Anda di halaman 1dari 66

1

DIFTERIA
2 Pendahuluan

 Penyakit infeksi akut yang sangat menular

 Penyebab: Corynebacterium diphtheria

 Khas: pseudomembran pada kulit dan / mukosa


3 Etiologi
 Corynebacterium diphtheria; 4 tipe: gravis, mitis,intermedius dan minimus

 Kuman batang Gram-positif, tidak bergerak, pleomorfik, tidak membentuk spora, mati
pada pemanasan 60 ºC, tahan dalam keadaan beku dan kering

 Pewarnaan: susunan palisade, bentuk L atau V, atau kelompok dengan formasi mirip
huruf cina

 Aerob, tumbuh dalam media sederhana, lebih baik tumbuh dalam media yang
mengandung K-tellurit atau Loeffler

 Memproduksi eksotoksin baik in-vivo maupun in-vitro; suatu protein dengan BM


62.000 Dalton, tidak tahan panas/cahaya, mempunyai 2 fragmen yaitu fragmen A
(amino-terminal) dan fragmen B (karboksi-terminal)
4 Epidemiologi

 Penyakit infeksi akut yang sangat menular

 Penyebab: Corynebacterium diphtheria

 Khas: pseudomembran pada kulit dan / mukosa


5 Patofisiologi

 Organisme yg minimal melakukan invasive


 Jarang memasuki aliran darah
 Berkembang lokal pada membrana mukosa / jaringan yang rusak
 Menghasilkan eksotoksin  ke seluruh tubuh melalui aliran darah &
sistem limfatik
Patofisiologi...
6

 Bakteri berkembang biak  toksin



merusak jaringan lokal

jaringan rusak & mati

leukosit penumpukan fibrin & elemen darah lain

Membran
 Kerusakan jaringan, edema & pembengkakak pada daerah sekitar membrane 
obstruksi jalan nafas (Tracheo-bronchial / laryngeal difteri)
Patofisiologi...
7

 Warna membran : putih, kuning atau abu-abu  tdd jaringan mati / sel
rusak, dasar membran rapuh & mudah berdarah bila diangkat
 Sering ragu dengan “simple tonsillar exudate”

 Eksotoxin  aliran darah  jaringan lain  efek metabolisme seluler


 kematian
“fragment B”  toxin terikat pada membran sel
“fragment A”  membantu transportasi toksin ke dalam sitoplasma

Sintesa protein berhenti

sel mati
8
9
Patofisiologi...
10

 Organ yang terlibat :


1. Jantung : Miokardium  pembengkakan & kerusakan mitochondria
 fatty degeneration, oedem & interstitial fibrosis  miokard rusak
 peradangan setempat  perivaskular dibalut dengan lekosit
(cuffing)

2. Jar. Saraf : toksin  myelin sheath saraf perifer rusak (sensori &
motorik)
Saraf motorik  lebih sering & lebih berat
11
12
13
14
15
16 Gejala Klinis

 Masa inkubasi : 2 - 4 hari, dg jarak antara 1 - 5 hari


 Gambaran klinik tergantung lokasi anatomi
 Tipe difteri berdasarkan lokasi anatomi :
1. Nasal diphtheria
2. Tonsillar diphtheria
3. Pharyngeal diphtheria
4. Laryngeal atau laryngotracheal diphtheria
5. Non respiratory diphtheria
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65 Pencegahan

 Pemberian vaksinasi :
 Usia 2 bulan  DPT / DT, dosis 0,5 ml secara IM 
pemberian 3 kali, interval 6 - 8 minggu

 Booster : - I : satu tahun kemudian


- II : 3 tahun setelah Booster I
66

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai