik Tanpa Agorafobia • Terapi keluarga Ggn jiwa
Gangguan Panik Dengan Agorafobia • Psikoterapi berorientasi tilikan
• kombinasi Fobia sosial/spesifik
GANGGUAN CEMAS MENYELURUH
• kondisi gangguan yg ditandai dgn kecemasan & TATALAKSANA
kekhawatiran yg berlebihan & tdk rasional bhkan A. FARMAKOTERAPI
terkadang tdk realistik thdp berbagai peristiwa - benzodiazepin(1st line : 2-6minggu-> tappering
kehidupan sehari-hari off selama 1-2 minggu)
ETIOLOGI - buspiron(efektif perbaiki gejala kognitif
•Teori Biologik: area otak yg diduga terlibat a/ dibanding gejala somatik, dpt diberi bersama
lobus oksipitalis,basal ganglia, sistem limbik & benzodiazepin
korteks frontal - SSRI(sertraline/paroxetine): efektif t.u untuk
• teori Genetik pasien dgn riwayat depresi
•teori Psikoanalitik: anxietas a/ gejala dr konflik B. Psikoterapi
bawah sadar yg tdk terselesaikan - terapi kognitif perilaku, terapi suportif,
•Teori kognitif-perilaku : perhatian yg selektif psikoterapi berorientasi tilikan
thdp hal-hal negatif pd lingkungan,distorsi PROGNOSIS
pemrosesan informasi, pandang negatif thdp •Keadaan kronis yg mungkin berlangsung seumur
kemampuan diri u/ hadapi ancaman hidup
• 25% penderita akhirnya mengalami g3an panik
GAMBARAN KLINIS dan juga dapat mengalami depresi mayor
•Anxietas(mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan), ketegangan motorik, hiperaktivita
autonom(pernapasan pendek, berkeringat,
palpitasi, gejala sal cerna), kewaspadaan secara
kognitif(iritabilitas)
•Memperlihatkan perilaku mencari perhatian
Diagnosis Gangguan Cemas Menyeluruh Menurut DSM-IV-TR
A. Ansietas dan kekhawatiran berlebihan (perkiraan yang menakutkan), terjadi
hampir setiap hari selama setidaknya 6 bulan, mengenai sejumlah kejadian atau
aktivitas (seperti bekerja atau bersekolah)
B. Orang tersebut merasa sulit mengendalikan kekhawatirannya
C. Ansietas dan kekhawatiran dikaitkan dengan tiga (atau lebih) dari keenam gejala
berikut (dengan beberapa gejala setidaknya muncul hampir setiap hari selama 6
bulan)
Perhatikan: hanya satu gejala yang diperlukan pada anak-anak:
1. Gelisah atau merasa terperangkap atau terpojok
2. Mudah merasa lelah
3. Sulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong
4. Mudah marah
5. Otot tegang
6. Gangguan tidur
D. Fokus dari ansietas dan kekhawatiran tidak terbatas hanya pada gambaran
gangguan Axis I
E. Ansietas, kekhawtiran, atau gejala fisis menyebabkan distres yg sc klinis
bermakna atau hendaya sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya
F. Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dri suatu zat, atau
keadaan medis umum, dan tidak terjadi hanya selama gangguan mood,
gangguan psikotik, atau gangguan perkembangan privasif.
F41.2. Gangguan Cemas Depresi
Definisi:
menggambarkan pasien dengan Diagnostik (DSM IV) Treatment
Mood disforic yang persisten atau berulang yang obat anti ansietas,
kecemasan dan gejala depresi yang tidak
berlangsung setidaknya 1 bulan obat antidepresan,
memenuhi kriteria diagnostik untuk baik
Mood disforik disertai dengan setidaknya empat atau keduanya
gangguan kecemasan atau gangguan
(atau lebih) gejala berikut dan berlangsung 1 bulan : Triazolo-
suasana hati
kesulitan berkonsentrasi atau pikiran kosong benzodiaze-
gangguan tidur (kesulitan jatuh atau tidur, atau pines
Epidemiologi:
gelisah, tidur tidak memuaskan) (c/ alprazolam
20-90 persen dari semua pasien dengan
kelelahan atau energi rendah; iritabilitas; khawatir; [Xanax])
gangguan panik memiliki e/ depresi besar.
yang mudah meneteskan air mata buspirone
prevalensi  1 % pada populasi umum
hypervigilance; mengantisipasi yang terburuk (BuSpar),
keputusasaan (pesimisme meresap tentang masa Venlafaxine
depan) (Effexor)
Etiologi: rendah diri atau perasaan tidak berharga
• Neuroendokrin  hiperaktivitas Gejala distress klinis menyebabkan penurunan
sistem noradrenergik adalah kausal sosial, pekerjaan, atau bidang-bidang penting lainnya
relevan untuk beberapa pasien berfungsi
dengan gangguan depresi dan dengan Gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung
gangguan panik dari suatu zat (misalnya, penyalahgunaan obat, obat)
• obat serotonergik, seperti fluoxetine atau kondisi medis umum
(Prozac) dan clomipramine Semua berikut
(Anafranil), berguna untuk mengobati Kriteria tidak termasuk depresi, gangguan Dysthymic,
kedua gangguan depresi dan gangguan panik, atau gangguan kecemasan umum
kecemasan kriteria saat ini tidak termasuk kecemasan atau
• Genetik/ Riwayat Keluarga suasana hati gangguan lainnya
gejala tidak termasuk gangguan mental lainnya 10
Gangguan Stres Pascatraumatik
Terdiri dr : 30%  pulih sempurna,
Gambaran klinis:
 Pengalaman kembali 40%  gejla ringan
• Pengalaman ulang
trauma melalui mimpi & 20%  gejala sedang
peristiwa yg menyakitkan,
pikiran yg membangunkan 10% tidak berubah atau malah
suatu pola menghindar & memburuk
(walking thought)
kekakuan emosional, dan Umumnya orang yang sangat
 Penghindaran yg persisten
kesadaran yg berlebihan muda atau sangat lebih tua
oleh pendertita thdp trauma
yg hampir tetap mengalami kesulitan
dan penumpulan
• Mengungkapkan rasa
responsivitas pd penderita Terapi :
bersalah, penolakan dan
 Kesadaran berlebihan yg Pendekatan utama adalah
penghinaan
persisten mendukng, mendorong untuk
• Keaadaan disosiatif dan mendiskusikan peristiwa dan
serangan panik pendidikan tentang berbagai
Gejala penyerta : depresi,
• Ilusi & halusinansi mekanisme mengatasinya.
kecemasan dan kesulitan
mungkin ditemukan a) Farmakoterapi :
kognitif (pemusatan
Perjalanan Penyakit • Imipramine,
perhatian yg buruk) amitriptyline
Prognosis:
• Berkembang suatu waktu • SSRIs
Etiologi : • MAOIs
setelah trauma
• Stressor • Antikonvulsan
• Prognosis baik pd onset
• Faktor psikodinamika • Clonidine
gejala yg cepat, durasi • Propanolol
• Faktor biologis
singkat b) Psikoterapi
Gangguan somatoform
Sekelompok gangguan yg
memiliki gejala fisik (mual,
5. Gangguan nyeri, ditandai
pusing, nyeri) dimana tidak
dengan gejala nyeri yang
ditemukan penjelasan medis
baik semata-mata terkait
yang adekuat.
dengan, atau secara Diagnosis Banding:
signifikan diperburuk oleh • Gg Mood
Disebabkan faktor psikologis
faktor psikologis • Gg psikosis
Lima Gangguan Somatoform: • Gg kepribadian
1. Banyak keluhan fisik yang • Dimensia
mempengaruhi banyak Gambaran klinis: • Hipokondria
sistem organ  Mual muntah • Gg konversi, gg nyeri
2. Gangguan konversi   Sulit menelan, nyeri
satu atau dua keluhan extremitas, napas pendek Perjalanan Penyakit:
neurologis yang tidak berhubungan  Biasanya kurang dari 1 th
3. Hipokondriasiskeyakin dengan aktivitas  Sering terdapat hubungan
an pasien bahwa mereka  Amnesia dan komplikasi antar periode peningkatan
memiliki penyakit kehamilan dan stress atau stres baru dan
tertentu menstruasi eksaserbasi gejala somatik
4. Gangguan dismorfik  Dapat diikuti gangguan
tubuh  keyakinan palsu mental, gg kepribadian,
yg berlebihan bahwa kecemasan umu dan fobia
bagian tubuh yang rusak
Kriteria A. Satu atau lebih gejala atau deficit yang
Diagnostik mengenai fungsi motoric volunteer atau Kriteria Diagnostik utk Hipokondriasis
untuk sensorik yang mengarahkan pada kondisi
Gangguan
(DSM IV)
neurologis atau kondisi medis lain.
Konversi
(DSM-IV)
B. Faktor psikologis dpertimbangkan •Perokupasi dengan ketakutan atau ide
berhubungan dengan gejala atau deficit
karena awal atau eksaserbasi gejala atau bahwa seseorang mempunyai penyakit
deficit adalah didahului oleh konflik atau serius berdasarkan interpretasi yg salah
stressor lain.
C. Gejala atau deficit tidak ditimbulkan secara thdp gejala-gejala tubuh
sengaja atau dibuat-buat (seperti pada •Preokupasi menetap meskipun telah
gangguan buatan atau berpura-pura).
D. Gejala atau deficit tidak dapat setelah
dilakukan evaluasi medik dan
penilitian yang diperlukan, dijelaskan penentraman
sepenuhnya oleh kondisi medis umum, atau •Preokupasi menimbulkan penderitaan yg
oleh efek langsung suatu zat atau sebagai
perilaku atau pengalaman yang diterima bermakna scr klinis atau hendaya dlm
secara kultural. bidang sosial, pekerjaan dan fungsi penting
E. Gejala atau deficit menyebabkan
penderitaan yang bermakna secara klinis lainnya
atau gangguan dalam fungsi social, •Lamanya gangguan sekurangnya 6 bulan
pekerjaan, atau fungsi penting lain atau
memerlukan pemeriksaan medis. •Preokupasi bukan disebabkan karena
F. Gejala atau deficit tidak terbatas pada nyeri gangguan cemas menyeluruh, gangguan
atau disfungsi seksual, tidak terjadi semata-
mata selama perjalanan gangguan
obsesif kompulsif, gangguan panik,
somatisasi, dan tidak dapat diterangkan episode depresif, cemas perpisahan atau
dengan lebih baik oleh gangguan mental gangguan somatoform lainnya
lain.
Sebutkan tipe gejala atau deficit:
dengan gejala atau deficit motoric
dengan gejala atau deficit sensorik
dengan kejang atau konvulsi
dengan gambaran campuran
Kriteria Diagnostik utk Nyeri Somatoform Menetap (DSM
IV)
Kriteria Diagnostik utk Gangguan
A. Pain in one or more anatomical sites is the
Dismorfik Tubuh (DSM IV) predominant focus of the clinical presentation and
is of sufficient severity to warrant clinical attention.
A. Preokupasi dengan bayangan cacat B. The pain causes clinically significant distress or
dalam penampilan. Jika ditemukan impairment in social, occupational, or other
sedikit anomaly tubuh, kekhawatiran important areas of functioning.
C. Psychological factors are judged to have an
orang tersebut akan berlebihan important role in the onset, severity, exacerbation,
dengan nyata. or maintenance of the pain.
D. The symptom or deficit is not intentionally
B. Preokpasi menyebabkan penderitaan produced or feigned (as in factitious disorder or
yang bermakna secara klinis atau malingering).
gangguan dalam fungsi social, E. The pain is not better accounted for by a mood,
anxiety, or psychotic disorder and does not meet
pekerjaan, atau fungsi penting criteria for dyspareunia.
lainnya. Code as follows:
Pain disorder associated with psychological
C. Preokupasi tidak dapat diterangkan factors: psychological factors are judged to have the
lebih baik oleh gangguan mental lain major role in the onset, severity, exacerbation, or
(misalnya, ketidakpuasan dengan maintenance of the pain. (If a general medical
condition is present, it does not have a major role
bentuk dan ukuran tubuh pada in the onset, severity, exacerbation, or maintenance
anoreksia nervosa). of the pain.) This type of pain disorder is not
diagnosed if criteria are also met for somatization
disorder.
Specify if:
Acute: duration of less than 6 months
Chronic: duration of 6 months or longer
Trichotilomania
• penderita memiliki keinginan tidak tertahankan untuk menarik rambut dari bagian-bagian tubuh
mereka sendiri.
• Tidak terbatas pada rambut kepala, penderita trikotilomania acap kali merasakan kepuasan dan
penurunan tingkat ketegangan setelah mencabuti rambut di bagian-bagian tertentu tubuh mereka
Gejala
• Senang menarik-narik rambutnya, tetapi tidak menggunakan jari melainkan alat seperti pinset, kuas
dan sisir.
• kebotakan di kepala atau area lain dari tubuhnya.
• Alis atau bulu mata mereka juga terlihat jarang atau tidak ada sama sekali.
• pada kasus tertentu ada yang menjadi senang memainkan rambut dan mengunyah rambut sambil
menggosok-gosokkan rambut ke bibir atau wajahnya.

• Pada rambut penderita trikotilomania, kita bisa menemukan helai-helai rambut lama yang rusak
dengan ujung tumpul dan pertumbuhan-pertumbuhan rambut baru dengan ujung runcing.
• Helai-helai rambut terlihat patah atau sangat tidak rata (biasanya di poros kepala)
• Individu dengan trikotilomania juga biasanya merasa kelainan mereka ini memalukan sehingga
sangat privat dan cenderung menutup-nutupi hal ini.
• Inilah yang menyebabkan orang-orang dengan trikotilomania menggunakan topi, bulu mata palsu,
pensil alis, juga rambut palsu untuk mengurangi perhatian pada bagian tubuh mereka yang
mengalami kebotakan.

Terapi : cognitive behaviour therapy


GANGGUAN OBSESIF-KOMPULSIF
DEFINISI : pikiran/tindakan yg berulang  menghabiskan waktu/menyebabkan distress & hendaya yg
bermakna
EPID : 2-2,4%, sebagian mulai pada
remaja/dewasa muda (18-24th) Gambaran Tertentu : ETIO : interaksi antara faktor biologik, genetik, dan psikososial
• Ide/impuls yg terus menerus
Gambaran Utama :
kedalam keadaran individu
• Kontaminasi  mencuci obyek yg dicurigai
• Perasaan cemas/takut akan
terkontaminasi
ide/impuls aneh
• Sikap ragu-ragu yang patologik  mengecek/memeriksa
• Obsesif dan kompulsi egoalien
• Pikiran yang intrusif  pikiran berulang ttg
DD : • Pasien mengenali obsesi dan
- Kondisi medik seksual/tindakan agresif
kompulsi merupakan sesuatu yg
- Gangguan tourette • Simetri bertindak lamban
abstrak dan irasional
• Ada keinginan kuat utk melawan

Kriteria Diagnosis : Th/ :


A. Salah satu obsesif / kompulsif • clomipramine 3x25mg
Obsesif • Selective serotonin re-uptake inhibitor
1. Pikiran, impuls/bayangan yg pernah dialami yg berulang & tdk serasi dan • Fluoxentin 2x20 mg
menyebabkan ansietas dan distress • Sertaline 2x50 mg
2. Pikiran, impuls/ bayangan bukan ketakutan thdp problem kehidupan nyata • Esitalopram 2x10mg
3. Individu yg berusaha untuk mengabaikan/menekan pikiran, • Fluvoxamin 2x50mg
impuls/bayangan/menetralisir dgn pikiran lain/tindakan
4. Individu menyadaru bahwa pikiran, impuls, bayangan yg berulang berasal dr
pikirannya sendiri
Kompulsif Prognosis :
1. Perilaku berulang • 20-30% perbaikan bermakna
2. Perilaku mental yg ditunjukan untuk mencegah/menurunkan distress • 40-50% perbaikan sedang
B. Pasien menyadari obsesi dan kompulsi berlebihan • 20-40% menetap/memburuk
C. Obsesi dan kompulsi menyebabkan stress (habiskan waktu >1jam/hari) 
ganggu fungsi sosial
D. Bila ada ggn pd axis 1, isi obsesi dan kompulsi tdk terkait dgn ggn tersebut
E. Ggn tdk disebabkan efek penggunaan zat
DEFINISI : ketakutan irasional yg jelas, menetap dan berlebihan terhadap suatu objek spesifik, keadaan/situasi
FOBIA ETIOLOGI : faktor biologis, genetik, dan psikososial

KRITERIA DIAGNOSIS

Agorafobia Fobia spesifik Fobia sosial

• Kecemasan berada di • Ketakutan berlebihan yg menetap tanpa • Ketakutan irasional yg jelas dan menetap thdp 1/>
dalam suatu alasan pd objek tertentu situasi sosial
tempat/situasi yg • Paparan thdp stimulus fobik hampir • Pemaparan dgn situasi sosial yg ditakuti hampir
kemungkinan utk selalu memprovokasi respon kecemasan selalu mencetuskan kecemasan
meloloskan dirinya smp serangan panik • Individu menyadari
sulit • Individu menyadari • Situasi sosial/tampil didpn umum dihindari
• Situasi dihindari (jrg • Situasi fobik dihindari • Penghindaran bermakna menggangu rutinitas
pergi) • Penghindaran, antisipasi normal
• Kecemasan/penghinda kecemasan/distress pd situasi yg ditakuti • Individu <18th , duras >6bln
ran fobik tdk spt ggn secara bermakna • Ketakutan/penghindaran tdk krn efek fisiologis
mental lain (fobia • Individu <18th, durasi >6bln • Ketakutan tdk berhub dgn
sosial/fobia • Ansietas, serangan panik/ pengindaran gagap/tremot/parkinson/ggn perilaku abnormal pd
spesifik/ggn obsesif- fobia berhub dgn objek/situasi spesifik anoreksia nervoa/bulimia nervosa
kompulsif) yg spt ggn mental lainnya
GK : TH/ :
• Depresi ditemukan pd 1/3 pasien fobia • Psikologi
• Fobia  ansietas berat jk pasien terpapar dgn situasi/objek • Terapi perilaku
spesifik atau jika mengantisipasi akan terpapar dgn • Psikoterapi berorientasi tilikan
situasi/objek • Hypnotherapi
• Fobia spesifik (anak)  tkt pd objek spesifik • Psikoterapi suportif
• Fobia sosial (anak-awal remaja)  tkt tampil didpn umum/tkt • Farmakoterapi
berperilaku memalukan didpn org yg blm dikenal • SSRI
• Agorafobia  hindari situasi pd saat sulit utk mendapatkan • Agorafobia  anti
bantuan ansietas,antidepresan,psikoterapi
• Fobia spesifik  terpi perilaku & terapi pemaparan
Prognosis : cenderung jd kronik dan dapat terjadi komorbiditas dgn • Fobia sosial  beta bloker (propanolol) sblm
ggn lain spt depresi, penyalahgunaan alkohol, dan obat tampil
F43.0. Reaksi stres akut
Introduction: Kriteria
•Karakteristik dari kategori ini : tidak hanya atas Harus ada kaitan waktu kejadian yang jelas antara
dasar identifikasi simtomatologi dan perjalanan terjadinya pengalaman stressor luar biasa (fisik atau mental)
penyakit, tetapi juga atas dasar salah satu dari dengan onset gejala, biasanya setelah beberapa menit atau
dua faktor pencetus :
1. Suatu stres kehidupan yang luar biasa, yang
segera setelah kejadian
menyebabkan reaksi stres akut
2. Suatu perubahan penting dalam kehidupan, Ditemukan gejala-gejala :
yang menimbulkan situasi tidak nyaman yang •Terdapat gejala campuran yang biasanya berubah-ubah :
berkelanjutan, dengan akibat terjadi suatu –Gejala permulaan : keadaan terpaku (daze)
gangguan penyesuaian. –Dan hal lain yang dapat terlihat : depresi,anxietas,
kemarahan, kecewa, overaktif, dan penarikan diri.
•Gangguan ini selalu merupakan konsekuensi
langsung dari stress akut yang berat atau trauma
–Tapi tidak satupun dari gejala tersebut mendominasi
yang berkelanjutan. gejala klinisnya untuk waktu yang lama
•Pada kasus yang dapat dari lingkup stressornya, gejala-gejala
•Stress yang terjadi atau keadaan tidak nyaman dapat menghilang dengan cepat (bbrp jam)
yang berkelanjutan merupakan faktor penyebab
utama, dan tanpa hal itu gangguan tersebut tidak Diagnosa ini tidak boleh digunakan untuk keadaan
akan terjadi. kambuhan mendadak dari gejala-gejala pada individu yang
•Gangguan-gangguan ini dapat dianggap sebagai
sudah menunjukan gangguan psikiatrik lainnya.
respon maladaptif terhadap stres berat atau stres
berkelanjutan, dimana mekanisme penyesuaian Kerentanan individual dan kemampuan menyesuaikan diri
(coping mekanisme) tidak berhasil mengatasi memegang peranan dalam terjadinya atau beratnya suatu
sehingga menimbulkan masalah dalam fungsi reaksi stres akut 19
sosialnya
F43.2. Gangguan Penyesuaian
Pedoman diagnostik :

•Diagnosa tergantung pada evaluasi terhadap


hubungan antara :
a) Bentuk, isi dan beratnya gejala
b) Riwayat sebelumnya dan corak kepribadia Kriteria :
c) Kejadian, situasi yang “stressful”, atau krisis
kehidupan.
•Adanya faktor ketiga di atas (c) harus jelas dan bukti • Reaksi depresi singkat
yang kuat bahwa gangguan tersebut tidak akan terjadi • Reaksi depresi berkepanjangan
seandainya tidak mengalami hal tersebut. • Reaksi campuran anxietas dan
• Manifestasi dari gangguan bervariasi, dan mencakup depresi
afek depresif, anxietas, campuran anxietas-depresif, • Dgn predominan ggn emosi lain
gangguan tingkah laku, disertai adanya disabilitas • Dgn predominan ggn perilaku
dalam kegiatan rutin sehari-hari. Tidak ada satupun • Dgn ggn campuran emosi dan
dari gejala tersebut yang spesifik untuk mendukung perilaku
diagnosis.
• Dengan gejala predominan
•Onset biasanya terjadi dalam 1 bulan setelah
terjadinya kejadian yang “stressful” dan gejala-gejala lainnya YDT
biasanya tidak bertahan lebih dari 6 bulan, kecuali
dalam hal depresif berkepanjangan
20
Diagnosis Multiaxial
• Axis 1 : F43.1 (PTSD)
• Axis 2 : F60.6 (Ggn kepribadian cemas)
• Axis 3 : normal
• Axis 4 : masalah berkaitan dengan lingkungan
sosial
• Axis 5 : 70-61 (beberapa gejala ringan &
menetap, disabilitas ringan dalam
fungsi,secara umum masih baik)
Kesimpulan
• Sesuai dgn gambaran klinis memperlihatkan adanya
trauma psikis dengan gejala sulit berkonsentrasi,
mudah tersinggung, sulit tidur, mimpi buruk, gelisah
dan ketakutan menunjukkan adanya stress pascra
trauma.
• Saran : diberikan terapi farmakologi (imipramin) dan
non farmakologi (dukungan keluarga dan lingkungan).
Dan akan dipantau lebih lanjut, tidak perlu dirujuk
karena bukan gawat darurat.
• Prognosis : berkembang suatu waktu setelah trauma.
Prognosis baik pd onset gejala yg cepat, durasi singkat

Anda mungkin juga menyukai