Anda di halaman 1dari 16

Alfin Putra Hawari / 170301138

Beng Divo Savana / 170301149


M. Farhan Kurniawan / 170301158
M. Faruq Daffa / 170301129
M. Rizky Fauzan Hasibuan / 170301156
M. Rasyid Arifin / 170301146
Mustika Ramadani / 170301174
Putri Harahap / 170301148
Sholahuddin Al Hasnan / 170301157
Kegunaan

Faktor-
Grafik Faktor
Ambang
Ekonomi

Cara Perhitungan
Penentuan
1. Kerusakan Ekonomi ( Economic Damage ) yaitu suatu
tingkat kerusakan tanaman yang membenarkan
adanya suatu tindakan pengendalian buatan.
2. Ambang Ekonomi ( Economic Threshold) yaitu suatu
kepadatan populasi OPT yang membutuhkan suatu
tindakan pengendalian untuk mencegah
meningkatnya populasi kearah tingkat luka
ekonomi.
3. Tingkat Luka Ekonomi (Economic Injury Level) yaitu
suatu kepadatan populasi OPT terendah yang dapat
mengakibatkan kerusakan ekonomi.
4. Keseimbangan Umum (General Equilibrium) yaitu
suatu kepadatan populasi rata-rata pada suatu kurun
waktu tanpa adanya perubahan cuaca.
5. Keseimbangan Sementara(Temporary Equilibrium )
yaitu suatu kepadatan populasi rata-rata yang
sifatnya hanya sementara, karena adanya suatu
perlakuan pestisida terus menerus.
Pengambilan keputusan Meminimalkan Mencegah
pengendalian hama penggunaan kerugian hasil
sesuai dengan konsep
PHT pestisida yang lebih besar
Langkah-langkah penetapan ambang ekonomi adalah sebagai berikut:
1. Menentukan hama utama
2. Menentukan kepadatan populasi hama
3. Menetapkan besarnya kerugian tanaman
4. Mencari hubungan antara kepadatan dan kerusakan
5. Memperkirakan kerusakan dalam nilai uang
6. Mencari hubungan antara populasi dengan nilai uang
7. Memperhitungkan biaya pengendalian per unit area
8. Menetapkan kepadatan populasi hama yang dapat menyebabkan kerugian
ekonomi setara dengan biaya pengendalian
9. Tingkat kepadatan populasi yang diperoleh merupakan nilai ambang
ekonominya.
 Biaya penyemprotan/biaya pengendalian
(Rp/Ha)
 Nilai Komoditi (Rp/kg)
 Kehilangan hasil per unit kepadatan serangga
(Kg/ha per serangga/m²)

AE (serangga/m²) = Biaya penyemprotan (Rp . / ha ) )


Nilai komoditi (rp/kg)x ilanghasil/serangga(kg/ha/serangga/m²)
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi nilai
ambang ekonomi suatu hama, diantaranya
adalah jenis tanaman, jenis hama,
agroekosistem, pandangan konsumen terhadap
komoditas, waktu, dan faktor utamanya yaitu
Ledakan Populasi Hama.
Menurut Stern, Smith, van den Bosch, dan Hagen (1959),
ada 3 keadaan yang menyebabkan timbulnya ledakan
hama.

1.Pemasukan spesies tanaman baru

2.Pemindahan hama melewati batas geografik

3.Perubahan toleransi manusia


Pemasukan spesies tanaman baru yang
sebelumnya tidak ada di daerah tersebut,
sering menciptakan kondisi yang sesuai untuk
peningkatan populasi serangga hama.

Contoh: Tanaman alfalfa (dimasukkan ke


California) dan dibudidayakan oleh petani
untuk makanan ternak tahun 1856 maka
perkembangan kupu-kupu alfalfa (Colias
philodice erytheme) meningkat dan merusak
secara ekonomi.
Binatang arthropoda dapat timbul sebagai
hama setelah dipindahkan atau ikut pindah
sehingga melewati batas-batas geografi
tertentu, dan berhasil meninggalkan musuh
alami nya yang ada di tempat asalnya.
Binatang arthropoda (serangga) digolongkan statusnya
sebagai hama yang sebelumnya tidak dianggap
sebagai hama, hal ini karena manusia menurunkan
toleransinya terhadap kerusakan yang ditimbulkan
oleh hama.
contoh: kepik Lygus sp. yang merusak kacang panjang.
Kacang panjang yang dipasarkan dalam keadaan segar
tidak dipermasalahkan.
Kacang panjang yang dipasarkan melalui industri
pengawetan maka hal ini dipermasalahkan
Tingkat kerusakan ekonomi
K
Ambang ekonomi
e
Letak keseimbangan umum baru
p
setelah pemasukan alfalfa
a
d
a
t
a
n

p
o
p
u
l Letak keseimbangan umum
a sebelum pemasukan alfalfa
s
i

Waktu

Perubahan keseimbangan umum kupu alfalfa di California, setelah


pemasukan tanaman alfalfa secara luas ( Stern dkk., 1959 )
Tingkat kerusakan ekonomi
K
e
p Perlakuan Perlakuan
a
d Ambang ekonomi
a
t
a
n
Letak keseimbangan umum
p
o
p
u
l
a
s
i

Waktu

Anda mungkin juga menyukai