Disusun oleh
Pembimbing :
dr. Agus S. Sp.An
KEPANITRAAN STASE ANESTESI
RUMAH SAKIT MOH RIDWAN MEURAKSA
JAKARTA
2018
PROPOFOL (DIPRIVAN)
Sedasi :
Induksi Anestesi :
Bolus IV : 25 -50 mg (0,5-1,0 mg/kg).
Titrasi secara perlahan (selama 3-5 IV : 2,0-2,5 mg/kg (berikan secara
menit) sampai terjadi efek yang perlahan selama 30 detik dalam 2-3
diinginkan (seperi onset bicara pelo). dosis terbagi)
Infus : 20-75 µg/kg/menit. Pemantauan Propofol –Natrium tipental IV
fungsi pernapasan dan jantung secara (campuran 50:50) : 0,15 ml/kg.
kontinu harus dilakukan.
Pemeliharaan Anestesi :
Antiemetik :
Bolus IV : 25-50 mg
Infus : 100-200 µg/kg/menit IV : 10 mg
Sebagai obat golongan short acting, intravena,
nonbarbiturate sedativa / hipnotik intravena yang
digunakan untuk menginduksi anastesi umum pada
dewasa dan pasien anak-anak yang berusia lebih dari 3
INDIKASI tahun.
di gunakan untuk sedasi pada keadaan medis , seperti
pada Intensive Care Unit (ICU), mengintubasi, ventilasi
mekanik dewasa, dan pada prosedur colonoscopy, dan
endoskopi, juga pada operasi gigi.
Efek Hemodinamik :
Propofol dapat menurunkan tekanan darah selama induksi anastesi
terutama karena peningkatan tahanan perifer.
Propofol menurunkan tekanan arteri sitemik kira-kira 30% tetapi efek
EFEK ini lebih disebabkan oleh vasodialtasi perifer
Efek Cerebral :
Propofol menurunkan aliran darah cerebral, konsumsi oksigen
metabolisme cerebral, tekanan intrakranial, dan meningkatkan
resistensi cerebrovaskular.
FARMAKOKINETIK:
Mula kerja (OOA) : Kehilangan kesadaran terjadi cepat dan lembut, biasanya 40
detik
Lama Kerja (DOA) : rata – rata durasi single bolus 2 – 2.5 mg/kg BB adalah 3 – 5
menit.
INTERAKSI / TOKSISITAS :
Memperkuat efek depresan SSP dan sirkulasi dari narkotik, hipnotyik sedatif , ekstrasi
pulmonal yang berkurang dan kadar plasma yang meningkat (sampai 50 %) jika
diberikan bersama –sama dengan alfentanyl, fentanyl, atau halotan, nyeri saat
menyuntikkan obat ke dalam vena kecil, memperkuat blokade neuromuskular
relaksasi otot non depolarisasi (seperti atrakurium).
KETAMIN (Ketalar)
• larutan yang tidak berwarna, stabil pada suhu kamar dan relatif aman
(batas keamanan lebar). Ketamin mempunyai sifat analgesik, anestetik dan
kataleptik dengan kerja singkat.
Eliminasi : Hepatik
Infus
Epidural atau kaudal :
15-80 µg/kg/menit. Perkuat dengan
0,5 mg/kg. Lrutkan dalam saline
diazepam IV 2-5 mg atau midazolam IV 1-
normal (tanpa zat pengawet)atau
2 mg jika perlu
zata nestesi lokal (1 mL/kg).
FARMAKODINAMIK
Kontra Indikasi
Hipertensi, Hipertiroid, Eklamsi/Pre-eklamsi, Gagal jantung, Unstable angina,
infark miokard, Aneurisma intra kranial, thoraks dan abdomen, Tekanan
intrakranial tinggi dan perdarahan cerebral, Tekanan intra okuler yang tinggi
Trauma mata terbuka
EFEK SAMPING
Menimbulkan takikardi, hipertensi, hipersaliva, nyeri kepala,
pasca anestesi dapat menimbulkan mual – muntah, padangan
kabur, dan mimpi buruk.
DAFTAR PUSTAKA
Latief, Said A. ,dkk, 2002. Petunjuk Praktis Anestesiologi edisi 2. Jakarta, Bagian Anestesiologi
dan Terapi Intensif FKUI
Zunilda, Elysabeth. 2008. Anestetik Umum. Dalam : Farmakologi dan Terapi. Gunawan G, editor.
Edisi
Melfiawati Setio. dr. Buku Saku Obat – obatan Anastesi. Edisi II. Jakarta. EGC.
5. Jakarta : Balai Penerbit FKUI