Anda di halaman 1dari 70

anatomi kelenjar endokrin

pankreas
Sumber: Putz R,Pabst R Sobotta 2: Atlas of Human Anatomy 14th Ed. 2006
Sumber: Putz R,Pabst R Sobotta 2: Atlas of Human Anatomy 14th Ed. 2006
Sumber: Putz R,Pabst R Sobotta 2: Atlas of Human Anatomy 14th Ed. 2006
histologi kelenjar endokrin
pankreas
Sumber: Mescher AL. Junqueira’s Basic Histology Text and Atlas. 2013
Exocrine pancreas

Sumber: Eroschenko FP. diFiore’s Atlas of Histology with Functional Correlations.2008


Endocrine pancreas

Sumber: Eroschenko FP. diFiore’s Atlas of Histology with Functional Correlations.2008


fisiologi kelenjar endokrin
pankreas
reseptor,metabolisme,sintesis hormon
Hormon yang dihasilkan kelenjar
pankreas
Fisiologi endokrin pankreas
patologi anatomi kelenjar
endokrin pankreas
• Type 1 (juvenile
Diabetes mellitus onset) : destruction
of beta cells
• Type 2 (maturity
onset) : defective
of insulin action
Tumor pankreas
• Adenoma dan karsinoma pada
pankreas jarang terjadi.
• Ciri Mikroskopis:
 Terdiri dari sel yang
menyerupai sel-sel pulau (islet
cells) pankreas
 Terjadi hipersekresi insulin
(insulinoma)
 Tidak sering: Hipersekresi
glukagon (glucagonoma)
 Sangat jarang: Hipersekresi
somatostatin
(somatostatinoma)
 Lain-lain : Hipersekresi gastrin
(Gastrinoma)
diabetes melitus
Definisi
suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia
yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-
duanya.
patfis DM tipe 2
1. Kegagalan sel beta pancreas:
Pada saat diagnosis DM tipe-2 ditegakkan, fungsi sel beta sudah sangat
berkurang
2.Liver:
Pada penderita DM tipe-2 terjadi resistensi insulin yang berat dan memicu
gluconeogenesis sehingga produksi glukosa dalam keadaan basal oleh liver
(HGP=hepatic glucose production) meningkat.
3.Otot:
Pada penderita DM tipe-2 didapatkan gangguan kinerja insulin yang multiple
di intramioselular, akibat gangguan fosforilasi tirosin sehingga timbul
gangguan transport glukosa dalam sel otot, penurunan sintesis glikogen, dan
penurunan oksidasi glukosa.
4. Sel lemak:
Sel lemak yang resisten terhadap efek antilipolisis dari insulin, menyebabkan
peningkatan proses lipolysis dan kadar asam lemak bebas (FFA=Free Fatty
Acid) dalam plasma. Penigkatan FFA akan merangsang proses
glukoneogenesis, dan mencetuskan resistensi insulin di liver dan otot. FFA
juga akan mengganggu sekresi insulin.
5. Usus:
Glukosa yang ditelan memicu respon insulin jauh lebih besar dibanding kalau
diberikan secara intravena. Efek yang dikenal sebagai efek incretin ini diperankan
oleh 2 hormon GLP-1 (glucagon-like polypeptide-1) dan GIP (glucose-dependent
insulinotrophic polypeptide atau disebut juga gastric inhibitory polypeptide).
Saluran pencernaan juga mempunyai peran dalam penyerapan karbohidrat melalui
kinerja ensim alfa-glukosidase yang memecah polisakarida menjadi monosakarida
yang kemudian diserap oleh usus dan berakibat meningkatkan glukosa darah
6. Sel Alpha Pancreas:
Sel-α berfungsi dalam sintesis glukagon yang dalam keadaan puasa kadarnya di
dalam plasma akan meningkat.
7. Ginjal:
Ginjal merupakan organ yang diketahui berperan dalam pathogenesis DM tipe-2.
Ginjal memfiltrasi sekitar 163 gram glukosa sehari. Sembilan puluh persen dari
glukosa terfiltrasi ini akan diserap kembali melalui peran SGLT-2 (Sodium Glucose
co- Transporter) pada bagian convulated tubulus proksimal. Sedang 10% sisanya
akan di absorbsi melalui peran SGLT-1 pada tubulus desenden dan asenden,
sehingga akhirnya tidak ada glukosa dalam urine. Pada penderita DM terjadi
peningkatan ekspresi gen SGLT-2.
8. Otak:
Insulin merupakan penekan nafsu makan yang kuat. Pada individu yang
obes baik yang DM maupun non-DM, didapatkan hiperinsulinemia yang
merupakan mekanisme kompensasi dari resistensi insulin. Pada
golongan ini asupan makanan justru meningkat akibat adanya resistensi
insulin yang juga terjadi di otak.
Manifestasi klinik
• Keluhan klasik DM 
poliuria
polidipsia
polifagia
penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.

• keluhan lain  lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan


disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada wanita.
kriteria diagnosis
Hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi kriteria normal atau kriteria
DM digolongkan ke dalam kelompok prediabetes :

• Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT): Hasil pemeriksaan glukosa


plasma puasa antara 100-125 mg/dl dan pemeriksaan TTGO glukosa
plasma 2-jam <140 mg/dl
• Toleransi Glukosa Terganggu (TGT): Hasil pemeriksaan glukosa plasma
2 -jam setelah TTGO antara 140-199 mg/dl dan glukosa plasma puasa
<100 mg/dl
• Bersama-sama didapatkan GDPT dan TGT
• Diagnosis prediabetes dapat juga ditegakkan berdasarkan hasil
pemeriksaan HbA1c yang menunjukkan angka 5,7-6,4%.
dasar diagnosis :ANAMNESA
Riwayat Penyakit
 Usia dan karakteristik saat onset diabetes
 Pola makan, status nutrisi, status aktifitas fisik, dan riwayat peubahan
berat badan
 Riwayat tumbuh kembang pada pasien anak/ dewasa muda
 Pengobatan sebelumnya, termasuk terapi gizi medis dan penyuluhan DM
mandiri
 Pengobatan yang sedang dijalani
 Riwayat komplikasi akut (KAD, hiperosmolar hiperglikemia, hipoglikemia)
 Riwayat infeksi sebelumnya, termasuk infeksi kulit, gigi, dan traktus
urogenital
 Gejala dan riwayat pengobatan komplikasi kronik pada ginjal, mata,
jantung, pembuluh darah, kaki, saluran pencernaan, dll.
 Faktor risiko: merokok, hipertensi, riwayat PJK
 Riwayat penyakit dan pengobatan di luar DM
 Karakteristik budaya, psikososial, pendidikan dan status ekonomi
dasar diagnosis : Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Fisik
 Pengukuran TB & BB
 Pengukuran TD
 Pemeriksaan funduskopi
 Pemeriksaan rongga mulut dan kelenjar tiroid
 Pemeriksaan jantung
 Evaluasi nadi baik secara palpasi maupun dengan stetoskop
 Pemeriksaan kaki (Evaluasi kelainan vaskular, neuropati, dan
adanya deformitas)
 Pemeriksaan kulit (akantosis nigrikans, bekas luka,
hiperpigmentasi, necrobiosis diabeticorum, kulit kering, dan bekas
lokasi penyuntikan insulin)
dasar diagnosis : Pemeriksaan lab

•GDP
•2 jam TTGO
•Kadar HbA1c
Penapisan komplikasi
• Profil lipid : Kolesterol total, HDL, LDL, TGD
• Tes fungsi hati
• Tes fungsi ginjal : Kreatinin serum, estimasi GFR
• Tes urin rutin
• Albumin utin kuantitatif
• Rasio albumin-kreatinin sewaktu
• Elektrokardiogram (EKG)
• Foto Rontgenthoraks (bila ada indikasi: TBC, PJK)
• Pemeriksaan kaki secara komprehensif
PENATALAKSANAAN DM
EDUKASI DM
MODIFIKASI MAKANAN
OLAHRAGA
TERAPI OBAT
Terapi nutrisi medis (tnm)
• Prinsip pengaturan makan : makanan yang seimbang dan sesuai
dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu.
• Pentingnya keteraturan makan dalam 3J: Jadwal makan, Jenis, dan
Jumlah makanan, terutama pada mereka yang menggunakan obat
penurun glukosa darah atau insulin.
KARBOHIDRAT
• Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45-65% total asupan energi.
• Pembatasan karbohidrat total <130 g/hari tidak dianjurkan
• Makanan harus mengandung karbohidrat terutama yang berserat
tinggi.
• Gula dalam bumbu diperbolehkan sehingga penyandang diabetes
dapat makan sama dengan makanan keluarga yang lain
• Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% total asupan energi.
• Pemanis alternatif dapat digunakan sebagai pengganti gula,asal tidak
melebihi batas aman konsumsi harian (Accepted -Daily Intake)
• Makan tiga kali sehari untuk mendistribusikan asupan karbo-hidrat
dalam sehari. Kalau diperlukan dapat diberikan makananselingan buah
atau makanan lain sebagai bagian dari kebu-tuhan kalori sehari
LEMAK
• Asupan lemak dianjurkan sekitar 20-25% kebutuhan kalori.Tidak
diperkenankan melebihi 30% total asupan energi.
• Lemak jenuh < 7 % kebutuhan kalori
• Lemak tidak jenuh ganda < 10 %, selebihnya dari lemaktidak jenuh
tunggal.
• Bahan makanan yang perlu dibatasi adalah yang banyakmengandung
lemak jenuh dan lemak trans antara lain: dagingberlemak dan susu
penuh (whole milk ).
• Anjuran konsumsi kolesterol <200 mg/hari.
PROTEIN
• Dibutuhkan sebesar 10 – 20% total asupan energi.
• Sumber protein yang baik adalah seafood
• (ikan, udang,cumi,dll), daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit,
produk susurendah lemak, kacang-kacangan, tahu, dan tempe.
• Pada pasien dengan nefropati perlu penurunan asupan pro-tein
menjadi 0,8 g/KgBB perhari atau 10% dari kebutuhanenergi dan 65%
hendaknya bernilai biologik tinggi.
NATRIUM
• Anjuran asupan natrium untuk penyandang diabetes samadengan
anjuran untuk masyarakat umum yaitu tidak lebihdari 3000 mg atau
sama dengan 6-7 gram (1 sendok teh)garam dapur.
• Mereka yang hipertensi, pembatasan natrium sampai 2400mg.
• Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin,soda, dan
bahan pengawet seperti natrium benzoat dan na-trium nitrit.
SERAT
• Seperti halnya masyarakat umum penyandang diabetes di-anjurkan
mengonsumsi cukup serat dari kacang-kacangan,buah, dan sayuran
serta sumber karbohidrat yang tinggi se-rat, karena mengandung
vitamin, mineral, serat, dan bahanlain yang baik untuk kesehatan.
• Anjuran konsumsi serat adalah ± 25-30 g/hari.
PEMANIS ALTERNATIF
• Pemanis dikelompokkan menjadi pemanis berkalori danpemanis tak
berkalori. Termasuk pemanis berkalori adalahgula alkohol dan fruktosa.
• Gula alkohol antara lain isomalt, lactitol, maltitol, mannitol, sorbitol dan
xylitol.
• Dalam penggunaannya, pemanis berkalori perlu diperhitung-kan
kandungan kalorinya sebagai bagian dari kebutuhankalori sehari.
• Fruktosa tidak dianjurkan digunakan pada penyandang dia-betes karena
efek samping pada lemak darah.
• Pemanis tak berkaloriyang masih dapat digunakan antaralain aspartam,
sakarin, acesulfame potassium, sukralose,dan neotame.
• Pemanis aman digunakan sepanjang tidak melebihi batasaman (Accepted
Daily Intake/ ADI)
Jumlah KEBUTUHAN KALORI
• Kebutuhan kalori basal yang • Perhitungan berat badan Ideal (BBI)
besarnya 25-30 kalori/kgBB dengan rumus Brocca yang
ideal, ditambah atau dikurangi dimodifikasi adalah sbb:
bergantung pada beberapa Berat Badan ideal =90% x (TB dalam cm - 100) x 1 kg.
faktor seperti:
• jenis kelamin,
• Bagi pria dengan tinggi badan di
• umur, bawah 160 cm dan wanita di bawah
• aktivitas, 150 cm, rumus dimodifikasi menjadi :
• Berat Badan,
• dll. Berat Badan Ideal (BBI) = (TB dalam cm - 100) x 1kg.

• BB Normal : BB ideal ± 10 %
Kurus : < BBI - 10 %
Gemuk : > BBI + 10 %
Kebutuhan kalori berdasarkan faktor risiko
Jenis Kelamin
• Kebutuhan kalori pada wanita lebih kecil daripada pria.Kebutuhan kalori wanita sebesar 25
kal/kg BB dan untukpria sebesar 30 kal/ kg BB.
Umur
• Untuk pasien usia di atas 40 tahun, kebutuhan kaloridikurangi 5% untuk dekade antara 40 dan
59 tahun, di-kurangi 10% untuk dekade antara 60 dan 69 tahun dandikurangi 20%, di atas usia
70 tahun.
Aktivitas Fisik atau Pekerjaan
• Kebutuhan kalori dapat ditambah sesuai dengan intensi-tas aktivitas fisik.
• Penambahan sejumlah 10% dari kebutuhan basal diberi-kan pada kedaaan istirahat, 20% pada
pasien denganaktivitas ringan, 30% dengan aktivitas sedang, dan 50%dengan aktivitas sangat
berat.
Berat Badan
• Bila kegemukan dikurangi sekitar 20-30% tergantung ke-pada tingkat kegemukan
• Bila kurus ditambah sekitar 20-30% sesuai dengan kebu-tuhan untuk meningkatkan BB.
• Untuk tujuan penurunan berat badan jumlah kalori yangdiberikan paling sedikit 1000-1200 kkal
perhari untukwanita dan 1200-1600 kkal perhari untuk pria.
olahraga
• Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani dilakukan secara
secara teratur sebanyak 3-5 kali perminggu selama sekitar 30-45
menit, dengan total 150 menit perminggu.
• Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan glukosa darah sebelum
latihan jasmani  kadar glukosa darah <100 mg/dL pasien harus
mengkonsumsi karbohidrat terlebih dahulu dan bila >250 mg/dL
dianjurkan untuk menunda latihan jasmani.
terapi farmakologi
Obat Antihiperglikemia Suntik
• Termasuk anti hiperglikemia suntik, yaitu insulin, agonis GLP-1 dan
kombinasi insulin dan agonis GLP-1.
Obat Antihiperglikemia Suntik : insulin
• indikasi : • Kehamilan dengan DM/Diabetes
• HbA1c > 9% dengan kondisi melitus gestasional yang tidak
dekompensasi metabolik terkendali dengan perencanaan
• Penurunan berat badan yang makan
cepat
• Gangguan fungsi ginjal atau hati
• Hiperglikemia berat
yang berat
• Gagal dengan kombinasi OHO
dosis optimal • Kontraindikasi dan atau alergi
• Stres berat (infeksi sistemik, terhadap OHO
operasi besar, infark miokard akut,
stroke)
• Kondisi perioperatif sesuai
dengan indikasi
• Berdasarkan lama kerja, insulin terbagi menjadi 6 jenis, yakni :
• Insulin kerja cepat (Rapid-acting insulin)
• Insulin kerja pendek (Short-acting insulin)
• Insulin kerja menengah (Intermediate-acting insulin)
• Insulin kerja panjang (Long-acting insulin)
• Insulin kerja ultra panjang (Ultra long- acting insulin)
• Insulin campuran tetap, kerja pendek dengan menengah dan kerja cepat
dengan menengah (Premixed insulin)
Obat Antihiperglikemia Suntik : Agonis GLP-
1/Incretin Mimetic
• ekerja pada sel-beta sehingga terjadi peningkatan pelepasan insulin,
mempunyai efek menurunkan berat badan, menghambat pelepasan
glukagon, dan menghambat nafsu makan.
• Obat yang termasuk golongan ini adalah: Liraglutide, Exenatide,
Albiglutide, dan Lixisenatide.
• Efek samping yang timbul pada pemberian obat ini antara lain rasa sebah
dan muntah.
• Salah satu obat golongan agonis GLP-1 (Liraglutide) telah beredar di
Indonesia sejak April 2015, tiap pen berisi 18 mg dalam 3 ml. Dosis awal 0.6
mg perhari yang dapat dinaikkan ke 1.2 mg setelah satu minggu untuk
mendapatkan efek glikemik yang diharapkan. Dosis bisa dinaikkan sampai
dengan 1.8 mg.
terapi kombinasi
• Pemberian obat antihiperglikemia oral maupun insulin selalu dimulai
dengan dosis rendah,
• Terapi kombinasi obat antihiperglikemia oral, baik secara terpisah
ataupun fixed dose combination, harus menggunakan dua macam
obat dengan mekanisme kerja yang berbeda.
• apabila sasaran kadar glukosa darah belum tercapai dengan
kombinasi dua macam obat, dapat diberikan kombinasi dua obat
antihiperglikemia dengan insulin.
• Kombinasi obat antihiperglikemia oral dengan insulin dimulai dengan
pemberian insulin basal (insulin kerja menengah atau insulin kerja
panjang).
• Insulin kerja menengah harus diberikan jam 10 malam menjelang
tidur, sedangkan insulin kerja panjang dapat diberikan sejak sore
sampai sebelum tidur
• Dosis awal insulin basal untuk kombinasi adalah 6-10 unit.
• kadar glukosa darah sepanjang hari masih tidak terkendali meskipun
sudah mendapat insulin basal, maka perlu diberikan terapi kombinasi
insulin basal dan prandial, sedangkan pemberian obat
antihiperglikemia oral dihentikan dengan hati-hati.
resep

R/ Metformin 500mg tab no. XXI


∫ 3 dd 1 tab p.c.
________________________l
Komplikasi diabetes melitus

Akut Kronik
• Ketoasidosis diabetik • Makroangiopati
• Status hiperglikemi • Mikroangiopati
hiperosmolar • Neuropati
• Hipoglikemia
Ketoasidosis Diabetikum
• Glukosa darah tinggi 300-600 mg/dL
• Gejala asidosis dan plasma keton + kuat
• Osmolaritas plasma meningkat (300-320 mOs/mL), peningkatan anion
gap.
Status hiperglikemi hiperosmolar
• Penigkatan glukosa darah sangat tinggi (600-1200 mg/dL) tanpa
tanda-gejala asidosis, osmolaritas plasma sangat meningkat (330-380
mOs/mL), plasma keton (+/-), anion gap bisa normal bisa meningkat.
Hipoglikemia
• Kadar glukosa darah <60mg/dL
• Ada 4 faktor yang mempengaruhi:
Kadar insulin yang berlebihan
Peningkatan sensitivitas insulin
Asupoan karbohidrat kurang
Lain-lain: absorpsi yang cepat, pemulihan glikogen otot; alkohol atau
obat-obatan.
Makroangiopati
• Pembuluh darah jantung  PJK
• Pembuluh darah tepi  ulkus iskemik
• Pembuluh darah otak  stroke
Mikroangiopati
• Retinopati diabetik: Diawali adanya perubahan dasar/ disfungsi
hilangnya sel perisit dan terbentuknya mikroaneurisma terjadi
hambatan aliran pembuluh darah iskemia dan hipoksia lokal 
neovaskularisasi pembuluh darah kontraksi jaringan fibrosis kapiler
dan jaringan vitreus.

Anda mungkin juga menyukai