Anda di halaman 1dari 79

NAMA: IRWANSYAH

KELAS : 1M5

Materi LARUTAN :
KOMPETENSI :

Memiliki pemahanan sifat-sifat


larutan dan kesetimbangan ion
dalam larutan

Memiliki kemampuan untuk


menginterpretasikan serta
menerapkan dalam perhitungan
kimia.
PENGANTAR :

 Larutan adalah campuran homogen atau serba


sama antara dua zat atau lebih.
 Zat yang jumlahnya banyak disebut pelarut dan zat
yang jumlahnya sedikit disebut zat terlarut.
 Larutan = pelarut + zat terlarut
 Pelarut : biasanya air, jumlahnya banyak
 Zat terlarut : jumlahnya lebih sedikit
MATERI POKOK BAHASAN :
A. Satuan Konsentrasi

B. Masalah Konsentrasi

C. Elektrolit

D. Sifat Koligatif Larutan

E. pH
A. SATUAN KONSENTRASI
1. Persentase (%) : jumlah gram zat
terlarut dalam tiap 100 gram larutan.
2. Fraksi mol (X) : perbandingan jumlah
mol suatu zat dalam larutan terhadap
jumlah mol seluruh zat dalam larutan.
3. Kemolaran (M) : jumlah mol zat terlarut
dalam tiap liter larutan.
4. Kemolalan (m) : jumlah mol zat terlarut
dalam tiap 1000 gram pelarut.
5. Kenormalan (N) : jumlah grek zat
terlarut dalam tiap liter larutan.
RUMUS –RUMUS :

% = gram zat terlarut x 100 %


gram larutan
 X = mol suatu zat : mol seluruh zat
 M = mol : liter
= mmol : ml
 M = (1000 : p) X (gram : BM)
 N = grek : liter
= mgrek : ml
 Grek = mol x jumlah H+ atau OH -
B. MASALAH KONSENTRASI

 Perhitungan jumlah zat terlarut:


Mol zat terlarut = liter x M
 Pengenceran Larutan:
V1M1 = V2 M2
 Pencampuran konsentrasi yang berbeda:
M camp = V1 M1 + V2M2
V1 + V2
C. ELEKTROLIT

 Definisi : zat yang jika dilarutkan ke


dalam air akan terurai menjadi ion-ion
(terionisasi), sehingga dapat
menghantarkan listrik.
 Elektrolitkuat : zat yang dalam air akan
terurai seluruhnya menjadi ion-ion
(terionisasi sempurna)
 Elektrolit lemah : zat yang dalam air
tidak seluruhnya terurai menjadi ion-ion
(terionisasi sebagian)
ELEKTROLIT KUAT : ELEKTROLIT LEMAH :

1. Asam-asam kuat ( asam 1. Asam –asam lainnya


halogen, HNO3, H2SO4 ) adalah asam-asam lemah.
2. Basa-basa kuat ( Basa 2. Basa-basa lainnya adalah
alkali, Sr(OH)2, Ba(OH)2 ) basa-basa lemah.
3. Garam yang tergolong
3. Hampir semua garam elektrolit lemah adalah
adalah elektrolit kuat garam merkuri (II)
4. Reaksinya berkesudahan 4. Reaksinya kesetimbangan
(berlangsung sempurna ke (elektrolit hanya
arah kanan) terionisasi sebagian).

PERBANDINGAN :
LANJUTAN ELEKTROLIT :

 Besaran lain untuk menentukan kekuatan


elektrolit adalah DERAJAD IONISASI
(α )
α = mol zat yang terionisasi dibagi mol zat
yang dilarutkan.
 Elektrolit kuat : α = 1
 Elektrolit lemah : 0 < α < 1
 Non Elektrolit : α = 0
D. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

 Definisi: sifat yang ditentukan oleh


konsentrasi.
 Ada 4 hal yaitu :
1. Kenaikan titik didih ( ΔTd)
2. Penurunan titik beku ( ΔTb)
3. Tekanan osmotik ( π )
4. Penurunan tekanan uap (Δp)

 Keempatnya ditentukan oleh


konsentrasi atau banyaknya partikel
zat terlarut. Makin besar konsentrasi
makin besar pula sifat koligatifnya.
E. PH

 H2O memiliki sedikit sifat elektrolit,


artinya air dapat terionisasi
menghasilkan ion H+ dan ion OH-
 Jika air dilarutkan asam, maka asam
akan melepaskan ion H+
 Jika air dilarutkan basa, maka basa
akan melepaskan ion OH-
 Jadi besarnya [H+] dalam larutan dapat
digunakan untuk menyatakan larutan
basa, asam atau netral.
Larutan netral : pH =7
Larutan asam : pH < 7
Larutan basa : pH > 7
 Ingat :

 Makin rendah harga pH larutan makin bersifat asam


dan sebaliknya makin tinggi bersifat basa.
PENGERTIAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN
LARUTAN NON ELEKTROLIT

• Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat


menghantarkan arus listrik dengan
memberikan gejala berupa menyalanya lampu
pada alat uji atau timbulnya gelmbung gas
dalam larutan.

• Larutan nonelektrolit adalah larutan yang


tidak dapat menghantarkan arus listrik dengan
memberikan gejala berupa tidak ada
gelembung dalam larutan atau lampu tidak
menyala pada alat uji
1. Tabel Penamaan senyawa pada unsur dengan logam berbiloks lebih dari satu.

Jenis Jenis
Unsur Biloks Biloks Rumus kimia Nama senyawa
kation anion

Cl-
Fe Fe2+ +2 -1 FeCl2 Besi(II)klorida

Fe3+
+3 -1 FeCl3 Besi(III)klorida

O2-
Pb Pb2+ +2 -2 PbO Timbal(II)oksida

Pb4+
+4 -2 PbO2 Timbal(IV)oksida

Cu+
Cu + SO42- -2 Cu2SO4 Tembaga(I)sulfat

Cu2+
+2 -2 CuSO4 Tembaga(II)sulfat
2. Tabel Nama senyawa ion poliatomik berdasarkan sistem stock.
Nama
Senyawa Jenis ion Biloks
Nama biasa Nama sistem stock

K+ +1
KClO Kalium hipoklorit Kalium klorat(I)
ClO- +1 (Cl)
K+ +1
KClO3 Kalium klorat Kalium klorat(V)
ClO3- +5(Cl)

3. Tabel Nama senyawa yang memiliki biloks rendah dan tinggi.

Unsur Biloks logam Nama senyawa

HgCl +1 Merkuro klorida

HgCl2 +2 Merkuri klorida

SnO +2 Stano oksida

SnO2 +4 Stani oksida


REAKSI REDOKS DISEKITAR
KITA
1. Reaksi redoks pada pengaratan logam besi.
2. Reaksi redoks pada pemutihan pakaian.
3. Reaksi redoks pada penyetruman akumulator.
4. Reaksi redoks pada ekstraksi logam.
5. Reaksi redoks pada daur ulang perak.
TERMODINAMIKA
KOMPETENSI DASAR:

 Menganalisis dan menerapkan hukum


termodinamika
INDIKATOR :

 Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan


mampu :
 Menganalisis keadaan gas karena perubahan suhu,
tekanan, dan volume.
 Menggambarkan perubahan keadaan gas dalam
diagram P-V.
 Memformulasikan hukum I termodinamika dan
penerapannya.
 Mengaplikasikan hukum II termodinamika pada
masalah fisika sehari-hari.
 Memformulasikan siklus Carnot.
 Merumuskan proses reversibel dan tak reversibel.
 Termodinamika adalah : ilmu yang mempelajari
hukum-hukum yang mengatur perubahan energi dari
suatu bentuk ke bentuk lain, aliran dan kemampuan
energi melakukan usaha.
 Dua istilah yang berkaitan erat dalam termodinamika,
yaitu:
 Sistem
adalah : sesuatu yang menjadi subyek
pembahasan atau fokus perhatian.
 Lingkungan
adalah : segala sesuatu yang tidak termasuk
dalam sistem atau segala keadaan di luar sistem.
PERHATIKAN GAMBAR:

Tabung berisi gas:

Batas sistem lingkungan


sistem

gas
HUKUM TERMODINAMIKA DIBAGI
2 YAITU :
 Hukum pertama, yaitu : prinsip
kekekalan energi yang memasukkan
kalor sebagai mode perpindahan
energi.

 Hukum kedua, yaitu : bahwa aliran


kalor memiliki arah, dengan kata lain,
tidak semua proses di alam adalah
reversibel (dapat dibalikkan arahnya)
USAHA, KALOR, DAN ENERGI
DALAM
 Pengertian Usaha dan Kalor.

 Usaha adalah: ukuran energi


yang dipindahkan dari sistem ke
lingkungan atau sebaliknya.

 Energimekanik sistem adalah :


energi yang dimiliki sistem
akibat gerak dan koordinat
kedudukannya.
PENGERTIAN ENERGI DALAM

 Energi dalam adalah : suatu sifat mikroskopik zat, sehingga


tidak dapat di ukur secara langsung.
 Secara umum perubahan energi dalam (U), di rumuskan :

U = U2 – U1
FORMULASI USAHA, KALOR
DAN ENERGI DALAM

 Usaha oleh sistem terhadap lingkungannya.


 Proses isobarik (tekanan konstan)

W = p V = p( V2 – V1 )
V2
V1
 Perjanjian tanda :
 Usaha bertanda positif (+), jika sistem melakukan
usaha pada lingkungan (gas memuai V2 > V1).
 Usaha bertanda negatif (-), jika lingkungan melakukan
usaha pada sistem ( gas memampat V2  V1 ).
CONTOH SOAL 1

 Sejenis gas berada dalam wadah


yang memiliki volum 2 m3 dan
tekanan 4 atm. Hitung usaha luar
yang dilakukan gas jika :
a. Gas memuai pada tekanan tetap
sehingga volumnya mejadi dua
kali semula.
b. Gas dimampatkan pada tekanan
tetap sehingga volumnya mejadi
sepertiga semula.
(1 atm = 1,0 x 105N/m2)
PENYELESAIAN
1
 Diket :
V1
3
V1 = 2 m3
p = 4 atm = 4 x 105 N/m2
 Ditanya : W, jika:
a. V2 = 2V1

b. V2 =
JAWAB :

a. W = pV
= p ( V2 – V1 )
= p ( 2V1 – V1)
= pV1
= ( 4 x 105 ) 2
W = 8 x 105 J
b. W = pV
= p ( V2 – V1)
= p ( 1/3 V1 – V1)
= p (-2/3 )V1
= (-2/3)pV1
= (-2/3) 4 x 105 x 2
W = - 5,33 x 105 J
GRAFIK P - V

 Dari grafik diperoleh :


 Usaha yg
p1 dilakuka oleh
atau pada sistem
p2 gas sama dg luas
daerah di bawah
Luas = grafik p-V dg
usaha
batas volum awal
dan volum akhir.
V1 V2
CONTOH SOAL 2

 Sejumlah gas pada


keadaan A p (x105 N/m2)
berubah ke
keadaan B (lihat A
5
gambar).
a. Bagaimana cara
anda menghitung
2 B
usaha luar yang
dilakukan gas ?
b. Hitung usaha luar 8 36 V(x10-3 m3)
tersebut.
PENYELESAIAN :
a. U = luas trapesium
b. Usaha luar:

U
5  2x10 36  8x10
5 3
 9,8 x103 J
2
USAHA DALAM PROSES SIKLUS

 Dari grafik diperoleh:


p “usaha yang
dilakukan oleh (atau
Lintasan 1
pada) sistem gas
yang menjalani
A
suatu proses siklus
sama dengan luas
B daerah yang dimuat
Lintasan 2 oleh siklus tersebut
(luas daerah yg
V diasir)”
CONTOH SOAL 3

 Gas ideal diproses p (Nm-2)


seperti gambar di
samping.
a. Berapa usaha yang
dilakukan sistem per
siklus ? 2x105 C

b. Jika mesin bekerja 5


siklus per 2 sekon, 105 A
B
berapa daya yang
dibangkitkan sistem ?
V (m3)
0,0125 0,025
PENYELESAIAN :
a. Usaha yg dilakukan sistem per
siklus.
W = luas ABC
= AB x BC/2
= ( 0,0125 – 0,025) x (2x 105
– 1 x 105)/2
= (- 0,0125) x (1/2) x 105
= - 0,00625 x 105
W = - 6,25 x 102 J
b. Usaha dlm 5 siklus = 5 x – 6,25 x 102 = -
3,125 x 103 J
maka daya selama 2 sekon adalah :

W  3,125 x10 3
P   1,563x10 watt
3

t 2
 Formulasi Kalor
Q = mcT = CT
 Formulasi Energi Dalam
 Gas monoatomik

3 3
U  NkT  nRT
2 2
 Gas diatomik
5 5
U  NkT  nRT
2 2
 Perubahan Energi Dalam
 Gas monoatomik

U  nRT  nRT2  T1 
3 3
2 2
 Gas diatomik

U  nRT  nRT2  T1 
5 5
2 2

 Daridua persamaan perubahan


energi dalam di atas dapat
disimpulkan :
“Perubahan energi dalam U
hanya bergantung pada
keadaan awal dan keadaan
akhir dan tidak bergantung
pada lintasan yang ditempuh
oleh sistem”

Anda mungkin juga menyukai