Anda di halaman 1dari 6

SPEKTROSKOPI SERAPAN ATOM (SSA)

atau
ATOMIC ABSORPTION SPECTROSCOPY (AAS)

Menyangkut penyelidikan absorbsi energi radiasi oleh atom netral dalam


keadaan gas. Pengubahan unsur logam suatu cuplikan dari larutan menjadi
uap terdisosiasi dapat dilakukan oleh energi panas, baik dalam nyala
maupun dalam tungku listrik.
Pengendalian suhu yang cermat diperlukan untuk konversi optimum menjadi
uap atom. Bila suhu terlampau tinggi, sebagian dari atom-atom akan
teradiasi
Spektrum Absorbsi Atom
Spektrum absorbsi suatu unsur dalam keadaan gas dan berupa atom terdiri
dari suatu seri garis yang tajam dan sempit, disebabkan transisi elektronik
elektron-elektron terluar. Untuk logam transisi energinya sesuai dengan
panjang gelombang dalam wilayah sinar ultra violet dan sinar tampak.
Lebar puncak absorbsi atom sangat kecil : 0,02 - 0,05 Ao, << puncak
absorbsi ion atau molekul dalam larutan
Pengukuran Absorbsi Atom
Bila digunakan sinar radiasi kontinu dengan monokhromator, maka akan
terjadi penyimpangan, dimana yang terukur adalah pita dengan lebar
puncak 50 – 100 Ao.
Untuk menghindarinya, digunakan bantuan sumber radiasi yang mengemisi
garis dengan panjang gelombang sama dengan yang dipakai pada analisa
absorbsi. Misal bila garis radiasi Na 5890 Ao dipilih untuk analisa unsur tsb,
maka dpt dipakai lampu berongga dengan katoda Na sebagai sumber
radiasi.
Hukum Lambert Beer : P
log o
 A  kv .d .C
Pu
dimana :
Po = intensitas radiasi yang jatuh pada cuplikan
Pu = intensitas radiasi yang keluar
kv = koefisien absorbsi yang tergantung pada frekuensi radiasi
d = tebal cuplikan
C = konsentrasi atom dalam cuplikan
A = absorbansi
Instrumentasi
Alat absorbsi atom terdiri dari :
Sumber radiasi : lampu dari logam yang sama dengan unsur yang akan
ditentukan. Nyala api dimana cuplikan disemprotkan juga merupakan sumber
cahaya. Intensitas cahaya yang jatuh pada detektor : Id = Io - Ia + Ie
Io = intensitas cahaya dari lampu
Ie = intensitas cahaya yang
disebabkan emisi dlm nyala +
radiasi kontinyu dlm nyala
Modulator : untuk me”modulasi” cahaya dari sumber cahaya. Berupa keping
berlubang yang berputar.
Tempat cuplikan (nyala)
Cuplikan (larutan logam) disemprotkan ke dlm nyala api.

nyala

Sumber modulator monokhromator detektor


radiasi cuplikan
Nyala gunanya :
a) Menguapkan zat pelarut
b) Menguraikan zat padat yg dihasilkan menjadi molekul
c) Menguraikan molekul zat terlarut menjadi atom bebas dlm keadaan
dasar
Syarat nyala :
a) Temperaturnya cukup tinggi
b) Cahaya yg dipancarkan menempati wilayah sekecil mungkin dlm
pengukuran
Bagian nyala :
1. Dasar : terjadi penguaapan sebagian zat pelarut
2. Dalam : suatu campuran butir zat padat dan dan tetesan yang belum
menguap masuk ke bagian ini. Terjadi penguapan lebih lanjut, disusul
oleh penguraian dan atomisasi. Disini juga terjadi proses absorbsi dan
emisi oleh atom-atom bebas.
3. Daerah reaksi : terjadi oksidasi
4. Mantel luar : keluarnya nyala.
Terjadinya proses-proses tsb untuk bermacam-macam unsur
dinyatakan melalui Profil Nyala.
Bagian nyala dimana terjadi absorbsi maksimal, ditentukan oleh:
 Besarnya tetesan uap cuplikan
 Sifat bahan bakar dan sifat zat pengoksid
 Perbandingan jumlah bahan bakar dan zat pengoksid
Macam pembakar yang digunakan :
1. Pembakar konsumsi total : larutan cuplikan, gas pembakar dan gas
pengoksid dialirkan melalui saluran-saluran yang terpisah dan
bertemu pada dasar nyala.
2. Pembakar Premix : cuplikan disemprotkan ke dlm ruangan yg besar
oleh gas pengoksid, disini terjadi pencampuran dr tetesan-tetesan
halus cuplikan, zat pengoksid dan gas pembakar dan kemudian
disemprotkan ke dasar nyala. Tetesan-tetesan cuplikan yang besar
akan mengendap pada dasar ruang dan kemudian keluar.
Gas pembakar yg banyak dipakai : gas alam, propane, butane, hidrogen
dan asetilena.
Gas pengoksid yg banyak dipakai : udara, campuran udara dan oksigen,
oksigen dan N2O. Yg paling baik : N2O - C2H2.
Monokhromator
Detektor
Indikator penguat (amplifier)
Faktor-faktor yang mengganggu/mempengaruhi absorbsi :
1. Oksidasi yang terlalu awal
2. Ionisasi energi unsur rendah : terjadi pada temperatur nyala yg tinggi,
sehingga sebagian logam cuplikan tidak hanya diatomisasi, tetapi juga
diionisasi. Dapat dicegah dg cara :
 merendahkan temperatur nyala (tetapi dpt terjadi oksidasi)
 penambahan deionizer (buffer).
3. Reaksi dengan anion : kation yg akan dianalisa bereaksi dg anion
membentuk senyawa yg stabil. Dpt dicegah dengan cara :
 Meninggikan temperatur nyala
 Penambahan releasing agent
4. Konsentrasi cuplikan tinggi : tdk berlaku hukum Lambert-Beer
dilakukan pengenceran
5. Konsentrasi elektrolit asing tinggi : menyebabkan penyumbatan &
pengerakan alat pembakar dibilas dg zat pelarut murni berkali-kali

Anda mungkin juga menyukai