Anda di halaman 1dari 112

PEMAHAMAN TENTANG

PERAWATAN JANGKA PANJANG BAGI LANSIA


UNTUK PENDAMPING

KEMENSOS RI
Bogor 22 – 24 Mei 2017

Tri Budi W. Rahardjo , Wanarani, Hernani Djarir,


Ria Maria, dan Saiful Gunadi, Fajar Susanti
WA: 0811960276 ;tri.budi.wr@gmail.com
Latar belakang

Di negara berkembang seperti Indonesia,


,memberikan dukungan perawatan jangka
panjang (LTC) yang memungkinkan lanjut usia
tinggal di rumah sendiri selama mungkin akan
sangat membantu untuk memperbaiki kondisi
kesehatan mereka, merupakan dambaan mereka,
dan dapat mewujudkan kualitas hidup mereka.
Definisi long term care
WHO 2012 mendefinisikan Perawatan Jangka
Panjang (LTC) sebagai sistem kegiatan yang
dilakukan oleh pengasuh informal atau
profesional ,untuk memastikan bahwa lanjut
usia yang tidak sepenuhnya mampu merawat
diri sendiri, dapat menjaga kualitas tertinggi
hidupnya, sesuai dengan pilihan mereka
secara otonomi, partisipasi, pemenuhan
kebutuhan pribadi dan hak asasi sbg manusia.
Perawatan Jangka Panjang Bagi Lansia
( BKKBN 2017)

BKKBN 2017 mendefinisikan Perawatan Jangka


Panjang (LTC) sebagai sistem kegiatan yang
dilakukan oleh pengasuh /pendamping
informal atau profesional ,untuk memastikan
bahwa lanjut usia yang tidak sepenuhnya
mampu merawat diri sendiri, dapat menjaga
kualitas hidupnya sehingga bermartabat
sampai akhir hayat ( Modifikasi WHO 2012)
CAREGIVER /PENDAMPING LANSIA
DALAM LTC
``Caregiver ( pendamping) untuk perawatan
jangka panjang bagi lansia adalah : “Seseorang
yang telah lulus pendidikan formal atau non-
formal/pelatihan dalam bidang caregiving
sehingga mempunyai kemampuan dalam
memberikan bantuan dan dukungan kepada
lansia maupun kelompok lansia yang tidak
dapat merawat dirinya sendiri karena
mengalami keterbatasan fisik maupun mental
MASALAH KESEHATAN PADA USIA
LANJUT DAN PENSIUN
(Riset Kesehatan Dasar 2013)
Sampel 440 kabupaten/kota (dari 456) yang tersebar di 33 propinsi).
Secara nasional, sumber utama pembiayaan untuk rawat inap Dari Kantong Sendiri (71,0%), Askes/Jamsostek
(15,6%), Askeskin/Surat Keterangan Tidak Mampu (14,3%).

Jenis Penyakit 55- 64 th 65 – 74 th > 75 th


1. Penyakit Jantung 58,4 66,5 78,7
2. Hipertensi 54,6 67,7 68,3
3. Penyakit Sendi 30,2 35,5 41,6
4. Katarak 28,2 34,1 41,7
5. Stroke 16,1 19,2 20,4
6. Kolesterol 18,3 23,2 33,7
7. Diabetes 13,5 17,2 21,9
8. Masalah Emosional 7,3 14,4 19,1
Mengalami Gangguan yang tercermin
dalam Sindroma Geriatri
Sindroma geriatri Sindroma geriatri
7) Isolation (isolasi; kecenderungan
1)Immobility (Imobilisasi, tirah baring mengurung diri)
lama);
2)Instability (Instabilitas, baik statis maupun 8) Inanition (malnutrisi) ;
dinamis); 9) Impecunity (finansial yang
3)Incontinence, mencakup Inkontinensia kurang);
urin (ketidakmampuan menahan proses
berkemih) dan alvi (ketidakmampuan 10)Iatrogenesis, misalnya dampak
menahan proses defeksi/buang air dari konsumsi obat yang banyak
besar);
4)Intelectual impairment, baik intelektual
(polifarmasi);
maupun kognitif; 11) Insomnia (sulit tidur);
5)Infection (infeksi); 12) Immune deficiency (penurunan
6)Impairment of vision and hearing imunitas); dan
(gangguan penglihatan dan
pendengaran); 13)Impotence (disfungsi ereksi).
Proporsi Lansia menurut
MENGALAMI DISABILITAS SEHINGGA TIDAK MAMPU
MERAWAT DIRINYA SENDIRI
( Vitalia Susanti, 2010)
90

80

70

60
Disabilitas

50

Sgt. Bermasalah
40
Bermasalah

30

20

10

0
15-24 25-34 35-44 45-54 55-64 65-74 75+
Kelompok Umur
1.Penyakit Jantung
( Wanarani, 2017)

Kenali Gejala ,
Penanganan dan
Pencegahan
 Ciri Gejala Orang Terkena
Penyakit Jantung
( Wanarani, 2017

1. Nyeri Dada
2. Sakit menjalar ke lengan kiri
3. Merasa Mudah Lelah
4. Sesak Napas
5. Merasa Mual
6. Rasa Cemas
7. Pembengkakan
8. Keluar Keringat
9. Pingsan Mendadak
10.Riwayat Keluarga
1. Hindari makanan berlemak
dan mengandung santan.
2. Berhentilah merokok
3. Olahraga
4.Tangani Hipertensi.
5.Tangani Obesitas
6.Hindari dan kelola stres
Apa itu stroke?
( Wanarani, 2017)
Gejala Serangan Stroke
Golden Period: 3 jam

1. Lumpuh pada satu sisi tubuh

2. Bicara pelo dan kesulitan berkomunikasi

3. Bibir mencong

4. Sulit menelan makanan dan minuman & tersedak

5. Rasa bingung yang mendadak

6. Mendadak terhuyung dan kehilangan


keseimbangan

7. Mendadak merasa pusing dan sakit kepala


7 Langkah Cara Mencegah Stroke

1. Hentikan kebiasaan merokok


2. Periksakan tekanan darah & kadar gula
darah secara rutin
3. Kendalikan penyakit jantung
4. Kendalikan stres dan depresi
5. Pola makan sehat & seimbang
6. Kurangi garam
7. Pantau berat badan
3.PENYAKIT SENDI

Kenali Penyebab ,
Gejala dan
Pencegahannya
( Wanarani, 2017)
Gejala-gejala sakit lutut

Pembengkakan & nyeri.

Lutut yang terasa kaku atau tidak bisa diluruskan,


terutama pagi hari

Bunyi gemeretak pada lutut.

Kulit lutut berubah kemerahan dan hangat .

Lutut yang tidak stabil atau lemas.

Lutut tidak bisa menahan beban tubuh.


Langkah-langkah mencegah Nyeri
sendi pada Lutut

Hindari lutut dari tekanan (hindari obesitas,


modifikasi toilet)

Mengompres lutut dengan es untuk


mengurangi rasa sakit & pembengkakan.

Meminimalisasi gerakan pada lutut,


misalnya dengan menggunakan bebat.

Menggunakan alat bantu berjalan


Pengelolaan Berat Badan

 Obesitas 9x meningkatkan risiko


OA lutut
 Dalam 5 kg berat badan dapat
meningkatkan tekanan pada lutut
lebih dari 15-30 kg setiap langkah
 Pria dengan kelebihan berat badan
ketika (IMT <26), OA lutut
menurun
 21,5% kehilangan 5 kg, dapat
menghilangkan 10 kg stres pada
lutut
Tanda dan gejala katarak:

1. Pandangan mata yang kabur


2. Sulit melihat pada malam hari
3. Sensitif pada cahaya
4. Terdapat lingkaran cahaya saat memandang
sinar
5. Membutuhkan cahaya terang untuk
membaca atau ketika beraktifitas
6. Sering mengganti kacamata atau lensa
kontak karena ketidaknyamanan tersebut
7. Warna memudar atau cenderung
menguning saat melihat
8. Pandangan ganda jika melihat dengan satu
mata
5.HIPERTENSI
( Wanarani, 2017)

Kenali Penyebab ,
Gejala dan
Pencegahannya
TEKANAN DARAH (JNC 2003)
 Normal 120 / 80
 Prahipertensi 120 – 139 / 80 -89
 Hipertensi grade 1 140 -159 / 90 – 99
grade 2 > 160 / > 100
Pencegahan Hipertensi:
1. BB IDEAL
Menjaga IMT 18.5-24.9

2. POLA MAKAN SEHAT &


SEIMBANG
Buah, sayur, rendah lemak

3. PEMBATASAN GARAM
Batasi garam tidak > 100
mmol/day (24 gr Na atau 6 gr
NaCl)

4. AKTIVITAS FISIK
Aktivitas erobik secara
teratur: berjalan minimal 30
menit/hari selama 5-6
hari/minggu
Gejala Penyakit Kolesterol Tinggi

 Kesemutan
 Pusing atau migrain yang sering kambuh.
 Xanthoma ( timbunan lemak)

Total Kolesterol
< 200 mg /dl – Ideal
200-239 mg / dl – Ambang batas risiko tinggi
240 > -- Risiko tinggi`
Sakit kepala atau Migrain
akibat kolesterol

Aliran darah di dalam otak melambat/tidak lancar, karena


darah terlalu kental.
Cegah Kolesterol dengan berolahraga
teratur , pola makan sehat-seimbang
dan tidak merokok.
7.DIABETES

Kenali Penyebab ,
Gejala dan
Pencegahannya
Kenali 3P Gejala Diabetes
1. Poliuri
sering buang air kecil dengan volume
yang banyak, apalagi pada malam hari.

2. Polidipsi
sering kali merasa haus
dan ingin minum
sebanyak-banyaknya.
3. Polifagi
nafsu makan meningkat
dan kurang tenaga.
Apa Sajakah Gejala Awal Penyakit
Diabetes?

 Mudah lelah.
 Berat badan yang terus menurun
 Sering merasa kehausan
 Warna kulit menjadi gelap/kehitaman
 Penglihatan melemah
 Sering kelaparan
 Jika terjadi luka lama untuk penyembuhan.
 Fungsi saraf menurun (baal)
KOMPLIKASI Kaki Diabetes
(Gangrene , Amputasi dan Protesa)
Perawatan Kaki Diabetes
Cara gunting kuku, membersihkan kaki dan beri pelembab secara teratur,
cek kemerahan/luka menggunakan cermin, periksa kaus kaki,
pemilihan sepatu yg baik (hak sepatu tidak tinggi, kulit lunak, alas sepatu empuk, toe box cukup lebar
8.GANGGUAN
EMOSIONAL
( Wanarani, 2017)

Kenali Penyebab ,
Gejala dan
Pencegahannya
Masalah-masalah kesehatan
mental pada lanjut usia :

§ Agresi
§ Kemarahan
§ Kecemasan
§ Kekacauan mental
§ Penolakan
§ Ketergantungan
§ Depresi
§ Pikun
§ Mengalami rasa sakit
§ Rasa sedih dan kecewa
KELOLA STRES

Liburan / santai bersama keluarga, menikmati alam


• Perbanyak rasa bersyukur kepada Allah SWT
9.GANGGUAN
Kognitif dan
Demensia
( Ria Maria, 2017)

Pengenalan dan
Pendampingan
Pengertian tentang demensia
(Home Instead Senior Care, 2016)

• Demensia adalah suatu penyakit progresif yang


mempengaruhi otak, yang menyebabkan
kematian sel-sel saraf serta selaput di otak.
• Demensia bersifat kronik progresif serta
terdapat gangguan fungsi luhur (kortikal yang
multiple), yaitu ; daya ingat, daya pikir, daya
orientasi, daya pemahaman, berhitung,
kemampuan belajar, berbahasa, kemampuan
menilai,
• yang dapat berdampak pada kepribadian
penderita.
Penyakit Alzheime r’s:
(Home Instead Senior Care, 2016)

• Merupakan bentuk dementia paling umum dan


dikenal. Sekitar 50-70% dari kasus demensia yang
ditemukan merupakan jenis ini.
• Penyakit ini terjadi ketika ada kerusakan sel-sel
syaraf yang disebabkan oleh berkembangnya plak
serta lilitan, yang pada akhirnya mematikan sel-
sel otak dalam jumlah besar dalam kurun waktu
tertentu.
26/11/2018 RMT
Perawatan Dasar Bagi
Orang Dengan Demensia (ODD)
• Komunikasi : memperkenalkan, panggil namanya,
bicara dari sebelah depan, sejajar dengan mata,
bicara perlahan, kalimat pendek, suara jangan terlalu
keras /pelan, jangan memotong pembicaraan,
hindari suara lain yang bisa mengganggu
pembicaraan, gunakan bahasa
tubuh/isyarat,perhatian/mengenali bahasa verbal
dan non verbal.

26/11/2018 RMT
Pada caregiver ODD dapat timbul

• Kejenuhan
• Kekesalan
• cemas
• marah
• ataupun merasa lelah
• sampai depresi dalam mengurusi usia lanjut yang
mengalami demensia.

26/11/2018 RMT
10. Kebutuhan Gizi
pada Lansia
( Fatmah, 2017)

Penatalaksanaan
Apakah Definisi Gizi?
Berasal dari bahasa Arab:
►“Al Gizzai”
►Artinya: makanan yang bermanfaat
untuk kesehatan
Pendahuluan (1)
Gizi  peran penting pada lansia
 upaya meningkatkan derajat kesehatan &
mencegah penyakit

Kebutuhan mikronutrien Asupan adekuat  untuk proses


cenderung tetap dibanding metabolisme & menurunkan
dewasa risiko penyakit kronis

Asupan kurang & perubahan Lansia rentan defisiensi


fisiologis akibat menua mikronutrien
Food-Pyramid untuk Lansia
Zat Gizi Makro
• Zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah tinggi
oleh tubuh (dalam satuan gram)

• Terdiri dari 3 komponen, yaitu:


– Karbohidrat
– Lemak
– Protein
Karbohidrat dan Serat
• Dalam The Dietary Guidelines for
Americans→ meningkatkan konsumsi
karbohidrat kompleks serta
menurunkan konsumsi gula
sederhana
• Kebutuhan karbohidrat pada usia 70
tahun ke atas:
– laki-laki : 51 persen
– wanita : 54 persen
– karbohidrat berupa serat sebanyak 21
sampai 30 gram per hari (diimbangi
cairan)
Protein
• Nitrogen total tubuh menurun dari 1,320 gram pada rata-rata dewasa
muda menjadi 1,070 gram rata-rata pada usia lanjut
• Penurunan massa otot dan massa organ bisa menurunkan kebutuhan
protein dan asam amino untuk mempertahankan jaringan
• Para peneliti menyimpulkan bahwa lansia membutuhkan 1 g/kg BB
protein untuk tersedianya keseimbangan nitrogen dalam tubuh
• Kalori yang cukup diperlukan untuk penggunaan protein secara efisien
dalam perkembangan dan perbaikan jaringan
• Infeksi-infeksi seperti infeksi saluran kemih dan
radang yang disebabkan osteoarthritis
menyebabkan hilangnya simpanan protein
tubuh sebagai akibat dari pelepasan dan
aksi hormon kortikosteroid.
Lemak
• Kebutuhan lemak tidak banyak berubah oleh
umur.
• Mengurangi jumlah lemak jenuh dalam
konsumsi dan menjaga asupan total lemak
sebanyak 30% untuk lansia dengan aktifitas
yang monoton (sedentary) dan 35% untuk
lansia aktif.
• Pengkonsumsian lemak jenuh tidak boleh
lebih dari 8% dari energi total.
ASUPAN
VITAMIN
Kebutuhan vitamin lansia
(IOM, 2010)

Jenis kel & Vit A Vit D Vit E Vit K Vit B1 Vit B2 Vit B3 Vit B5 Vit B6 Vit B9 Vit B12 Biotin Kolin Vit C
Usia (mcg) (mcg) (mg) (mcg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mcg) (mcg) (mg) (mg) (mg)

Laki-laki

31-50 th 900 15 15 120 1,2 1,3 16 5 1,3 400 2,4 30 550 90


51-70 th 900 15 15 120 1,2 1,3 16 5 1,7 400 2,4 30 550 90
>70 th 900 20 15 120 1,2 1,3 16 5 1,7 400 2,4 30 550 90
Perempuan

31-50 th 700 15 15 90 1,1 1,1 14 5 1,3 400 2,4 30 425 75


51-70 th 700 15 15 90 1,1 1,1 14 5 1,5 400 2,4 30 425 75
>70 th 700 20 15 90 1,1 1,1 14 5 1,5 400 2,4 30 425 75
Menyusun menu lansia berpedoman pada prinsip
gizi seimbang yaitu:
1. Batasi makanan berlemak, manis, dan
tepung-tepungan.
2. Batasi makanan peningkat kadar asam
urat (jeroan, seafood, jamur, kacang-
kacangan, daun melinjo, emping melinjo,
kangkung, bayam, durian).
3. Perbanyak makan buah & sayur segar
4. Minum air putih maksimal 1,5 liter
5. Batasi garam maksimal 4 gram (= 1
sendok teh) /hari.
6. Pilih tekstur dan cita rasa makanan/
minuman yang netral
MACAM-MACAM DIET BAGI LANSIA

1. Diet bagi dislipidemia:


- Kurangi lemak mentega (mentega, susu, krim,
keju)
- Kurangi lemak hewani (sapi, kambing, ayam)
2. Diet bagi obesitas
Diet Kalori Sangat Rendah (DKSR) 800 kkal
selama 12-16 minggu ----- Diet Kalori Rendah
1000-1200 kkal selama 24 minggu – 5 thn
3. Diet penderita hipertensi
- Konsumsi susu skim rendah lemak, kentang,
kuaci, beras merah, kacang merah, pisang
- Hindari makanan kaleng, tinggi lemak,
alkohol; dan batasi asupan ikan salmon,
sarden, dan mackarel.
- Diet asupan garam:
Diet rendah garam 1:
untuk penderita hipertensi berat tidak
menambahkan garam dapur pada makanan.
b. Diet rendah garam II:
bagi penderita hipertensi sedang (100-114
mmHg). Garam dianjurkan ¼ sendok teh garam
dapur.
c. Diet rendah garam III:
bagi penderita hipertensi ringan (diastole kurang
dari 100 mmHg), garam dapur dianjurkan ½
sendok teh.
CARA MEMBUAT METODE
SONDE/NGT
NGT ( Nas Gastric Tube) :
Alat yang digunakan untuk memasukkan
nutrisi cair dengan selang plastik yang
dipasang melalui hidung sampai lambung.
Sering digunakan untuk memberikan nutrisi dan
obat-obatan kepada seseorang yang tidak
mampu untuk mengonsumsi makanan,cairan
dan obat-obatan secara oral. Digunakan juga
untuk mengeluarkan isi lambung.
Alasan pemberian metode NGT/sonde:
kurangnya asupan gizi makro dan mikro melalui
jalur biasa dengan tujuan untuk dukungan gizi
tambahan (melalui vena perifer/cairan perifer)
atau untuk restriksi cairan (melalui vena sentral
dengan lipid sebagi sumber energi utama).
11. Penata laksanaan
Obat Bagi Lansia
( Lily Indrawati, 2017)

Penatalaksanaan
Lansia cenderung mengkonsumsi lebih banyak
obat dibanding yang lebih muda karena lansia
cenderung mempunyai lebih banyak masalah
kesehatan (menderita penyakit kronis), seperti
tekanan darah tinggi, diabetes, atau artritis.

Masalah kesehatan kronis tsb dapat diperburuk


oleh obat atau dapat juga mempengaruhi kerja
obat.
Kebanyakan obat untuk penyakit kronis
dikonsumsi oleh lansia selama bertahun-
tahun.

Beberapa obat hanya dikonsumsi dalam


jangka waktu pendek untuk mengatasi
beberapa gangguan seperti infeksi, nyeri, dan
konstipasi.
Prediktor terjadinya efek samping obat
> 4 obat yang diresepkan
Lama rawat inap > 14 hari
> 4 masalah kesehatan
Riwayat pemakaian alkohol
Skor MMSE yang rendah
2-4 obat baru ditambahkan saat rawat inap

Clin Geriatr Med 1998;14:681.


J Gerontol 1998;53A9A):M59
JAMA 2003;289:1107
Manfaat dan Risiko Obat yang Diresepkan

Obat pengontrol kadar gula darah (insulin obat


antidiabetes lainnya) memungkinkan jutaan penderita
diabetes dapat menjalani kehidupan yang normal. Obat-
obat ini juga mengurangi resiko gangguan mata dan
ginjal yang disebabkan oleh diabetes

Obat pereda nyeri dan gejala yang menggangu lainnya


memungkinkan penderita artritis dapat melakukan
fungsinya.
Lansia cenderung lebih rentan terhadap
efek samping obat

Dengan bertambahnya usia, jumlah air dalam tubuh


berkurang, sementara jumlah jaringan lemak bertambah.

Dengan demikian, pada lansia obat yang terlarut dalam air


mencapai konsentrasi yang lebih tinggi karena lebih sedikit
air yang tersedia untuk mengencerkan, dan obat-obatan
larut lemak berakumulasi lebih banyak karena tersedia
lebih banyak jaringan lemak untuk menampungnya.
Mengetahui obat dan penyakit
yg diterapi

• Buatlah daftar obat yg diminum, termasuk obat bebas


dan suplemen, seperti vitamin, mineral, dan herbal.
• Memahami tujuan pemberian obat dan apa efek yg
diharapkan
• Mempelajari efek samping tiap obat dan apa yg harus
dilakukan apabila hal itu terjadi
Mengetahui obat dan penyakit yg
diterapi/cont

• Mempelajari petunjuk penggunaan obat


• Mengetahu apa yg harus dilakukan apabila
lupa/terlewat
• Tulis informasi penting terkait obat yang
diminum
• Buat daftar semua penyakit atau keluhan
yang diderita
Gunakan Obat dengan Benar
• Minumlah obat sesuai petunjuk.
• Seblm menghentikan penggunaan suatu obat,
konsultasikan terlebih dahulu dg dokter
masalah yg dihadapi—mis. Jika terjadi efek
samping, jika obat tdk berefek atau biaya yg
terasa membebani
Gunakan obat dg benar

Buang semua obat dari peresepan sblmnya,


kecuali diinstruksikan untuk tdk
membuangnya oleh dokter, perawat, atau
farmasis.
Ketika membuang obat, ikuti instruksi pada
label
Jangan minum obat orang lain, meskipun
memiliki keluhan yg sama
Cek tanggal kadaluarsa, dan jangan gunakan
apabila sudah kadaluarsa.
Bekerja sama dengan dokter dan farmasis

• Ulas daftar obat bersama dokter, perawat,


atau farmasis setiap ada perubahan obat
yg diberikan (dokter dan farmasis
seharusnya juga memeriksa interaksi antar
obat).
• Pastikan dokter, perawat, dan farmasis
mengetahui obat bebas dan suplemen yg
diminum bersama, termasuk vitamin,
mineral, dan obat herbal.
Bekerja sama dengan dokter dan farmasis

• Konsultasikan dg dokter seblm


mengkonsumsi obat apapun, termasuk
obat bebas dan supplemen.
• Laporkan dokter atau farmasis berbagai
gejala yg mungkin berubungan dg
penggunaan suatu obat (spt gejala baru
atau gejala yg tdk diharapkan).
Bekerja sama dengan dokter dan farmasis

• Jika jadwal minum obat terlalu rumit untuk diikuti, tanyakan pd


dokter ttg cara menyederhanakannya.

• Jika berobat ke lebih dari satu dokter, pastikan setiap dokter


mengetahui semua obat yg diminum.

• Mintalah pd farmasis utk mencetak label dalam ukuran besar,


dan dapat dibaca.

• Mintalah pd farmasis untuk meletakkan obat pada kontainer yg


mudah dipegang dan dibuka.
Alasan tidak patuh pada pengobatan

Khawatir dg harganya
Tidak peduli (apatis) akan kesembuhan
Mengalami hambatan (mis, mengalami
kesulitan menelan tablet atau kapsul, sulit
membuka botol obat,atau tdk bisa
mendapatkan obat)
Tidak percaya pd petugas kesehatan
Interaksi Obat-herbal
Chamomile Antikoagulan (obat Apabila digunakan
yg mencegah bersama akan
penggumpalan meningkatkan
darah, resiko perdarahan.
spt warfarin)

Obat tidur (mis. Chamomile


Diazepam, meningkatkan atau
alprazolam) memperpanjang
efek sedatif
(mengantuk).
Zat besi Chamomile dapat
mengurangi
absorpsi zat besi
Garlic (bawang Antikoagulan Garlic diminum
putih) (spt warfarin) bersama
antikoagulan dpt
meningkatkan
risiko perdarahan.
Obat yg Garlic dpt
menurunkan kadar meningkatkan efek
gula darah (obat obat tsb,
DM/obat menyebabkan
hipoglikemik , spt penurunan kadar
insulin penuruan kadar
dan glipizide) gula yg berlebihan
(hipoglikemia).
Obat antivirus Garlic
golongan protease menurunkan kadar
inhibitors obat tsb, sehingga
(spt indinavir atau obat kurang
saquinavir) efektif.
12. Lansia dengan
keterbatasan gerak
dan tirah bangun
( Tri Budi W. Rahardjo, 2014,
Fajar Susanti, 2016, Saiful, 2017 Wanarani,
2017)

Penatalaksanaan
Bila lansia hanya berbaring tidak bisa
berjalan…

Fungsi organ dalam lama kelamaan


melemah・・・
Penyakit
memburuk!
Komplikasi
penyakit
baru!

Perawatan
Lansia
bertambah
lama!

9
Penatalaksanaan
• Kebersihan diri termasuk gigi dan mulut
• Usahakan gerak meskipun tirah bangun
• Beri kan perhatian dan kasih sayang
• Beri obat sesuai petunjuk dokter
• Beri makanan sesuai kondisi dan penyakit yang
diderita
• Cegah dekubitus
• Tetap berinteraksi dengan masyarakat
• Rujuk ke petugas kesehatan secara rutin dan
dalam kondisi akut / perlu bantuan medis
Konsensus mengenai komponen Outcomes, termasuk
Quality of Care & Quality of life yang perlu dimonitor
( Wanarani, 2017)
Beberapa Kategori Outcomes yang senantiasa perlu dimonitor :
• Fungsi Fisiologi: kontrol tekanan darah, kejadian ulkus
dekubitus minimal
• Status Fungsional: mengukur ADL
• Nyeri & Rasa tidak nyaman
• Kognitif: aktivitas intelektual
• Afektif: aktivitas emosional
• Partisipasi Sosial: tergantung minat
• Relasi Sosial: minimal ada 1 orang tempat berbagi/curhat
• Satisfaction: rasa puas terhadap erawatn & lingkungan tempat
tinggal
Resident Assement Protocol (RAP)
yang dilakukan oleh petugas kesehatan ,
perawat , ahli gizi dan dokter
( Wanarani, 2017)

Delirium Penurunan Fungsi Kognitif


Fungsi visual Komunikasi
Fungsi ADL/Potensi Rehabilitasi IU
Psychosocial well-being Status mood
Masalah behavior Aktivitas
Risiko Jatuh Status Nutrisi
NGT Dehidrasi
Perawatan gigi Ulkus dekubitus
Penggunaan obat psikotropik Physical restrain
Apakah Dekubitus?
Bila dalam waktu yang lama berada dalam posisi
yang sama, kulit tertekan oleh berat tubuh, sehingga
oksigen maupun nutrisi tidak sampai ke sel kulit,
yang mengakibatkan timbulnya decubitus.

Klasifikasi kedalaman invasi decubitus


(NPUAP) 25
Bagian tubuh yang mudah
terkena decubitus (luka baring)

Pun
ggu
ng

Kepala
Bagia Tulang Pergela
bagian Bagian Lut
n Teling Pun Si pangk ngan
belakan tulang Tumit ut
belikat a dak ku al kaki Tula
g duduk Tulan
paha ng
g sulbi
dud
(ekor)
uk
SUMBER : DECUBITUS JAPAN SEMINAR: BUKU PANDUAN PENCEGAHAN, DAN PENGOBATAN
DECUBITUS DI RUMAH, EDISI KE 3;SHORINSHA.2015.P.194
26
Contoh Kasus Perawatan jangka Panjang
Risiko Bagi Perawat
/Pendamping
dalam Kehidupan
Sehari-hari dapat
Terjadi Nyeri Pinggang
(Saiful Gunardi, 2017)

89
MEKANISME TUBUH (BODY
MEKANIK)?

Mekanika tubuh adalah istilah yang digunakan


dalam menjelaskan penggunaan tubuh yang
aman, efisien, dan terkoordinasi untuk
menggerakkan objek dan melakukan aktifitas
hidup sehari-hari (Kozier, B., Erb, G., Berman A.,
Snyder S. 2004).

90
PADA SAAT APAKAH SAKIT
PINGGANG TERJADI?
SIKAP MEMBUNGKUK

91
Sakit pinggang → Nyeri pinggang
adalah...

Bila otot disekitar pinggang dan tulang


pinggang (spina lumbal : lumbal)
dibebani, akan menyebabkan nyeri
pinggang. Sikap yang membebani
adalah, sikap yang dipaksakan, olah
raga berat, terutama saat bekerja,
tetapi hanya berdiri saja, hanya duduk
saja juga membebani pinggang.

92
Dalam pekerjaan perawatan Lansia,
sakit pinggang terjadi ketika?

93
Ketika begini bagaimana?

Mari kita pikirkan sejenak!

94
Ketika begini bagaimana?

Mari kita pikirkan sejenak!

95
Ketika begini bagaimana?

Mari kita pikirkan sejenak!

96
Mengangkat barang
*Antara A dan B mana yang lebih nyaman?

A B

97
Kendaraan untuk transportasi ke
tempat pelayanan
Age Friendly Neighborhoods,
Community care for elderly
Yuks Berlatih konsentrasi

Sebutkan warna pada tulisan berikut …


Sistem Pelayaan Perawatan Jangka Panjang
di Wilayah Pelayanan
1. Penaggung jawab: Dinas Kesra Kabupaten//Kota
2. Data demografi dan kesehatan secara umum
3. Asesmen Lingkungan
4. Asesmen infrastruktur
5. Asesmen SDM
6. Asesmen SDM jejaring
7. Mekanisme pelayanan di rumah , di masyarakat , panti
8. Mekanisme rujukan
9. Sistem komunikasi , informasi dan edukasi
10. Sistem pengembangan SDM
11. Monitoring , evaluasi , dan pelaporan
Protokol Perawatan Jangka Panjang
yang dapat dilakukan dalam program BKL, di rumah

1. Rasio cere giver: lansia


2. Keberadaan tenaga ahli yang memadai
3. Keberadaan alat bantu
4. Keberadaan alat kegawadaruratan minimal
5. Asesmen lansia ( Instrumen utk LTC/Perawatan Jangka Panjang)
6. Pemeriksaan rutin oleh dokter menggunakan rekam medis geritri yang komprehensif
7. Pemerikaan kesehatan lengkap fisik dan mental serta laboratoris
8. Peran pendamping dan mentor
9. Pemilahan lansia berdasarkan kondisi fisik dan mental: Demensia, Gangguan Jiwa,Pasca Jatuh,
Stroke, kurang gizi, dll
10. Perawatan dan pendampingan sesuai kondisi termasuk psiko sosial, serta hukum
11. Monitoring dan evaluasi harian, mingguan dan bulanan
12. Mekanis me rujukan
13. Mekanisme jejarng dengan lembaga dan ahli
Pelayanan
Bantuan makanan/ Gawat darurat
Dokter
rantangan
Ahli Gizi Psikolog
Home visit oleh
Kepala Desa Petugas kesehatan
Dan jajarannya
Petugas
sosial
Perawat
Rumah sakit
Transitional Care/
Intermediate Care Puskesmas
/klink

Apotik RELAWAN/
Pendamping
Organisasi
sosial

Posyandu Lansia
Laboratorium
Dokter tranrportasi
Fiso terapi gigi
Respite Care BKL ( Bina Kelauarga
Lansia Organisasi lansia
LTC (Long Term Care/Perawatan Berbasis Rumah Sakit
Jangka Panjang ): dari RS –
Masyarakat: bersifat lintas Ruang Akut Ruang kronik?
sektor ?
1. Menyelesaikan tahap akut
Poli klinik Day-care
2. Perencanaan pulang
3. Perawatan di rumah/ Nursing
Home
4. Kesehatan
Promotif, rehabilitatif Kegiatan
Preventive
5. Perawatan informal terbatas
6. Dibayar oleh masyarakat
setempat
7. Perawatan pribadi Berbasis Masyarakat
8. Asisten rumah tangga
9. Keterlibatan staf Profesional
Puskesmas Panti/Institutional
10. Tumbuh menjadi perawatan care?
institusional dan sistem Perawatan
perawatan sosial berbasis di rumah Day-care oleh
rumah Masyarakat?
KESIMPULAN DAN SARAN

• Mengenali penyakit lansia yang bersifat multipatologi , penyakit


kronik, gejala yang khas dan status fungsionalnya
• Selain kesembuhan penyakit penting untuk menjaga penurunan
status fungsional / kemandirian
• Masalah besar pada lansia : Sindroma Geriatri / 14 I
• Dukungan sosial, caregiver, case manager
• Edukasi pada pasien & keluarga
• Paham & menerapkan Pola Hidup Sehat
• Keberadaan sarana dan prasarana yang memadai
• Perlu sistem pengelolaan ,protokol perawatan, jejaring dan rujukan
• Perlu instrumen untuk menilai outcome oleh petugas kesehatan
terutama dokter
• Perlu perhatian pada kesehatan jiwa raga care giver
• Perlu sistem rujukan yang terkoordinasi

Anda mungkin juga menyukai