Pemicu 1 Shynta Endokrin
Pemicu 1 Shynta Endokrin
pankreas
Sumber: Putz R,Pabst R Sobotta 2: Atlas of Human Anatomy 14th Ed. 2006
Sumber: Putz R,Pabst R Sobotta 2: Atlas of Human Anatomy 14th Ed. 2006
Sumber: Putz R,Pabst R Sobotta 2: Atlas of Human Anatomy 14th Ed. 2006
histologi kelenjar endokrin
pankreas
Sumber: Mescher AL. Junqueira’s Basic Histology Text and Atlas. 2013
Exocrine pancreas
•GDP
•2 jam TTGO
•Kadar HbA1c
Penapisan komplikasi
• Profil lipid : Kolesterol total, HDL, LDL, TGD
• Tes fungsi hati
• Tes fungsi ginjal : Kreatinin serum, estimasi GFR
• Tes urin rutin
• Albumin utin kuantitatif
• Rasio albumin-kreatinin sewaktu
• Elektrokardiogram (EKG)
• Foto Rontgenthoraks (bila ada indikasi: TBC, PJK)
• Pemeriksaan kaki secara komprehensif
PENATALAKSANAAN DM
EDUKASI DM
MODIFIKASI MAKANAN
OLAHRAGA
TERAPI OBAT
Terapi nutrisi medis (tnm)
• Prinsip pengaturan makan : makanan yang seimbang dan sesuai
dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu.
• Pentingnya keteraturan makan dalam 3J: Jadwal makan, Jenis, dan
Jumlah makanan, terutama pada mereka yang menggunakan obat
penurun glukosa darah atau insulin.
KARBOHIDRAT
• Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45-65% total asupan energi.
• Pembatasan karbohidrat total <130 g/hari tidak dianjurkan
• Makanan harus mengandung karbohidrat terutama yang berserat
tinggi.
• Gula dalam bumbu diperbolehkan sehingga penyandang diabetes
dapat makan sama dengan makanan keluarga yang lain
• Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% total asupan energi.
• Pemanis alternatif dapat digunakan sebagai pengganti gula,asal tidak
melebihi batas aman konsumsi harian (Accepted -Daily Intake)
• Makan tiga kali sehari untuk mendistribusikan asupan karbo-hidrat
dalam sehari. Kalau diperlukan dapat diberikan makananselingan buah
atau makanan lain sebagai bagian dari kebu-tuhan kalori sehari
LEMAK
• Asupan lemak dianjurkan sekitar 20-25% kebutuhan kalori.Tidak
diperkenankan melebihi 30% total asupan energi.
• Lemak jenuh < 7 % kebutuhan kalori
• Lemak tidak jenuh ganda < 10 %, selebihnya dari lemaktidak jenuh
tunggal.
• Bahan makanan yang perlu dibatasi adalah yang banyakmengandung
lemak jenuh dan lemak trans antara lain: dagingberlemak dan susu
penuh (whole milk ).
• Anjuran konsumsi kolesterol <200 mg/hari.
PROTEIN
• Dibutuhkan sebesar 10 – 20% total asupan energi.
• Sumber protein yang baik adalah seafood
• (ikan, udang,cumi,dll), daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit,
produk susurendah lemak, kacang-kacangan, tahu, dan tempe.
• Pada pasien dengan nefropati perlu penurunan asupan pro-tein
menjadi 0,8 g/KgBB perhari atau 10% dari kebutuhanenergi dan 65%
hendaknya bernilai biologik tinggi.
NATRIUM
• Anjuran asupan natrium untuk penyandang diabetes samadengan
anjuran untuk masyarakat umum yaitu tidak lebihdari 3000 mg atau
sama dengan 6-7 gram (1 sendok teh)garam dapur.
• Mereka yang hipertensi, pembatasan natrium sampai 2400mg.
• Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin,soda, dan
bahan pengawet seperti natrium benzoat dan na-trium nitrit.
SERAT
• Seperti halnya masyarakat umum penyandang diabetes di-anjurkan
mengonsumsi cukup serat dari kacang-kacangan,buah, dan sayuran
serta sumber karbohidrat yang tinggi se-rat, karena mengandung
vitamin, mineral, serat, dan bahanlain yang baik untuk kesehatan.
• Anjuran konsumsi serat adalah ± 25-30 g/hari.
PEMANIS ALTERNATIF
• Pemanis dikelompokkan menjadi pemanis berkalori danpemanis tak
berkalori. Termasuk pemanis berkalori adalahgula alkohol dan fruktosa.
• Gula alkohol antara lain isomalt, lactitol, maltitol, mannitol, sorbitol dan
xylitol.
• Dalam penggunaannya, pemanis berkalori perlu diperhitung-kan
kandungan kalorinya sebagai bagian dari kebutuhankalori sehari.
• Fruktosa tidak dianjurkan digunakan pada penyandang dia-betes karena
efek samping pada lemak darah.
• Pemanis tak berkaloriyang masih dapat digunakan antaralain aspartam,
sakarin, acesulfame potassium, sukralose,dan neotame.
• Pemanis aman digunakan sepanjang tidak melebihi batasaman (Accepted
Daily Intake/ ADI)
Jumlah KEBUTUHAN KALORI
• Kebutuhan kalori basal yang • Perhitungan berat badan Ideal (BBI)
besarnya 25-30 kalori/kgBB dengan rumus Brocca yang
ideal, ditambah atau dikurangi dimodifikasi adalah sbb:
bergantung pada beberapa Berat Badan ideal =90% x (TB dalam cm - 100) x 1 kg.
faktor seperti:
• jenis kelamin,
• Bagi pria dengan tinggi badan di
• umur, bawah 160 cm dan wanita di bawah
• aktivitas, 150 cm, rumus dimodifikasi menjadi :
• Berat Badan,
• dll. Berat Badan Ideal (BBI) = (TB dalam cm - 100) x 1kg.
• BB Normal : BB ideal ± 10 %
Kurus : < BBI - 10 %
Gemuk : > BBI + 10 %
Kebutuhan kalori berdasarkan faktor risiko
Jenis Kelamin
• Kebutuhan kalori pada wanita lebih kecil daripada pria.Kebutuhan kalori wanita sebesar 25
kal/kg BB dan untukpria sebesar 30 kal/ kg BB.
Umur
• Untuk pasien usia di atas 40 tahun, kebutuhan kaloridikurangi 5% untuk dekade antara 40 dan
59 tahun, di-kurangi 10% untuk dekade antara 60 dan 69 tahun dandikurangi 20%, di atas usia
70 tahun.
Aktivitas Fisik atau Pekerjaan
• Kebutuhan kalori dapat ditambah sesuai dengan intensi-tas aktivitas fisik.
• Penambahan sejumlah 10% dari kebutuhan basal diberi-kan pada kedaaan istirahat, 20% pada
pasien denganaktivitas ringan, 30% dengan aktivitas sedang, dan 50%dengan aktivitas sangat
berat.
Berat Badan
• Bila kegemukan dikurangi sekitar 20-30% tergantung ke-pada tingkat kegemukan
• Bila kurus ditambah sekitar 20-30% sesuai dengan kebu-tuhan untuk meningkatkan BB.
• Untuk tujuan penurunan berat badan jumlah kalori yangdiberikan paling sedikit 1000-1200 kkal
perhari untukwanita dan 1200-1600 kkal perhari untuk pria.
olahraga
• Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani dilakukan secara
secara teratur sebanyak 3-5 kali perminggu selama sekitar 30-45
menit, dengan total 150 menit perminggu.
• Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan glukosa darah sebelum
latihan jasmani kadar glukosa darah <100 mg/dL pasien harus
mengkonsumsi karbohidrat terlebih dahulu dan bila >250 mg/dL
dianjurkan untuk menunda latihan jasmani.
terapi farmakologi
Obat Antihiperglikemia Suntik
• Termasuk anti hiperglikemia suntik, yaitu insulin, agonis GLP-1 dan
kombinasi insulin dan agonis GLP-1.
Obat Antihiperglikemia Suntik : insulin
• indikasi : • Kehamilan dengan DM/Diabetes
• HbA1c > 9% dengan kondisi melitus gestasional yang tidak
dekompensasi metabolik terkendali dengan perencanaan
• Penurunan berat badan yang makan
cepat
• Gangguan fungsi ginjal atau hati
• Hiperglikemia berat
yang berat
• Gagal dengan kombinasi OHO
dosis optimal • Kontraindikasi dan atau alergi
• Stres berat (infeksi sistemik, terhadap OHO
operasi besar, infark miokard akut,
stroke)
• Kondisi perioperatif sesuai
dengan indikasi
• Berdasarkan lama kerja, insulin terbagi menjadi 6 jenis, yakni :
• Insulin kerja cepat (Rapid-acting insulin)
• Insulin kerja pendek (Short-acting insulin)
• Insulin kerja menengah (Intermediate-acting insulin)
• Insulin kerja panjang (Long-acting insulin)
• Insulin kerja ultra panjang (Ultra long- acting insulin)
• Insulin campuran tetap, kerja pendek dengan menengah dan kerja cepat
dengan menengah (Premixed insulin)
Obat Antihiperglikemia Suntik : Agonis GLP-
1/Incretin Mimetic
• ekerja pada sel-beta sehingga terjadi peningkatan pelepasan insulin,
mempunyai efek menurunkan berat badan, menghambat pelepasan
glukagon, dan menghambat nafsu makan.
• Obat yang termasuk golongan ini adalah: Liraglutide, Exenatide,
Albiglutide, dan Lixisenatide.
• Efek samping yang timbul pada pemberian obat ini antara lain rasa sebah
dan muntah.
• Salah satu obat golongan agonis GLP-1 (Liraglutide) telah beredar di
Indonesia sejak April 2015, tiap pen berisi 18 mg dalam 3 ml. Dosis awal 0.6
mg perhari yang dapat dinaikkan ke 1.2 mg setelah satu minggu untuk
mendapatkan efek glikemik yang diharapkan. Dosis bisa dinaikkan sampai
dengan 1.8 mg.
terapi kombinasi
• Pemberian obat antihiperglikemia oral maupun insulin selalu dimulai
dengan dosis rendah,
• Terapi kombinasi obat antihiperglikemia oral, baik secara terpisah
ataupun fixed dose combination, harus menggunakan dua macam
obat dengan mekanisme kerja yang berbeda.
• apabila sasaran kadar glukosa darah belum tercapai dengan
kombinasi dua macam obat, dapat diberikan kombinasi dua obat
antihiperglikemia dengan insulin.
• Kombinasi obat antihiperglikemia oral dengan insulin dimulai dengan
pemberian insulin basal (insulin kerja menengah atau insulin kerja
panjang).
• Insulin kerja menengah harus diberikan jam 10 malam menjelang
tidur, sedangkan insulin kerja panjang dapat diberikan sejak sore
sampai sebelum tidur
• Dosis awal insulin basal untuk kombinasi adalah 6-10 unit.
• kadar glukosa darah sepanjang hari masih tidak terkendali meskipun
sudah mendapat insulin basal, maka perlu diberikan terapi kombinasi
insulin basal dan prandial, sedangkan pemberian obat
antihiperglikemia oral dihentikan dengan hati-hati.
resep
Akut Kronik
• Ketoasidosis diabetik • Makroangiopati
• Status hiperglikemi • Mikroangiopati
hiperosmolar • Neuropati
• Hipoglikemia
Ketoasidosis Diabetikum
• Glukosa darah tinggi 300-600 mg/dL
• Gejala asidosis dan plasma keton + kuat
• Osmolaritas plasma meningkat (300-320 mOs/mL), peningkatan anion
gap.
Status hiperglikemi hiperosmolar
• Penigkatan glukosa darah sangat tinggi (600-1200 mg/dL) tanpa
tanda-gejala asidosis, osmolaritas plasma sangat meningkat (330-380
mOs/mL), plasma keton (+/-), anion gap bisa normal bisa meningkat.
Hipoglikemia
• Kadar glukosa darah <60mg/dL
• Ada 4 faktor yang mempengaruhi:
Kadar insulin yang berlebihan
Peningkatan sensitivitas insulin
Asupoan karbohidrat kurang
Lain-lain: absorpsi yang cepat, pemulihan glikogen otot; alkohol atau
obat-obatan.
Makroangiopati
• Pembuluh darah jantung PJK
• Pembuluh darah tepi ulkus iskemik
• Pembuluh darah otak stroke
Mikroangiopati
• Retinopati diabetik: Diawali adanya perubahan dasar/ disfungsi
hilangnya sel perisit dan terbentuknya mikroaneurisma terjadi
hambatan aliran pembuluh darah iskemia dan hipoksia lokal
neovaskularisasi pembuluh darah kontraksi jaringan fibrosis kapiler
dan jaringan vitreus.