PNEUMOTHORAKS
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. I
Usia : 29 tahun
Agama : Islam
Alamat : lanra-lanra pa’bentengang,
Gowa
No. RM : 637587
MRS : 6 September 2018
ANAMNESA
Keluhan Utama
Sesak napas
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke di RS Pelamonia dengan keluhan sesak yang dirasakan sejak
8 hari yang lalu. Sesak dirasakan tiba-tiba saat menggarap sawah dan tidak
berkurang saat istirahat. Tidak ada keluhan nyeri dada. Batuk (-), demam (-),
mual (-), muntah (-), riwayat TB Paru 3 tahun yang lalu namun berobat tidak
tuntas di satu minggu terakhir.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Hipertensi disangkal
Riwayat Diabetes Mellitus disangkal
Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat TB paru (+)
Riwayat penyakit ginjal disangkal
Riwayat alergi disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga disangkaL
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran : Composmentis
Tanda vital
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Pernapasan : 28 x/menit
Suhu : 36,8 oC
Saturasi O2 : 99
Status generalisata
Kepala : normosefalus, benjolan (-)
Mata : sklera ikterik -/-, konjungtiva anemis -/-, pupil bulat isokor, 3 mm,
refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya tidak langsung +/+
Mulut : sianosis (-), anemis (-)
Leher : tampak pembesaran leher (+), krepitasi (+), kaku kuduk (-), nyeri leher (-),
pembengkakan kelenjar limfe (-).
Thoraks
• Jantung : pulsasi ictus cordis tidak nampak, ictus cordis kuat angkat, bunyi jantung
S1-S2, murmur (-), gallop (-)
• Paru-paru : simetris kiri dan kanan, tampak nafas dalam, ada penggunaan otot
bantu pernapasan, sifat pernapasan abdominotorakal, krepitasi +/+, suara
bronchovesikuler +/+, wheezing -/-, ronki + dibasal/-, hipersonor pada lapang paru.
Abdomen: tampak datar, ikut gerak nafas, bising usus (+) normal, timpani di seluruh lapang
abdomen, nyeri tekan (-).
Ekstremitas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Interpretasi:
Cor : CTI dalam batas normal, aorta normal
Pulmo : Hiperlusen avaskuler dengan gambaran pleural
white line pada hemithorax bilateral terutama dextra disertai
kolaps paru dextra
Tampak garis-garis fibrosis pada lapangan atas paru
sinus kiri terselubung, sinus kanan tidak tervisualisasi, kedua
diafragma baik
Tulang-tulang intak
Kesan:
Pneumothorax bilateral terutama dextra
TB paru lama
Pleural recation sinistra
Foto Thoraks PA
6 September 2018
Foto Thoraks Post WSD
(12 September 2018)
Tampak hiperlusen avascular pada hemithorax dextra dan minimal pada hemithorax
sinistra dengan gambaran pleural white line.
Tampak garis-garis fibrosis pada kedua paru
Cor : CTI dalam batas normal. Aorta normal
Kedua sinus dan difraghma baik
Tulang-tulang intak
Tampak densitas lusen pada subcutis pada regio colli hingga hemithorax dextra
Terpasang chest tube pada hemithorax dextradengan tip setinggi ICS II kanan depan
Kesan:
Pneumothorax bilateral (sinistra: minimal) dibandingkan foto thorax tgl 06/09/2018 :
perbaikan.
TB Paru lama
Emphysema subcutis regio colli hingga hemithorax dextra
Terpasang chest tube pada hemithorax dextra
RESUME
Pasien datang ke RS Pelamonia dengan keluhan sesak yang dirasakan
sejak 8 hari yang lalu. Sesak dirasakan tiba-tiba saat menggarap sawah
dan tidak berkurang saat istirahat. Tidak ada keluhan nyeri dada. Batuk (-),
demam (-), mual (-), muntah (-), riwayat TB Paru 3 tahun yang lalu namun
berobat tidak tuntas di satu minggu terakhir. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan Paru-paru : simetris kiri dan kanan, tampak nafas dalam, ada
penggunaan otot bantu pernapasan, sifat pernapasan abdominotorakal,
krepitasi +/+, suara bronchovesikuler +/+, wheezing -/-, ronki + dibasal/-,
hipersonor pada lapang paru. Abdomen: tampak datar, bising usus (+)
kesan normal, timpani di seluruh lapang abdomen, nyeri tekan (-).
Ekstremitas atas tampak edema dan ada krepitasi. Dari pemeriksaan
laboratorium darah didapatkan LED 1 jam meningkat, trombositosis,
leukositosis, dan kadar SGOT meningkat.
DIAGNOSIS
Pneumotoraks
Emfisema subcutis
TERAPI
Farmakologis:
Terapi di UGD :
Nebu combivent
Metilprednisolon 1 amp / 12 j/ iv
Ambroxol 3 x 30 mg
Terapi bedah :
Infus RL 20 tpm
Ceftriaxon 1 gr / 12 j / iv
Ulsikur / 8 j / iv
Dexketoprofen/ 8 j / iv
Non faramakologis:
WSD
PEMBAHASAN
1. Tindakan dekompresi
Hal ini sebaiknya dilakukan seawal mungkin, Pada intinya, tindakan ini bertujuan
untuk mengurangi tekanan intra pleura dengan membuat hubungan antara
rongga pleura dengan udara luar dengan cara :
a. Dapat memakai infus set
b. Jarum abbocath
c. Pipa water sealed drainage (WSD)
Torakoskopi
Toraskopi adalah suatu tindakan untuk melihat langsung ke dalam rongga
toraks dengan alat bantu toraskop.
Torakotomi
Tindakan torakotomi dilakukan bila :
a. Kebocoran paru yang massif sehingga paru tak dapat mengembang (bullae /
fistel Bronkhopleura).
b. Pneumotoraks berulang.
c. Adanya komplikasi (Empiema, Hemotoraks, Tension pneumothorax).
d. Pneumotoraks bilateral.
Komplikasi
Pneumomediastinum
Terdapat ruang atau celah hitam pada tepi jantung, mulai dari basis sampai ke
apeks.
Piopneumothorax
Berarti terdapatnya pneumothorax disertai emfiesema secara bersamaan
pada satu sisi paru.
Pneumothorax kronik
Menetap selama lebih dari 3 bulan. Terjadi bila fistula bronkopleura tetap
membuka.
Hidro-pneumothorax
Ditemukan adanya cairan dalam pleuranya. Cairan ini biasanya bersifat
serosa, serosanguinea atau kemerahan (berdarah).
Emfisema subkutan.
Emfisema subkutan.
Biasanya merupakan kelanjutan dari
pneumomediastinum. Udara yang tadinya terjebak di
mediastinum lambat laun akan bergerak menuju
daerah yang lebih tinggi, yaitu daerah leher. Di sekitar
leher terdapat banyak jaringan ikat yang mudah
ditembus udara, sehingga bila jumlah udara yang
terjebak cukup banyak maka dapat mendesak jaringan
ikat tersebut, bahkan sampai ke daerah dada dan
belakang.
Emfisiema diartikan sebagai terkumpulnya udara secara
patologik dalam jaringan atau organ. Subkutis merupakan suatu
lapisan kulit setelah dermis, sehingga definisi emfisiema subkutis
adalah emfisiema intertisial yang ditandai dengan adanya
udara dalam jaringan subkutan, biasanya disebabkan oleh
cedera intratoraks, dan pada kebanyakan kasus disertai dengan
pneumothoraks dan pneumomediastinum6.
.Gambaran Klinis tampak jaringan di sekitar emfisiema subkutis
biasanya membengkak, Jika kebocoran udara sangat banyak,
wajah dapat menjadi bengkak sehingga kelopak mata tidak
dapat dibuka. Hasil palpasi akan teraba seperti kertas atau krispies.
Jika disentuh maka teraba seperti balon yang berpindah dan
kadang-kadang timbul bunyi retakan “crack”. Pada pasien ini
tampak pembengkakan daerah wajah, leher, daerah pectoralis
dan ekstremitas atas serta teraba krepitasi pada daerah extremitas
atas, badan dan leher
Tatalaksana