Anda di halaman 1dari 41

IDENTITAS PASIEN

LATAR BELAKANG

Nama : I Wayan Sandi


Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 68 Tahun
Status : Menikah
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Pendidikan : Sekolah Dasar
Suku/Bangsa : Bali/Indonesia
Agama : Hindu
Alama : Br. Pande Desa Kendran
RINCIAN KELUARGA
No Nama Jenis Umur Status Pendidikan
Kelamin (Tahun) Terakhir
1 Ni Ketut Suri Perempuan 60 Istri SD
2 I Wayan Purna Laki-laki 42 Anak Pertama SMA
3 Made Juniari Perempuan 40 Menantu Pertama SMP
4 Putu Diantari Devi Perempuan 12 Cucu Pertama SD
5 Made Andika Putra Laki-laki 8 Cucu Kedua SD
6 I Made Sudarsa Laki-laki 37 Anak Kedua SMA
7 Ni Ketut Rasmini Perempuan 32 Menantu Kedua SMA
8 Putu Mita Darmayanti Perempuan 5 Cucu Ketiga -

9 Made Anstya Maharani Perempuan 1 Cucu Keempat -


10 I Made Kundra Laki-laki 64 Adik Kandung SD
11 I Wayan Purna Laki-laki 60 Adik Tiri Pertama SD
12 I Made Sadia Laki-laki 58 Adik Tiri Kedua SD
BAGAN PEDIGREE

Laki-Laki
Perempuan
meninggal
Pasien
U DENAH RUMAH

Keterangan denah rumah pasien :


1. Pintu Masuk
2. Bale Bengong
3. Merajan
4. Bangunan 1 – kamar tidur
5. Bangunan 2 – kamar tidur pasien
6. Bangunan 3 – kamar tidur
7. Bangunan 4 – kamar tidur
8. Dapur
9. Kamar mandi
10. Halaman rumah
TUJUAN KEGIATAN

• Melakukan pendekatan personal dan holistik melalui anamnesis dan


pengamatan untuk menemukan faktor penentu penyakit
• Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perjalanan penyakit
• Menjelaskan perjalanan penyakit
• Memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) dan konseling
Tinjauan Pustala

Tuberkulosis
• Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang menyerang jaringan paru yang
diakibatkan oleh infeksi Mycobacterium Tuberculosis.
• Gejala utamanya adalah batuk produktif lebih dari 2 minggu secara terus
menerus
• sering disertai dengan gejala tambahan seperti dahak yang bercampur
dengan darah, hemoptoe (batuk berdarah), sesak nafas dan rasa nyeri dada,
badan terasa lemah, nafsu makan menurun, malaise, berkeringat malam
walaupun tanpa aktivitas
Tinjauan Pustala

Klasifikasi

• Tuberkulosis Paru
Merupakan tuberkulosis yang menyerang jaringan paru, tidak
termasuk pleura

• Tuberkulosis Ekstra Paru


Merupakan tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain
paru misalnya pleura, selaput otak, perikardium, kelenjar limfe,
tulang, persendian, kuliy, usus,ginjal, saluran kencing dan alat
kelamin
Tinjauan Pustala

Etiologi

• Tuberkulosis disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium


Tuberculosis.
• dinding bakteri ini terdiri atas asam lemak yang membuat kuman
lebih tahan terhadap asam sehingga disebut bakteri tahan asam
(BTA).
• Basil TB sangat rentan terhadap sinar matahari, sehingga dalam
beberapa menit saja akan mati.
Tinjauan Pustala

Faktor Risiko

• Usia
• Jenis Kelamin
• Status Gizi
• Imunitas
• Kontak penderita
• Kondisi Sosial Ekonomi
• Faktor Kuman Penyebab
• Faktor Lingkungan Fisik Rumah
• Perilaku
Tinjauan Pustala

Manifestasi Klinis

Gejala respiratori
• Batuk produktif ≥ 2 minggu
• Batuk darah
• Sesak nafas
• Nyeri dada

Gejala sistemik yaitu: (PDPI, 2011)


• Demam
• Malaise
• Keringat malam
• Anoreksia
• Berat badan menurun
Tinjauan Pustala

Patofisiologi

• Penularan TB paru terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan


keluar menjadi droplet nuclei dalam udara sekitar.
• Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam,
tergantung pada adatidaknya sinar ultaraviolet, ventilasi yang buruk dan
kelembaban
• Bila partikel ini terhisap oleh orang sehat maka partikel akan menempel
pada saluran nafas atau jaringan paru.
• Kuman akan berhadapan dengan neutrofil kemudian oleh makrofag.
• Bila kuman menetap pada jaringan paru, berkembang biak dalam
sitoplasma makrofag kuman dapat terbawa masuk ke dalam organ tubuh
lainnya.
• Kuman yang bersarang dijaringan paru akan membentuk sarang
tuberkulosis kecil yang disebut sarang primer atau afek primer.
• Bila kuman ini masuk ke arteri pulmonalis maka terjadi penjalaran ke
seluruh bagian paru menjadi TB milier
Tinjauan Pustala

Penatalaksanaan

Jenis obat yang dikonsumsi oleh penderita TBC diantaranya adalah Streptomisin (S),
Isoniazid (H), Rifampisin (R), Pirazinamide (Z), dan Etambutol (E).
Tinjauan Pustala

Penatalaksanaan
Regimen Pengobatan Saat Ini
Regimen Pengobatan

Kategori Pasien TB
Fase Awal Fase Lanjutan

1 TP Sputum BTA (+) baru. Bentuk


TBP berat, TB ekstra paru (berat), 2 (HRZE) 4(HR)3
TBP BTA-negatif

2 Relaps 2 (HRZE)S/(HRZE) 5 (HR)3E3


Kegagalan Pengobatan 2 SHZE / 1 HRZE 5 HRE
Kembali ke default
3 Kategori Anak 2(HRZ) 4(HR)
2HRZA 4-10 HR

4 TB Resisten Obat
setelah pengobatan ulang)
Tinjauan Pustala

Pencegahan

• Menggunakan perlindungan saat batuk agar tidak tertular

• Memakai masker pada saat beraktivitas

• Membuka jendela agar sinar matahari dapat masuk ke ruangan dan

• memiliki ventilasi yang baik

• Menghindari tidur di ruangan yang sama dengan penderita TB


Tinjauan Pustala

Prognosis

• Prognosis TB paru tergantung pada luas proses, saat mulai


pengobatan, kepatuhan penderita mengikuti aturan penggunaan dan
pengobatan yang digunakan
PELAKSANAAN KEGIATAN

KUNJUNGAN PERTAMA
Menjelaskan Tujuan Kegiatan
Mengidentifikasi Kondisi keluarga dan rumah pasien
Mengidentifikasi masalah yang ditemukan pada pasien
• Faktor Risiko Penyakit
• Perjalanan Penyakit
• Riwayat Keluarga yang memiliki Penyakit yang sama
• Penatalaksanaan dari penyakit
Kunjungan Pertama

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mulai mengalami batuk berdahak sejak 5 bulan yang lalu.


Batuk dikatakan hilang timbul dan memberat pada saat malam hari
atau pada saat cuaca dingin. Pada awalnya batuk terjadi terus
menerus tanpa henti hingga satu bulan. Lalu batuk bertambah
parah dan sering mengeluarkan darah dengan produksi ± ½ gelas
ukuran 250 cc. pasien kemudia berkunjung ke rumah sakit Sanjiwani
Gianyar untuk pemeriksaan dahak dan foto x-ray dada. Pasien
didiagnosis TB paru oleh dokter. Saat ini gejala penyakit yang dialami
pasien sudah berkurang. Pasien teratur mengkonsumsi obat yang
didapat dari UPT Kesmas Tegallalang sejak 5 bulan yang lalu.
Kunjungan Pertama

Riwayat Penyakit Dahulu

Sebelumnya pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama. Jika


pasien batuk dikatakan terjadi hanya pada saat cuaca dingin dan akan
menghilang jika pasien minum air hangat dan membeli obat (Konidin) di
warung.
Kunjungan Pertama

Riwayat Penyakit Keluarga

Ibu pasien dikatakan memiliki riwayat keluhan yang sama dengan


pasien dan mendapat pengobatan dari pemerintah. Ibu pasien sudah
meninggal dunia sejak 3 tahun yang lalu
Kunjungan Pertama

Riwayat Sosial

Pasien merupakan seorang petani dan kesehariannya berada di


sawah. Pasien bekerja mulai pukul 08.00 Wita hingga pukul 11.00 Wita
dan pukul 14.00 Wita hingga 16.00 Wita. Pasien tinggal satu kamar
bersama istrinya, namun semenjak pasien menderita batuk lama,
pasien selalu menggunakan masker saat berinteraksi dengan istrinya.
Setiap hari pasien mengonsumsi nasi putih, ayam, tempe dan sayuran.
Pasien memasak menggunakan kayu bakar yang dicari setiap pulang
dari sawah. Pasien sering bersosialisasi dengan lingkungan di sekitar
rumah pasien. Pasien mengatakan bahwa tetangga pasien pernah
menderita batuk lama dan telah menjalani pengobatan di
puskesmas tegallalang I selama 4 bulan.
Kunjungan Kedua

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Baik


Kesadaran : Compos mentis
Nadi : 80 kali/menit, kuat dan teratur
Respirasi : 20 kali/ menit teratur
Suhu : 36,2o C
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Berat Badan : 60 kg
Tinggi Badan : 168 cm

Pemeriksaan status generalis dalam batas normal


Kunjungan Ketiga

Analisis Lingkungan
Analisis Lingkungan Fisik Rumah
• Kondisi ruang tidur
• Kondisi dapur
• Kondisi lingkungan sekitar rumah
Kunjungan Ketiga

Kondisi Kamar
Kunjungan Ketiga

Kondisi Dapur
Kunjungan Ketiga

Kondisi Kamar Mandi


Kunjungan Ketiga

Kondisi Pekarangan Rumah


Kunjungan Keempat

EVALUASI
PEMBAHASAN
LATAR BELAKANG PENYAKIT

Penyakit Tuberkulosis Paru yang diderita pasien didasari oleh


adanya faktor:
• Kontak langsung dengan penderita TB
• Lingkungan fisik rumah yang padat
• Aktivitas pasien yang padat
• Kondisi pencahayaan kamar pasien
ANALISIS KONDISI FISIK

Berdasarkan pengamatan terakhir, kondisi fisik pasien terlihat


dari hal berikut ini:
• Kesadaran pasien kompos mentis dan keadaan pasien
tidak pucat atau lemas
• Hasil pengukuran vital sign (nadi, suhu dan frekuensi
pernafasan) dalam batas normal hanya tekanan darah
pasien berada di bawah normal yaitu 110/70 mmHg.
• Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan hasil yang normal
dan tidak ditemukan adanya tanda-tanda atau suara ronkhi
pada saat auskultasi.
• Hasil pengukuran Body Mass Index (BMI) pada pasien
adalah 21,4 dimana BMI tersebut tergolong berat badan
norlam
ANALISIS LINGKUNGAN FISIK

Lingkungan Fisik Rumah:


• Rumah yang ditempati pasien beserta keluarga lainnya merupakan
rumah asal pasien.
• Pencahayaan dalam kamar kurang memadai
• Ventilasi kamar yang tertutup
• Kasur tidak pernah dijemur
• Spay tidak pernah diganti
• Terdapat jemuran di kamar
• Dalam dapur pencahayaan kurang
• Masih menggunakan kayu bakar untuk memasak
• Tata letak barang tidak teratur
ANALISIS LINGKUNGAN FISIK

Lingkungan Fisik Lainnya:

• Pasien yang membuang dahak di ember pada saat malam hari

• Ember tersebut dibawa ke kamar tidur pasien terkadang ember tersebut


dibiarkan di sekitar tempat tinggal pasien.

• Sekitar tempat tinggal pasien terdapat anak-anak yang juga sering


bermain dengan pasien.

• Pasien juga jarang menggunakan masker dalam aktivitasnya sehari-hari.


ANALISIS AKTIVITAS FISIK

• Aktivitas pasien yang sehari hari dilakukan adalah bekerja di sawah


sebagai petani

• Pasien mengatakan jarang berolah raga secara rutin.

• Aktivitas fisik pasien yang berat dan kurang istirahat dapat menyebabkan
pertahanan tubuh pasien menurun dan meningkatkan risiko penularan
penyakit
ANALISIS FAKTOR MAKANAN MINUMAN

• Sehari-hari pasien makan 3x sehari sebelum didiagnosis menderita TB


paru.

• Makanan yang dikonsumsi pasien termasuk makanan yang sehat.

• Saat terdiagnosis TB, nafsu makan pasien menurun


ANALISIS FAKTOR STRES DAN EMOSI

• Pasien memikirkan permasalahan fisik pasien yang sudah mulai cepat


lelah sehingga menjadi kurang nafsu makan dan kurang berkeinginan
untuk bekerja.

• Hal ini menunjukkan bahwa adanya faktor stres yang dimiliki oleh pasien
dapat menjadi salah satu alasan pasien mudah terserang penyakit.
ANALISIS RIWAYAT PENGOBATAN

• Pasien pernah berobat di praktek dokter swasta, namun tak kunjung


sembuh
• Pasien berobat ke RSUD Sanjiwani Gianyar, dan RS Swasta di gianya untuk
pemeriksaan dahak dan foto x-ray  Positif TB
• Pasien melakukan pengobatan di UPT Kesmas Tegallalang I
• Pasien Diberikan Jenis obat TB berwarna merah selama 1 bulan
• Pasien dilanjutkan pemberian OAT berwarna kuning selama 5 buan
PERAN KELUARGA

• Keluarga pasien mendampingi pasien selama masa pengobatan dengan


cukup baik.
• anak pasien mendampingi pasien selama masa pengobatan dengan cukup
baik.
• Hal ini ditunjukkan dengan perilaku anak pasien yang selalu menemani
pasien untuk mengambil obat di UPT Kesmas Tegallalang I dan menjadi
Pengawas Minum Obat (PMO) untuk pasien.
KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan:


Faktor resiko yang menyebabkan terjadinya TBC pada pasien adalah sebagai berikut:
Riwayat kontak fisik dengan penderita TB yaitu tetangganya.
Lingkungan fisik rumah yang lembab sehingga menyebabkan kuman mudah untuk
berkembang biak.
Aktivitas fisik pasien yang berat dan kurang istirahat
Lingkungan fisik tempat tinggal pasien lembab sehingga menyebabkan kuman
mudah untuk berkembang biak
Faktor resiko yang memungkinkan penularan penyakit pasien pada anggota keluarga lain
adalah sebagai berikut:
Pasien membuang ludah pada ember yang diisi dengan air namun dibiarkan
disekitar rumahnya
Pasien jarang menggunakan masker saat beraktivitas di rumah
Pekarangan tempat tinggal pasien padat penghuni.
Kepatuhan minum obat pasien tergolong sangat baik dengan anak pasien berperan
sebagai PMO sehingga kondisi pasien terus membaik.
Pasien masih dalam pengobatan bulan ke dua
SARAN

Saran yang dapat diberikan adalah:


• Sebaiknya jendela yang dimiliki pasien diruang tidur lebih sering dibuka agar
terdapat sinar matahari yang masuk sehingga dapat membunuh
perkembangan bakteri.
• Menggunakan dan rutin mengganti sprei pada kasur dan menjemur kasur
dipagi hari paling tidak 1 minggu sekali untuk membunuh bakteri.
• Menjaga lingkungan sekitar agar tidak lembab.
• Menjaga asupan nutrisi makanan agar dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
• Tetap mengkonsumsi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) hingga waktu pengobatan
yang sudah ditentukan selesai.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai