Anda di halaman 1dari 10

Audit Planning: Assessment

of Inherent Risk and


Materiality and Internal
Control Concept
Kelompok 4
Risiko Audit
Risiko dalam auditing berarti bahwa auditor menerima suatu
tingkat ketidakpastian tertentu dalam pelaksanaan audit,
seperti adanya ketidakpastian mengenai kompetensi bahan
bukti, efektivitas struktur pengendalian intern klien, dan
ketidakpastian apakah laporan keuangan memang telah
disajikan secara wajar setelah audit selesai
Pada tingkat saldo akun atau golongan
transaksi, risiko audit terdiri dari:

 Risiko bawaan (inherent risk) dan risiko pengendalian (control


risk)
Risiko bahwa saldo akun atau golongan transaksi mengandung salah
saji yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan yang dapat
menjadi material terhadap laporan keuangan apabila digabungkan
dengan salah saji pada saldo akun dan golongan transaksi lainnya.
 Risiko deteksi (detection risk)
Risiko bahwa auditor tidak akan mendeteksi salah saji tersebut.
Hubungan Risiko Bawaan
(Inherent Risk) dan Bukti Audit

Semakin besar Risiko Bawaan (inherent Risk)


semakin banyak bukti yang harus dikumpulkan.
Pada model risiko audit menunjukkan dekatnya
hubungan anatara risiko bawaan dan risiko
pengendalian. Misalnya risiko bawaan 30% dan
risiko pengendalian 70% akan mempunyai
pengaruh yang sama besar terhadap risiko
penemuan dan bahan bukti yang direncanakan
dengan tingkat risiko bawaan 70% dan risiko
pengendalian 30%.
Menilai Risiko Bawaan
Auditor harus mempertimbangkan beberapa faktor utama berikut ketika
menilai risiko bawaan.
 Sifat bisnis klien
 Hasil pengauditan sebelumnya
 Penugasan pertama atau penugasan ulang
 Pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa
 Transaksi-transaki yang tidak rutin
 Penilaian yang diperlukan untuk mencatat saldo-saldo akun dan
transaksi-transaksi dengan benar
 Membuat populasi.
 Faktor-faktor yang terkait dengan kecurangan dalam laporan
keuangan dan penyalahgunaan asset
 Membuat keputusan risiko bawaan
 Mendapatkan informasi untuk menilai risiko bawaan
MATERIALITAS
Materialitas adalah besarnya informasi akuntansi yang apabila terjadi
penghilangan atau salah saji, dilihat dari keadaan yang melingkupinya,
mungkin dapat mengubah atau mempengaruhi pertimbangan orang yang
meletakkan kepercayaan atas informasi tersebut (Suhayati:2010).

Laporan keuangan mengandung salah saji material apabila laporan


keuangan tersebut mengandung salah saji yang dampaknya, secara
individual atau keseluruhan, cukup signifikan sehingga dapat
mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan secara wajar, dalam
semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.

Salah saji dapat terjadi karena:


 Penerapan prinsip yang keliru
 Penyimpangan fakta
 Dihilangkannya informasi yang diperlukan
Menetapkan Pertimbangan
Materialitas Awal
Beberapa faktor yang memengaruhi auditor dalam melakukan
pertimbangan materialitas awal dalam laporan keuangan. Hal-hal yang
sangat penting untuk diperhatikan dalam konsep materialitas adalah
sebagai berikut:

 Materialitas merupakan konsep relatif


 Dibutuhkan dasar untuk mengevaluasi materilaitas.
 Faktor-faktor kualitatif juga memengaruhi materialitas.
PENGENDALIAN INTERN
Pengendalian intern adalah suatu proses, yang dipengaruhi oleh dewan
komisaris, manajemen, dan personal lainnya dalam suatu entitas, yang
dirancang untuk memberikan keyakinan memadai guna mencapai tujuan-
tujan berikut:
 Keandalan pelaporan keuangan
 Menjaga kekayaan dan catatan organisasi
 Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan
 Efektivitas dan efisiensi operasi
Alasan pentingnya pengendalian intern bagi manajemen dan auditor
adalah:
 Luas lingkup dan ukuran entitas bisnis semakin besar dan kompleks
 Pemeriksaan dan penelaahan bawaan dan mengurangi kemungkinan
kekeliruan dan ketidakberesan yang terjadai
 Pengendalian intern yang baik akan mengurangi beban pelaksanaan
audit sehingga dapat mengurangi biaya audit
 Digunakan secara efektif untuk mencegah penggelapan maupun
penyimpangan dalam organisasi
 Auditor menggunakan perolehan pemahaman atas struktur
pengendalian intern untuk melakukan penaksiran risiko pengendalian
untuk asersi dalam saldo akun, golongan trnasaksi, dan komponen
pengungkapan dalam laporan keuangan.
Komponen Pengendalian Intern

Stuktur pengendalian intern mencakup lima


komponen dasar kebijakan dan prosedur yang
dirancang dan digunakan oleh manajemen untuk
memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan
pengendalian dapat dipenuhi. Kelima komponen
tersebut adalah
Lingkungan Pengendalian
Penetapan Risiko Manajemen
Aktivitas Pengendalian dan Pemantauan
Informasi dan Komunikasi Akuntansi
Pemantauan

Anda mungkin juga menyukai