Anda di halaman 1dari 99

BENTUK SEDIAAN OBAT

DAN CARA
PEMBUATANNYA

Sadakata Sinulingga
Kusumo Hariyadi
Enny Kusumastuti
FK UNSRI
BENTUK SEDIAAN OBAT
 Bentuk sediaan padat :pulveres, pulvis,
tablet, kapsul, pil dan suppositoria
 Bentuk sediaan setengah padat : unguentum,
cremores, pasta dan jelly
 Bentuk sediaan cair : solutio, mixtura,
suspensi, emulsi, eliksir,saturatio, guttae,
aerosol dan sediaan injeksi (obat suntik)
Bentuk sediaan padat
 Sediaan padat :
1. Pulveres
2. Pulvis
3. Capsulae
4. Tabulae
5. Pilulae
6. Suppositoria
PULVERES
 Pulveres (serbuk terbagi) adalah bahan atau
campuran homogen dari bahan-bahan yang
diserbukkan dan dibagi dalam bobot yang kurang
lebih sama, dibungkus menggunakan bahan
pengemas yang cocok untuk sekali minum
 Pulveres
- serbuk sederhana (tidak bercampur, pulveres simplices))
- serbuk komposisi (campuran, pulveres mix)
Cont …
Keuntungan
Penyerapan oleh GIT cukup baik
Dokter dapat menyusun kombinasi dan dosis obat
sesuai kebutuhan
Kerugian
Rasa pahit tidak dapat disembunyikan
Tidak semua obat dapat diberikan dalam bentuk ini.
Cont …

Syarat pembuatan pulveres:


Kering
Halus
Homogen
Keseragaman bobot
Berat serbuk terbagi antara 300-1000mg
Bahan pengisi (vehikulum) serbuk laktosa,
untuk penderita D.M digunakan manitol,
Untuk bayi digunakan glukosa/dektrosa
Cont …
Cara Pembuatan :
Prinsip dasar pencampuran:
Penyusupan partikel bahan yang satu diantara
bahan lainnya, sampai keberadaan setiap partikel
di suatu bagian pencampuran adalah sama.
Bila tidak ada perbedaan pada pencampuran 
homogen
Pengujian homogenitas pulveres digunakan
corrigensia coloris (zat warna)
PULVIS
Pulvis (serbuk tidak terbagi) adalah bentuk
sediaan berupa serbuk tak terbagi yang halus
dan kering dan apabila mengandung lebih
dari satu bahan harus homogen.
Ada dua macam:
Pulvis untuk obat dalam (oral)
Pulvis untuk obat luar
Cont…
Pulvis untuk pemakaian oral :
 Tidak dianjurkan, bila zat berkhasiat mempunyai
dosis maksimum,karena dosis ditentukan
sendiri oleh penderita (bila zat berkhasiat
mempunyai dosis maksimum, harus dibuat
serbuk percobaan)

 Diperbolehkan  obat dengan index terapeutik


yang lebar. Contoh: oralit
Cont …
Sediaan pulvis untuk obat luar:
 pulvis adspersorius = serbuk tabur
 pulvis dentrificius = serbuk gigi
 pulvis sternutatorius = serbuk hisap
Pulvis tidak boleh digunakan untuk luka terbuka
granuloma
cont
Pembuatan pulvis
o Syarat pulvis : halus, kering, homogen
o Obat berkhasiat dicampur dengan vehikulum,
tidak boleh dengan zat berkhasiat yang lain
o Vehikulum yang digunakan untuk serbuk tabur
harus memenuhi syarat bebas dari bakteri
Clostridium tetani, Clostridium welchii, Bacillus
anthracis.
Cont
o Setelah semua bahan dicampur dan digerus sampai
halus dan homogen, campuran tersebut harus
diayak dengan ayakan ukuran no.60
o Untuk serbuk yang mengandung zat berlemak
diayak dengan ayakan no.44
o Untuk serbuk gigi kadang-kadang digunakan
Carminum, agar zat warna tsb merata, maka sambil
digerus ditetesi Aether cum spirituosa.
cont
 Bahan Dasar Pulvis (Obat Luar)
1. Bahan Dasar Anorganik
- talk - magnesium carbonat
- sengoksida - kieselgur
- bolus alba - silisium dioksida
- titanium dioksida - magnesium oksida

2. Bahan Dasar Organik


- Stearat (Al, Mg, Zn) - laktosa
- Pati (amylum)
cont
Contoh Penulisan Resep Pulvis
1. Dari Bahan Baku
R/ Ac. Salisilat 0,5
Ac. Boric 0,5
Mentol 0,2
Lanolin 2
Talk ad 50
m.f.l.a. pulv. Adsp
s u e (signa usus externus)
cont
2. Dari Preparat Standar
R/ Salicyl talc100
sue

3. Dari Obat Paten


R/ Caladine powd. Btl. 1
s.b.d.d.u.e. m & v
(Signa bis de die usus externus
mane & vespere)
cont
Catatan:
Ac. Salic dan Ac. Boric : bakteriostatik
Lanolin : zat pelekat pada kulit
Talk : vehikulum
Mentol : menghilangkan gatal
CAPSULAE
Bentuk sediaan obat terbungkus cangkang
kapsul, keras atau lunak, mempunyai
ukuran berbeda-beda, dan mengandung
bahan obat padat (berbentuk serbuk, granul,
pellet) atau cairan yang dikentalkan.
Ukuran Cangkang Kapsul:
000, 00, 0, 1, 2, 3, 4, 5
makin kecil
Cont
Jenis kapsul :
a. Kapsul pati tidak digunakan lagi
b. Kapsul gelatin :
- kapsul lunak (35% gelatin dan 65% gliserol)
- kapsul keras (gelatin, gula dan air)

Syarat sediaan kapsul:


keseragaman bobot
waktu hancur
keseragaman kadar
Cont
Pengisian kapsul :
 Serbuk harus mempunyai keseragaman
ukuran partikel
 Pencampuran serbuk = pulveres
Bedanya pada tahap pengemasan pulveres
dibagi kemudian dibungkus, sedangkan pada
kapsul setelah dibagi serbuk dimasukkan ke
dalam cangkang kapsul.
Cont

Keuntungan bentuk sediaan kapsul :


 dapat menutupi rasa tidak enak, pahit, atau bau
 lebih mudah ditelan dibanding tablet
 obat racikan dapat diberikan dalam kapsul
 dapat digunakan untuk obat yang dimaksudkan
larut dalam usus halus
Cont

Contoh resep kapsul


1. Dari Bahan Baku
R/ Aminophylin mg 150
m.f.l.a. pulv da in caps dtd no. XX
s 3 dd cap I
2. Dari Obat Paten/Obat Jadi
R/ Rifadin 300 mg kap no X
s s dd cap I m.a.c
TABULAE
 Tabulae adalah sediaan padat berbentuk rata atau
cembung rangkap umumnya bulat, dibuat dengan
mengempa atau mencetak obat atau campuran obat
dengan atau tanpa zat tambahan.
 Bobot tablet: 100 – 1000 mg
 Garis tengah tablet: 5 – 17 mm.
 Tablet yang dilapisi dengan bahan tertentu disebut
tablet bersalut.
Cont

Syarat tablet (Farmakope Indonesia):


(1) Keseragaman ukuran,
(2) Keseragaman bobot,
(3) Waktu hancur,
(4) Keseragaman kadar,
(5) Uji disolusi untuk obat-obat tertentu
Cont
Komposisi tablet :
 Zat berkhasiat
 Zat pengisi : laktosa, amylum, Ca fosfat,
glukosa, manitol ( tab.sublingual, hisap dan
vagina), levulosa (untuk penderita D.M) dan
bahan lain yang cocok.
 Zat pengembang : pati, pectin, agar, Na CMC
 Zat pelicin : talk, Mg stearat, Na Stearat, lemak,
paraffin cair.
Cont

Keuntungan pemberian tablet :


(1) mudah diberikan/mudah ditelan,
(2) aman,
(3) dokter cepat menulis resepnya,
(4) lebih cepat dilayani.
Cont
Kerugian pemberian tablet:
1. Dokter sulit menetapkan dosis pada terapi
individu karena dosis sudah ditetapkan,
2. Komposisi dan dosis masing-masing obat
belum tentu sesuai dengan kebutuhan
penderita,
3. Bila waktu hancur dan kecepatan disolusi tidak
memenuhi syarat , maka sasaran pengobatan
tidak tercapai.
next

Tablet terdiri dari : - compressed tablet


<tabIet kempa>
- molded tablet
- peIIet
Compressed tablets
1. Tablet biasa, dibuat dengan cara
ditekan (kempa), contoh : tablet teofilin

2. Sugar coated tablet, tablet yang disalut


lapisan dari campuran gula dengan bahan
lain yang cocok, contoh : Enervon C tab
next
3.Film coated tablet, tablet yang disalut dengan
lapisan tipis atau film yang dibuat dari bahan
sintetik, contoh : Meiact tablet
4.Multiple compressed tablets, tablet yang
dicetak berganda (pembuatannya memerlukan
lebih dari satu tekanan menjadi tablet dengan
beberapa lapisan atau tablet dalam tablet :
 Layered tablets (tablet berlapis) : Decogen tab

 Press-coated tablets : Mexaform tablet


next
5. Prolonged action tablets :
- dirancang untuk melepaskan bahan
berkhasiat secara lambat
- memberi cadangan obat secara terus
menerus dalam jangka panjang,
- mencegah absorpsi obat yang sangat cepat
mencegah kons puncak obat daIam
pIasma sangat tinggi
Jenis proIonged action : Sustained action, Delayed
action, Repeat action, Extended release
next
 Sustained release tablets, dirancang untuk
melepaskan suatu dosis terapetik awal
obat yang diikuti oleh suatu pelepasan
obat yang lebih lambat dan konstan
 Delayed action tablets, dirancang untuk
pelepasan obat dihambat, dimana
pelepasan obat dicegah dalam selang
waktu setelah pemberian atau sampai
kondisi fisiologis tertentu
next
 Repeat action tabIets : dirancang untuk
melepaskan satu dosis obat pada
permulaan dan suatu dosis kedua pada
waktu berikutnya
 Extended release tablets (controlled
release, time release, slow release), tablet
yang pelepasan obat diperpanjang, yang
secara kontinu melepaskan bahan aktif ke
lambung dan usus.
next
Keuntungan dan kerugian produk proIonged
action :
Keuntungan :
1. Mempertahankan kadar obat terapetik
daIam darah, memberikan respon kIinik yg
diperpanjang dan konsisten pada penderita
2. Mengarahkan pada kepatuhan penderita yg
Iebih baik daIam meminum obat
3. Mengurangi biaya
next
Kerugian :
1. BiIa penderita mendapat reaksi samping
obat , Iebih suIit untuk menghiIangkan obat
dari sirkuIasi darah
next
6. Effervescent tablets, berisi zat tambahan NaHCO3
+ as.organik <as.sitrat / as.tartrat>
Cara pemakaian: dengan melarutkan tablet dalam
air CO2 , contoh : CDR
7. Buccal dan Sublingual Tablets <abs meI mukosa>
a. Buccal tablets disisipkan diantara pipi dan gusi dalam
rongga mulut
b. Sublingual tablets diIetakkan dibawah lidah, melarut
cepat sehingga zat berkhasiatnya mudah diserap.
Contoh: Farsorbid tablet
next
8.Lozenges (tablet hisap) contoh : FG troches
9. Pastiles
Lozenges dengan zat tambahan berupa
gliserin dan gelatin, contoh : Valda pastiles
Molded tablets
 Dispensing tablets, tablet yang menyediakan
sejumlah obat yang tepat, yang dapat mudah
dicampurkan dalam serbuk atau cairan.
Tablet diberikan kepada penderita setelah
diracik.
 Hypodermic tablets, mudah larut dan
digunakan sebagai larutan injeksi.
PeIIet
 Merupakan sediaan Iepas Iambat
 Pemberian secara oraI dan parenteraI
 Pemberian secara parenteraI ,bentuk obat
padat kecil, silindris, dan steril, diameter 3,2
mm, panjang 8 mm, dibuat dengan tekanan.
Cara pemakaiannya dengan ditanamkan ke
dalam jaringan tubuh. Obat yang biasa dibuat
dalam bentuk pellet : hormon
Jenis Tablet
1. Tablet per-oral, penggunaan oral, dihancurkan
di lambung, dan bekerja lokal (antasida)
2. Tablet kunyah,digigit hingga hancur dan
ditelan, mempunyi rasa yang menyenangkan
dan disukai paien anak-anak
3. Tablet oral,kerja lokal pada rongga mulut dan
ruang rahang, di bawah lidah pada kantung
pipi (tablet hisap, sublingual dan tablet bukal)
Cont
3.1Tablet hisap, untuk pencegahan dan pengobatan
infeksi ruang mulut dan rahang
(antiseptika,desinfektansia,anestesi lokal,
ekspektoransia)
3.2 Tablet sublingual, mengandung bahan obat yang
dirusak dalam saluran cerna atau diinaktivasi,
absorpsi melalui selaput lendir di bawah
lidah(hormon, nitrogliserin)
3.3 Tablet bukal, tempat aplikasinya dalam kantung
pipi atau di ruang antara gusi dan bibir(hormon
steroid, alkaloid, vitamin. Absorpsi melalui selaput
lendir mulut langsung mencapai peredaran darah
Contoh Penulisan Resep
1. Obat Jadi/Preparat Standar
R/ Parasetamol tablet No. XV
S t dd tab I

2. Obat Paten
R/ Pehadoxin tablet No. XV
S s dd tab I m
Supositoria

Macam-macam Supositoria :
 Supositoria analia (supositoria)

 Supositoria vaginalia (ovula)

 Supositoria urethralia (bacilla)


Cont
1. Supositoria analia (supositoria)
Sediaan padat yang digunakan melalui rectum, umumnya
bentuk seperti torpedo
Berat : ± 2 gram untuk anak-anak
± 3 gram untuk dewasa
Syarat umum :
Padat pada suhu kamar
Dapat melarut, melunak, atau meleleh pada
suhu tubuh.
Cont
2. Supositoria vaginalia (ovula)
Sedian padat yang digunakan melalui vagina,
umumnya berbentuk telur, dapat melarut, melunak,
dan meleleh pada suhu tubuh.
 Terutama untuk terapi lokal dengan bahan-bahan
obat penghambat radang, antiseptik, dll.

 Berat ovula 5 – 15 gram


Cont
3. Supositoria urethralia (bacilla)
Sediaan padat yang dapat dimasukkan ke dalam
urethra. Dapat melarut, dan meleleh pada suhu
tubuh
Jarang digunakan
Berat bacilla 2-4 gram, bentuk batang atau tongkat
kecil, Ø ± 5 mm, p = 50 mm (wanita) dan 125 mm
(pria).
Prinsip pembuatan sama dengan supositoria.
Cont
Tujuan Pemberian Suppositoria
 Efek Sistemik
Suppositoria yang diserap melalui mukosa-rektum
bila pemberian obat dengan cara lain sulit
dilakukan, misalnya penderita tidak bisa menelan
obat atau penderita mendapat serangan asma
akut.
 Efek Lokal ( contoh pada hemorrhoid)
Cont
Bahan Dasar Supositoria
 Lemak coklat (Ol. Cacao)
 Lemak keras (adeps solidus)
 Polietilenglikol
 Gliserol-gelatin
Cont
Syarat-syarat Bahan Dasar Suppositoria :
1. Secara fisiologis netral
2. Secara kimia netral (tidak ada interaksi)
3. Tidak memberikan iritasi pada mukosa
4. Daya tahan dan daya penyimpanan yang baik
(tanpa ketengikan, pengerasan,ketetapan bentuk,
stabilitas)
5. Pembebasan obat yang baik dan resorpsinya
6. Dalam beberapa menit melebur pada suhu tubuh
cont
Cara pembuatan
1. Cara Tuang
Paling sering digunakan, dengan melebur massa
yang disatukan dengan bahan obat, kemudian
dituang dalam pembentuk. Dalam hal ini harus
diperhatikan suhu peleburan tidak boleh terlalu
tinggi dan leburan harus jernih.
2. Cara Cetak
Massa dan bahan obat dicampur dan diserbuk
halus, kemudian dicetak.
cont
Keuntungan pemberian bentuk supositoria :
 Dapat menghindari terjadinya iritasi lambung
 Dapat menghindari kerusakn obat oleh enzim
pencernaan
 Langsung dapat masuk aliran darah sehingga akan
memberi efek yang lebih cepat.
 Bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar.
cont
Contoh resep :
1. R/ Aminophylin 250 mg
Ol. Cacao q.s
m.f.supp.d.t.d. no X
s s dd supp. I h.d.

2. R/ Flagystatin vag Tab No V


s s dd vag Supp. I h.d.
Bentuk sediaan obat setengah padat
Sediaan obat setengah padat :
 Untuk pemakaian luar,
 Dioleskan pada kulit,
 Sebagai terapi atau pelindung kulit,
 Juga berfungsi sebagai kosmetika

Berdasarkan konsistensinya :
1. cairan kental/encer : linimentum
2. setengah padat : unguentum
3. lebih bersifat padat : sapo medicatus,
emplastrum
Faktor-faktor yang berpengaruh pada
absorpsi obat setengah padat

A. Kondisi/fisiologi kulit, antara lain :


1. Luas permukaan yang diobati, makin
luas permukaan kulit yang diobati maka
obat yang diabsorpsi juga akan semakin
banyak sehingga konsentrasi obat harus
lebih kecil
next

2. Keadaan lapisan epidermis, lapisan


epidermis yang tebal menghalangi
absorpsi maupun penetrasi obat
sehingga diperlukan keratolitik untuk
membantu penetrasi obat ke dalam kulit
3. Hidrasi pada stratum korneum, hal ini
berhubungan erat dengan fungsi obat
sebagai pelindung
next

B. Konsentrasi obat, bila konsentrasi obat


besar maka absorpsi obat juga besar,
sehingga perlu diperhatikan untuk obat
yang terserap ke aliran darah
C. Sifat basis dan bahan berkhasiat obat,
misalnya kelarutan obat, koefisien partisi
obat dalam kulit dan koefisien aktifitas
obat
Linimentum
 Bentuk sediaan kental / cair yang dioleskan
(digosokkan) pada kulit, tetapi bukan pada
kulit yang luka

 Merupakan campuran zat berkhasiat minyak /


lemak atau berupa emulsi, yaitu proses
penyabunan yang banyak mengandung air
Resep Linimentum
Contoh :
1. R/ Zinci oxyd 30 eksema dan dermatitis
Ol. Sesami 20
mds zink olie

2. R/ Benzyl benzoas 14 anti scabies


Emulgide 0,75
Ol. Sesami 0,75
Aqua ad 70
m.f.l.a emulsi
UNGUENTUM (SALEP)
Sediaan setengah padat yang digunakan
sebagai obat luar. Mudah dioleskan pada
kulit tanpa kekerasan dan tanpa pemanasan.
Konsistensinya lembek seperti mentega.
Menurut Farmakope Indonesia, unguentum
adalah gel dengan perubahan bentuk plastis
yang digunakan untuk kulit sehat, sakit, atau
terluka, atau pada selaput lendir hidung dan
mata.
next
 Komposisi : zat berkhasiat
vehikulum (dasar salep)
 Syarat utama dari salep
- Bahan obat yang terkandung harus
terlarut
- Terbagi rata / terdispersi homogen
dalam vehikulum
next
Syarat Dasar Salep :
- Secara terapi netral
- Tidak ada mikroorganisme
- Tidak ada interaksi fisika-kimia dengan
bahan obat
- Stabil secara fisika, kimia, dan
mikrobiologi
- Diketahui pengaruhnya terhadap bahan obat
Menurut efek terapi
A.Salep epidermik (salap pelindung)
Melindungi kulit atau mengobati epithelium,
sebagai vehikulum sering dipakai vaselin atau
campuran hidrokarbon.
B. Salep endodermik (salap penetrasi)
Bahan obat berpenetrasi melalui kulit
sehingga bekerja lebih dalam dari permukaan
kulit. Vehikulum berupa lemak. Contoh: adeps
lanae/lanolin atau campuran kolesterol, stearil
alkohol, cera alba, dan vaselin album.
next
C. Salep diadermik (salap resorpsi)
Pelepasan bahan obat menembus kulit
dan menimbulkan efek tetap. Obat ini tidak
lazim hanya untuk senyawa tertentu,
misalnya obat senyawa raksa, iodida, dan
belladonna. Vehikulum yang digunakan
lanolin, adeps lanae, dan oleum cacao.
Contoh resep
1. Salep Epidermik
R/ Ung. Acidi borici 10 % 20
sue
2. Salep Endodermik
R/ Menthol 2
Methyl salicyl 2
Ol. Cocos 3
Adeps lanae ad 20
sue
next
3.Salep diadermik
R/ Albucid 1
Paraf. Liq 2
Adeps lanae ad 10
m f occulenta
sue
CREAMOR (KRIM)
Sediaan setengah padat, berupa emulsi,
mengandung air tidak kurang dari 60 %.
Sediaan kosmetika mengandung air lebih
dari 60%. Penggunaan untuk terapi lokal
- Dasar krim:

Emulsi tipe A/M atau M/A


- Bahan dasar krim : - emulgide

- trietanolamin
next
Cara pembuatan dasar krim A dan B
a.Emulgide dan oleum sesami masukkan cawan
penguap,panaskan diatas penangas air sampai
melebur.
b.Aqua dalam cawan penguap dipanaskan.
c.Campur a dan b (suhu ± 70ºC) dalam mortir yang
sudah dipanaskan. Campuran diaduk sampai
homogen dan dingin, kemudian digunakan untuk
pembuatan krim
next
Cara pembuatan dasar krim C
 Asam stearat dan gliserin dalam cawan penguap
panaskan diatas penangas air
 Boraks, T EA, air dalam cawan penguap
panaskan di atas penangas air
 Campur a dan b (suhu ± 70ºC) dalam mortir yang
sudah dipanaskan. Campuran diaduk sampai
homogen dan dingin, kemudian digunakan untuk
pembuatan krim.
next
Contoh resep
1. Krim Air dalam Minyak
a. R/ Cold cream usp 100
sue
b. R/ Spermaceti 12,5
Cera alba 12
Paraf. Liq 56
Borax 0,5
Aquadest 19 ml
sue
next
2. Krim Minyak dalam Air
a. R/ Ac. Stearinic 14,2
Glycerol 10
Borax 0,25
TLA 1
Aquadest 75
m.f. krim
b. R/ Ol. Sesami 30
Emulgide 10
Aquadest ad 100
m.f krim
Pasta
 Sediaan setengah padat berupa massa
lembek, dibuat dengan mencampurkan
bahan obat (serbuk) 40% - 60 % dalam
vaselin / paraffin liquidum / bahan lain yang
cocok
 Fungsi : pelindung, pengering, dan untuk
terapi lokal pada kulit basah
 Bahan dasar pasta (serbuk) :
zink oxyd, calcium carbonat, amylum, talc
next
Beberapa keuntungan bentuk sediaan pasta :
 Mengikat cairan sekret

 Lebih baik dari salep untuk lesi yang akut


dengan tendensi mengeluarkan cairan.
 Tidak mempunyai daya penetrasi

 Mengurangi rasa gatal lokal.

 Bahan obat lebih melekat pada kulit sehingga


meningkatkan daya kerja lokal.
Contoh resep
1. R/Asam salisilat 0.5 2. R/ Resorcinol 0.5
Zink oxyd 2 Sulfur praecip 1
Amyl manihot 3 Zink oxyd 2
Vas alb ad 10 Paraf.sol 1
mf pasta Vas alb ad 10
sue mf pasta
sue
next
 Jelly (gel), sediaan setengah padat,
merupakan suspensi dari bahan organik atau
anorganik dan mengandung air. Digunakan
pada kulit yang peka/berlendir.
Contoh :
Thrombophob gel
Bioplacenton jelly
Sapo
Sapo atau sabun dibuat dengan proses
penyabunan alkali dengan lemak atau asam
lemak tinggi
Konsistensi sapo tergantung pada basa yang
dipakai untuk proses penyabunan
Kalium hidroksida : sabun lunak / lembek
Natrium hidroksida : sabun keras
next
Sabun obat :
a. Sapo kalinus = sabun hijau
Merupakan sabun lunak, dibuat dari
penyabunan KOH dengan minyak nabati,
mengandung gliserin
Digunakan untuk membersihkan kulit pada
persiapan operasi atau rambut dengan
kondisi dermatologis.
next
b. Sapo medicatus = sabun obat
Merupakan sabun keras, berwarna
kekuningan, dibuat dari NaOH dengan
minyak atau asam lemak tinggi
Tidak mengandung gliserin
Digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan sabun obat yang mengandung
sulfur presipitatum (sabun belerang), fenol
(sabun antiseptik), balsamum peruvianum
(sabun purol)
EMPLASTRUM (plester)
 Sediaan setengah padat untuk penggunaan luar,
mempunyai daya lekat tinggi. Merupakan hasil proses
penyabunan dari asam lemak (asam arakhat, asam
palmitat,asam stearat) dengan logam berat
 Plester merupakan jaringan, jaringan benang, atau
folia plester yang dilapisi dengan bahan yang melekat
pada kulit.
 Dapat mengandung jaringan kain atau benang yang
diimpregnasi dengan bahan obat
 Dapat berperforasi dan dalam massa plester mungkin
mengandung zat berkhasiat
next
Syarat plester :
 Massa plester harus melekat kuat pada
bahan pembawa
 Tidak boleh menarik benang atau menyebar

 Tidak boleh melekat baik dengan bahan


penutup
 Harus melekat pada kulit tanpa dipanaskan.
next

Tujuan Pemberian Plester


 Memberikan perlindungan dan bantuan
mekanis pada kulit.
 Obat tidak mudah meleleh , kontak dengan
daerah sakit lebih lama sehingga efek lokal
lebih intensif.
Bentuk Sediaan Obat cair
Bentuk sediaan cair diberikan sebagai :
 Obat luar
Solutio : Collutio oris (obat cuci mulut).
Mixtura : Gargarisma (obat kumur).
Mixt, agitanda : Lotio kalamin
Suspensi : lotio
Emulsi : Linimen
Aerosol : Obat semprot untuk asma
 Obat suntik, dibedakan cara pemberiannya :
Intravaskular : (pelarut air).
Intramuskular : (pelarut air,minyak,atau bentuk
suspensi).
Sediaan cair next

 Obat minum
Solutio, Mixtura, Suspensi,Sirupus
Saturatio, Emulsi
 Obat tetes
Pemakaian luar : - guttae ophtalmicae
- guttae nasales,
- guttae auriculares
Pemakaian dalam : - vitamin
- antibiotika,
- analgesik.
Sediaan cair next

 Faktor-faktor yang perlu diperhatikan


dalam pembuatan sediaan cair :

- Stabilitas
- Kelarutan
- Keasaman-kebasaan
- Tonisitas
- Viskositas
C. Bentuk sediaan cair
1.Solutio (larutan), sediaan cair yng mengandung
bahan berkhasiat yang larut dalam pelarutnya.
Pelarut umumnya air. Sediaan obat bentuk
larutan, dalam tubuh bekerja dengan onset of
action yang cepat karena setelah diminum
obat tidak memerlukan waktu untuk melarut
sehingga dapat bekerja dengan segera
2.Mixtura, merupakan sediaan cair yang
mengandung lebih dari satu macam bahan
berkhasiat. Contoh : Obat Batuk Putih
(Potio Alba contra tussim)
next
3. Suspensiones (suspensi)
Sediaan cair yang mengandung bahan obat
padat yang terdispersi dalam suatu cairan.
Ditambahkan emulgator atau suspending
agent (bahan pensuspensi) untuk
menambahkan viskositas cairan sehingga
pengendapan obat dapat diperlambat.
Contoh : Myanta suspension
next
4. Emulsiones (emulsi)
Sediaan yang mengandung minyak atau
lemak yang terdispersi dalam suatu cairan,
distabilkan dengan emulgator.
Type emulsi : emulsi minyak dalam air dan
emulsi air dalam minyak.
Contoh : Scott’s emulsion
next
5. Elixira (eliksir), sediaan cair dengan pelarut
utama etanol dan dimaksudkan untuk
mempertinggi kelarutan bahan berkhasiat.
Contoh : Bisolvon sirup
Mucohexin sirup.
next
6. Saturatio, sediaan cair yang mengandung
larutan jenuh CO2 yang dibebaskan dari
reaksi CO3-2 dan HCO3 -(reaksi asam
organik dengan garam basa karbonat).
Biasa diberikan pada pasien dengan
gangguan absorpsi saluran pencernaan
karena obat dalam bentuk ini dapat
mempercepat absorpsi.
next
7. Sirupus, sediaan bentuk cair berupa larutan
yang mengandung sakarosa. Sirup obat
berupa preparat yang sudah distandarisasi
dan mengandung bahan obat tunggal atau
kombinasi dengan obat lain. Contoh : sirup
sebagai ekspektorans,antitusif,
antihelmintik, antibiotika dan dry syrup
(sirup kering).
next
8. Guttae (obat tetes), sediaan cair berupa
larutan, suspensi atau emulsi yang
dimaksudkan untuk obat luar atau obat
dalam, digunakan dengan cara
meneteskan dengan menggunakan
penetes
- untuk obat dalam, umumnya digunakan
pada bayi, disebut paediatric drops.
- untuk obat luar : guttae ophthalmicae,
guttae auriculares dan guttae nasales
next
Guttae auriculares :obat tetes yang digunakan untuk
telinga dengan cara meneteskan obat ke dalam lubang
telinga.
 Pembawa umumnya bukan air, yang sering digunakan
gliserol dan propilenglikol, pH antara 5 – 6.
 Bahan berkhasiat meliputi:
- Antibiotika
- Antifungi
- Lokal anestetika
- Kortikosteroid
- Antiseptika
next
Guttae nasales: obat tetes yang digunakan untuk hidung
dengan cara meneteskan obat ke dalam rongga
hidung, dapat mengandung bahan pensuspensi, bahan
dapar dan bahan pengawet.
 Pembawa umumnya air.

 Bila digunakan pembawa selain air, diharapkan pH


antara 5,5 sampai 7,5 dengan kapasitas dapar sedang.
 Sebaiknya larutan isotonis/hampir isotonis.
next
Guttae ophthalmicae: sediaan steril berupa larutan
atau suspensi, digunakan untuk mata dengan cara
meneteskan obat pada selaput lendir mata di sekitar
kelopak mata dan bola mata, mengandung zat
pengawet a.l. Tiomersal 0,002%, Garam fenil merkuri
0,002%, dll

 Syarat guttae ophthalmicae Sterilitas :Stabil, isotonis,


mengandung zat pengawet) dan jernih (filtrasi, bebas
bahan melayang)
next
9. Aerosol (obat semprot)
Sediaan cair sebagai sistem koloidal yang terdiri
dari zat cair / zat padat yang terbagi sangat
halus sekali dalam gas. Untuk pemakaian obat
ini digunakan wadah khusus yang dilengkapi
dengan ventil atau cara khusus lain.
 Gas yang digunakan adalah gas yang dapat
dicairkan dengan tekanan dan mempunyai
kekuatan untuk menyemprotkan obat keluar dari
wadah melalui katup.
Aerosol untuk obat dalam: pengobatan simptomatis
seperti asma bronkhi
Aerosol obat luar (topikal) : anestesi
Aerosol
Sediaan injeksi (obat suntik)
Sediaan injeksi
 Sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi atau
serbuk dilarutkan
 Syarat : steril (obat & wadah)
isotonis
 Wadah : ampul (wadah dosis tunggal)
vial (wadah dosis berganda)
 Pelarut :
Air
Bukan air: - minyak: ol. Neutralisata ad inj
- bukan minyak: alkohol,
gliserol,polietilenglikol
Sediaan injeksi
Wadah :
 Multi dosis tanpa pengawet, pengambilan
secara aseptis, disimpan ditempat sangat
dingin, digunakan paling lama 12 jam setelah
pengambilan pertama
 Multi dosis dengan pengawet, digunakan
paling lama 72 jam setelah pengambilan
petama.
Sediaan injeksi
Suntikan berdasarkan tempat injeksinya :
 Injeksi intravena, langsung ke vena memberi onset of
action yang paling cepat,pelarut air
 Injeksi intramuskular,ke dalam jaringan, menghasilkan
efek obat yang cepat dibandingkan i.v.
 Injeksi intraarterial, ke dalam arteri

 Injeksi intrathecal, pada selaput otak

 Injeksi intraperitoneal, ke dalam rongga perut

 Injeksi subcutan, ke dalam jaringan dibawah kulit, dll

Anda mungkin juga menyukai