Anda di halaman 1dari 21

ASPEK LEGAL & ETIK DALAM

ASKEP JIWA

Disampaikan

Oleh

PAWIONO, S.ST
A. Pendahuluan
• Praktek Askep Jiwa dipengaruhi
oleh hukum, terutama yg mengatur
hak pasien dan kualitas Askep
Jiwa.
• Banyak hukum yg berbeda antara
satu negara dengan negara yg lain.
• Perawat hrs tahu aspek legal yg
diberlakukan di negara bagiannya.
• Pengetahuan ttg hukum
meningkatkan kebebasan baik bagi
Perawat sendiri maupun pasien.
B. Perawatan Inap Pasien.

• Proses rawat inap dpt menimbulkan


trauma atau dukungan, tergantung
pd institusi, sikap keluarga & teman,
respons staf, serta jenis penerimaan
dari rumah sakit.
• Ada 3 jenis penerimaan MRS Jiwa:
1. Masuk informal.
2. Masuk dgn sukarela.
3. Masuk dgn paksaan.
• Masuk dgn informal yaitu masuk dgn
permintaan lisan oleh pasien,
pemulangan dicetuskan oleh pasien,
satus hak warga negara dicapai kembali
secara penuh oleh pasien, pembenaran
mencari sukarela bantuan.

• Masuk dgn sukarela yaitu masuk


pendaftaran tertulis oleh pasien,
pemulangan dicetuskan oleh pasien,
status warga negara dicapai kembali scr
penuh oleh pasien, pembenaran
sukarela mencari bantuan.
• Masuk dgn paksaan yaitu masuk
pendaftaran tdk diperoleh dari
pasien, pemulangan dicetuskan
oleh pengadilan atau rumah sakit
tetapi bukan oleh pasien, status
hak warga negara pasien mungkin
tdk bisa mencapai, sebagian, atau
semu, tergantung hukum dari
negara bagian. Pembenaran sakit
jiwa dan satu atau lebih yg berikut
ini : membahayakan diri sendiri atau
orang lain, membutuhkan
perawatan, tdk mampu memenuhi
KDM nya sendiri.
• Pemulangan : pasien berusia dewasa yg masuk
scr sukarela dpt mengusulkan u/ keluar dari
rumah sakit dgn kemauannya sendiri.

Kebanyakan negara bagian meminta pasien u/


memberikan pemberitahuan tertulis ttg
keinginannya u/ dipulangkan.

Pasien yg pulang paksa tanpa mengindahkan


saran medis, kebanyakan rumah sakit tanpa
mengindahkan mereka u/ menandatangani
formulir yg menyatakan hal tersebut.

Apabila pasien yg MRS dgn sukarela kemudian


melarika diri, ia hanya dpt dibawa kembali ke
RS jika pasien dhn suka rela menyetujuinya.
Lanjutan pemulangan

Jika ia menolak u/ kembali ke RS, ia


harus dipulangkan atau prosedur
komitment paksaan hrs dilakukan.

Pasien paksaan telah kehilangan haknya


u/ meninggalkan RS ketika mereka
menginginkannya.

Jika pasien ini melarika diri dari RS, staf


mempunyai kewajiban legal u/
melaporkan kepada polisi dan
pengadilan.
C. Komitmen Pasien Berobat Jalan

• Komitmen pasien u/ berobat jalan


adalah suatu proses dimana
pengadilan dpt memerintahkan pasien
u/ menjalankan serangkaian tindakan
berobat jalan sesuai dgn permintaan
dokter mereka.

• Ini merupakan salah satu alternatif u/


menekan masalah tunawisma tetapi
individu yg sakit mental namun tdk
membahayakan yg membutuhkan
perawatan psikiatrik 7 stabilaisasi dlm
komunitas.
Lanjutan komitmen pasien…

• Mungkin sangat bermanfaaat u/


menugaskan pasien yg
menghentikan pengobatannya
segera setelah dipulangkan, dgn
cepat mengalami kemunduran,
dan akhirnya membutuhkan u/
dirawat inap.
D. Hak – Hak Pasien Jiwa

• Hak u/ berkomunikasi dgn orang diluar


RS melalui surat menyurat, telephone,
dan kunjungan pribadi.

• Hak u/ menyimpan pakaian dan barang


pribadi bersama pasien di RS, kecuali
benda yg berbahaya.

• Hak terhadap kebebasan beragama.

• Hak mendapatkan pekerjan jika


memungkinkan.
Lanjutan hak – hak pasien jiwa

• Hak u/ mengelola dan membuang miliknya.

• Hak menjalankan keinginannya.

• Hak menjalin hubungan kontrak.

• Hak untuk berbelanja.

• Hak terhadap pendidikan.

• Hak u/ pemeriksaan psikiatrik yg mandiri.

• Hak terhadap status pelayanan sipil.


Lanjutan hak – hak pasien jiwa

• Hak mendapatkan lisensi, keistimewaan


atau izin yg diberikan berdasarkan
hukum, seperti lisensi profesional atau
izin mengemudi.

• Hak u/ menuntut atau dituntut.

• Hak u/ menikah dan bercerai.

• Hak u/ tdk menjadi subyek pengekangan


mekanik yg tdk diperlukan.

• Hak thd peinjauan status scr berkala.


Lanjutan hak – hak pasien jiwa

• Hak terhadap perwakilan legal.

• Hak terhadap keleluasaan pribadi.

• Hak terhadap informed Consent.

• Hak u/ pengobatan.

• Hak u/ menolak tindakan.

• Hak u/ tindakan dlm tatanan yg paling tdk


mengikat.
E. Informasi yg perlu diberikan
dlm mendapatkan persetujuan.
• Diagnosa : diskripsi masalah pasien.

• Pengobatan : sifat & tujuan pengobatan yg


diusulkan.

• Konsekwensi : resiko & keuntungan


pengobatan yg diusulkan termasuk akibat
fisik & psikologis.

• Alternatif : alternatif terhadap pengobatan


yg diusulkan serta resiko &
keuntungannya.

• Prognosa : hasil pengobatan yg


diharapkan, dgn pengobatan alternatif,
serta tanpa pengobatan.
F. Prinsip Pemberian Informasi.

• Kaji kemampuan pasien u/


memberikan persetujuan dilakukan
tindakan ( informed consent ).

• Pergunakan bahasa yg sederhana


shg mudah dipahami oleh orang
awam.

• Beri kesempatan pada pasien &


keluarga u/ bertanya.
Lanjutan prinsip pemberian informasi.

• Uji pemahaman pasien setelah


diberkan penjelasan.

• Didik sesering mungkin sesuai


kebutuhan.

• Dukumentasi semua faktor yg


relevan termasuk apa yg telah
diungkapkan, pemahaman pasien,
kesepakatan thd pengobatan tanpa
paksaan, dan persetujuan yg
sebenarnya.
G. Peran Legal Perawat
• Perawat psikiatri mempunyai hak &
tanggung jawab membantu 3 peran
legal yaitu :
1. Perawat sbg pemberi Askep.
2. Perawat sbg Pegawai.
3. Perawat sebagai warga negara.
• Perawat mungkin mengalami konflik
antara ketiga hak & tanggung
jawabnya.
Lanjutan Peran Legal Perawat

• Penilaian keperawatan profesional


memerlukan pemeriksaan yg teliti
dalam konteks Askep,
konsekwensi yg mungkin terjadi
akibat tindakan seseorang, dan
alternatif yg mungkin dilakuakan.
H. Malpraktek
• Malpraktek melibatkan kegagalan
seseorang profesional u/ memberkan jenis
asuhan yg diberikan oleh anggota dari
profesi didalam komunitas, mengakibatkan
sesuatu yg membahayakan.

• Kebanyakan pengaduan malpraktek


diarsipkan dalam kesalahan karena
kelalaian.

• Kesalahan merupakan suatu kesalahan


sipil dimana pihak yg dirugikan
mempunyai hak u/ mendapatkan
kompensasi.
Lanjutan Malpraktek.
• Dibawah hukum kesalahan karena
kelalaian, pnggugat hrs membuktikan :

1. Ada kewajiban legal u/ melakukan


Askep.

2. Perawat melakkan tugasnya dgn


kelalaian.

3. Terdapat kerusakan yg dialami oleh


pasien sbg akibat.

4. Kerusakan bersifat subtansial.


Terma Kasih Atas
Perhatian Anda

Semoga
Anda
Suxes

Anda mungkin juga menyukai