Anda di halaman 1dari 78

Dr. Ah. Yusuf, S.Kp., M.Kes.

KONSEP DASAR KEPERAWATAN JIWA


1
Buku Rujukan

Keperawatan Kesehatan Jiwa, Achir Yani, EGC.


Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Budi Anna
Keliat, dkk. EGC.
Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan Kesehatan
Jiwa, Marry Townsend, EGC.
Principle and Practice of Psychiatric Nursing, Stuart
Laraia.
PPDGJ III
Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, WF Maramis, AUP.
Browsing…. Apa aja… dll.

2
Rekomendasi
GANGGUAN JIWA ???
 Boboy, Gadis
dalam pasungan
wafat
 Rus Akbar –
Okezone,Jum'at, 11 Januari
2008 - 07:24 wib
 Pandegelang.

4
GANGGUAN JIWA???
 Sering Ngamuk,
Dipasung warga
selama 6 tahun

5
Gg Jiwa di Indonesia

14

12
Gangguan Mental Emosional 11.6

10

8
6
6

2 1.2
0
ESTIMASI Gg JIWA BERAT
(Nasional: 1,7/1000)
 JUMLAH PENDUDUK JATIM : 38 JUTA
 JUMLAH PENDUDUK DEWASA :
 70% X 38 JT = 26.6 JUTA ORANG

 ESTIMASI GG JIWA BERAT (Jatim: 0,22 %)


 0.22 % X 26,6 JT = 58.520 ORANG

 ESTIMASI POTENSI EKONOMI YG HILANG:


 PASIEN: ORG X 2.200.000 RP (UMR)= 128.744.000.000
 CARE GIVER 1 ORANG MERAWAT = 128.744..000.000

TOTAL: 257 M/BULAN


Kapasitas RS Jiwa di Jatim

 RS Jiwa Lawang : 600 TT


 RS Jiwa Menur : 300 TT
 Unit Psikiatri RSU : 100 TT
TOTAL : 1.000. TT

Sisanya: 57.520 orang,


tinggal di Keluarga / Masyarakat
ESTIMASI GME (Nasional 6,0)
 JUMLAH PENDUDUK JATIM : 38 JUTA
 JUMLAH PENDUDUK DEWASA :
 70% X 36 JT = 26.6 JUTA

 ESTIMASI GME (Jatim 6,4)


 6,4 % x26.6 JUTA = 1.702.400 ORANG

 KUALITAS HIDUP TERGANGGU


 KUALITAS KERJA TERGANGGU
 PRODUKTIFITAS TERGANGGU
Proporsi RT dengan ART Mengalami Gangguan
Jiwa Berat yang Pernah Dipasung*) menurut
Tempat Tinggal, 2013
20.0
18.2

16.0
14.3

12.0
10.7

8.0

4.0

0.0
Kota Desa Indonesia

*) Keterangan tambahan lihat Penjelasan umum


Website: www.litbang.depkes.go.id
PASUNG:
Peristiwa meng-
hebohkan Dunia
Type of Stocks
 Restrain
 Seclusion

 Restrain + Seclusion

The End of Choice of Treatment


Indonesian People for Client with Cronic
Schizophrenia
Restrain
Restrain in Mental Health
Seclussion
Restrain + Seclussion
I’m so Sorry

 It’s Wrong
 Discrimination

 Neglected & Violent of Human Right

 It’s Stigma in a part of Indonesian People

NOW... NOT YET


Indonesian Mental Health Law
No. 18 / 2014
 New Spirit for:
 POLICY REFORMATION

 SOCIAL INCLUTION

 COMPLETELY REMOVE OF STIGMA

 REDUCTION OF DISCRIMINATION

 PREVENTION OF VIOLATION OF
HUMAN RIGHT

Indonesian Free of Stocks, 2014.


Pengembangan Keperawatan Kesehatan
Jiwa (Continuity Care)

Healthy Sickness

Child Elderly

Community Hospital

Home Other Places

24
Level Perawatan & Tindakan sec Lengkap
Rendah
Tinggi

MPKP
1
Rumah sakit
jiwal
Frekuensi PICU Biaya
kebutuhan 2 Keswa di RSU CLMHN

3 Tim Kesehatan Jiwa di AC CMHN


(Kabupaten/Kota)
IC CMHN
4 Pelayanan Keswa di Puskesmas
BC CMHN
DSSJ 5 Formal dan Informal di Komunitan diluar sektor
KKJ Kesehatan
SHG6
UKSJ Perawatan diri Individu dan Keluarga

Tinggi
Kualitas Pelayanan yang dibutuhkan
Rendah
(Keliat, 1997; Maramis A, 2005; adapted from van Ommeren, 2005)
JIWA
Unsur manusia yg non-materi, tetapi fungsi dan
manifestasinya terkait pada materi

Manifestasi Jiwa:
 Kesadaran, afek & emosi, psikomotor,

 proses berpikir, persepsi, & sifat-sifat


kepribadian, dll.
Sehat Jiwa:
Mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri pada
lingkungan, berintegrasi & berinteraksi dengan baik, tepat, dan
bahagia.
Orang yg bebas dari gejala-gejala gg psikis dan dapat berfungsi
optimal sesuai dengan apa yang ada padanya.
Sehat Jiwa: (WHO)
1. Menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan,
meskipun kenyataan itu buruk
2. Merasa bebas secara relative dari ketegangan dan
kecemasan
3. Memperoleh kepuasan dari usahanya atau perjuangan
hidupnya
4. Merasa lebih puas untuk memberi dari pada menerima
5. Berhubungan dg orla secara tolong menolong dan
saling memuaskan
6. Mempunyai daya kasih sayang yang besar
7. Menerima kekecewaan untuk dipakai pelajaran di
kemudian hari
8. Mengarahkan rasa permusuhan pada penyelesaian
yang kreatif dan konstruktif
Sehat Jiwa:
 Melihat setiap hari adalah baik, tidak ada satu alasan
sehingga pekerjaan harus ditunda, karena setiap hari
adalah baik.
 Hari besok adalah hari yang baik
 Tahu apa yang diketahui dan tahu apa yang tidak
diketahui
 Bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan dan membuat
lingkungan menjadi lebih baik
 Selalu dapat mengembangkan ushanya
 Selalu puas dengan hasil karyanya
 Dapat memperbaiki dirinya dan tidak menganggap
dirinya selalu benar.
UU Kesehatan Jiwa
 Suatu kondisi dimana dapat menciptakan
keadaan yang memungkinkan /
mengijinkan perkembangan fisik,
intelektual, dan emosional yang optimal
pada seseorang, dan perkembangan ini
selaras dengan orang-orang lain.
KEPERAWATAN JIWA

Suatu bidang spesialisasi dari praktik keperawatan, yang


menerapkan teori perilaku sebagai ilmunya, dan penggunan
diri secara terapeutik sebagai kiatnya
31
Penggunaan Diri secara Terapeutik

KUALITAS PERSONAL KOMUNIKASI FASILITATIF


Kesadaran Diri

 Perilaku Verbal
 Klarifikasi Nilai
 Perilaku Non Verbal
 Eksplorasi Perasaan
 Analisis Masalah
 Model Peran

 Altruistik  Teknik Terapeutik

 Tanggung Jawab

DIMENSI RESPON DIMENSI TINDAKAN


 Ihlas  Konfrontasi
 Kesegeraan
 Hormat
 Keterbukaan
 Empaty
 Emosional Katarsis
 Konkrit  Bermain Peran

KEBUNTUAN TERAPEUTIK
 Resistens
 Transferens
 Konter Transferens
 Pelanggaran Batasan

32
KEPERAWATAN
JIWA

Suatu proses interpersonal


yang berupaya
meningkatkan dan
mempertahankan perilaku,
yang mengkontribusi pada
fungsi yg terintegrasi

33
Filosofi
 Individu memiliki harkat & martabat, shg
masing” perlu dihargai.
 Masing” individu mempunyai potensi untuk
berubah
 Manusia adalah mahluk holistic yang
berinteraksi & bereaksi dgn lingkungan sbg
manusia yg utuh
 Masing-masing orang memiliki kebutuhan
dasar yang sama
 Semua perilaku individu adalah bermakna
 Perilaku individu meliputi persepsi, pikiran,
perasaan, dan tindakan, dll.

34
SEJARAH SINGKAT
Jaman Mesir Kuno
 Gg jiwa; adanya roh jahat yang
bersarang di otak,
 Cara menyembuhkan;
 membuat lobang pada tengkorak kepala
, dibakar, dipukuli atau dimasukkan
dalam air dingin.
 Scizofrenia tidak ada yang mengalami
epilepsy  dibuat hyperplasia
Jaman Zunani (Hypocrates)
 Gangguan jiwa sudah dianggap suatu
penyakit.
 Upaya pengobatannya dilakukan oleh dokter
dan do’a
 RSJ untuk pasien ggn jiwa yang miskin,
kotor dan jorok.
 Dorothea Line Dick; memperbaiki pelayanan
kesehatan jiwa.
 Herofillus & Era Sistratus; ada apa dengan
otak ???
 Khale ; mempelajari seluruh system tubuh
hewan.
 Jaman Vesalius; mempelajari
anatomi manusia
 Revolusi Perancis
 Phillipe Pinel memanfaatkan
Revolusi Perancis untuk
membebaskan belenggu pada
klien gangguan jiwa.
Revolusi Kesehatan Jiwa II
 Gg jiwa diterima sebagai suatu
penyakit, perubahan orientasi pada
organo biologis
 Qubius; gg jiwa masuk dalam
bidang kedokteran
 paradigma “Natural Sciences”
(taksonomi, nosologi)
 Emil Craepelee mampu membuat
penggolongan gg jiwa
Revolusi Kesehatan Jiwa III

 Upaya community mental health


centre yg dipelopori oleh JF
Kennedy , dll.
Upaya Kesehatan Jiwa

 Start from cradle till the grave


 Start from conception till the grave
 Start from pre married till the grave
PERAN PERAWAT JIWA
KOMPETENSI
KILINIK

KEWAJIBAN ADVOKASI
ETIK & HUKUM KLIEN

PERAN PERAWAT
JIWA

TG GUGAT TG JAWAB

SOSIAL FISKAL

KOLABORASI
PROFESIONAL

41
INDIKATOR HASIL KLINIK
 Perilaku risiko tinggi
 Simptomatologi
 Respons koping
 Kekambuhan
 Kejadian berulang
 Masuk kembali di rumah sakit
 Jumlah episode penanggulangan
 Komplikasi medik
 Laporan insidens
 Mortalitas

42
INDIKATOR HASIL FUNGSIONAL

 Status fungsional
 Interaksi sosial
 Aktivitas hidup sehari-hari
 Kemampuan okupasional
 Kualitas hidup
 Hubungan keluarga
 Penataan rumah
43
INDIKATOR HASIL PERSEPTUAL,
KEPUASAN PASIEN & KELUARGA
 Hasil
 Pemberi pelayanan
 Sistem pelayanan
 Pelayanan yang diterima
 Organisasi

44
INDIKATOR HASIL FINANSIAL
 Biaya perepisode penanggulangan
 Pajak tiap episode penanggulangan
 Lama masa rawat inap
 Penggunaan sumber pelayanan
kesehatan
 Biaya yang berhub. dengan kecacatan

45
ASUHAN YANG
KOMPETEN

Tiga Domain Praktik Kep. Jiwa


• Aktivitas Asuhan Langsung
• Komunikasi
• Penata Laksanaan

46
AKTIVITAS KEPERAWATAN JIWA

AKTIVITAS ASUHAN AKTIVITAS AKTIVITAS


LANGSUNG KOMUNIKASI PENATALAKSANAAN
Advokasi Konferensi kasus Alokasi sumber &
Tindak lanjut setelah klinik anggaran
keperawatan Mengembangkan Penyelia klinik
Penanggulangan rencana Kolaborasi
perilaku penanggulangan Peran serta komite
Konsultasi kasus Dokumentasi asuhan Tindakan komunitas
Pengelolaan kasus Kesaksian forensik Hubungan konsultasi
Penanggulangan kognitif Hubungan antar agen Negosiasi kontrak
Penyuluhan komunitas Umpan balik sejawat Koordinasi pelayanan
Konseling komplians Menyiapkan laporan Delegasi penugasan
Intervensi krisis Jaringan kerja Penulisan jaminan
Perencanaan pulang perawat profesional Pemasaran & humas
Intervensi keluarga Pertemuan staf Dst….
Dst…. Penulisan ordr
Pertemuan tim
Laporan verbal tentang
asuhan

47
Model Konseptual
Praktik Keperawatan Jiwa
Model:
Suatu cara untuk
mengorganisasikan pengetahuan
yang komplek
Membantu praktisi, memberi arah
& dasar dalam menentukan:
Pengkajian, Diagnosis, Intervensi,
Evaluasi

48
Beberapa
Model Praktik:

Psikoanalisa
Interpersonal
Sosial
Eksistensial
Supportif
Komunikasi
Perilaku
Medik

49
Model Psikoanalisa
Pandangan Thd Peran Terapis &
Penyimpangan Proses Terapeutik Klien
Perilaku

Didasarkan pd perkembangan Psikoanalisis menggunakan Pasien mengungkapkan


dini dan resolusi konflik yang teknik asosiasi bebas dan semua pikiran dan mimpi
tidak adekuat. analisis mimpi. Hal ini serta mempertimbangan
Pertahanan ego tidak adekuat menginterprestasi perilaku, interprestasi terapis.
untuk mengontrol ansietas. menggunakan transferens Terapis tetap mengupayakan
Gejala sebagai dari upaya untuk memperbaiki perkembangan transferens,
untuk mengatasi ensietas dan pengalaman masa lalu, dan dan menginterpretasikan
berkaitan dengan konflik yang mengidentifikasi area pikiran dan mimpi pasien
tidak terselesaikan masalah melalui interpretasi dalam kaitannya dengan
resistensi pasien. konflik, transferen dan
resistens.

50
Model Interpersonal
Pandangan Thd Peran Terapis &
Penyimpangan Proses Terapeutik Klien
Perilaku

Ansietas timbul dan Hubungan antara terapis Pasien menceritakan


dialami secara dan pasien membangun ansietas dan perasaannya
interpersonal. perasaan aman. pada terapis.
Rasa takut yg mendasar: Terapis membantu pasien Terapis menjalin
takut terhadap penolakan. mengalami hubungan hubungan akrab dengan
Seorang membutuhkan yang penuh rasa percaya pasien; menggunakan
rasa aman dan kepuasan dan mencapai kepuasan empati untuk merasakan
yang diperoleh melalui interpersonal. Pasien perasaan pasien, dan
hubungan interpersonal kemudian dibantu untuk menggunakan hubungan
yang positif. mengembangkan sebagai suatu pengalaman
hubungan akrab diluar interpersonal korektif
situasi terapi

51
Model Eksistensial
Pandangan Thd Peran Terapis & Klien
Penyimpangan Proses Terapeutik
Perilaku
Hidup ini akan sangat Individu dibantu untuk Pasien bertanggung jawab
berarti apabila seseorang mengalami kemurnian thd perilakunya & berperan
dapat mengalami dan hubungan. serta dlm suatu pengalaman
menerima self (diri) Terapi sering dilakukan yg berarti u/ mempelajari ttg
sepenuhnya. Penyimpangan dalam kelompok. diri yang sebenarnya.
perilaku terjadi jika individu Pasien dianjurkan untuk Terapis membantu pasien
gagal dalam upayanya menggalio dan menerima untuk mengenal nilai diri.
untuk menemukan dan diri dan dibantu untuk Terapis mengklarifikasi
menerima diri mengendalikan perilakunya realitas dari suatu situasi
dan mengenalkan pasien
tentang perasaan tulus dan
memperluas kesadaran
dirinya.

52
Model Stress Adaptasi
Dalam Keperawatan Psikiatri

 Mengidentifikasi sehat sakit


sbg hasil bbg karakteristik
individu yg berinteraksi dgn
faktor lingkungan
Komponen;
 Faktor Predisposisi
 Stressor Presipitasi
 Penilaian terhadap Stress
 Sumber Koping
 Mekanisme Koping
 Rentang Respon Koping
 Aktivitas Tahap Pengobatan

53
`

54
TAHAPAN PENGOBATAN
PADA MODEL STRESS ADAPTASI
PENGO
TAHAP

PENINGKATAN PEMELIHARAAN AKUT KRISIS


BATAN

KESEHATAN
TUJUAN PENGKAJIA INTERVENSI

Tingkat Kesejahteraan Pemulihan Remisi Stabilisasi


PENGO
BATAN KEPERAWAT

Optimal

Kualitas Hidup dan Status Fungsi Gejala dan Respon Faktor Resiko
keasejahteraan Koping
AN

N KEPERAWATA

Inspirasi dan Validasi Advokasi Penguatan Perencanaan Penanganan


Pengobatan timbal Lingkungan
N

balik, Modeling, dan


Penyuluhan
Mencapai Kualitas Perbaikan Fungsi Gejala Hilang Tidak
DIHARAPKAN
HASIL YANG

Hidup Optimal Membahayakan


Diri atau Orang
Lain

55
Standar Praktik
Keperawatan Jiwa
 Standar I Pengkajian
 Standar II Diagnosa
 Standar III Perencanaan
 Standar IV Implementasi
 Standar V Evaluasi
 Standar VI Dokumentasi

56
Standar I Pengkajian
 Perawat kesehatan mental psikiatri
mengumpulkan data kesehatan klien
secara menyeluruh, akurat, sistematis,
dan berkesinambungan

57
Standar II Diagnosa
 Perawat kesehatan mental psikiatri
menganalisis data pengkajian dalam
menentukan diagnosis yang didukuing
oleh data serta pendapat ilmiah terbaru
 NANDA (2005-2006): 172 diagnosis,
ada beberapa diagnosis yang
berhubungan dg keperawatan jiwa

58
7 Masalah Keperawatan
Terbanyak di RSJ (Des, 2000)
 perilaku kekerasan
 halusinasi
 menarik diri
 waham
 bunuh diri
 defisit perawatan diri (berpakaian/berhias,
kebersihan diri, makan, aktivitas sehari-hari,
toileting)
 harga diri rendah
59
10 Diagnosis Keperawatan
terbanyak di RSJ (Konas II, 2005)
 Perilaku kekerasan
 Risiko perilaku kekerasan (pada diri sendiri, orang lain,
lingkungan, verbal)
 Gg persepsi sensori; halusinasi (pendengaran,
pengelihatan, pengecap, peraba, penghidu)
 Gg proses pikir
 Kerusakan komunikasi verba;
 Risiko bunuh diri
 Isolasi sosial
 Kerusakan interaksi sosial
 Defisit perawatan diri ( mandi, berhias, makan,
eliminasi)
 Harga diri rendah kronis

60
Standar III Perencanaan
1. Perilaku Kekerasan

 Tujuan: tidak mencederai diri sendiri,


orang lain dan lingkungan
 Rencana tindakan:
Anger control assistance

61
2. Risiko Kekerasan ….
 Tujuan: tidak melakukan tindak
kekerasan pada diri sendiri, orang lain,
lingkungan, kekerasan verbal
 Rencana tindakan:
* anger control assistance
* environmental management
* impulse control training
* family mobilization
62
3. Gangguan Persepsi Sensori
 Tujuan: klien mampu menetapkan dan
menguji realitas serta menyingkirkan
kesalahan sensori persepsi
 Rencana tindakan:
* complex relationship building
* self responsibility facilitation
* halisination management
* teaching: desease process
* learning facilitation
63
4. Gangguan Proses Pikir
 Tujuan: klien memahami gangguan pola pikir
dan berfungsi optimal di lingkungan sosialnya
 Rencana tindakan:
* memory training
* cognitive stimulation
* delusi management
* learning facilitation
* reality orientation
* family involvement promotion

64
5. Kerusakan Komunikasi Verbal
 Tujuan: tidak mengalami kerusakan
komunikasi verbal dan menunjukkan
kemampuan melakukan komunikasi verbal dg
orang lain, dg cara yang dapat diterima
 Rencana tindakan:
* active listening
* cognitive stimulation & restrukturing
* memory training
* active listeninf & learning facilitation
* family involvment promotion
65
6. Risiko Bunuh Diri
 Tujuan: tidak ada ide bunuh diri dan
tidak melakukan percobaan bunuh diri
 Rencana tindakan:
 Suicide prevention
 Coping enhancement

66
7. Isolasi Sosial
 Tujuan: mendemonstrasikan keterlibatan
sosial secara mandiri dan mempunyai sistem
pendukung yang dapat membantu
mengekspresikan perasaan dan fikirannya
 Rencana tindakan:
 Socialization enhancement
 Mood management
 Behavior modification
 Family involvement promotion

67
8. Kerusakan Interaksi Sosial
 Tujuan: mampu berinteraksi sosial dg orang
lain dalam aktivitas sosial secara mandiri dg
cara yang pantas dan dapat diterima, tanpa
hambatan / kesulitan
 Rencana tindakan:
 Complex relationship building
 Behavior modivication: social skills
 Socialization enhancement
 Family integration promotion

68
9a. Defisit Perawatan Diri: Mandi
 Tujuan: mampu melakukan perawatan
diri / memenuhi kebutuhan personal
hygiene
 Rencana tindakan:
 Self care assistance: bathing

69
9b. Defisit Perawatan Diri: Makan
 Tujuan: mampu memenuhi kebutuhan
makan secara mandiri
 Rencana tindakan:
 Self care assistance:feeding

70
9c. Defisit Perawatan Diri: Berhias

 Tujuan: mampu mempertahankan


penampilannya dan mampu memenuhi
kebutuhan berpakaian dan berhias
secara mandiri
 Rencana tindakan:
 Self care assistance: grooming

71
9d. Defisit Perawatan Diri: Toileting /
eliminasi

 Tujuan: mampu memenuhi kebutuhan


eliminasi secara mandiri
 Rencana tindakan:
 Self care assistance: toileting / elimination

72
10. HDR kronis
 Tujuan: mampu meningkatkan harga
dirinya dan mempunyai system
pendukung yang dapat membantu
mengekspresikan perasaan dan
pikirannya secara optimal
 Rencana tindakan:
 Self esteem enhancement

73
Standar IV Implementasi
 Perawat kesehatan mental psikiatri
mengimplentasikan intervensi yang
teridentifikasi dalam rencana tindakan
keperawatan

74
Standar IV Implementasi
 Standar IVa. Konseling
 Standar IVb. Terapi Lingkungan
 Standar IVc. Aktivitas Asuhan Mandiri
 Standar IVd. Intervensi Psikobiologis
 Standar IVe. Penyuluhan Kesehatan
 Standar IVf. Manajemen Kasus
 Standar IVg. Pemeliharaan Dan Peningkatan
Kesehatan
 Standar IVh. Psikoterapi
 Standar IVi. Preskripsi Agen Farmakologis
 Standar IVj. Konsultasi

75
Standar V Evaluasi
 Perawat kesehatan mental psikiatri
mengevaluasi perkembangan klien
dalam mencapai hasil yang diharapkan
setelah melakukan tindakan
keperawatan

76
Standar VI Dokumentasi
 Perawat kesehatan mental psikiatri
mendokumentasikan keseluruhan
proses keperawatan yang dilakukan
pada klien mulai dari awal pengkajian
sampai akhir rangkaian proses asuhan
keperawatan yaitu hasil evaluasi

77
Terima Kasih

Thanks a Lot

78

Anda mungkin juga menyukai