Snars Pap
Snars Pap
81 ELEMEN PENILAIAN
Gambaran Umum
• Tanggung jawab yg terpenting dari RS dan staf adalah memberikan
asuhan dan pelayanan pasien yang efektif dan aman. Hal ini
membutuhkan komunikasi yang efektif, kolaborasi dan standardisasi
proses untuk memastikan bahwa rencana, koordinasi, dan
implementasi asuhan mendukung dan merespons setiap kebutuhan
unik pasien dan target.
• Asuhan pasien dilakukan oleh PPA dengan banyak disiplin dan staf
klinis lain. Semua staf yg terlibat dlm asuhan pasien harus memiliki
peran yg jelas, ditentukan oleh kompetensi dan kewenangan,
kredensial, sertifikasi, hukum dan regulasi, ketrampilan individu,
pengetahuan, pengalaman, dan kebijakan RS atau uraian tugas
wewenang (UTW).
• Pelaksanaan asuhan dan pelayanan harus dikoordinasikan dan
diintegrasikan oleh semua Profesional Pemberi Asuhan (PPA) dapat
dibantu staf klinis lainnya.
Psikologi Nurisionis
Klinis Dietisien
DPJP
Perawat Apoteker
Clinical Leader :
• Kerangka pokok Fisio Ahli
asuhan terapis Pasien, Gizi
• Koordinasi Keluarga
• Kolaborasi
• Sintesis Radio Analis
• Interpretasi grafer
• Review
• Integrasi asuhan Lainnya
Yan Kes
/ RS Lain
Case
Yan Manager
Keuangan/
Billing Asuransi Dokter
Perusahaan/ Keluarga
Employer BPJS
• Pembayar
• Perusahaan
• Asuransi
Case
Manager
MPP
(Laison “Jembatan”)
• RS
Pasien • PPA
Keluarga • Rohaniwan
• Unit2
• Keuangan
Standar PAP.2.1.
Rencana asuhan individual setiap pasien dibuat dan
didokumentasikan
1. Secara rutin saat visit pasien tiap pagi DPJP membaca CPPT semua
info (24 jam), dari semua PPA, terkait asesmen, perkembangan
pasien, pelaksanaan pelayanan, juga dari form lain, antaralain :
“Nurse’s note”, Form gizi, dll.
2. Melakukan review, interpretasi, sintesis dari rencana dan
pelaksanaannya.
3. Menyusun skala prioritas
4. Memberi catatan / notasi pd CPPT utk a.l. perhatian, koreksi,
arahan, instruksi dsb sebagai wujud integrasi !!
5. Atau bila asuhan sudah sesuai dgn rencana & sasaran, cukup
memberi paraf (di kolom verifikasi) pada setiap lembar CPPT, beri
paraf pd pojok kanan bawah tiap lembar CPPT.
19
CPPT : CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI
Kolaborasi PPA REVIEW &
VERIFIKASI
melalui CPPT Instruksi PPA DPJP
HASIL ASESMEN PASIEN DAN PEMBERIAN PELAYANAN Termasuk Pasca (Tulis Nama, beri
Profesional
Bedah Paraf, Tgl, Jam)
Tgl, Jam Pemberi
(Tulis dengan format SOAP/ADIME, disertai Sasaran. Tulis (Instruksi ditulis (DPJP harus
Asuhan
Nama, beri Paraf pada akhir catatan) dgn rinci dan membaca/merevi
jelas) ew seluruh
Rencana
Asuhan)
2/2/2015 Perawat S : Nyeri akut lutut kiri sejak 1-2 jam • Monitoring nyeri
Jm 8.00 O : skala nyeri VAS : 7 tiap 30’
TD 165/90, N 115/m, Frek Nafas : 30/m • Lapor DPJP
A : Nyeri akut arthritis gout • Kolaborasi
P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dgn target VAS <4 pemberian anti
Paraf.. inlamasi &
analgesic
2/2/2015 Dokter S : Nyeri lutut kiri akut sejak pagi *Lapor 2 jam lagi
Jm 8.30 O : Lutut kiri agak merah, nyeri tekan, skala NRS 7-8, hangat pd skala nyeri
palpasi. *Foto Ro Lutut hari
A : Gouty Arthritis - flare Genu Sinistra ini bila nyeri
P : inj steroid xx mg , tab colchicine 2 X 0,6 mg/hari. mereda/toleransi
Paraf … cukup
Dst….
Paraf
DPJP
Catatan/Notasi DPJP……+paraf DPJP tiap lembar
Standar PAP.2.2.
Rumah sakit menetapkan regulasi yang mengatur
metoda memberi instruksi.
• Banyak kegiatan asuhan pasien membutuhkan seorang PPA yg
kompeten dan berwenang utk menuliskan instruksi yg harus di catat
di rekam medik pasien. Kegiatan ini meliputi, misalnya instruksi utk
pemeriksaan di lab (a.l. termasuk lab Patologi Anatomi), memesan
obat, asuhan keperawatan khusus, terapi nurtrisi dsb.
• Instruksi ini harus dapat tersedia dgn mudah jika instruksi harus
dilaksanakan secepat mungkin. Menempatkan instruksi dilembar
umum atau di tempat tertentu di dalam berkas rekam medik
memudahkan pelaksanaan instruksi.
• Instruksi tertulis membantu staf mengerti kekhususan perintah, kapan
harus dilaksanakan, siapa harus melaksanakannya dan bersifat delegatif
atau mandat. Instruksi tertulis dapat juga diberikan di form tersendiri atau
diberikan dgn sistem elektronik sesuai regulasi RS.
2/2/2015 Dokter S : Nyeri lutut kiri akut sejak pagi *Lapor 2 jam lagi
Jm 8.30 O : Lutut kiri agak merah, nyeri tekan, skala NRS 7-8, hangat pd skala nyeri
palpasi. *Foto Ro Lutut hari
A : Gouty Arthritis - flare Genu Sinistra ini bila nyeri
P : inj steroid xx mg , tab colchicine 2 X 0,6 mg/hari. mereda/toleransi
Paraf … cukup
Paraf
Dst….
DPJP
Catatan/Notasi DPJP……+paraf DPJP tiap lembar
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI
REVIEW &
VERIFIKASI
DPJP
INSTRUKSI
(Tulis
PPA
HASIL ASESMEN Nama, beri
TERMASUK
PROFESI PENATALAKSANAAN PASIEN Paraf, Tgl,
PASCA
TGL - ONAL Jam)
BEDAH
JAM PEMBERI (Tulis dengan format SOAP/ADIME, (DPJP
(Instruksi
ASUHAN disertai Sasaran. Tulis Nama, beri harus
ditulis dgn
Paraf pada akhir catatan) membaca/
rinci dan
mereview
jelas)
seluruh
Rencana
Asuhan)
24
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI
2/2/2015 Perawat S : Nyeri akut lutut kiri sejak 1-2 jam - Monitoring
Jm 8.00 O : skala nyeri VAS : 7 nyeri tiap
TD 165/90, N 115/m, Frek Nafas : 30/m 30’
A : Nyeri akut arthritis gout - Lapor DPJP
P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dgn - Kolaborasi
target VAS <4 pemberian
Paraf.. anti
inlamasi &
analgesic
2/2/2015 Dokter S : Nyeri lutut kiri akut sejak pagi *Lapor 2 jam
Jm 8.30 O : Lutut kiri agak merah, nyeri tekan, lagi skala nyeri
skala NRS 7-8, hangat pd palpasi. *Foto Ro Lutut
A : Gouty Arthritis - flare Genu Sinistra hari ini bila
P : inj steroid xx mg , tab colchicine 2 X nyeri mereda
0,6 mg/hari. /toleransi cukup
Paraf …
Dst….
25
Standar PAP.2.3.
RS menetapkan regulasi ttg tindakan klinik dan diagnostik
yg diminta, dilaksanakan dan diterima hasilnya serta di
simpan di berkas rekam medis pasien
• Maksud dan tujuan pada standar 2.3 , contoh tindakan seperti ini
adalah endoskopi, kateterisasi jantung, terapi radiasi, CT Scan dll
tindakan invasif juga pada pemeriksaan lab (PK, PA) juga pada
radiologi intervensional dan non invasif.
Pemberian informasi
Juga KTD
CONTOH FORMULIR KOMUNIKASI-EDUKASI HARIAN
Pasien Pelayanan
yang berisiko yang berisiko
tinggi tinggi
1. Yan Kasus Emergensi
2. Yan Resusitasi
1. Yan Transfusi Darah /
3. Yan Pasien dgn
Produk Darah
Ventilator & Koma
2. Yan Penyakit Menular
4. Yan Penyakit Menular
3. Yan Dialisis
5. Yan Pasien
4. Yan Kemoterapi
Imunosupres
5. Yan yg berisiko tinggi
6. Yan Dialisis
lainnya
7. Yan Pasien Restraint
8. Yan Lansia–Anak–
Berisiko Kekerasan
9. Yan Kemoterapi
10.Yan lain yg berisiko
PAP.3
• RS memberi asuhan kpd pasien utk berbagai
kebutuhannya atau kebutuhan pd keadaan kritis.
33
Mengurangi/menekan RISIKO
*Standar PAP.3.1 early warning system (EWS)
*Standar PAP.3.2 yan resusitasi - “Code Blue”
*Standar PAP.3.3 pelayanan darah dan produk darah.
*Standar PAP.3.4 asuhan dgn peralatan bantu hidup dasar
atau yang koma.
*Standar PAP.3.5 asuhan pasien dgn penyakit menular dan
yg daya tahannya diturunkan (immune-supressed)
*Standar PAP.3.6 asuhan pasien dialisis (cuci darah)
*Standar PAP.3.7 penggunaan alat penghalang (restraint)
*Standar PAP.3.8 asuhan pasien usia lanjut, mereka yg
cacat, anak-anak dan mereka yg berisiko disiksa.
*Standar PAP.3.9 asuhan pada pasien yg mendapat
kemoterapi atau pelayanan lain yg berisiko tinggi. 34
DETEKSI (MENGENALI) PERUBAHAN KONDISI PASIEN
EWS – Early Warning System
➢ Standar PAP.3.1.
Staf klinis dilatih untuk mendeteksi (mengenali) perubahan kondisi
pasien memburuk dan mampu melakukan tindakan.
Standar PAP.3.2.
Pelayanan resusitasi tersedia di seluruh area RS
• Pelayanan resusitasi diartikan sbg intervensi klinis pada pasien atau
korban yg mengalami kejadian mengancam hidupnya, spt henti
jantung atau paru. Pd saat henti jantung atau paru, pemberian
kompresi pd dada atau bantuan pernapasan akan berdampak pd
hidup atau matinya pasien, setidak2nya menghindari kerusakan
jaringan otak.
Standar PAP.3.4
RS menetapkan regulasi tentang asuhan pasien yg
menggunakan alat bantu hidup dasar atau pasien koma
Mengurangi/menekan RISIKO
PELAYANAN PASIEN DENGAN PENYAKIT MENULAR DAN MEREKA
YANG DAYA TAHANNYA DITURUNKAN (IMMUNO-SUPPRESSED)
Dialisis
Standar PAP.3.6.
Regulasi mengarahkan asuhan pasien dialisis (cuci
darah)
Mengurangi/menekan RISIKO
PELAYANAN PASIEN RESTRAINT
Restraint
Standar PAP.3.7.
Rumah sakit menetapkan pelayanan penggunaan alat
penghalang (restraint).
Mengurangi/menekan RISIKO
PELAYANAN PASIEN POPULASI KHUSUS Mengurangi/menekan RISIKO
Standar PAP.3.8.
RS memberikan pelayanan khusus terhadap pasien usia
lanjut, mereka yg cacat, anak-anak dan populasi yg
berisiko disiksa dan risiko tinggi lainnya, termasuk pasien
dgn risiko bunuh diri
Lansia, Anak, Risiko disiksa
Elemen Penilaian PAP.3.8.
1. Ada regulasi ttg pelayanan khusus thd pasien yg lemah, lanjut
usia, anak dan yg dgn ketergantungan bantuan, serta populasi yg
berisiko disiksa dan risiko tinggi lainnya termasuk pasien dgn
risiko bunuh diri. (R)
2. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien yg lemah, lanjut usia yg
tidak mandiri menerima asuhan sesuai regulasi. (D,W)
3. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien anak dan anak dgn
ketergantungan sesuai regulasi. (D,W)
4. Ada bukti pelaksanaan asuhan thd populasi pasien dgn risiko
kekerasan dan risiko tinggi lainnya termasuk pasien dgn risiko
bunuh diri sesuai regulasi. (D,W)
PELAYANAN PASIEN KEMOTERAPI DAN TERAPI LAIN YANG
BERISIKO TINGGI
Standar PAP.3.9.
RS memberikan pelayanan khusus thd pasien yg
mendapat kemoterapi atau pelayanan lain yg berisiko
tinggi (misalnya terapi hiperbarik dan pelayanan radiologi
intervensi)
- Kemoterapi
- Yan lain berisiko
Elemen Penilaian PAP.3.9.
1. Ada regulasi ttg pelayanan khusus thd pasien yg
mendapat kemoterapi atau pelayanan lain yg berisiko
tinggi. (R)
2. Ada bukti pelaksanaan pelayanan pasien yg mendapat
kemoterapi sesuai regulasi. (D,W)
3. Ada bukti pelaksanaan pelayanan risiko tinggi lain
(misalnya terapi hiperbarik dan pelayanan radiologi
intervensi) sesuai regulasi (D,W) Mengurangi/menekan RISIKO
MAKANAN DAN TERAPI GIZI Yan Gizi Regular
➢Standar PAP.4.
Tersedia berbagai pilihan makanan, sesuai dgn status
gizi pasien dan konsisten dengan asuhan klinisnya
Elemen Penilaian PAP.4.
1. RS menetapkan regulasi yg berkaitan dgn pelayanan gizi. (R)
2. RS menyediakan makanan sesuai dgn kebutuhan pasien.
(D,O,W)
3. Ada bukti proses pemesanan makanan pasien sesuai status
gizi dan kebutuhan pasien dan dicatat di rekam medis (D,W)
4. Makanan disiapkan dan disimpan dgn mengurangi risiko
kontaminasi dan pembusukan. (O,W)
5. Distribusi makanan dilaksanakan tepat waktu sesuai
kebutuhan. (D,O,W)
6. Jika keluarga membawa makanan bagi pasien, mereka diberi
edukasi ttg pembatasan diet pasien dan risiko kontaminasi
serta pembusukan sesuai regulasi. (D,O,W,S)
7. Makanan yg dibawa keluarga atau orang lain disimpan secara
benar utk mencegah kontaminasi (D,O,W)
➢Maksud dan Tujuan PAP.4.
• Pilihan makanan disesuaikan dgn umur, budaya, pilihan,
rencana asuhan, diagnosis pasien termasuk juga a.l. diet
khusus spt rendah kolesterol, diet diabetes.
• Berdasar asesmen kebutuhan dan rencana asuhan, DPJP
atau PPA lain yg kompeten, memesan makanan dan nutrisi
lainnya utk pasien.
• Pasien berhak menentukan makanan sesuai dgn nilai yg
dianut. Bila memungkinkan, pasien ditawarkan pilihan
makanan yg konsisten dgn status gizi.
• Jika keluarga pasien/ orang lain mau membawa makanan utk
pasien, kpd mereka diberi edukasi ttg makanan yg merupakan
kontra indikasi thd rencana, kebersihan (hygiene) makanan
dan kebutuhan asuhan pasien, termasuk informasi terkait
interaksi obat dan makanan.
• Makanan yg dibawa oleh keluarga/ orang lain disimpan dgn
benar utk mencegah kontaminasi.
Standar PAP.5.
Pasien dengan risiko nutrisi menerima terapi gizi
terintegrasi.
Asuhan Gizi Terintegrasi
Elemen Penilaian PAP.5.
1. RS menetapkan regulasi utk terapi gizi terintegrasi.
(R)
2. Ada bukti pemberian terapi gizi terintegrasi pada
pasien risiko nutrisi. (D,W)
3. Asuhan gizi terintegrasi mencakup rencana,
pemberian, dan monitor terapi gizi (D,W)
4. Evaluasi dan monitoring terapi gizi dicatat di rekam
medis pasien (lihat AP.2 EP 1) (D)
Maksud dan Tujuan PAP.5.
• Pasien pd asesmen awal di skrining utk risiko
nutrisi.
• Pasien ini dikonsultasikan ke ahli gizi utk dilakukan
asesmen lebih lanjut. Jika ditemukan risiko nutrisi,
dibuat rencana terapi gizi dan dilaksanakan.
• Kemajuan keadaan pasien dimonitor dan dicatat di
rekam medis pasien.
• DPJP, perawat, ahli gizi, dan keluarga pasien
bekerjasama dlm konteks asuhan gizi terintegrasi.
PENGELOLAAN NYERI
Standar PAP.6.
Rumah sakit menetapkan pelayanan pasien untuk
mengatasi nyeri.
Yan Nyeri
Elemen Penilaian PAP.6
1. RS menetapkan regulasi pelayanan pasien utk mengatasi
nyeri. (R)
2. Pasien nyeri menerima pelayanan utk mengatasi nyeri sesuai
kebutuhan. (D,W)
3. Pasien & keluarga diberi edukasi ttg pelayanan utk
mengatasi nyeri sesuai dgn latar belakang agama, budaya,
nilai2 pasien & keluarga. (D,W)
4. Pasien & keluarga diberi edukasi ttg kemungkinan timbulnya
nyeri akibat tindakan yg terencana, prosedur pemeriksaan
dan pilihan yg tersedia utk mengatasi nyeri. (D,W,S)
5. RS melaksanakan pelatihan pelayanan utk mengatasi nyeri
utk staf (D,W)
Maksud dan Tujuan PAP.6.
• Nyeri dapat diakibatkan oleh kondisi, penyakit
pasien, dari tindakan atau pemeriksaan yg dilakukan.
• Sbg bagian dari rencana asuhan, pasien diberi
informasi ttg kemungkinan timbulnya nyeri akibat dari
tindakan, atau prosedur pemeriksaan, dan pasien
diberitahu pilihan yg tersedia utk mengatasi nyeri.
• Apapun yg menjadi sebab timbulnya nyeri, jika tidak
dapat diatasi akan berpengaruh secara fisik maupun
psikologis.
• Pasien dgn nyeri dilakukan asesmen dan pelayanan
utk mengatasi nyeri yg tepat.
(Maksud dan Tujuan PAP.6.)
Berdasar cakupan asuhan yg diberikan, RS menetapkan
proses utk melakukan skrining, asesmen dan pelayanan
utk mengatasi nyeri meliputi:
identifikasi pasien utk rasa nyeri pada asesmen awal
dan asesmen ulang
memberi informasi kpd pasien bhw nyeri dapat
disebabkan oleh tindakan atau pemeriksaan
melaksanakan pelayanan utk mengatasi nyeri, terlepas
dari mana nyeri berasal
melakukan komunikasi dan edukasi kpd pasien &
keluarga perihal pelayanan utk mengatasi nyeri sesuai
dgn latar belakang agama, budaya, nilai2 pasien &
keluarga
melatih PPA ttg asesmen dan pelayanan utk mengatasi
nyeri
PELAYANAN DALAM TAHAP TERMINAL
Standar PAP.7.
RS memberikan asuhan pasien menjelang ajal dgn
memperhatikan kebutuhan pasien & keluarga dan
mengoptimalkan kenyamanan dan martabat pasien dan
didokumentasikan dlm rekam medis.
Pasien Terminal
Elemen Penilaian PAP.7
1. Ada regulasi ttg asesmen awal dan ulang pasien dlm tahap
terminal meliputi a) s/d i) di maksud dan tujuan. (R)
2. Ada bukti skrining dilakukan pd pasien yg diputuskan dgn
kondisi harapan hidup yg kecil sesuai regulasi (D,W)
3. Pasien dalam tahap terminal dilakukan asesmen awal dan
asesmen ulang (D,W)
4. Hasil asesmen menentukan asuhan dan layanan yg
diberikan. (D,W)
5. Asuhan dlm tahap terminal memperhatikan rasa nyeri
pasien (lihat juga HPK.2.2) (D, W)
Maksud dan Tujuan PAP.7
Asesmen dan asesmen ulang bersifat individual agar sesuai dgn
kebutuhan pasien dlm tahap terminal (dying) dan keluarganya.
Asesmen dan asesmen ulang harus menilai kondisi pasien, seperti:
a) gejala mual dan kesulitan pernapasan
b) faktor yg memperparah gejala fisik
c) manajemen gejala sekarang dan respons pasien
d) orientasi spiritual pasien & keluarga, keterlibatan dlm kelompok
agama tertentu
e) keprihatinan spiritual pasien & keluarga, seperti putus asa,
penderitaan, rasa bersalah
f) status psiko sosial pasien & keluarganya, spt kekerabatan,
kelayakan perumahan, pemeliharaan lingkungan, cara
mengatasi, reaksi pasien dan keluarganya menghadapi penyakit
g) kebutuhan bantuan atau penundaan layanan utk pasien dan
keluarganya
h) kebutuhan alternatif layanan atau tingkat layanan
i) faktor risiko bagi yg ditinggalkan dlm hal cara mengatasi dan
potensi reaksi patologis atas kesedihan.
Standar PAP.7.1
RS memberikan pelayanan pasien dlm tahap terminal dgn
memperhatikan kebutuhan pasien dan keluarga dan
mengoptimalkan kenyamanan dan martabat pasien dan
didokumentasikan dlm rekam medis.
Elemen Penilaian PAP.7.1
1. RS menetapkan regulasi ttg pelayanan pasien dlm tahap terminal
meliputi a) s/d f) di maksud dan tujuan. (R)
2. Staf diedukasi ttg kebutuhan unik pasien dlm tahap terminal (D,
W)
3. Pelayanan pasien dlm tahap terminal memperhatikan gejala,
kondisi, kebutuhan kesehatan atas hasil asesmen (lihat PAP.1.7
EP 1) (D, W)
4. Pelayanan pasien dlm tahap terminal memperhatikan upaya
mengatasi rasa nyeri pasien (lihat juga HPK.2.2) (D,W) ***
5. Pelayanan pasien dlm tahap terminal memperhatikan kebutuhan
biopsikososial, emosional, budaya dan spiritual. (D,W)
6. Pasien & keluarga dilibatkan dlm keputusan asuhan termasuk
keputusan ttg do not resuscitate (DNR) (lihat juga HPK.2) (D, W)
Maksud dan Tujuan PAP.7.1.
Pasien yg dlm tahap terminal membutuhkan asuhan dgn rasa
hormat dan empati yg terungkap dlm asesmen (Lihat PAP 1.7).
Untuk melaksanakan ini, staf diberi pemahaman ttg kebutuhan
pasien yg unik saat dlm tahap terminal. Kepedulian staf thd
kenyamanan dan kehormatan pasien harus menjadi prioritas semua
aspek asuhan pasien selama pasien berada dlm tahap terminal.
RS menetapkan proses utk mengelola asuhan pasien dlm tahap
terminal. Proses ini meliputi:
a) intervensi utk pelayanan pasien utk mengatasi nyeri
b) memberikan pengobatan sesuai gejala dan mempertimbangkan
keinginan pasien & keluarga
c) menyampaikan secara hati2 soal sensitif spt otopsi atau donasi
organ
d) menghormati nilai, agama dan budaya pasien & keluarga
e) mengajak pasien & keluarga dlm semua aspek asuhan
f) memperhatikan keprihatinan psikologis, emosional, spiritual dan
budaya pasien & keluarga