KESETIMBANGAN KIMIA
Daftar Isi
A Hukum Termodinamika I
B Hukum Termodinamika II
C Hukum Termodinamika III
D Konsep Kesetimbangan
E Tetapan Kesetimbangan (K)
F Pendugaan Arah Reaksi
G Hubungan Go dengan K
H Faktor-faktor yang Memengaruhi Kesetimbangan Kimia
I Kesetimbangan Pengionan
Pendahuluan
Termodinamika kimia
membahas perubahan energi
yang menyertai suatu proses atau perubahan fisik atau kimia suatu zat,
untuk meramalkan apakah suatu proses dapat berlangsung atau tidak
Ep = 10 unit Energi
Ek = 0 unit potensial
Ep = 4 unit Energi
Ek = 6 unit kinetik
BACK
A. 1. Kerja dan Kalor
(1) Kerja: energi yang dihasilkan ketika suatu gaya F bekerja pada jarak tertentu s.
Kerja tekanan-volume berhubungan dengan pemuaian/penekanan gas:
(2) Kalor: energi yang dipindahkan sebagai akibat adanya perbedaan suhu.
Asas Black: kalor selalu berpindah dari benda yang panas ke yang dingin
A. 1. Kerja dan Kalor
(1) Kapasitas kalor (C): kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu suatu zat 1 oC.
(a) 1 g zat kapasitas kalor spesifik atau kalor jenis (c)
(b) 1 mol zat kapasitas kalor molar (cm)
(2) 1 kalori: kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 g air dari 14,5 ke 15,5 oC.
Kesetaraan kalor mekanik: 1 kal = 4,184 J atau 1 kkal = 4,184 kJ
Contoh 6.1:
Berapa kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 735 g air dari 21,0 ke 98,0 oC?
Jawab:
m = massa zat
q = m c t c = kalor jenis (untuk air, c = 1 kal g-1 oC-1 = 4,184 J g-1 oC-1)
t = perubahan suhu = takhir – tawal
Sebanyak 150,0 g timbel (Pb) pada suhu air mendidih (100 oC) dicelupkan ke dalam 50,0 g
air bersuhu 22,0 oC dalam gelas piala yang terisolasi (hanya terjadi pertukaran kalor antara
Pb dan air). Jika suhu akhir campuran 28,8 oC, hitunglah kalor jenis Pb.
Jawab:
Air menyerap kalor yang dilepas oleh Pb.
Asas Black: qair + qPb = 0
qair = mair cair t = (50,0 g) (1 kal g-1 oC-1) (28,8 – 22,0) oC = 340 kal
Perpindahan
Sistem Contoh
Massa Kalor Kerja
Terbuka Gelas piala, tabung reaksi
Tertutup – Pembakar Bunsen
Terisolasi – – – Kalorimeter bom
Adiabatik – Termos
Contoh 6.3:
Pengembangan gas menyebabkan 5000 J energi diserap oleh sistem, sedangkan sistem
melakukan kerja sebesar 6750 J terhadap lingkungan. Berapa U sistem?
Sebagian besar kalor yang dilepaskan selama reaksi menaikkan suhu air di dalam bom,
sisanya akan menaikkan suhu bom, pengaduk, dan bagian lain dari kalorimeter:
Sebanyak 0,505 g naftalena (C10H8) dibakar sempurna di dalam kalorimeter bom yang berisi
1215 g air. Akibat reaksi, suhu air naik dari 25,62 ke 29,06 °C. Jika kapasitas kalor bom 826 J
°C-1, berapakah U reaksi dinyatakan dalam kkal mol-1.
Jawab:
qair = mair cair t = (1215 g)(4,184 J g-1 oC-1)(29,06 – 25,62) oC = 1,75 104 J
qbom = Cbom t = (826 J oC-1)(29,06 – 25,62) oC = 2,84 103 J
qv + qair + qbom = 0
U = qv = – (qair + qbom) = – (1,75 104 + 2,84 103) = – 2,03 104 J
(untuk 0,505 g naftalena)
2,03 10 4 J
Untuk setiap g C10H8: U = = – 4,03 104 J g-1
0,505 g
4,03 10 4 J 1 kJ 1 kkal 128 g
Jika dinyatakan dalam kkal mol-1: U = 3
g 10 J 4,184 kJ mol
= – 1,23 103 kkal mol-1
A. 5. Perubahan Entalpi (H)
Jika reaksi dilakukan di udara terbuka atau dalam kalorimeter dari busa styrofoam, sistem
dengan tekanan yang tetap:
Persamaan gas ideal: pV = nRT Pada suhu tetap: pV = ngRT, maka:
Jawab:
H = U + ngRT
= (–5,15 103 kJ) + (10–12) mol (8,314 10-3 kJ mol-1 K-1)(298 K)
= – 5,155 103 kJ
Contoh 6.6:
Sebanyak 1,50 g amonium nitrat (NH4NO3) ditambahkan ke dalam 35,0 g air dalam sebuah
mangkok busa kemudian diaduk sampai seluruhnya larut. Suhu larutan turun dari 22,7
menjadi 19,4 oC. Berapakah kalor pelarutan NH4NO3 dalam air dinyatakan dalam kJ mol-1?
Jawab:
qair = mair cair t = (35,0 g)(4,184 J g-1 oC-1)(19,4 – 22,7) oC = – 4,83 102 J
qNH4NO3 + qair = 0 (kalorimeter dianggap tidak berubah suhunya)
4,83 102 J
Untuk setiap g NH4NO3: H = = 3,22 102 J g-1
1,50 g
3,22 10 2 J 1 kJ 80 g
Jika dinyatakan dalam kJ mol-1: H = 3
g 10 J mol
= + 25,8 kJ mol-1
A. 6. Hubungan-hubungan yang Melibatkan H
C(s) + O2(g)
ΔH = –110,5 kJ
CO(g) + ½O2(g)
ΔH = –393,5 kJ
ΔH = +283,0 kJ
CO2(g)
Perbedaan entalpi antara 1 mol senyawa dalam keadaan standar dengan unsur-unsur
pembentuknya juga dalam keadaan standar dilambangkan Hof.
Dengan menggunakan data Hof pada slaid sebelumnya, hitunglah perubahan entalpi
untuk reaksi pembakaran sempurna 1 mol etana, C2H6(g).
Jawab:
–(a): C2H6(g) 2 C(gr) + 3 H2(g) – Hof C2H6(g) = +84,7 kJ mol-1
2(b): 2 C(gr) + 2 O2(g) 2 CO2(g) 2 Hof CO2(g) = 2(–393,5) kJ mol-1
3(c): 3 H2(g) + 3/2 O2(g) 3 H2O(l) 3 Hof H2O(l) = 3(–285,8) kJ mol-1
Perubahan entalpi untuk reaksi pembakaran etana pada contoh 6.7 dihitung dengan
menggunakan persamaan
Horeaksi = [2 Hof CO2(g) + 3 Hof H2O(l)] – Hof C2H6(g)
Perlu diperhatikan bahwa tidak ada nilai Hof untuk O2(g), karena Hof unsur bebas atau
gas bebas yang terdiri dari atom-atom identik = 0.
Contoh 6.8:
Reaksi pembakaran siklopropana yang biasa digunakan sebagai anestesi ialah sebagai
berikut:
(CH2)3(g) + 9/2 O2(g) 3 CO2(g) + 3 H2O(l) Horks = –2091,4 kJ mol-1
Gunakan nilai Horks ini untuk menghitung entalpi pembentukan standar siklopropana, jika
diketahui Hof CO2(g) = –393,5 kJ mol-1 dan Hof H2O(l) = –285,8 kJ mol-1.
Contoh proses
yang spontan:
Penguapan air
75 o 25 o
Kalor 50 o 50 o
Ag Ag Ag Ag
BACK
B. 1. Perubahan Entropi (S)
Pada tahun 1850, Rudolf Clausius menyebutkan besaran entropi (S) sebagai ukuran
derajat ketidakteraturan.
Apabila sejumlah kalor, dQrev, dipindahkan secara reversibel (perubahan yang sangat
lambat jalannya) ke dalam sistem terisolasi pada suhu T, entropi yang timbul akibat proses
pada sistem tersebut didefinisikan sebagai:
dQrev
dS
T
Suatu proses spontan dalam sistem terisolasi memiliki perubahan entropi total yang bernilai
positif:
Stotal = Ssistem + Slingkungan > O
Nilai Slingkungan secara praktik sulit dihitung, karena interaksi antara sistem dan lingkungan
harus diketahui secara pasti. Untuk itu, dikemukakan suatu besaran termodinamika baru
yang disebut energi bebas:
Untuk proses pada suhu dan tekanan konstan digunakan energi bebas Gibbs, yang
perubahannya ditunjukkan oleh persamaan
G = H – T S
Ada dua unit energi yang menentukan tanda G, yakni H dan TS.
Apakah reaksi disosiasi AB(g) A(g) + B(g), cenderung berjalan spontan pada suhu tinggi
atau suhu rendah?
Jawab:
Reaksi melibatkan pemutusan ikatan energi harus diserap oleh sistem H > 0 Dua
mol gas dihasilkan dari 1 mol gas ketidakteraturan meningkat S > 0
Karena G = H – TS, reaksi berjalan spontan (G < 0) pada suhu tinggi.
B. 3. Energi Bebas Pembentukan Molar Standar (Gof)
Perubahan energi bebas yang dihasilkan bila pereaksi dan produk berada pada keadaan
standar (lihat subbab A. 7) perubahan energi bebas standar (G°).
Perbedaan energi bebas antara 1 mol senyawa dalam keadaan standar dengan unsur-
unsur pembentuknya juga dalam keadaan standar dilambangkan Gof.
(Gof unsur bebas atau gas bebas yang terdiri dari atom-atom identik = 0)
Contoh 6.10:
Entalpi pembentukan molar standar perak oksida pada 298 K ialah –30,59 kJ/mol.
Perubahan energi bebas molar standar, Go, untuk disosiasi perak oksida pada suhu
yang sama diberikan berikut ini:
2Ag2O(s) 4Ag(s) + O2(g) Go = +22,43 kJ mol-1
Berapakah nilai So untuk reaksi tersebut?
Berapakah nilai Go pada 298 K untuk reaksi C(s) + CO2(g) 2 CO(g)
jika diketahui Gof CO(g) = –137,28 kJ mol-1 dan Gof CO2(g) = –394,38 kJ mol-1? Apakah
pembentukan CO berlangsung spontan pada 298 K?
Jawab: Goreaksi = [(koef Gof) produk] – [(koef Gof) reaktan]
= (2 Gof CO(g)) – (Hpf C(s) + Hof CO2)
= 2 (–137,28 kJ mol-1) – [0 + (–394,38 kJ mol-1)]
= +119,62 kJ mol-1
G = 0 keadaan setimbang
Proses memiliki kecenderungan yang sama untuk bergerak ke arah produk/ reaktan.
H H
G = H – T S = 0 S atau S tr tr
T Ttr
(untuk kesetimbangan transisi fase)
Contoh: Peleburan es: H2O(s, 1 atm) H2O(l, 1 atm) Hofus = 6,02 kJ mol-1
(pada 273,15 K)
H fus
6,02 10 3 J mol1
S fus
= 22,0 J mol-1 K-1
Tf 273,15 K
Contoh 6.12:
Berapakah entropi penguapan molar standar air pada 100 oC jika diketahui entalpi
penguapan molar standar pada suhu tersebut 40,7 kJ mol-1?
Jawab: H vap
40,7 10 3 J mol1
S vap
= 109 J mol-1 K-1
Tb 373,15 K
Contoh 6.13:
Hitung perubahan entropi jika 3,00 mol benzena menguap pada titik didih normalnya, yaitu
80,1°C. Entropi penguapan molar benzena pada suhu ini adalah 30,8 kJ mol-1.
Jawab: H vap
30,8 10 3 J mol1
S
= 87,2 J mol-1 K-1
353,25 K
vap
Tb
Untuk 3,00 mol benzena: Sovap = (87,2 J mol-1 K-1)(3,00 mol) = 262 J K-1
C. Hukum III Termodinamika
“Entropi kristal sempurna yang murni pada suhu NOL mutlak (0 K) adalah NOL”
BACK
D. Konsep Kesetimbangan
Kesetimbangan:
Laju reaksi sama ke dua arah [reaktan] & [produk] secara neto tidak berubah.
(b) Kesetimbangan kimia: melibatkan zat yang berbeda sebagai reaktan dan produk
Contoh: N2O4(g) (tak berwarna) 2NO2(g) (cokelat gelap)
BACK
D. Konsep Kesetimbangan
Dikenal reaksi fase gas, fase cair, atau fase padat bergantung pada fase yang terlibat
dalam kesetimbangan. Contoh di atas merupakan reaksi fase gas.
N2O4(g) 2NO2(g)
[NO 2 ] 2
Nisbah yang nilainya relatif konstan disebut tetapan kesetimbangan (K).
[N2 O 4 ]
BACK
E. Tetapan Kesetimbangan (K)
(aC ) c (a D ) d
Secara umum, untuk reaksi a A + b B c C + d D: K
(a A ) a (a B ) b
a = aktivitas, yang nilainya dapat diperkirakan sebagai berikut:
(a) Untuk padatan (s) dan cairan (l), a =1
(b) Untuk gas (g) (anggaplah gas ideal): a = tekanan, P (dalam atm)
(c) Untuk komponen di dalam larutan (anggaplah ideal bila keadaan standar 1 M): a =
konsentrasi molarnya
Contoh:
[NO 2 ] 4 [H2 O] 6
(1) 4 NH3(g) + 7 O2(g) 4 NO2(g) + 6 H2O(g) KC
[NH 3 ] 4 [O 2 ] 7
( pNO 2 ) 4 ( pH 2 O) 6
KP
( pNH 3 ) 4 ( pO 2 ) 7
[CH 3 COOCH 3 ][H2 O]
(2) CH3OH(l) + CH3COOH(l) CH3COOCH3(l) + H2O(l) KC
[CH 3 OH][CH 3 COOH]
(3) CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g) K C [CO 2 ] K P p(CO 2 )
[NaCl]
(4) BaCl2(aq) + Na2SO4(aq) BaSO4(s) + NaCl(aq) KC
[BaCl 2 ][Na 2 SO 4 ]
Tidak ada KP untuk reaksi (2) dan (4), karena tidak ada zat yang berfase gas.
Contoh 6.14:
Jawab:
(a)
[SO 2 ] 2 p(SO 2 ) 2
KC KP Kesetimbangan heterogen
[O 2 ] 3 p(O 2 ) 3
2-
(b)
[Cr2 O 7 ]
KC - 2
Tidak ada KP Kesetimbangan homogen
[HCrO 4 ]
Contoh 6.15:
(a) Pada suhu tertentu, untuk reaksi N2O4(g) 2NO2(g) pada saat kesetimbangan terdapat
0,1 mol N2O4 dan 0,06 mol NO2 dalam volume 2 L. Hitunglah nilai Kc.
Jawab: [NO 2 ] 2 (0,06 mol/2 L) 2
Kc 1,8 10 2
[N2 O 4 ] (0,1 mol/2 L)
(b) Pada suhu yang sama, ke dalam wadah bervolume 2 L dimasukkan 0,8 mol N2O4.
Hitunglah konsentrasi zat-zat dalam reaksi pada kesetimbangan yang baru.
Jawab:
N2O4(g) 2 NO2(g)
Mula-mula 0,8 mol
Reaksi –x +2x
Setimbang 0,8 – x 2x
Contoh 6.15:
(2 x mol/2 L) 2
Kc
(0,8 - x) mol/2 L
2x 2
1,8 10 2 x2 + 0,009x – 0,0072 = 0
(0,8 - x)
x = 0,0809 mol
Jadi, pada saat kesetimbangan tercapai
[NO2] = 2x mol/2L = 0.0809 M
[N2O4] = (0,8 – x) mol/2 L = 0,7191 mol/2 L = 0,3595 M
E. 1. Faktor-faktor yang Memengaruhi Nilai K
(2) Suhu
Reaksi endoterm kenaikan suhu meningkatkan nilai K.
Contoh:
[SO 3 ] 2
(a) 2 SO2(g) + O2(g) 2 SO3(g) K1 7 10 25
[SO 2 ] 2 [O 2 ]
[SO 3 ] 4
4 SO2(g) + 2 O2(g) 4 SO3(g) K2
2 51
K 4,9 10
[SO 2 ] 4 [O 2 ] 2
1
[SO 3 ]
SO2(g) + ½ O2(g) SO3(g) K3 1
K 1 8 ,36 10 12
[SO 2 ][O 2 ] 2
E. 2. Hubungan-hubungan yang Melibatkan K
[N2 O 4 ] 1
2 NO2(g) N2O4(g) K2 2
416
[NO 2 ] K1
[N2 O] 2
(c) 2 N2(g) + O2(g) 2 N2O(g) K1
[N2 ] 2 [O 2 ]
[NO 2 ] 4
2 N2O(g) + 3 O2(g) 4 NO2(g) K2
[N2 O] 2 [O 2 ] 3
K1 K 2
Contoh 6.16:
Hitunglah nilai K untuk reaksi H2O(g) + CO(g) CO2(g) + H2(g) pada suhu 25 °C bila pada
suhu tersebut diketahui
(a) 2 CO(g) + O2(g) 2 CO2(g) K1 = 3,3 1091
(b) 2 H2(g) + O2(g) 2 H2O(g) K2 = 9,1 1080
Jawab:
Reaksi (a) dibagi 2 : CO(g) + ½ O2(g) CO2(g) K3 = K1
1
Reaksi (b) dibalik & dibagi 2: H2O(g) H2(g) + ½ O2(g) K4 =
K2
K1
H2O(g) + CO(g) CO2(g) + H2(g) K= K3 K 4
K2
K = 1,9 105
E. 3. Hubungan KP dengan KC
Contoh 6.18:
Di antara 2 reaksi di bawah ini, manakah yang memiliki nilai Kp = KC?
(a) H2(g) + I2(g) 2 HI(g) KC = 54,3 pada 430 oC
(b) N2O4(g) 2 NO2(g) KC = 4,63 10-3 pada 25 oC
Jawab: Agar nilai KP = KC, jumlah koefisien gas pada sisi kiri dan kanan harus sama (ng
= 0), dan syarat ini hanya dipenuhi oleh reaksi (a).
Contoh 6.19:
Jawab:
(a) PPCl3 PCl 2 K p PPCl5 (1,05)(0,8 75)
Kp PCl 2 = 1,98 atm
PPCl5 PPCl3 (0,463)
(b) KP 1,05
Δng
K P KC ( RT ) KC ng
= 0,024
( RT ) [0,0821(25 0 273)] (11)-1
F. Pendugaan Arah Reaksi
BACK
Contoh 6.20:
Reaksi H2(g) + I2(g) 2 HI(g) mempunyai nilai K = 49,5 pada suhu 440 °C. Jika pada suhu
tersebut ke dalam wadah bervolume 2 L dimasukkan 5 mol H2, 2 mol I2, dan 4 mol HI.
Tentukan (a) arah reaksi
(b) konsentrasi masing-masing zat saat kesetimbangan tercapai
Jawab: 2
4 mol
(a)
[HI] 2 2 L
Q
= 1,6
[H 2 ][I 2 ] 5 mol 2 mol
2 L 2 L
Q < K reaksi berlangsung ke kanan
Contoh 6.21:
Suatu campuran dari 0,5 mol N2O(g) dan 0,5 mol O2(g) dimasukkan ke dalam wadah
bervolume 4 L pada suhu 250 oC dan dibiarkan mencapai kesetimbangan:
2 N2O(g) + 3 O2(g) 4 NO2(g)
Setelah tercapai kesetimbangan, jumlah N2O menjadi 0,45 mol.
Hitunglah nilai KC, KP, dan perubahan energi bebas Gibbs-nya.
Contoh 6.21:
Dalam contoh-contoh sebelum ini, telah kita bahas bagaimana suatu sistem yang tak
setimbang menuju kesetimbangan.
Sistem yang telah setimbang juga dapat diganggu oleh perubahan kondisi sistem.
Catatan: Di Kimia TPB, pengaruh faktor-faktor ini hanya dibahas secara kualitatif. Contoh-
contoh perhitungan di diktat sekadar untuk memperkaya ilmu Anda.
BACK
H. 1. Perubahan Konsentrasi
Contoh:
Besi(III) tiosianat [Fe(SCN)3] larut dalam air membentuk larutan berwarna merah:
(a) Larutan Fe(SCN)3: campuran warna merah FeSCN2+ dan warna kuning Fe3+
(b) Setelah penambahan NaSCN: kesetimbangan bergeser ke kiri
(c) Setelah penambahan Fe(NO3)3: kesetimbangan juga bergeser ke kiri
(d) Setelah penambahan H2C2O4: kesetimbangan bergeser ke kanan; warna kuning berasal dari ion
Fe(C2O4)33
H. 2. Perubahan Volume dan Tekanan
Hanya berpengaruh terhadap fase gas; tidak memengaruhi fase cair dan padat.
[NO 2 ] 2
Q penurunan pembilang > penyebut karena [NO2] dipangkatkan 2 Q
[N2 O 4 ]
< K kesetimbangan bergeser ke kanan
Contoh 6.22:
Ke arah manakah reaksi di bawah ini bergeser bila pada suhu yang tetap, tekanan
diperbesar (volume diperkecil)?
(a) CaCO3(s) → CaO(s) + CO2(g) (c) H2(g) + CO2(g) → H2O(g) + CO(g)
(b) PCl5(g) → PCl3(g) + Cl2(g) (d) N2(g) + 3 H2(g) → 2 NH3(g)
Jawab:
Bila tekanan ditingkatkan, kesetimbangan akan bergeser ke sisi dengan koefisien gas
paling kecil:
(a) ke kiri (c) tidak bergeser
(b) ke kiri (d) ke kanan
H. 3. Perubahan Suhu
Tidak seperti perubahan konsentrasi, volume, atau tekanan, perubahan suhu tidak hanya
menggeser kesetimbangan, tetapi juga mengubah nilai K.
Jawab:
(a) Reaksi pembentukan NF2 endoterm (Ho > 0), maka pemanasan akan menyukai-nya
(reaksi bergeser ke kanan).
(b) Pengambilan gas NF2 menurunkan konsentrasi produk, maka Q < K dan jumlah produk
harus ditambah agar Q = K (reaksi bergeser ke kanan).
(c) Penurunan tekanan akan menggeser kesetimbangan ke arah koefisien gas yang lebih
besar, yaitu ke arah pembentukan NF2 (reaksi bergeser ke kanan).
(d) Penambahan gas lembam tidak akan menggeser kesetimbangan, karena reaksi akan
dipercepat sama besar ke dua arah.
I. Kesetimbangan Pengionan
BACK
I. 1. Efek Ion Senama (Common Ion Effect)
Dalam campuran suatu elektrolit lemah dengan garam yang mengandung ion yang sama
seperti pada elektrolit tersebut (disebut ion senama), kesetimbangan pengionan elektrolit
akan digeser ke kiri ( menurun), karena garam terionkan dengan lebih sempurna
daripada elektrolit.
Contoh: Dalam campuran bufer CH3COOH-NaCH3COO, ion asetat dari garam Na-asetat
menjadi ion senama yang menghambat pengionan asam asetat.
NaCH3COO → Na+ + CH3COO
Konsentrasi ion asetat dalam
kesetimbangan meningkat
CH3COOH H+ + CH3COO
Kesetimbangan pengionan
asam asetat bergeser ke kiri
I. 2. Hukum Pengenceran Ostwald
Nilai dari suatu larutan elektrolit lemah akan meningkat jika diencerkan.
CH3COOH CH3COO + H+
Mula-mula C
Reaksi –C +C +C
Setimbang C(1–) C C
Karena K konstan, jika larutan diencerkan (C ), derajat pengionan () harus .
Hukum pengenceran Ostwald akan Anda jumpai kembali pada Bab 8.
That’s all folks,
be prepared for UTS