Analisis Bangkitan Pergerakan

Komoditas Beras
di Provinsi Sulawesi Selatan

Tri Wahyuningsih
25417061
Magister Perencanaan Wilayah dan Kota
Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan
Kebijakan
Institut Teknologi Bandung
2017
 OUTLINE

PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI

ANALISIS

KESIMPULAN
 PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
• Jaringan jalan sebagai jalur distribusi angkutan
ASPEK PEREKONOMIAN WILAYAH

Provinsi Sulawesi Selatan ditetapkan sebagai sentra

distribusi hasil pertanian, perkebunan, perikanan, minyak barang
• Transportasi barang yang menggunakan jalan

dan gas, serta pertambangan nasional (MP3EI)
Komoditas unggulan sektor pertanian Sulawesi Selatan
adalah beras dengan produktivitas mencapai 5.471.806
ton pada tahun 2016 (BPS Provinsi Sulawesi Selatan)
ASPEK TRANSPORTASI
mencapai 91,25% (DJPD RI, 2006)
• Panjang jalan provinsi 1.147,51 km dan jalan
kabupaten 29.616 km
• Terdapat 3 pelabuhan utama di Sulawesi Selatan
untuk mendukung distribusi barang

Distribusi komoditas beras yang berasal dari kabupaten

(zona produksi) diangkut menuju zona tujuan baik untuk
konsumsi lokal maupun nasional

Peningkatan produksi komoditas harus didukung oleh

ketersediaaan jaringan transportasi untuk menjamin
kelancaran distribusi

Dibutuhkan analisis bangkitan pergerakan barang

sebagai dasar estimasi kebutuhan transportasi
RUMUSAN MASALAH
• Faktor apa saja yang mempengaruhi bangkitan pergerakan komoditas beras di Provinsi Sulawesi
Selatan?
• Bagaimana model persamaan matematis antara bangkitan pergerakan komoditas beras dengan faktor
yang mempengaruhi?

TUJUAN
Secara umum, tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui model bangkitan pergerakan komoditas beras di
Provinsi Sulawesi Selatan yang dapat dijadikan dasar perencanaan transportasi barang dalam mendukung
proses distribusi

SASARAN

Sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
• Mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap bangkitan pergerakan komoditas beras di
Provinsi Sulawesi Selatan
• Mengidentifikasi seberapa besar pengaruh faktor-faktor terhadap bangkitan pergerakan
• Merumuskan model persamaan matematis antara bangkitan pergerakan komoditas beras dengan
faktor yang mempengaruhi
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup wilayah

• Wilayah penelitian meliputi kabupaten di Provinsi Sulawesi
Selatan dengan luas total 45.764,53 km2.
• Wilayah penelitian dibagi menjadi 23 zona produksi
komoditas beras (batasan administrasi)
Ruang lingkup materi
• Terbatas pada analisis bangkitan pergerakan komoditas beras
di Provinsi Sulawesi Selatan yang meliputi identifikasi faktor-
faktor yang mempengaruhi jumlah bangkitan tersebut dan pola
hubungan matematis antara jumlah bangkitan dengan variabel
bebas
• Jumlah bangkitan pergerakan komoditas beras merupakan
total volume komoditas beras yang diangkut dari zona
penghasil beras menuju zona tujuan (baik intrazona maupun
antar zona)
 TINJAUAN PUSTAKA
Pasar Lokal
(Transportasi Darat)
Sumber Daya Lokasi Produksi Konsumen
(Pertanian, Pertambangan, dll)
Pasar Nasional
(Transportasi Laut)

Transportasi Barang

Bangkitan Pergerakan Barang

“pergerakan barang satu arah dari zona asal (origin)
ke zona tujuan (destination)”
“volume komoditas beras yang diangkut (dinyatakan dalam
satuan ton) melalui jaringan jalan menuju pusat pemasaran dan
pelabuhan (pusat distribusi)”

Trip Trip
Production Faktor yang Mempengaruhi
• Tata Guna Lahan (Intensitas dan luas Attraction
penggunaan lahan sektor
industri/pertambangan/pertanian
• Jumlah pekerja
Jumlah pergerakan angkutan barang Jumlah pergerakan angkutan barang
• Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi
dihasilkan oleh suatu zona yang ditarik oleh suatu zona
• Jumlah tempat pemasaran

Perumusan Masalah
• Faktor apa saja yang
mempengaruhi bangkitan
pergerakan komoditas beras
di Provinsi Sulawesi Selatan?
• Bagaimana model
persamaan matematis antara
bangkitan pergerakan
komoditas beras dengan
faktor yang mempengaruhi?
METODOLOGI
Penentuan Variabel
Variabel Dependen
Bangkitan pergerakan
komoditas beras (ton)
Variabel Independen
• Luas panen padi (ha)
• Jumlah fasilitas perdagangan
(unit)
• Panjang jalan (km)
• Jumlah RT usaha pertanian
• Jumlah truk (unit)
• Volume bongkar muat (ton)
• Jumlah pelabuhan barang
(unit)
ALUR PENELITIAN
Pengumpulan Data
Sumber data sekunder meliputi:
• Bangkitan pergerakan
komoditas beras dari website
ATTN barang tahun 2016
• Provinsi Sulawesi Selatan
dalam Angka 2016 (BPS
Sulsel)
Data yang digunakan
merupakan data populasi dan
cross section
Analisis Data
Analisis faktor yang mempengaruhi bangkitan
pergerakan komoditas beras
Analisis kekuatan hubungan, pengaruh hubungan
dan pola hubungan antara bangakitan
pergerakan komoditas beras dengan variabel
yang mempengaruhi
Teknik Analisis Regresi Linear Berganda
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +....bnXn
MODEL BANGKITAN PERGERAKAN
KOMODITAS BERAS
 METODOLOGI
Pilih variabel berdaasarkan
literatur dan logika yang
mempunyai keterkaitan
(korelasi) dengan peubah
1 tidak bebas 5
3
KANDIDAT MODEL BANGKITAN
DATA UJI KORELASI ALTERNATIF FUNGSI PENGUJIAN
PEUBAH BEBAS TERPILIH
2 4
• Luas panen padi (ha) Kaji nilai koefisien determinasi • Semakin banyak peubah
• Jumlah fasilitas (R squared), nilai konstanta dan bebas yang digunakan,
perdagangan (unit) koefisien regresi semakin baik model
• Panjang jalan (km) tersebut
• Jumlah RT usaha • Tanda koefisien regresi(+/-)
pertanian sesuai dengan yang
• Jumlah truk (unit) diharapkan
• Jumlah pelabuhan • Nilai konstanta regresi kecil
barang (semakin mendekati 0,
semakin baik
• Nilai koefisien determinasi
besar (semakin mendekati
1, semakin baik)

TAHAPAN ANALISIS DATA

 ANALISIS
Jumlah Fasilitas Jumlah RT Volume Bongkar Jumlah Pelabuhan
Bangkitan Pengangkutan Luas Panen Padi Panjang Jalan Jumlah Truk
Zona Penghasil Perdagangan Usaha Muat Barang di Angkutan Barang
Komoditas Beras (ton) (Ha) (km) (unit)
Komoditas Beras (unit) Pertanian Pelabuhan (ton) (unit)
Y X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7
Kepulauan Selayar 16.457,20 5986 32 689 43 314 64241 2
Bulukumba 140.132,76 36408 82 1447,88 2.962 4201 21636 1
Bantaeng 52.349,16 13997 311 610,76 270 1334 1098 1
Jeneponto 74.829,44 21434 102 15440,9 1.978 2501 30175 1
Takalar 82.568,92 28263 308 916,6 2.051 2472 45598 1
Gowa 208.197,41 61362 62 2694,18 3.986 7992 0 0
Sinjai 74.878,95 22734 50 1434,6 1.587 1394 45598 1
Maros 161.166,39 64202 50 1478 1.340 2929 0 0
Pangkep 94.419,49 29948 25 874 613 3955 3668060 2
Barru 68.098,79 19793 20 949,38 774 1530 35229 2
Bone 484.023,08 171163 129 2879,76 7.846 6649 106831 3
Soppeng 184.976,39 38868 19 939,79 729 3749 0 0
Wajo 440.327,51 138593 51 1592,9 2.048 5354 36127 1
Sidrap 303.232,63 83450 691 1500,34 2.209 3647 0 0
Pinrang 337.956,09 101534 46 863,67 4.337 4936 0 0
Enrekang 30.881,92 10487 49 1148,55 580 1346 0 0
Luwu 207.503,26 63023 47 1572 1.467 2065 0 0
Tana Toraja 59.007,42 23020 100 1540,98 2.939 2531 0 0
Luwu Utara 136.193,04 39358 42 2817,5 1.142 1674 0 0
Toraja Utara 73.022,38 23392 160 1117,5 724 2404 0 0
Kota Makassar 8.526,57 3315 619 1654,77 134 67161 3419309 2
Kota Pare-Pare 3.280,59 954 68 329 21 7974 1128837 2
Kota Palopo 11.670,57 5098 35 333 106 2496 631953 1

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Selatan dan Data ATTN Barang 2016

DATA KANDIDAT PEUBAH BEBAS UJI KORELASI ALTERNATIF FUNGSI PENGUJIAN MODEL BANGKITAN TERPILIH
 ANALISIS

Perumusan Variabel Uji Korelasi antar Variabel

Analisis
Y: Data bangkitan pergerakan komoditas Korelasi
Y X1 X2 X3 X4 X5 X6
beras di Provinsi Sulawesi Selatan Y 1 0,986 0,01 0,016 0,677 -0,135 -0,043
X1: Luas panen padi (Ha) X1 1 -0,012 0,08 0,722 -0,123 0,028
X2 1 -0,025 -0,191 0,568 0,043
X2: Jumlah fasilitas perdagangan (unit)
X3 1 0,231 -0,024 0,007
X3: Panjang jalan (km) X4 1 -0,237 0,045
X4: Jumlah RT usaha pertanian X5 1 0,291
X6 1
X5: Jumlah truk (unit)
• Luas panen padi (X1) memiliki hubungan yang sangat kuat dengan
X6: Jumlah pelabuhan angkutan barang (unit) bangkitan pergerakan komoditas beras
• Jumlah rumah tangga yang bekerja di sektor pertanian (X4)
berhubungan cukup kuat dengan variabel dependen
• Jumlah fasilitas perdagangan dan panjang jalan memiliki hubungan
yang lemah terhadap bangkitan pergerakan
• Sedangkan variabel jumlah truk dan jumlah pelabuhan berhubungan
negatif dengan bangkitan pergerakan

DATA KANDIDAT PEUBAH BEBAS UJI KORELASI ALTERNATIF FUNGSI PENGUJIAN MODEL BANGKITAN TERPILIH

Uji kelayakan variabel dengan metode stepwise
Model Variables Entered
1 Luas Panen Padi (ha)
2 Jumlah Pelabuhan (unit)
ANALISIS
Method
Stepwise (Criteria: Probability-of-F-
to-enter <= ,050, Probability-of-F-to-
remove >= ,100).
Stepwise (Criteria: Probability-of-F-
to-enter <= ,050, Probability-of-F-to-
remove >= ,100).
Metode Stepwise
Dimulai dengan memasukkan prediktor berdasarkan korelasi
terbesar dengan variabel dependen.
Kemudian dilakukan pengujian R2 untuk menentukan
apakah memasukkan prediktor lain atau mengeluarkan
prediktor yang telah dimasukkan sebelumnya.

Variabel independen yang layak digunakan untuk model regresi berganda ini adalah luas panen padi dan jumlah pelabuhan. Kedua
variabel independen tersebut dapat dijadikan model regresi

Alternatif Fungsi
Metode Least Square
Penentuan garis regresi dilakukan dengan metode least
square yakni garis regresi yang jarak rata-ratanya memiliki
jumlah error kuadrat terkecil terhadap titik sebaran data
asli.
Metode Model
Metode Stepwise Y= 8570,85 + 3,037X1
Metode Stepwise Y= 17399,54 + 3,043X1-10461,26X7

DATA KANDIDAT PEUBAH BEBAS UJI KORELASI ALTERNATIF FUNGSI PENGUJIAN MODEL BANGKITAN TERPILIH
 ANALISIS

Collinearity Statistics
Uji kelayakan model dengan koefisien determinasi Model Variabel
Tolerance VIF
Koefisien Determinasi (R2) Constant
Y=8570,854 + 0,986 X1
Luas Panen Padi (Ha) 1,000 1,000
Kelayakan model regresi dapat dilihat dari nilai koefisien
determinasi (R Square) atau juga dari nilai Adjusted R Square dari Constant
Y=17399,54 + 0,988 X1 – 0,071 X6
Luas Panen Padi (Ha) ,999 1,001
masing-masing model regresi. Jumlah Pelabuhan Barang (Unit) ,999 1,001
Model R square Adjusted R square
Y= 8570,85 + 3,037X1 0,972 0,971
Untuk mengecek multikoleniaritas
Y= 17399,54 + 3043X1-10461,26X7 0,977 0,975
1. Melihat nilai tolerance
• Tolerance > 0.1  tidak terjadi multikoleniaritas
• Tolerance < 0.1  terjadi multikoleniaritas
2. Melihat nilai VIF
Model regresi 2, memiliki nilai Adjusted R Square 0,975 yang • VIF > 10  terjadi multikoleniaritas
berarti bahwa 97,5% variansi nilai bangkitan pergerakan dapat • VIF < 10 tidak terjadi multikoleniaritas
dijelaskan oleh model regresi 2
Pada kedua model:
• Tolerance >0,1, tidak terjadi multikoleniaritas
• VIF < 10, tidak terjadi multikoleniaritas

DATA KANDIDAT PEUBAH BEBAS UJI KORELASI ALTERNATIF FUNGSI PENGUJIAN MODEL BANGKITAN TERPILIH
 ANALISIS
• Semakin banyak peubah bebas yang digunakan, semakin baik model
tersebut
• Tanda koefisien regresi (+/-) sesuai dengan yang diharapkan
• Nilai konstanta regresi kecil (semakin mendekati 0, semakin baik)
• Nilai koefisien determinasi besar (semakin mendekati 1, semakin baik)

Model Terpilih:
𝑌෠ = 17.399,539 + 0,988 𝑋1 − 0,071 𝑋2

• Peningkatan 1 ha luas panen padi,
akan meningkatkan bangkitan
pergerakan komoditas beras
sebanyak 98,8%.
• Kenaikan nilai variabel jumlah
pelabuhan (X2) sebanyak 1 unit di
wilayah bangkitan menunjukkan
bahwa jumlah bangkitan (antar
zona) akan berkurang sebanyak
7,1%
Jumlah Peubah Bebas 2 Persamaan ini mempunyai nilai
X1 = + (sesuai yang diharapkan) intersep yang cukup tinggi yang
Tanda Koefisien Regresi
X2 = - (sesuai yang diharapkan) mengisyaratkan terdapatnya tingkat
Nilai intersep (a) Cukup tinggi galat yang cukup tinggi. Hal
Nilai R Square 0,977 tersebut dapat disebabkan karena
terdapat peubah X lain yang juga
mempengaruhi besarnya
pergerakan komoditas beras

DATA KANDIDAT PEUBAH BEBAS UJI KORELASI ALTERNATIF FUNGSI PENGUJIAN MODEL BANGKITAN TERPILIH
 KESIMPULAN

• Bangkitan pergerakan komoditas beras (Y) dipengaruhi oleh faktor luas panen
padi (X1) dan jumlah pelabuhan barang (X2) yang tersedia di wilayah tersebut.
Luas panen berpengaruh positif terhadap Y dengan R2= 0,972 berarti bahwa
peningkatan luas panen akan meningkatkan jumlah bangkitan. Sedangkan jumlah
pelabuhan barang berpengaruh negatif terhadap Y dengan R2=0,977 berarti
bahwa penambahan fasilitas pelabuhan barang akan mengurangi bangkitan
pergerakan barang antar zona.
• Model bangkitan pergerakan komoditas beras adalah 𝑌෠ = 17.399,539 +
0,988 𝑋1 − 0,071 𝑋2 di mana X1 adalah luas panen dan X6 adalah jumlah
fasilitas pelabuhan barang
 REFERENSI

• Adisasmita, Sakti Adji. 2011. Transportasi Dan Pengembangan Wilayah. Yogyakarta: Graha Ilmu.
• Jin, T. G., Saito, M., & Schultz, G. G. 2012. Development of a Statewide Commodity Flow Distribution Model
Using Composite Friction Factors. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 43, 406–417.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.04.114
• Kulpa, T. 2014. Freight Truck Trip Generation Modelling at Regional Level. Procedia - Social and Behavioral
Sciences, 111, 197–202. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.01.052
• Miro, Fidel. 2013. Pengantar sistem transportasi. Jakarta: Erlangga.
• Ortuzar, Juan de Dios dan Willumsen, Luis G. 2011. Modelling Transport, 4th Edition. West Sussex, UK: Jhon
Wiley and Sons Ltd.
• Tamin, O.Z., 1997. Perencanaan dan Permodelan Transportasi. Penerbit ITB, Bandung
• Warpani, Suwardjoko. P. 1990. Merencanakan Sistem Perangkutan. Bandung: Penerbit ITB.
• Willumsen, L.G & Ortuzar, J.2011. Modelling Transport. Fourth edition. United Kingdom