Anda di halaman 1dari 18

Seminar Proposal Tugas Sarjana

Peningkatan Kekuatan Impact (Metoda Charpy) Pada Pisau Mesin Pemotong


Rumput Menggunakan Perlakuan Panas Dengan Media Pendingin Coolant
Radiator

Nama : Sandro Juliansyah


Npm : 14.331.0037

Dosen Pembimbing I : Dr. Dedikarni,ST., Msc


Dosen Pembimbing II : Dody Yulianto ST.,MT
BAB I PENDAHULUAN Untuk peningkatan produksi
kelapa sawit maka perlu
dilakukan perawatan yang
1.1 Latar Belakang baik, salah satunya adalah
membersihkan lahan
Kebutuhan buah kelapa sawit meningkat perkebunan dari rumput –
tajam seiring meningkatnya kebutuhan rumput menggunakan mesin
CPO dunia pemotong rumput, Karena
mesin pemotong rumput ini
dapat mempermudah pekerjaan
manusia dengan cepat.

Kasus yang sering terjadi kepada pekerja yang


menggunakan mesin pemotong rumput adalah pisau pemotong rumput harus
patahnya pisau pemotong karena benturan yang menggunakan material yang kuat dan
kuat dan terjadi secara tiba – tiba. Benturan bisa tahan benturan.
terjadi dari kayu maupun batu sehingga dapat
mengancam kaki pekerja.

Kondisi-kondisi
Uji kekuatan
diatas menuntut penulis meningkatkan kekuatan impak pada pisau pemotong
impak merupakan
adanya penelitian rumput menggunakan perlakuan panas pada temperatur 950oC,
suatu pengujian
baru sehingga dapat 900 oC, 1000 oC untuk mencegah terjadinya pertumbuhan butir
untuk mengukur
meningkatkan dengan waktu tahan 60 menit, 30 menit, 75 menit dan media
ketahanan bahan
kekuatan impak pendingin Coolant Radiator jenis Water and Oil Coolant.
terhadap beban
pada pisau
kejut
pemotong rumput
1.2 Rumusan Masalah

1. Berapakah ketahanan mata pisau yang telah di heat


treatment dan yang tidak di heat treatmen dengan
alat uji impak ?
2. Bagaimana pengaruh media pendingin terhadap
sifat mampukeras mata pisau pemotong rumput ?

1.3 Tujuan Masalah

1. Mendapatkan ketahanan mata pisau yang efektif


antara yang di heat treatment dan yang tidak di heat
treatment.
2. Untuk mendapatkan pengaruh media pendingin
terhadap kemampukerasan mata pisau pemotong
rumput
1.4 Manfaat

1. untuk mengetahui bagaimana bahan tersebut (baja)


bereaksi terhadap tenaga impak dan mengetahui
sejauh mana material itu patah karena beban kejut
2. untuk meningkatkan sifat mekanik dan bahan dari
mata pisau

1.5 Batasan Masalah

1. Material penelitian yang digunakan adalah baja mata


pisau pemotong rumput jenis Palang baja karbon tinggi
standar JIS G4401
2. Pengujian menggunakan alat uji impak, pengujian
dilakukan setelah perlakuan panas (heat treatment) pada
suhu 950 0C dengan Holding Time 60 menit, pada suhu
900 oC dengan Holding Time 30 menit, pada suhu 1000
oC dengan Holding Time 75 menit.

3. Metode pengujian menggunakan methode charpy


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Baja

Apa Itu Baja merupakan paduan,


Baja? yang terdiri dari besi, karbon
dan unsur lainnya. Baja
dapat dibentuk melalui
pengecoran, pencanaian atau
penempaan
2.2 Klasifikasi Baja

1. Baja Karbon Rendah Mengandung karbon antara 0,10 s/d 0,30 %.


Baja karbon ini dalam perdagangan dibuat
dalam plat baja, baja strip dan baja batangan
atau profil.

Mengandung karbon antara 0,30% - 0,60% C.


Baja karbon menengah ini banya digunakan
2. Baja Karbon Menengah untuk keperluan alat-alat perkakas bagian
mesin juga dapat digunakan untuk berbagai
keperluan seperti unuk keperluan industri
kendaraan, roda gigi, pegas dan sebagainya.

Mengandung kadar karbon antara 0,60% - 1,7% C.


3. Baja Karbon Tinggi Baja ini mempunyai tegangan tarik paling tinggi.
Berdasarkan jumlah karbon yang terkandung didalam
baja maka baja karbon ini banyak digunakan dalam
pembuatan pegas, alat-alat perkakas seperti palu,
gergaji atau pahat potong.
2.3 Pisau Pemotong Rumput
Pisau-pisau bermerek pada umumnya
terbuat dari baja SK-5. Baja SK-5
adalah baja karbon tinggi standar JIS
G4401 setara dengan standar Amerika
SAE 1085. Sebagai paduan, baja SK-
5 memiliki kekerasan sekitar HRC 65
dan menghasilkan campuran martensit
kaya karbon dengan beberapa larutan
karbida.

Tabel Standard Komposisi baja JIS G4401 / SK5

Chemical Composition (%)


JIS
SAE
Standard
Standard c Si Mn P s Cu Ni Cr

G4401 0.80-0.90 0.10-0.35 0.10-0.50 ≤0.030 ≤0.030 ≤0.25 ≤0.25 ≤0.30


[SK5]
2.4 Perlakuan Panas

Perlakuan panas (heat treatment)


mempunyai tujuan untuk meningkatkan
keuletan, menghilangkan tegangan internal
(internal stress), menghaluskan ukuran butir
keristal dan meningkatkan kekerasan atau
tegangan tarik logam. beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi perlakuan panas, yaitu
suhu pemanasan, waktu yang di perlukan
pada suhu pemanasan, laju pendinginan dan
lingkungan atmosfir perlakuan panas adalah
kombinasi antara proses pemanasan atau
pendinginan dari suatu logam atau
paduannya dalam keadaan padat untuk
mendapat kan sifat sifat tertuntu.
2.5 Media Pendingin 2.5.1 Coolant Radiator

Setelah baja dipanaskan (heat Secara umum coolant adalah media


treatment) hingga mencapai suhu pendingin yang digunakan untuk
yang telah ditentukan lalu baja mendinginkan benda kerja dan alat
didinginkan (Quenching) untuk potong pada saat proses permesinan.
mendapatkan jenis struktur mikro. Digunakan pula untuk melumasi alat
Jenis media pendingin biasanya potong sehingga memiliki umur pakai
dibedakan atas kekentalan atau yang lebih lama
viskositasnya, dimana kekentalan
ini akan berpengaruh terhadap laju
pendinginan, sedangkan laju 2.5.2 Water and oil coolant
pendinginan akan berpengaruh
terhadap struktur mikro yang
Digunakan untuk pengerjaan material
terentuk.
secara umum. Bisa digunakan untuk
proses ringan maupun proses yang berat.
Karena campuran antara oli dan air
memiliki ketahanan panas yang baik dan
ketahanan terhadap karat yang cukup
baik.
2.7 Pengamatan Metalography

Pengujian ini adalah untuk mengetahui


Tujuan dari pengujian ini adalah struktur mikro yang terdapat dalam logam,
unuk mengetaui angka kekerasan dimana struktur logam merupakan
dari suatu bahan. penggabungan dari satu atau lebih struktur
kristal

2.8 Pengujian Impak

suatu pengujian yang dilakukan untuk menguji


ketangguhan suatu specimen bila diberikan beban
secara tiba-tiba melalui tumbukan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Pengujan


2. Alat Ukur (Jangka Sorong)
digunakan untuk mengukur
diameter, lebar dan panjang
material pengujian.
proses pengambilan data dilakukan di
3. Dapur Pemanas (Heat treatment )
Laboratorium Material Teknik Mesin suatu wadah atau tempat
Universitas Riau. dimana spesimen diberi perlakuan
panas pada temperatur dan waktu
tertentu yang bertujuan untuk
merubah sifat pada material tersebut.
3.2 Alat dan Bahan 4. Tang Penjepit
berfungsi untuk mengambil
3.2.1 Alat dan mengeluarkan spesimen
pengujian dari dapur pemanas.
5. Sarung Tangan
1. Gerinda berfungsi untuk melindungi
berfungsi untuk memotong tangan pada saat mengeluarkan
material sesuai dengan ukuran yang spesimen dari dapur pemanas.
diperlukan.
3.2.2 Bahan
6. Mesin pemoles
berfungsi untuk meratakan permukaan
spesimen serta proses pemolesan spesimen
dengan menggunakan pasta pemoles (pasta
alumina)
7. Mesin Uji Impak 1. Mata pisau pemotong rumput
bertujuan untuk mengetahui perbedaan Bahan atau material yang dipakai dalam
nilai kekuatan impak atau ketahanan terhadap pengujian ini adalah mata pisau pemotong
beban kejut dari baja karbon yang telah rumput jenis palang.
melalui proses pemanasan dan pendinginan 2. Media pendingin Coolant Radiator Jenis
8. Mesin uji mikrostruktur Water and oil coolant
berfungsi untuk melihat struktur Setelah material dipanaskan selama 60
mikro atau fasa yang terdapat pada spesimen menit pada temperatur 950oC,900oC,1000oC
baik itu pada spesimen tanpa perlakuan panas kemudian material didinginkan dengan Collant
(standar) maupun spesimen yang telah diberi Radiator jenis Water and oil coolant dengan cara
perlakuan panas. dicelupkan
3. Cairan Etsa dan Pasta Alumina
Cairan etsa dan pasta alumina digunakan
untuk melakukan pengamatan metalografi
3.3 Langkah-Langkah Pengujian

3.3.1 Langkah Mempersiapkan Bahan


1. Siapkan media pendingin (coolant
radiator)
2. Siapkan mangkok berjumlah 3 buah
sebagai wadah media pendingin
3. Siapkan pisau pemotong rumput jenis
palang berjumlah 1 buah
4. Potong Spesimen (pisau pemotong rumput
jenis palang) menggunakan gerinda
potong dengan panjang 55 mm dan lebar
10 mm berjumlah 4 buah.
5. Kemudian buat takik pada masing-masing
spesimen dengan sudut takikan 45 derajat
dan dalam takikan 8 mm.
3.3.2 pemanasan (Heat Treatment)

1. Masukan spesimen satu per satu kedalam


dapur pemanas
2. Menutup dan mengunci dapur pemanas
(furnace) tersebut
3. Menekan tombol “ ON “ pada dapur
pemanas tersebut sehingga temperaturnya
akan naik secara perlahan-lahan
4. Mengeset furnace pada spesimen 1
temperatur 11000C, holding time 60 menit,
spesimen 2 pada tempertaur 10500C,
holding time 60 menit, spesimen 3 pada
temperatur 10000C, holding time 20 menit.
5. Setelah itu lampu pada pemanas akan mati
dengan sendirinya
6. Jika lampu telah mati kemudian spesimen
dikeluarkan dari furnace dengan tang
pencepit
7. Kemudian dicelupkan ke media pendingin
yang telah disiapkan yaitu Water and Oil
Coolant.
3.3.3 pengamatan metalograpy

1. Permukaan spesimen yang akan dilihat struktur


mikronya diamplas hingga halus dengan
menggunakan amplas yang sudah disediakan
memakai mesin pemoles. Agar permukaan tidak
terlihat bercak amplas maka permukaan spesimen
dipoles menggunakan pasta alumina.
2. Permukaan yang telah dihaluskan dan dipoles
kemudian di etsa menggunakan campuran cairan
kimia yaitu ; 98 ml Alkohol+2 ml HNO3, kemudian
semua diaduk hingga menyatu.
3. Bagian yang telah di etsa, dilihat strukturnya
menggunakan mikroskop dengan maksimal
pembesaran 100x. Pada proses ini struktur mikro
dari spesimen dilihat dan ditentukan.
4. Foto hasil pengamatan mikrostruktur dengan
menggunakan kamera.
3.3.4 Uji Kekerasan

1. Spesimen diletakan diatas dudukan spesimen pada


mesin uji
2. Permukaan benda uji sebaiknya sejajar terhadap
dudukan, sehingga pengujian mendapatkan hasil
yang optimal
3. Pengujian kekerasan dengan metode penekanan
pada permukaan spesimen
4. Pada pengujian kekerasan, diuji pada permukaan
sebanyak 5 (lima) titik yang berbeda-beda
5. Waktu penekanan 5 detik sehingga nilai kekerasan
tampil dilayar monitor.
3.3.5 Uji Impak
Dengan menggunakan jangka sorong lakukan pengukuran
luas area dibawah takik (nocth) dari sampel-sampel uji.
Catatlah hasil pengukuran didalam lembar data.
Pastikan jarum berwarna merah sebagai penunjuk harga
impact material pada posisi nol (0).
Putarlah handel untuk menaikan pendulum hingga jarum
petunjuk beban berwarna hitam mencapai batas merah.
Letakkan benda uji pada tempatnya dengan takik
membelakangi arah datangnya pendulum. Pastikan benda
uji tepat berada ditengah dengan bantuan centre setting.
Tariklah centre setting keposisi semula.
Lepaskan tombol pada tangki pendulum sehingga
pendulum berayun dan menumbuk benda uji.
Lakukan pengereman dengan menarik tuas rem sehingga
ayunan pendulum dapat dikurangi.
Bacalah nilai yang ditunjukan oleh jarum merah pada skala
yang sesuai dan hitunglah harga impact material dengan
rumus dasar.
Ulangi pengujian untuk spesimen berikutnya.
Thanks for your attention

Anda mungkin juga menyukai