Anda di halaman 1dari 51

TINEA FACIALIS ET CORPORIS

Pembimbing : dr. Sunaryo, Sp.KK

Diajukan Oleh :
Putri Yuni Apriliyani, S.Ked J510170067
Robbi Fatqurahman Said, S.Ked
J510170078
Septi Nurhidayati, S.Ked
J510170020

FAKULTAS KEDOKTERAN UMS BAGIAN ILMU KULIT


DAN KELAMIN
2018
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. E

Usia : 49 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku Bangsa : Jawa

Alamat : Karanganyar
– Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang ke poliklinik kulit RSUD Karanganyar dengan keluhan gatal pada wajah
(hidung, dahi dan pipi kanan) dan pada ketiak kanan kiri. Keluhan sudah dirasakan
±2minggu. Gatal dirasakan muncul secara tiba-tiba dan bertambah berat jika pasien
berkeringat, sehingga pasien sering menggaruk karena rasa gatal yang hebat. Kadang
disertai dengan panas. Awalnya timbul bintik-bintik kemudian menjadi bercak-bercak
merah kecil di ketiak, kemudian semakin lama bercak meluas dan muncul juga di
wajah. Pasien mengobati dengan bedak tabur tetapi tidak sembuh.
• 1 minggu yang lalu, pasien berobat ke dokter umum lalu diberi obat salep (asiclovir)
dan obat minum (tidak tau namanya) untuk mengurangi rasa gatal. Setelah
pemakaian obat tersebut gatal hanya hilang sementara dan kulit menjadi bercak
merah membentuk lingkaran dengan tepi yang mengelupas.
• 1 hari yang lalu, pasien datang lagi ke dokter untuk kontrol, karena keluhan tidak
membaik dan mengganggu aktivitas sehari hari, dokter menyarankan untuk ke
dokter spesalis kulit.
• Keluhan nyeri pada daerah yang sakit (-), demam (-), nyeri kepala (-), batuk pilek (-),
mual muntah (-), BAK dan BAB normal.
Riwayat
Riwayat Riwayat
Penyakit
Penyakit Dahulu Pengobatan
Keluarga
• Keluhan serupa • Sudah diobati • Keluhan serupa
: disangkal ke dokter : disangkal
• Hipertensi umum namun • Hipertensi
: disangkal : disangkal
tidak ada
• Diabetes Melitus • Diabetes Melitus
: disangkal perubahan : disangkal
• Asma pada • Asma
: disangkal penyakitnya. : disangkal
• Alergi • Alergi
: disangkal : disangkal
• Atopi
: disangkal
Riwayat
Riwayat Riwayat
kebersihan
lingkungan pribadi
rumah
• Tetangga di • Ventilasi • Pasien mandi
lingkungan cukup, rutin pagi dan
rumah jendela di sore dengan
menggunaka
pasien tidak depan
n sabun.
ada yang rumah dan
• Pasien sering
mengalami di kamar menggunaka
penyakit n baju yang
yang sama menutupi
seluruh tubuh
ANAMNESIS SISTEMIK

Neuro : gemetaran (-), sulit


tidur (-)
Cardiovaskular: nyeri dada (-). Dada
berdebar (-)
Pulmo : sesak napas (-),
batuk lama (-)
Abdomen : diare (-), kembung (-),
konstipasi (-)
Urologi : BAK dan BAB lancar,
panas (-)
Muskuloskeletal : nyeri otot (-), nyeri
sendi (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Vital sign

Keadaan umum : Baik

Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Nadi : 80x/menit

RR : 20x/menit

Suhu : 36,5 ᵒ
Kulit : eritema (+), papul
(+)
Mulut dan tenggorokan : sulit menelan (-)
• Kepala : Normocephal, rambut berwana hitam beruban
• Thorax
– Jantung
• Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
• Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC V linea
midclavicularis sinistra,
• Perkusi : dalam batas normal
• Auskultasi : terdengar bunyi jantung I/II murni regular,BJ
III (-),bising jantung (-)
– Paru
• Inspeksi : simetris
• Palpasi : Ketinggalan gerak (-), fremitus (+) sama
• Perkusi : sonor
• Abdomen
• Inspeksi :Terlihat sejajar dengan dada,
sikatrik (-), purpura (-), massa (-),
distended (-)
• Auskultasi : Peristaltik (+)8 x/ menit, bunyi
tambahan (-)
• Perkusi : Timpani (+)
• Palpasi : Nyeri tekan (-),pekak beralih (-
), hepatomegali (-), splenomegali (-)
• Ekstremitas : pitting edema (-), akral hangat
(+), clubbing finger (-)
STATUS DERMATOLOGI
Predileksi : wajah (pipi kanan, hidung, sekitar alis, dan dahi),
ketiak kanan dan kiri
UKK : Plak eritema berbatas tegas berskuama dengan tepi aktif
(central healing), polisiklik
Lesi : multipel, bentuk tidak beraturan, berbatas tegas, kering
Tinea Fasialis
• Tinea Korporis
• Dermatitis
DIAGNOSI seboroik
S • psoriasis
BANDING • Ptiriasis
Rosea
• Kandidiasis
Kutis
Pemeriksaan
Pembantu Diagnosa
– KOH 10 %
– Pemeriksaan dengan lampu Wood
– Kultur pada medium agar dextrosa
Sabouraud
DIAGNO
SA
KERJA

Tinea
fasialis
et
corpori
s
Penatalaksanaan
– Medikamentosa
•R/ Griseofulvin tab 500 No. XIV
• / 2 dd 1 tab
•R/ Itrakonazol caps 100 No. VII
• / 1 dd 1 caps
– Non Medikamentosa
• Mengurangi kelembapan dari tubuh pasien dengan
menghindari pakaian yang panas (karet, nylon),
mengenakan pakaian dalam yang longgar yang
terbuat dari katun, memperbaiki ventilasi rumah dan
menghindari berkeringat yang berlebihan.
• Menghilangkan fokal infeksi ditempat lain misalnya di
kuku atau di kaki.
KONTROL
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
MIKOSIS

Definisi:

•Mikosis adalah penyakit


yang diakibatkan oleh
jamur (Djuanda dkk, 2008).
KLASIFIKASI MIKOSIS
Profunda Intermediate
Superfisialis
Misetoma,
Sporotrikosis,
Kromomikosis,
Zigomikosis,
Fikomikosis,
Kandidosis
Aspergilosis Dermatofitosis Non
dermatofitosis

Mukormikosis

Pitiriasis
versikolor,
Tinea Tinea Tinea Tinea Tinea Piedra hitam &
putih, Tinea
pedis unguium kruris korporis kapitis Nigra palmaris,
Otomikosis,
Keratomikosis
DERMATOFITOSIS
= tinea = ringworm = kurap = teigne = herpes sirsinata
Definisi:

•Penyakit pada jaringan yang mengandung zat


tanduk , ct/: str. Korneum pada epidermis, rambut &
kuku, yg disebabkan gol. Jamur dermatofita.

Etiologi:
• Golongan Dermatofita, yang terbagi dlm genus:
• Microsporum
• Trichophyton
• Epidermophyton
Kontak dengan
pakaian, handuk,
atau apapun yang
sudah berkontak
dengan penderita

Penggunaan obat-
obatan
glukokortikoid
topikal dalam
FAKTOR Kontak kulit ke
kulit dengan
penderita atau
jangka waktu yang
lama RISIKO hewan peliharaan.

(Subeno,
2012)
Lebih sering
menghabiskan Umur 12 tahun ke
waktu di tempat bawah
yang tertutup.
Patofisiologi
• Dermatofita biasanya berada di daerah yang tidak
hidup : str. korneum, rambut, kuku.
• Daerah lipatan tubuh yang hangat, lembab
membantu proliferasi jamur.
• Keratinisasi menghalangi jamur terbatas di
epidermis. Jamur memiliki enzim shg bisa masuk
lebih dalam dari stratum corneum.
• Penetrasi jamur tergantung dari mekanisme
pertahanan non-spesifik yaitu : aktivasi serum
inhibitor, komplemen, PMN.
• Masa inkubasi 1-3 minggu
• Perluasan lesi : Sentrifugal.
Tinea Korporis
= tinea sirsinata = tinea glabrosa = scherende flechte = kurap = herpes sircine trichophytique

• Penyakit karena infeksi jamur dermatofita pada kulit halus


(glabrous skin) seperti di daerah muka, leher, badan, lengan,
dan gluteal. (Aesculapius, 2012)
• Penyebab tersering Tinea Korporis adalah Trichophyton
rubrum dan Trichophyton mentagrophytes. (Aesculapius,
2012)
Gejala klinik
– GATAL saat keringat
– Lesi bulat / lonjong
– Berbatas tegas
– Lesi konfluen diskret
– Lesi-lesi dengan tepi polisiklik
– Central healing
Diagnosis BANDING Diagnosis
– Dermatosis • Tinea corporis
seboroik ditegakkan :
– Psoriasis – Gatal saat keringat
– Pitiriasis rosea – Lokasi lipat tubuh /
tertutup pakaian
– Gambaran polisiklik
eritroskuamosa
– KOH : hifa panjang
PENCEGAHAN
-Mengurangi kelembapan dari tubuh pasien dengan
menghindari pakaian yang panas (karet, nylon),
mengenakan pakaian dalam yang longgar yang
terbuat dari katun, memperbaiki ventilasi rumah dan
menghindari berkeringat yang berlebihan.
-Menghindari sumber penularan yaitu binatang, kuda,
sapi, kucing, anjing,atau kontak pasien lain.
-Menghilangkan fokal infeksi ditempat lain misalnya di
kuku atau di kaki.
-Meningkatkan hygiene dan memperbaiki makanan.
-Faktor-faktor predisposisi lain seperti diabetes
melitus, kelainan endokrin yang lain, leukimia, harus
dikontrol. Beberapa faktor yang memudahkan
timbulnya residif pada tinea kruris harus dihindari atau
dihilangkan antara lain :
a. Temperatur lingkungan yang tinggi, keringat
berlebihan, pakaian dari karet atau nilon.
b. Pekerjaan yang banyak berhubungan dengan air
misalnya berenang
c. Kegemukan, selain faktor kelembapan, gesekan
kronis dan keringat berlebihan disertai higiene yang
kurang, memudahkan timbulnya infeksi jamur.
PROGNOSIS
• Prognosis pada
umumnya baik, kecuali
faktor predisposisi sulit
dihilangkan.
(Aesculapius, 2012)
Tinea Fasialis
• Tinea fasialis (tinea faciei) adalah suatu dermatofitosis
superfisial yang terbataspada kulit yang tidak berambut, yang
terjadi pada wajah, memiliki karakteristik sebagai plak eritema
yang melingkar dengan batas yang jelas. (Subeno, 2012)

Epidemiologi
Tinea fasialis banyak terjadi pada anak-anak, kira-kira 19%
dari populasi anak dengan dermatofitosis.
Beberapa peneliti menyimpulkan bahwa wanita mungkin
lebih sering terinfeksi daripada pria
Lanjutan
• Tinea fasialis dapat terjadi pada semua umur, dengan
dua usia insidens puncak.Usia insidens pertama
meningkat pada anak-anak, karena kebiasaan mereka
kontak dengan hewan peliharaan

ETIOLOGI
Agen penyebab tinea fasialis sangat bervariasi, tergantung pada
letak geografisnya (Subeno, 2012) :
1.Secara umum, reservoir hewan pada zoophilic dermatofit, terutama
Microsporumcanis, terdapat pada hampir semua hewan peliharaan.
2.Di Asia, Trichophyton mentagrophytes danTrichophyton rubrum yang
tersering.
3.Di Amerika Utara, Trichophyton tonsurans adalah patogen yang utama.
4.Di Brazil, Trichophyton rubrumyang tersering. Namun, Trichophyton
raubitschekii, yang merupakan spesies jamur baru di Brazil, yang memiliki
kesamaan sifat dengan Trichophyton rubrum, telah diteliti dapat menjadi agen
penyebab tinea fasialis.
GEJALA DAN TANDA
GEJALA KLINIS
Penderita tinea fasialis biasanya datang dengan keluhan rasa gatal dan
terbakar,dan memburuk setelah paparan sinar matahari
(fotosensitivitas). Namun, kadang-kadang,penderita tinea fasialis dapat
memberikan gejala yang asimptomatis. (Subeno, 2012)

TANDA KLINIS
Tanda klinis yang dapat ditemukan pada tinea fasialis, antara lain: bercak,
makula sampai dengan plak, sirkular, batas yang meninggi, dan regresi sentral
memberi bentuk seperti ring-like appearance. Kemerahan dan skuama tipis
dapat ditemukan.(Subeno, 2012)
Diagnosis BANDING Komplikasi
– Dermatosis • Beberapa komplikasi
seboroik yang dapat terjadi,
– Dermatitis kontak antara lain: (Subeno,
2012)
– Akne rosasea
• Penyebaran infeksi ke
– Lupus
area yang lain
eritematosus
• Infeksi bakteri pada lesi
• Dermatitis kontak atau
kelainan kulit yang lain
Penegakan diagnosis PENCEGAHAN
Pemeriksaan mikologik untuk Pencegahan untuk tinea fasialis,
membantu penegakkan diagnosis meliputi: (Subeno, 2012)
terdiri atas pemeriksaan langsung Menghindari kontak langsung
sediaan basah dan biakan. Pada
dengan mereka yang menderita tinea
pemeriksaan mikologik untuk
fasialis.
mendapatkan jamur diperlukan bahan
klinis yang dapat berupa kerokan kulit. Menjaga kulit agar tetap bersih dan
Sediaan basah dibuat dengan kering, mencuci muka setelah
meletakkan bahan diatas gelas alas, berolahraga ataupun berkeringat
kemudan ditambah 1-2 tetes larutan Mencuci barang-barang pribadi
KOH. secara berkala (seprei, pakaian, dan
Pemeriksaan lampu Wood (sinar lain-lain)
ultraviolet), Beberapa spesies Jangan berbagi perlengkapan
dermatofit tertentu yang berasal dari
perawatan diri (handuk, sisir, sikat)
genus Microsporum menghasilkan
Mencuci tangan
substansi yang dapat membuat lesi
menjadi warna hijau ketika disinari
lampu Wood dalam ruangan yang
gelap
Penatalaksanaan Antibiotik
Antibiotik diberikan bila terdapat infeksi
Sistemik : sekunder.
• Antihistamin tablet Topikal :
• Griseofulvin tablet Obat topikal konvensional, misalnya
• Dosis dewasa : 0.5-1 g asam salisil 2-4%, asam benzoat 6-
• Dosis anak-anak : 5-15 12%, sulfur 4-6%, vioform 3%, asam
mg/kgBB/hari dalam dosis undesilenat 2-5%, dan zat warna (hijau
tunggal, bila tidak dapat brilian 1% dalam cat Castelani)
ditoleransi dibagi 4x/hari.
Obat topikal baru: tolnaftat 2%,
• Itrakonazol
toksiklat, haloprogin, derivat-derivat
• 2x 100- 200 mg/hari dalam
kapsul selama 3 hari. imidazol 1% (ketokonazol, klotrimazol,
• Flukonazole mikonazol), siklopiroksalamin 1% dan
• Dosis :100-400 mg per hari naftifine masing-masing 1%
• Ketokonazol tablet
• Dosis dewasa: 200-400 mg/hari
selama 10 hari sampai 2 minggu
pada pagi hari setelah makan.
• Dosis anak : 3.3-6.6
mg/kgBB/hari.
• Terbinafin
• 62.5-250 mg/hari bergantung
pada berat badan, diberikan
selama 2-3 minggu.
Edukasi
• Diperlukan pula perawatan diri di rumah (home care),
seperti: menghindari menggaruk daerah lesi, karena
hal tersebut dapat membuat infeksi bertambah parah.
• Menjaga kulit tetap kering dan bersih dengan
menghindari aktivitas yangdapat mengeluarkan
keringat.
• Mandi minimal sekali sehari dan ingat
untuk mengeringkan tubuh seluruhnya.

KRITERIA SEMBUH
• Klinis : secara klinis tidak terdapat gejala dan tidak
terdapat tanda-tanda infeksi tinea.
• Mikologis : pemeriksaan dengan lampu wood,
pemeriksaan KOH, dan kultur agar saboraud hasilnya
negatif.
PROGNOSIS
• Dengan pengobatan teratur, tinea
fasialis dapat sembuh dalam waktu
satu bulan. Prognosis dikatakan baik
jika: (Subeno, 2012)
• Faktor predisposisi dapat dihindarkan
atau dihilangkan
• Dapat menghindari sumber penularan
• Pengobatan teratur dan tuntas.
Tinea pedis
= Athlete’s foot = ringworm of the foot = kutu air

Bentuk • diantara jari IV dan V, dapat meluas ke bawah jari


dan sela jari lain. terlihat fisura yang dilingkari
Interdigitalis sisik halus dan tipis. Sering dilihat maserasi.

• seluruh kaki, dari telapak, tepi sampai punggung


Moccasin kaki terlihat kulit menebal dan bersisik; eritema
ringan terlihat pada tepi lesi, kadang terdapat
foot pula papul dan vesikel.

Bentuk • terlihat vesikel, vesiko-pustul dan bula, dimulai


pada sela jari kemudian meluas kepunggung kaki
Subakut atau telapak kaki.
Terapi :

Antijamur :
Griseofulvin 500
mg/hari  30 hr
Ketokonazol 200
mg/hari  30 hr

Antibiotik + NSAID :
atasi peradangan
Tinea Unguium
= dermatophytic onychomycosis = ringworm of the nail

• Dari tepi distal / distolateral kuku


• Trauma congkel2 kuku
Subungual distalis
• Trauma  inokulasi jamur  detritus subungual
distal

Leukonikia trichofita = • bercak putih pada permukaan kuku dapat dikerok


leukonikia mikotika untuk dibuktikan adanya jamur

• Dimuali dari pangkal kuku bagian proksimal


Subungual proksimal • terlihat kuku di bagian distal masih utuh sedangkan
bagian proksimal rusak
Penatalaksanaan
• Umum : Tingkatkan higienitas
Atasi infeksi sekunder + Roserplasty
• Khusus :
– Topikal :
• Leukonikia Trikofita : Ciclopirox ( 8 % lacquer ) setiap
hari selama 48 minggu
• Subungual distal dan proksimal : ( kemoterapi )
As Salycil 15 – 30 %/Lanolin 10%/Vaseline Album
– Sistemik :
• Griseofulvin 500 mg/hr ( 1 – 3 bulan )
• Terbinafine 250 mg/hr ( 6 mgg  kuku tangan, 12
mgg  kuku kaki )
• Itraconazole 400 mg/hr selama 1 bulan, dilanjutkan
200 mg/hr (2 bln kuku tangan, 3 bln  kuku kaki)
• Fluconazole 150 – 300 mg sekali seminggu selama 3 –
12 bulan. 450 mg  rekuren
Pemeriksaan Penunjang Diagnosis Diferensial

• Kerokan Kuku + KOH 20 % • Onikomikosis oleh candida


• Biakan kerokan skuama di • Psoriasis Kuku
bawah / di atas kuku  • Lichen Plannus
koloni ( kultur dgn agar • Onikodistrofi akibat
saburoud )
trauma
• Biopsi kuku
• Dermatitis kontak
Tinea Cruris
= eczema marginatum = dhobie itch = jockey itch = ringworm of the groin

• Definisi:
– dermatofitosis pada sela paha, perineum, dan sekitar anus.
• Akut atau menahun, bahkan seumur hidup.

• Efloresensi:
– makula eritroskuamosa, berbatas tegas, tepi aktif terdiri
dari papula atau pustula.
– Kronis  efloresensi: makula hiperpigmentasi, skuama,
likenifikasi.
Pemeriksaan penunjang

•Pemeriksaan kerokan kulit


dengan mikroskop
langsung dengan larutan
KOH 10-20% untuk melihat
hifa atau spora jamur.

•Pemeriksaan Histologis
akan tampak neutrofil di
stratum corneum, ini
merupakan petunjuk
diagnostik yang penting.
• Terapi :
Griseofulvin 500 mg/hr/pc  14 hari
•Biopsi kulit
atau
Ketokonazol 200 mg/hr  14 hari
Tinea Imbrikata

• Bentuk khas tinea korporis yg disebabkan


Trichophyton concentricum.
• Papul berwarna coklat  lingkaran skuama yg
konsentris
• Awal infeksi sangat GATAL
Tinea Favosa / Favus
• Tinea korporis + kelainan rambut
• Dimulai di kepala brupa titik kecil  krusta 
rambut tdk berkilat & mudah terlepas. Biasa
tercium mousy odor.
• Pada kulit terlihat papulovesikel &
papuloskwamosa disertai kelainan kulit
berbentuk cawan khas yg kemudian menjadi
jaringan parut.
Tinea kapitis
= ringworm of the scalp

•Kelainan pada kulit dan rambut kepala yang disebabkan oleh


spesies darmatofita.
•Kelainan ini ditandai dengan lesi bersisik, kemerah-merahan,
alopesia, dan gambaran yang lebih berat yang disebut kerion

•Habitat :
•Zoofilik & Geofilik  Rx.inflamasi : Gatal +, Merah +, Sisik
•Antropofilik  Rx. Non inflamasi : Gatal ±, Sisik ++
Bentuk Tinea Kapitis

• Grey patch ringworm


– e/: Microsporum
– anak –anak
– Dimulai dengan papul merah disekitar rambut  bercak, pucat &
bersisik  gatal  rambut abu-abu, mudah patah & terlepas
• Black dot ringworm
– e/: Trichophyton tonsurans & T. violaceum
– Rambut yang terkena infeksi patah, tepat pada muara folikel, dan yang
tertinggal adalah ujung rambut yang penuh spora (berwarna hitam)
• Kerion
– e/: M. canis & M. gypseum (sering); T. tonsurans & T. violaceum
– Reaksi peradangan berat berupa pembengkakkan yang menyerupai
sarang lebah dengan sebukan sel radang yang padat disekitarnya
– Dapat menimbulkan jaringan parut dan alpesia yang menetap
Terapi Oral:
Tablet Griseofulvin 10 mg/KgBB  30 hari
Kerion:
+ Antibiotik : Amoxicillin 20 mg/KgBB  7 hr
+ Steroid : cegah sikatriks, alopesia  bbrp hari saja
PROGNOSIS

• Prognosis penyakit ini baik dengan diagnosis dan


terapi yang tepat asalkan kelembapan dan
kebersihan kulit selalu dijaga.
BAB 3
KESIMPULAN
KESIMPULAN
• Pada pasien ini diagnosisnya Tinea Fasialis et Corporis. Pengambilan diagnosis ini
berasal dari:
• Anamnesa, yaitu dari :
• Keluhan utama mengeluhkan gatal
• Riwayat perjalanan penyakit yaitu Pasien dengan keluhan gatal pada wajah
(hidung, dahi dan pipi kanan) dan pada ketiak kanan kiri. Keluhan sudah dirasakan
±2minggu. Gatal dirasakan muncul secara tiba-tiba dan bertambah berat jika
pasien berkeringat. Awalnya timbul bintik-bintik kemudian menjadi bercak-bercak
merah kecil di ketiak, kemudian semakin lama bercak meluas dan muncul juga di
wajah.
• Riwayat penyakit keluarga: tidak ada penyakit yang sama dengan pasien.
• Riwayat lingkungan:Tetangga di lingkungan rumah pasien tidak ada yang
mengalami penyakit yang sama.
• Riwayat kebersihan rumah yang mengatakan ventilasi cukup, jendela di depan
rumah dan di kamar.
Pemeriksaan fisik
Inspeksi didapatkan status dermatologi :
Lokasi : wajah (pipi kanan, hidung, sekitar alis, dan dahi), ketiak
kanan dan kiri.
Lesi : multipel, bentuk tidak beraturan, berbatas tegas, kering.
Efloresensi : Plak eritema berbatas tegas berskuama dengan tepi aktif
(central healing), polisiklik.

Tatalaksana medikamentosa
R/ Griseofulvin tab 500 No. XIV
/ 2 dd 1 tab
R/ Itrakonazol caps 100 No. VII
/ 1 dd 1 caps
Saat dilakukan kontrol post 1 minggu pengobatan, kesan perbaikan pada
penyakit kulit pasien.

Anda mungkin juga menyukai