Anda di halaman 1dari 22

Oleh :

RIO RIDOH JORONTHA


3115130788

Dosen Pembimbing 1 : Ir. Fariani Hermin M.T

Dosen Pembimbing 2 : Aris Hadiyan, M.Pd


LATAR BELAKANG
Peran penting pembelajaran matematika

Koneksi matematis merupakan hal yang


penting dalam matematika

Kemampuan koneksi matematis siswa


masih rendah
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di
SMKN 26 Jakarta, diperoleh informasi sebagai
berikut:

1.Guru hanya menitikberatkan pada tataran soal-soal men


dasar pada konsep penggunaan materi
2.Sedikitnya penjelasan guru mengenai soal-soal yang ber
kaitan dengan masalah sehari-hari yang berhubungan den
gan matematika.
3.Pembelajaran yang membosankan dan monoton
Latihan yang diberikan oleh guru hanya menitikberatkan pada tataran
soal-soal mendasar pada konsep penggunaan materi tanpa penjelasan
mengenai soal-soal yang terkait dengan masalah sehari-hari yang
berhubungan dengan matematika

Siswa belum mampu menghubungkan pemahaman yang didapat dengan


penggunaannya dalam hal lain diluar konsep dasar yang ada

Kurangnya keaktifan peserta didik dan kurangnya kemampuan koneksi


matematis siswa

Penggunaan model pembelajaran di sekolah belum dapat meningkatkan


kemampuan koneksi matematis siswa
Pembatasan Masalah
Penelitian ini difokuskan pada masalah
membandingkan kemampuan koneksi matematis
antara siswa yang diberikan pembelajaran
menggunakan model CORE dan Knisley dalam
pembelajaran matematika di SMKN 26

Perumusan Masalah
Apakah terdapat perbedaan yang signifikan
antara kemampuan koneksi matematis siswa
yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran Knisley?
Pembatasan Istilah
Kemampuan Koneksi Matematis:
Kemampuan seseorang dalam memperlihatkan
hubungan internal dan eksternal matematika

Model Pembelajaran
Matematika Knisley (MPMK)

Connecting, Organizing,
Reflecting, Extending
(CORE)
Kemampuan Pemecahan Masalah
Mengaitkan konsep matematika dengan konsep
Ruspiani dalam bidang lainnya

Menghubungkan konsep matematika dengan


dengan konsep pelajaran lainnya, menerapkan
konsep matematika dengan konsep pelajaran
lainnya, menerapkan pemikiran dan
pemodelan matematika untuk menyelesaikan
Amelia masalah pada disiplin ilmu lainnya

Kemampuan mengaitjkna konsep-konsep


Lestari matematika baik antar konsep matematika itu
sendiri maupun mengaitkan konsep
matematika dengan bidang ilmu lain
Kemampuan Pemecahan Masalah

Kemampuan mengaitkan konsep


matematika dengan konsep
Kesimpulan matematika lain, pelajaran lain,
bahkan masalah kehidupan sehari-
hari
Tahapan Pemecahan Masalah menurut
Polya:
1. Mengenal representasi ekuivalen dan konsep
yang sama
2. Mengenal hubungan prosedur matematika
sebagai suatu representasi ke prosedur
representasi yang ekuivalen
3. Menggunakan dan menilai keterkaitan antar topik
matematika dan keterkaitan diluar matematika
4. Menggunakan matematika dalam kehidupan
sehari-hari
MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA
KNISLEY (MPMK)

Model Pembelajaran Jeff Knisley yang dikembangkan dari gaya belajar Kolb
yang memberikan ruang kepada siswa untuk memahami konsep matematika
sddan melihat keterkaitan antar konsep matematika

Langkah pembelajaran MPMK:


a.Konkret Reflektif
b.Konkret Aktif
c.Abstrak Reflektif
d.Abstrak Aktif
CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING,
EXTENDING (CORE)
Pada TAPPS, siswa di kelas dibagi menjadi
beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 2
Stice pihak. Satu pihak berperan sebagai problem solver
dan pihak lainnya berperan sebagai listener. Setiap
anggota kelompok mempunyai tugas masing-
masing yang akan mengikuti aturan tertentu

Langkah pembelajaran TAPPS:


•Siswa diberikan suatu masalah yang terkait
dalam pembelajaran.
Johson dan •Kelompok terdiri 2 orang siswa, dimana dalam
kelompok tersebut ada yang berperan sebagai
Chung problem solver dan listener.
•Setelah salah satu masalah telah diselesaikan,
kedua siswa bertukar tugas.
•Selesai ketika semua masalah yang ada pada
worksheet telah dipecahkan.
Model Pembelajaran Konvensional
Model pembelajaran dimana guru
Lapp, Bender, menitikberatkan perannya dalam pemberian
Ellenwood, dan informasi melalui mata pelajaran dan materi
John yang disajikannya atau dengan kata lain
bahwa pembelajaran berpusat pada guru.

Metode Langkah pembelajaran


ekspositori Ekspositori:
Syaiful dan •Preparasi
Aswan •Apersepsi
Suherman •Presentasi
•Resitasi

Pada proses pembelajaran siswa tidak hanya


mendengarkan guru dan membuat catatan,
namun juga mengerjakan soal latihan dan
bertanya jika tidak mengerti
Penelitian yang (2014)Relevan
Ernawati (2015)
menyimpulkanZulkarnaen
Yanuarti (2014)
menyimpulkan
bahwa
bahwa peningkatan menyimpulkan
peningkatan
kemampuan bahwa prestasi
kemampuan pemecahan belajar
pemecahan masalah matematis matematika siswa
masalah siswa yang yang belajar
matematis siswa memperoleh dengan
yang belajar pendekatan open-
menggunakan
menggunakan ended dengan
model
model kooperatif
model
pembelajaran tipe TAPPS lebih
pembelajaran
kooperatif tipe baik daripada
kooperatif tipe
coop-coop lebih siswa yang
TAI lebih baik dari
baik dari siswa belajar
siswa yang
yang memperoleh menggunakan
belajar pembelajaran model
menggunakan secara konvensional.
Kerangka Berpikir
Pentingnya kemampuan pemecahan masalah matematis

Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa masih


rendah

Penerapan Model Pembelajaran


Kooperatif

Tipe TAI Tipe TAPPS

Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis


Siswa yang Belajar dengan Model Pembelajaran
Kooperatif tipe TAI, TAPPS dan konvensional
Pengajuan Hipotesis
Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa yang diberikan model pembelajaran TAI,
TAPPS, dan konvensional di SMPN 99 Jakarta.

Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diberikan model


pembelajaran TAI lebih tinggi dari model pembelajaran TAPPS di SMPN
99 Jakarta.

Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diberikan model


pembelajaran TAI lebih tinggi dari model pembelajaran konvensional di
SMPN 99 Jakarta.

Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diberikan model


pembelajaran TAPPS lebih tinggi dari model pembelajaran konvensional
di SMPN 99 Jakarta.
Tujuan Operasional Penelitian

Untuk mendapatkan informasi tentang


perbandingan kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa yang belajar menggunakan
model pembelajaran Team Assisted
Individualization (TAI), Thinking Aloud Pair
Problem Solving (TAPPS) dan konvensional di
SMPN 99 Jakarta.
Tempat dan Waktu Penelitian:
SMP Negeri 99 Jakarta kelas VIII semester genap tahun
pelajaran 2016/2017 pada pokok bahasan SPLDV.

Metode Penelitian:
Metode penelitian ini adalah eksperimen semu atau quasi
experiment

Desain Penelitian:
Variabel bebas: model pembelajaran TAI, TAPPS, dan model
konvensional
Variable terikat: kemampuan pemecahan masalah matematis
Kelompok Perlakuan Pengukuran
(R) E1 X1 Y1
(R) E2 X2 Y2
(R) E3 X3 Y3
Populasi target: seluruh siswa SMP Negeri 99 Jakarta
tahun pelajaran 2016/2017.
Populasi terjangkau: seluruh siswa kelas VIII SMP
Negeri 99 Jakarta yang terdaftar pada semester II (genap)
tahun pelajaran 2016/2017.
Teknik Pengambilan Sampel: Two stage sampling

Teknik Pengumpulan Data:


Data dalam penelitian ini adalah hasil tes akhir siswa yang
diperoleh dari kelas eksperimen I, II, dan III setelah kelas
tersebut diberi perlakuan.

Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Tes tersebut
disusun dalam bentuk uraian.
Uji Coba Instrumen:

Taraf
Validitas Reliabilitas Kesukaran

1. Validitas Isi Alpha Cronbach


2. Validitas Konstruk 𝑘 𝜎𝑏2
𝑟11 = 1−
𝑘−1 𝜎𝑡2
ANALISIS DATA

Sebelum Perlakuan Sesudah Perlakuan

1. Uji Homogenitas : Uji Bartlett


1. Uji Prasyarat Analisis Data
2. Uji Normalitas : Uji Lilliefors
2. Uji Analisis Data : Anova
3. Uji Kesamaan Rata-rata : Anova Satu
Satu Arah dan Uji Scheffe
Arah
Hipotesis Statistik
a. Ho : 𝜇1 = 𝜇2 = 𝜇3

H1 : ∃ 𝜇𝑖 ≠ 𝜇𝑗 , untuk i ≠ j = 1, 2, 3

b. Ho : 𝜇1 ≤ 𝜇2

H1 : 𝜇1 > 𝜇2

c. Ho : 𝜇1 ≤ 𝜇3

H1 : 𝜇1 > 𝜇3

d. Ho : 𝜇2 ≤ 𝜇3

H1 : 𝜇2 > 𝜇3

Keterangan :

𝜇1 : rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan model

pembelajaran kooperatif tipe TAI

𝜇2 : rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan model

pembelajaran kooperatif tipe TAPPS

𝜇3 : rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan model

pembelajaran konvensional
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai