Anda di halaman 1dari 48

PANCASILA SEBAGAI DASAR

NEGARA
Ahmad Bani (3115153071)
Muhammad Abdulrahman (3115153262)
Nurlita Dwi Y. (3115153889)
Felda Ayu P. (3115154267)
Rana Rafidah (3115154899)
Wildan Banu A. (3115155625)
Proses Perumusan Pancasila dan
Undang – Undang Dasar 1945
• Pada tanggal 17 september 1944, Perdana Menteri
Jepang Koiso mengemukakan akan memberi
kemerdekaan kepada bangsa indonesia, maka
tanggal 1 maret 1945 pemerintah militer jepang
mengumumkan dalam waktu dekat akan dibentuk
badan yang bertugas menyelidiki dan menyiapkan
hal-hal yang berhubungan dengan kemerdekaan
tersebut.
• Pada tanggal 29 april 1945 dibentuklah suatu badan
yang diberi nama Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau
Dokuritsu Zunbi Choosakai dengan ketua Dr.K.R.T.
Radjiman Wediodiningrat dan wakil ketua R. Panji
Suroso serta Tuan Hachibangase dari Jepang.

• BPUPKI sendiri beranggotakan 60 orang, dan


selama masa tugasnya BPUPKI melakukan dua kali
sidang.
Sidang BPUPKI I (29 Mei - 1 Juni 1945)
Membahas tentang Dasar Negara Indonesia yang antara
lain dikemukakan oleh :
1. Muhammad Yamin (29 Mei 1945)

Dalam usulannya, Muhammad


Yamin mengemukakan secara lisan,
yaitu sebagai berikut.
a. Peri Kebangsaan
b. Peri kemanusiaan
c. Peri ketuhanan
d. Peri Kerakyatan
e. Kesejahteraan Sosial (keadilan
Sosial)
2. Soepomo (31 Mei 1945)

Beliau menyampaikan lima asas untuk


Negara Republik Indonesia,antara lain
:
a. Persatuan
b. Kekeluargaan
c. Keseimbangan lahir dan batin
d. Musyawarah
e. Keadilan rakyat
3. Soekarno ( 1 Juni 1945)

Dalam memberi masukan


tentang dasar negara
indonesia, Ir. Soekarno juga
menyumbang masukan, sebagai
berikut.
a. Kebangsaan Indonesia
b. Internasionalisme atau Peri
Kemanusiaan
Lima dasar tersebut c. Mufakat atau demokrasi
dinamakan oleh Soekarno d. Kesejahteraan Sosial
sebagai “Pancasila”. e. Ketuhanan yang
Berkebudayaan
Piagam Jakarta (22 juni 1945)
Namun, ketiga rumusan tersebut tidak ada yang ditetapkan
sebagai dasar negara, maka dibentuklah Panitia Kecil
(Panitia Sembilan) yang terdiri atas :

a. Soekarno (ketua), h. Abikusno Tjokrosoejoso,


b. Moh. Hatta, i. AA. Maramis.
c. Moh. Yamin,
d. Achmad Soebardjo,
e. Wachid Hasyim,
f. Agus Salim,
g. Abdulkahar Moedzakir,
Panitia Kecil berhasil menyusun Piagam Jakarta (Jakarta
Charter) nama ini diberikan oleh M. Yamin pada tanggal 22
Juni 1945. Rumusan dasar negara yang secara sistematik
dalam alinea keempat, bagian terakhir pada rancangan
mukadimah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at


islam bagi pemeluk pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sidang BPUPKI ke-2 (10 - 17 Juli 1945)
• Sidang BPUPKI ke-2 diselenggarakan pada tanggal 10 sampai
dengan 17 Juli 1945. Dalam sidang ini dibicarakan mengenai
penyusunan rencana Pembukaan Undang-undang Dasar dan
rencana Undang-undang Dasar itu sendiri serta rencana lain
yang berhubungan dengan kemerdekaan bangsa Indonesia.
• Dalam rapat tanggal 11 Juli 1945 dibentuk Panitia Perancang
Undang-Undang Dasar dengan susunan sebagai berikut:
1. Ir. Sukarno;
2. R. Otto Iskandardinata;
3. B.P.H. Purbaya;
4. K.H. Agus Salim;
5. Mr. Achmad Subarjo;
6. Mr. R. Supomo;
• Pada tanggal 14 Juli Panitia Perancang Undang-
Undang Dasar memberikan hasil kerjanya meliputi
tiga hal yaitu:

a. Pernyataan Indonesia merdeka, yang berupa


dakwaan di muka dunia atas penjajahan Belanda
b. Pembukaan yang didalamnya terkandung dasar
Negara Pancasila
c. Pasal-pasal UUD (Pringgodigdo, 1979: 169-170)
• Setelah sidang BPUPKI berakhir pada 17 Juli 1945,
maka pada 9 Agustus 1945 badan tersebut
dibubarkan oleh pemerintah Jepang dan dibentuk
Panitia Persiapan Kemerdekaan atau dalam bahasa
Jepang disebut “Dokuritsu Zunbi Inkai” yang
kemudian dikenal sebagai Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dengan
mengangkat Soekarno sebagai ketua dan Moh.
Hatta sebagai wakil ketua.

• Panitia ini memiliki peranan yang sangat penting


bagi pengesahan dasar negara dan berdirinya
negara Indonesia yang merdeka.
Sidang PPKI pertama (18 Agustus 1945)

• Sebelum sidang resmi dimulai dilakukan


pertemuan untuk membahas beberapa perubahan
yang berkaitan dengan rancangan naskah
pembukan UUD 1945 yang pada saat itu disebut
piagam Jakarta, terutama yang menyangkut sila
pertama pancasila. Dan sidang yang dihadiri 27
orang ini menghasilkan keputusan-keputusan
sebagai berikut:
1. Mengesahkan Pembukaan UUD 1945
2. Mengesahkan Rancangan Hukum Dasar menjadi
UUD 1945
3. Memilih Presiden (Ir. Soekarno) dan wakil
presiden (Drs. Moh. Hatta
4. Menetapkan berdirinya Komite Nasional
Indonesia Pusat sebagai musyawarah darurat.
Sistematika UUD 1945 itu sebagai berikut:

1) Pembukaan (mukadimah) UUD 1945

Terdiri atas empat alinea. Pada Alenia ke-4 UUD 1945


tercantum Pancasila sebagai dasar negara yang berbunyi
sebagai berikut.

• Pancasila
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
• Batang tubuh UUD 1945 terdiri atas 16 bab, 37
pasal, 4 pasal aturan peralihan, dan 2 ayat aturan
tambahan.

• Penjelasan UUD 1945 terdiri atas penjelasan umum


dan penjelasan pasal demi pasal.
Hubungan Pancasila Dengan
Pembukaan Undang – Undang Dasar
Negara Indonesia Tahun 1945
STUFEN THEORY

Menurut Hans Kelsen tertib hukum (legal order)


merupakan system of norms yang berbentuk seperti
tangga-tangga piramida. Oleh karena itu teorinya
disebut sebagai teori tangga (stufen theory)
STUFEN THEORY
Pokok Pikiran Pembukaan UUD 1945
dan Hubungannya dengan Pancasila

Pokok Pikiran Pertama: “Negara melindungi segenap


bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dengan berdasar asas persatuan dengan
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia”.

Rumusan ini menunjukkan pokok pikiran


‘persatuan’
(sila ke-3)
Pokok Pikiran Pembukaan UUD 1945
dan Hubungannya dengan Pancasila

Pokok Pikiran Kedua: “Negara hendak mewujudkan


keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Pokok pikiran kedua merupakan pokok pikiran


‘keadilan sosial’
(sila ke-5)
Pokok Pikiran Pembukaan UUD 1945
dan Hubungannya dengan Pancasila

Pokok Pikiran Ketiga: “Negara yang berkedaulatan


rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan
permusyawaratan perwakilan”.

Ini adalah pokok pikiran


‘kedaulatan rakyat’
(sila ke-4)
Pokok Pikiran Pembukaan UUD 1945
dan Hubungannya dengan Pancasila
Pokok Pikiran Keempat: “Negara berdasarkan atas
Ketuhan Yang Maha Esa menurut dasar
Kemanusiaan yang adil dan beradab”.

Hal ini menegaskan pokok pikiran


‘Ketuhanan Yang Maha Esa’
Dan
‘Kemanusiaan yang Adil dan Beradab’
(sila ke-1 dan sila ke-2)
Hubungan antara Pancasila dan Pembukaan UUD
1945 adalah bersifat timbal balik sebagai berikut:

1) Hubungan secara Formal

2) Hubungan secara Material


Hubungan secara Formal
a) Bahwa rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik
Indonesia adalah seperti yang tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945 alinea IV.

b) Bahwa Pembukaan UUD 1945, berdasarkan pengertian


ilmiah, merupakan Pokok Kaedah Negara yang Fundamental
dan terhadap tertib hukum Indonesia mempunyai dua
macam kedudukan yaitu:

• Sebagai dasarnya,karena Pembukaan UUD 1945 itulah yang


memberi faktor-faktor mutlak bagi adanya tertib hukum
Indonesia.
• Memasukkan dirinya di dalam tertib hukum tersebut sebagai
tertib hukum tertinggi.
Hubungan secara Formal

c) Bahwa dengan demikian Pembukaan UUD 1945


berkedudukan dan berfungsi, selain sebagai
Mukaddimah dari UUD 1945 dalam kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan, juga berkedudukan sebagai
suatu yang bereksistensi sendiri, yang hakikat
kedudukan hukumnya berbeda dengan pasal-
pasalnya.Karena Pembukaan UUD 1945 yang
intinya adalah Pancasila adalah tidak tergantung
pada Batang Tubuh UUD 1945,bahkan sebagai
sumbernya.
Hubungan secara Formal

d) Bahwa Pancasila dengan demikian dapat


disimpulkan membunyai hakikat, sifat, kedudukan
dan fungsi sebagai Pokok Kaedah Negara yang
Fundamental, yang menjelmakan dirinya sebagai
dasar kelangsungan hidup Negara Republik
Indonesia yang diproklamirkan tanggal 17 Agustus
1945.

e) Bahwa Pancasila sebagai inti Pembukaan UUD


1945, dengan demikian mempunyai kedudukan
yang kuat, tetap dan tidak dapat diubah dan
terlekat pada kelangsungan hidup Negara Republik
Indonesia.
Hubungan secara Material
a) Berdasarkan urutan-urutan tertib hukum Indonesia
Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai tertib hukum
yang tertinggi, adapun tertib hukum Indonesia
bersumberkan pada Pancasila, atau dengan lain
perkataan Pancasila sebagai sumber tertib hukum
Indonesia.

b) Hubungan hakikat dan kedudukan Pembukaan UUD


NRI 1945 sebagai Pokok Kaidah yang Fundamental,
maka secara material yang merupakan esensi atau
inti sari dari Pokok Kaidah negara fundamental
tersebut tidak lain adalah Pancasila.
Penjabaran Pancasila dalam Pasal -
Pasal UUD 1945
• Hubungan pembukaan UUD yang memuat
pancasila dengan batang tubuh UUD bersifat kasual
dan organis.

• Empat pokok pikiran pembukaan UUD :


1. Persatuan
2. Keadilan Sosial
3. Kedaulatan Rakyat
4. Ketuhanan Yang Maha Esa
Amandemen UUD 1945

• Sebanyak 4 kali : 19 Oktober 1999, 18 Agustus 2000,


9 November 2001, 10 Agustus 2002.

• Pasal yang diamandemen :


a. Sistem pemerintahan dan kelembagaan negara
b. Hubungan antara negara dan penduduk
c. Identitas negara
Sistem Pemerintahan dan Kelembagaan
Negara
• Pasal 1 ayat (3) : Negara Indonesia adalah negara
hukum

• Pasal 3
a. Ayat (1) : MPR berwenang mengubah dan
menetapkan UUD
b. Ayat (2) : MPR melantik Presiden dan/atau
Wakil Presiden
c. Ayat (3) : MPR hanya dapat memberhentikan
Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa
jabatannya menurut UUD
Hubungan antar Negara dengan
Penduduk
• Pasal 26 ayat (2) : Penduduk ialah warga negara
Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal
di Indonesia

• Pasal 27 ayat (3) : Setiap warga negara berhak dan


wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara

• Pasal 29 ayat (2) : Negara menjamin kemerdekaan


untuk memeluk agamanya masing-masing dan
untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu
• Pasal 31 ayat (2) : Setiap warga negara wajib
mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya

• Pasal 33 ayat (1) : Perekonomian disusun sebagai


usaha bersama berdasarkan asas-asas kekeluargaan

• Pasal 34 ayat (2) : Negara mengembangkan sistem


jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak
mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan
Identitas Negara
• Pasal 35 : Bendera Negara Indonesia ialah Sang
Merah Putih

• Pasal 36 : Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia

• Pasal 36A : Lambang Negara ialah Garuda Pancasila


dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika

• Pasal 36B : Lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya


Implementasi Pancasila Dalam
Kebijakan Negara
Bidang Politik Bidang Ekonomi

• Pasal 26 UUD 1945. • Pasal 27 ayat (2) UUD


• Pasal 27 ayat (1) UUD 1945.
1945. • Pasal 33 UUD 1945.
• Pasal 28 UUD 1945. • Pasal 34 UUD 1945.
Pasal 26 UUD 1945
• (1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang
bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain
yang disahkan dengan undang-undang sebagai
warga negara.

• (2) Penduduk ialah warga negara Indonesia dan


orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.

• (3) Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk


diatur dengan undang-undang.
Pasal 27 ayat (1) UUD 1945
• (1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya
di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya.

 Kemerdekaan berserikat dan berkumpul,


mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan
sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
Bidang Politik
• Pasal 26, 27 ayat (1), dan 28 di atas adalah penjabaran
dari pokok-pokok pikiran kedaulatan rakyat dan
kemanusiaan yang adil dan beradab yang masing-
masing merupakan pancaran dari Pancasila sila keempat
dan kedua.

• Oleh karenanya, pembuatan kebijakan dalam bidang


politik harus berdasar pada manusia yang merupakan
subjek pendukung Pancasila.

• Dengan kata lain, pembuatan kebijakan negara dalam


bidang politik di Indonesia harus memperhatikan rakyat
yang merupakan pemegang kekuasaan atau kedaulatan
ada di tangan rakyat.
Pasal 27 ayat (2) UUD 1945
• (2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

Pasal 33 UUD 1945


• (1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan.
• (2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara
dan yang menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara.
• (3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung
di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Pasal 34 UUD 1945
• (1) Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar
dipelihara oleh negara.

• (2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial


bagi seluruh masyarakat yang lemah dan tidak
mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.

• (3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan


fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
pelayanan umum yang layak.

• (4) Keuntungan lebih lanjut mengenai pelaksanaan


pasal ini diatur dalam undan-undang.
Bidang Ekonomi
• Pasal 27 ayat (2), 33, dan 34 di atas adalah penjabaran
dari pokok-pokok pikiran kedaulatan rakyat dan
keadilan sosial yang masing-masing merupakan
pancaran dari Pancasila sila keempat dan sila kelima.

• Maka pembuatan kebijakan negara dalam bidang


ekonomi di Indonesia harus bertumpu pada kepentingan
rakyat yang berkeadilan.

• Dengan demikian, sistem perekonomian yang berdasar


pada Pancasila harus terhindar dari sistem persaingan
bebas, monopoli, atau yang lainnya yang bisa
menimbulkan penderitaan pada rakyat.
Bidang Agama dan Sosial Budaya

Pasal 29 ayat (1) menyatakan negara berdasar atas


Ketuhanan yang Maha Esa.

Pasal 29 ayat (2) ditetapkan bahwa negara menjamin


kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu.

Pasal 31 ayat (1) menetapkan setiap warga negara berhak


mendapat pendidikan.

Pasal 31 ayat (2) mengemukakan bahwa setiap warga


negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya.
Pasal 31 ayat (3) bahwa pemerintah wajib
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional

Pasal 31 ayat (4) bahwa pemerintah mengalokasikan


20% anggaran APBN dan APBD untuk memenuhi
kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.

Pasal 31 ayat (5) pemerintah memajukan ilmu


pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi
nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan
peradaban serta kesejahteraan umat manusia

Pasal 32 ayat (1) menyatakan negara memajukan


kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban
dunia dengan menjamin kebebasan memelihara dan
mengembangkan nilai-nilai budayanya.
Pasal 32 ayat (2) negara menghormati dan
memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan
budaya nasional.

Pada penjabaran semua pasal tersebut dapat


disimpulkan bahwa dalam membuat kebijakan
haruslah berarah pada nilai-nilai Pancasila, sesuai sila
kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab. Semua
tersebut haruslah bersumber pada harkat martabat
manusia sebagai makhluk yang beradab. Perbedaan
politik dan konflik sosial seperti perbedaan ras,
agama, suku harus diselesaikan melalu kebijakan yang
bersifat humanis dan beradab.
Bidang Pertahanan Keamanan Nasional
Pasal 27 ayat (3) menetapkan bahwa setiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam pembelaan
negara.
Pasal 30 ayat (1) menyatakan hak dan kewajiban setiap
warga negara ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.
Pasal 30 ayat (2) dalam pertahanan keamanan nasional
TNI dan Kepolisian Negara Republik Indonesia
merupakan kekuatan utama dan rakyat sebagai
kekuatan pendukung.
Pasal 30 ayat (3) bahwa TNI terdiri dari AD, AL, AU
sebagai alat negara dalam mempertahankan, melindungi
dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.
Pasal 30 ayat (4) menyatakan Kepolisian Negara
Republik Indonesia sebagai alat negara untuk
menjaga keamanan dan ketertiban yang bertugas
melindungi, mengayomi, melayani masyarakat serta
menegakkan hukum di dalam masyarakat.

Pasal 30 ayat (5) menyatakan TNI dan Kepolisian


Negara Republik Indonesia memiliki susunan dan
kedudukan, dan keikutsertaan warga negara
terdapat syarat-syarat yang semuanya diatur
dengan undang-undang.

Semua implementasi pada pasal-pasal tersebut


merupakan penjabaran dari nilai Pancasila, yaitu sila
ketiga, persatuan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai