eNDO KLASIFIKASI
eNDO KLASIFIKASI
BAB 1
PENDAHULUAN
Garfunkel dkk menemukan suatu kolersi antara diagnosa klinis dan pemeriksaan histologik pada 49%
pulpa yang diperiksa dan suatu kolerasi sebagian pada 46%. Pada suatu penelitian terhadap 104 gigi
yang pulpitis, Masacres dan Bonner menemukan kolerasi antara diagnosa klinis dan histologik pada
hamper 75% dari seluruh gigi yang diteliti.7
Degenerasi pulpa
Degenerasi pulpa jarang ditemukan, biasanya
terdapat pada gigi orang dewasa
1. Etiologi
• iritasi ringan yang persisten sewaktu muda.
• iritasi ringan yang persisten pada gigi orang
muda, seperti pada degenerasi kalsifik pulpa.
2. Jenis khusus degenarasi pulpa adalah :
• Degenerasi kalsifik
Pada degenerasi kalsifik, sebagian jaringan pulpa
digantikan oleh bahan mengapur, yaitu terbentuk
batu pulpa atau dentikel.
• Degenerasi atrofik
Pada jenis degenerasi ini, yang diamati secara
histopatologis pada pulpa orang tua, dijumpai
lebih sedikit sel-sel stelat, dan cairan interselular
meningkat.
• Degenerasi fibrus
Bentuk degenerasi pulpa ini ditandai dengan
pergantian elemen selular oleh jaringan penghubung
fibrus. Pada pengambilan dari saluran akar, pulpa
demikian mempunyai penampilan khusus serabut
keras.
• Atrifak pulpa
Pernah diperkirakan bahwa vakuolisasi odontoblas
adalah suatu jenis degenrasi pulpa yang ditandai
dengan ruang kosong yang sebelumnya diisi oleh
odontoblas. Kemungkinan ini adalah suatu artifak yang
disebabkan karena fiksasi jelek spesimen jaringan.
• Metastasis tumor
Metastasis sel-sel tumor ke pulpa gigi jarang
terjadi, kecuali mungkin pada tingkat akhir.
Mekanisme terjadinya keterlibatan pulpa
demikian pada kebanyakan kasus adalah
perluasan lokal langsung dari rahang.
Nekrosis pulpa
A. Definisi
- Nekrosis adalah matinya pulpa.
- Dapat sebagian atau seluruhnya, tergantung
pada apakah sebagian atau seluruhnya pulpa
terlibat.
- Nekrosis, meskipun terjadi karena inflamasi
dapat juga terjadi setelah injuri traumatik
yang pulpanya rusak sebelum terjadi reaksi
inflamasi.
B. Jenis-jenisnya adalah :
• Nekrosis koagulasi
- Bagian jaringan yang dapat larut mengendap
atau diubah menjadi bahan solid.
- Pengejuan (caseation) adalah suatu bentuk
nekrosis koagulasi yang jaringannya berubah
menjadi massa seperti keju yang terdiri atas
protein yang mengental, lemak, dan air.
• Nekrosis likuefaksi
Terjadi bila enzim proteolitik mengubah
jaringan menjadi massa yang lunak, suatu
cairan, atau debris amorfus.
C. Penyebab
Nekrosis pulpa dapat disebabkan oleh injuri yang
membahayakan pulpa seperti bakteri, trauma, dan iritasi
kimiawi.
D. Gejala-gejala
1. Gigi yang kelihatan normal dengan pulpa nekrotik tidak
menyebabkan gejala rasa sakit. Sering, diskolorasi gigi
adalah indikasi pertama bahwa pulpa mati.
2. Penampilan mahkota yang buram atau opak hanya
disebabkan karena translusensi normal yang jelek, tetapi
kadang-kadang gigi mengalami perubahan warna keabu-
abuan atau kecoklat-coklatan yang nyata dan dapat
kehilangan kecermelangan dan kilauan yang biasa dipunyai.
3. Adanya pulpa nekrotik mungkin ditemukan
hanya secara kebetulan, karena gigi seperti itu
adalah asimptomatik, dan radiograf adalah
nondiagnostik.
4. Gigi dengan nekrosis sebagian dapat bereaksi
terhadap perubahan termal, karena adanya
serabut saraf vital yang melalui jaringan
inflamasi di dekatnya.
E. Diagnosis
Radiograf umumnya menunjukkan suatu
kavitas atau tumpatan besar, suatu jalan
terbuka ke saluran akar, dan suatu penebalan
ligamen periodontal.
F. Bakteriologi
Banyak bakteri telah diisolasi dari gigi dengan pulpa
nekrotik. Pada persentase tinggi kasus-kasus ini,
saluran akar berisi suatu campuran flora mikrobial,
aerobik dan anaerobik.
G. Histopatologi
Jaringan pulpa nekrotik, debris selular, dan
mikroorganisme mungkin terlihat di dalam kavitas
pulpa.
Jaringan periapikal mungkin normal, atau menunjukkan
sedikit inflamasi yang dijumpai pada ligamen
periodontal.
H. Perawatan
Perawatan terdiri dari preparasi dan obturasi
saluran akar.
I. Prognosis
Prognosis baik jika dilakukan terapi
endodontik yang tepat.
KLASIFIKASI KELAINAN PERIAPIKAL
• 3.1.1 Pendahuluan
Pemeliharaan vitalitas pulpa adalah salah satu tujuan atau sasaran kerja ahli
endodontic. Secara historis, penempatan medikamen atau material pada pulpa
yang terekspos selama pengekskavasian karies telah menjadi sesuatu yang
kontroversial, dan malahan terapi endodontik konvensional telah
direkomendasikan.(Langeland, 1981). Keengganan untuk menempatkan pulp
caping direct pada pulpa yang terekspos didasarkan pada hasil akhir yng tidak bisa
diprediksi menggunakan material yang tradisional dan protocol-protokol
perawatan. Selain itu, ketika bakteri yang berasal dari produk tersebut
menimbulkan inflamasi pulpa, respon imunal compromise. (Bergenhotz, 2005)
Para ahli klinis telah menggunakan banyak material dan teknik untuk pulp
capping direct, termasuk kalsium hidroksida, resin hidrofilik, resin modified glass
ionomer cement, tri-kalsium fosfat dan lain sebagainya, dan yang paling sering
digunakan adalah mineral trioksida agregat (MTA). Teknik inovatif yang lebih
berkembang lainnya adalah termasuk penggunaan laser, teknologi ozon, dan
agen-agen bioaktif yang meliputi stimulus pertahanan pulpa.(Alhiyasat, 2006)
3.1.2 Case Report
3.2.1 Pendahuluan
3.3.1 Pendahuluan
Konsep dan prinsip perawatan lesi karies yang dalam telah menjadi suatu
perdebatan yang mengalami perubahan yang konstan. Kesulitan dalam menilai
status klinis dari jaringan pulpa yang sebenarnya dibawah lesi karies yang dalam
membuat kesulitan dalam mendiagnosa vitalitas pulpa. (Bjomdal, 2002). Prioritas
yang penting dalam perawatan lesi karies yang dalam berguna untuk
mempertahankan vitalitas pulpa. Kavitas yang telah diperbaiki setelah
pembuangan karies tanpa tereksposnya pulpa diharapkan dapat terjadi.
Bagaimanapun, setelah pulpa terekspos, perawatan konservasi masih
dipertanyakan dan tidak dapat diprediksi. Sebagai tambahan, jika pulpa telah
terinfeksi dan terekspos selama pembuangan jaringan karies, keberhasilan hasil
perawatan bisa berkurang. (Miyashita, 2007)
Di beberapa kasus, yang bertujuan untuk mencegah tereksposnya pulpa,
sebuah perawatan konservasi telah disarankan untuk menggunakan IPT (indirect
pulp treatment). Perawatan ini bisa dilaksanakan pada satu tahap atau dua tahap
prosedur. Pada perawatan ini dilakukan pembuangan dentin yang terinfeksi,
meninggalkan selapis tipis dentin yang terinfeksi ketika pembuangan seluruh
jaringan karies akan menghasilkan pulpa yang terekspos. (Maltz, 2002)
3.3.2 Case Report
Seorang pasien wanita berusia 16 tahun dijadwalkan perawatan gigi
rutin mengeluhkan ketidaknyamanan dikarenakan stimulasi fisik pada gigi
molar pertama permanen region kiri mandibula. Dilaporkan tiidak ada
riwayat rasa sakit atau nyeri spontan pada pulpa. Status pulpa dan
jaringan periradicular telah dievaluasi secara hati-hati. Pemeriksaan klinis
menunjukkan penampakan jaringan gingival sekitar yang normal dan
terdapat lesi karies yang kecil. Terlihat sedikit perubahan warna pada
enamel bagian oklusal (Gambar 1).
Pada pemeriksaan radiografi dengan rontgen bitewing
menggambarkan lesi karies yang dalam di bagian distal gigi
tersebut. Tidak terdapat gambaran radiolusen pada regio
periapikal. (Gmabar 2). Sensitifitas pulpa yang reversible
sesuai dengan tahap inflamasi terbukti dengan tes termal.
Rasa nyeri secara cepat menghilang setelah distimulasi dingin.
3.3.3 Tahap perawatan .
3.3.3.1 Tahap 1