Anda di halaman 1dari 40

Strategi Promosi Kesehatan

dalam Mendukung Pencapaian


Target-Target MGDs
1
Millenium Development Goals
(MDGs)
Millenium Development Goals (MDGs)
“Komitmen Negara terhadap rakyat
Indonesia dan Komitmen Indonesia kepada
masyarakat global”
• Suatu kesepakatan dan kemitraan global
untuk memperbaiki kesejahteraan
masyarakat ditunjukkan oleh paket berisi
tujuan yang mempunyai batas waktu dan
target terukur
• Komitmen Indonesia mencapai MDGs
adalah komitmen meningkatkan
kesejahteraan rakyat Indonesia
Diformulasikan di UN Millennium Summit (New York, Sept, 2000)
8 Millenium Development Goals (MDGs)
TUJUAN 1 : MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN
TUJUAN 2 : MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR UNTUK SEMUA
TUJUAN 3 : MENDORONG KESETARAAN GENDER DAN
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
TUJUAN 4 : MENURUNKAN KEMATIAN ANAK
TUJUAN 5 : MENINGKATKAN KESEHATAN IBU
TUJUAN 6 : MENGENDALIKAN HIV DAN AIDS, MALARIA DAN
PENYAKIT MENULAR LAINNYA (TB)
TUJUAN 7 : MENJAMIN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
TUJUAN 8 : MENGEMBANGKAN KEMITRAAN PEMBANGUNAN DI
TINGKAT GLOBAL
MDGs Mendukung Kualitas SDM
dan Daya Saing Bangsa

PENINGKATAN
KUALITAS SDM

PERBAIKAN EKONOMI &


KESEJAHTERAAN RAKYAT

DAYA SAING BANGSA


MDGs Meningkatkan IPM
Kekurangan Gizi 1
Kematian Ibu 5 MDGs
Penyakit Menular 6

Air & Sanitasi 7

Angka Partisipasi 2
4 Kemiskinan 1
Kematian Bayi Pendidikan 3

Rata-rata Pengeluaran
UHH Melek Huruf
lama sekolah per kapita

Indeks Kesehatan Indeks Pendidikan Indeks Pendapatan

IPM
Integrasi MDGs Dalam
Dokumen Perencanaan Pembangunan
• Komitmen Indonesia untuk mencapai MDGs adalah
mencerminkan komitmen Indonesia untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dan
memberikan kontribusi kepada peningkatan
kesejahteraan masyarakat dunia.

• Karena itu, MDGs merupakan acuan penting dalam


penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan
Nasional.

• Pemerintah Indonesia telah mengarusutamakan


(mainstreaming) MDGs dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009 dan
RPJMN 2010-2014, Rencana Pembangunan Tahunan
Nasional (RKP), serta dokumen APBN.
2
Status dan Tantangan
Pencapaian MDGs
MDGs TERKAIT BIDANG KESEHATAN
GOAL 1: MEMBERANTAS KEMISKINAN DAN KELAPARAN

GOAL 4: MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK

GOAL 5: MENINGKATKAN KESEHATAN IBU

GOAL 6: PENEGENDALIAN PENYAKIT MENULAR


Tujuan 1. Memberantas Kemiskinan dan
Kelaparan
TARGET 1C : MENURUNKAN SEPARUH PROPORSI PENDUDUK YANG
MENDERITA KELAPARAN

•Prevalensi balita kekurangan gizi


Perkembangan prevalensi kekurangan gizi
telah berkurang hampir
setengahnya, dari 31 % (1989) pada balita (1989-2007)
menjadi 18,4 % (2007)
•Target 2015 sebesar 15,5 %
diperkirakan akan tercapai

Sumber: Susenas berbagai tahun (BPS); Riskesdas 2007,


menggunakan standar WHO (2005)
Tujuan 1. Memberantas Kemiskinan dan
Kelaparan
TANTANGAN
1. Masih rendahnya status gizi balita dipengaruhi oleh faktor
ekonomi dan sosial-budaya masyarakat
2. Masih terbatasnya akses yang memadai bagi masyarakat
miskin dan berpendidikan rendah dalam memperoleh pangan
yang bergizi dan aman
3. Belum seimbangnya pola konsumsi pangan masyarakat
Indonesia
4. Masih rendahnya kualitas asupan pangan sebagaimana yang
diukur oleh Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
5. Masih rendahnya pemberian ASI eksklusif
6. Masih rendahnya peranan masyarakat dalam menanggulangi
kekurangan gizi
7. Lemahnya kelembagaan yang bertanggung-jawab dalam
upaya perbaikan pangan dan gizi
Tujuan 1. Memberantas Kemiskinan dan
Kelaparan
STRATEGI
1. Meningkatkan akses penduduk miskin, terutama anak balita
dan wanita hamil untuk memperoleh makanan yang aman dan
bergizi cukup serta mendapatkan intervensi pelayanan lainnya
seperti suplementasi gizi
2. Memperkuat pemberdayaan masyarakat dan merevitalisasi
posyandu
3. Meningkatkan ketahanan pangan pada tingkat daerah
terutama untuk mengurangi diparitas ketahanan pangan antar
daerah
4. Memperkuat lembaga di tingkat pusat dan daerah yang
mempunyai kewenangan kuat dalam merumuskan kebijakan
dan program bidang pangan dan gizi
Tujuan 4. Menurunkan Angka
Kematian Anak
TARGET 4A : Menurunkan Angka Kematian Balita (AKBA) hingga dua-
pertiga dalam kurun waktu 1990-2015

Angka kematian anak Kecenderungan dan proyeksi Angka


Kematian Anak Balita, Bayi dan Neonatal
balita menurun dari 97 (1991-2015)
(1991) menjadi 44 per 1.000
kelahiran (2007) dan
diperkirakan target 32
per 1.000 kelahiran pada
tahun 2015 dapat
tercapai.

Sumber: SDKI berbagai tahun


Tujuan 4. Menurunkan Angka
Kematian Anak
TANTANGAN
1. Tantangan utama adalah mempertahankan dan memperluas upaya cakupan
imunisasi, deteksi dini dan perawatan segera bagi balita sakit atau Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS), perbaikan gizi, dan keterlibatan keluarga, peran
serta masyarakat, pengendalian faktor risiko lingkungan (akses terhadap air
bersih dan sanitasi)
2. Disamping itu, terdapat beberapa tantangan program sebagai berikut:
a. Pengawasan program, sinkronisasi pada intervensi efektif yang berbasis fakta
menuju universal coverage, perencanaan sektoral terintegrasi, serta kecukupan
anggaran;
b. Perbaikan tata kelola, pelatihan staf, pendanaan dan promosi MTBS di tingkat
akar rumput;
c. Penekanan pada intervensi gizi yang ’cost-effective’, layak, dan dapat
diterapkan secara luas - yang dilaksanakan oleh penyedia layanan yang terlatih
dengan dukungan sumber daya yang kuat; dan
d. Merancang program informasi dan perubahan perilaku yang memanfaatkan
peran keluarga dan melibatkannya dalam meningkatkan kesejahteraan anak.
3. Terbatasnya akses terhadap pelayanan kesehatan
Tujuan 4. Menurunkan Angka
Kematian Anak
STRATEGI
1. Memastikan program imunisasi dengan sumber daya yang memadai
2. Menerapkan strategi MTBS
3. Menjamin penguatan program gizi yang terfokus dalam mencapai target
nasional untuk menurunkan stunting pada balita dari 36,8 persen menjadi 32
persen pada 2014
4. Memperkuat peran keluarga, termasuk penguatan strategi komunikasi untuk
perubahan perilaku (PHBS)
5. Memperkuat pelayanan kesehatan neonatal dan ibu
6. Memperkuat dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan
7. Meningkatkan partisipasi masyarakat melalui kegiatan posyandu
8. Mengurangi kesenjangan geografis, sosial-ekonomi maupun aspek gender
terhadap status kesehatan anak dan gizi
9. Upaya pencapaian indikator continuum of care dengan fokus pada peningkatan
akses pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin serta penduduk yang berada
di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK)
10. Memadukan strategi lintas sektoral untuk mempercepat penurunan kematian
angka kematia balita
Tujuan 5. Meningkatkan Kesehatan Ibu

TARGET 5A : MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU HINGGA TIGA-


PEREMPAT DALAM KURUN WAKTU 1990-2015

• AKI menurun dari 390 (1991)


Angka Kematian Ibu
menjadi 228 per 100.000
kelahiran hidup (2007). (per 100.000 kelahiran hidup)
• Perlu upaya keras untuk
mencapai target tahun 2015:
102 per 100.000 kelahiran hidup.

Sumber : BPS, SDKI 1994-2007


Tujuan 5. Meningkatkan Kesehatan Ibu

TANTANGAN
1. Terbatasnya akses masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan
yang berkualitas, terutama bagi penduduk miskin di daerah tertinggal,
terpencil, perbatasan dan kepulauan (DTPK)
2. Terbatasnya ketersediaan tenaga kesehatan baik dari segi jumlah,
kualitas dan persebarannya, terutama bidan
3. Masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan
pentingnya menjaga kesehatan dan keselamatan ibu
4. Masih rendahnya status gizi dan kesehatan ibu hamil
5. Masih rendahnya angka pemakaian kontrasepsi dan tingginya unmet
need masih menjadi tantangan utama
6. Pengukuran AKI masih belum tepat, karena sistem pencatatan
penyebab kematian ibu masih belum adekuat
Tujuan 5. Meningkatkan Kesehatan Ibu

STRATEGI
1. Peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
2. Peningkatan pelayanan continuum of care
3. Peningkatan ketersediaan tenaga kesehatan, baik dari segi jumlah, kualitas dan
persebarannya
4. Peningkatan pendidikan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran
tentang kesehatan dan keselamatan ibu di tingkat masyarakat dan rumah
tangga
5. Perbaikan status gizi ibu hamil dengan menjamin kecukupan asupan gizi
6. Penciptaan lingkungan kondusif yang mendukung manajemen dan partisipasi
stakeholder dalam pengembangan kebijakan dan proses perencanaan
7. Penguatan sistem informasi kematian ibu
8. Penguatan koordinasi dengan memperjelas peran dan tanggung jawab pusat
dan daerah dalam rangka memperkuat survailans, monitoring, evaluasi, serta
pembiayaan
9. Pelaksanaan pencapaian indikator-indikator ‘Standar Pelayanan Minimum’
(SPM) bidang kesehatan yang juga merupakan indikator sasaran MDGs
Tujuan 6. Mengendalikan HIV dan AIDS, Malaria Dan
Penyakit Menular Lainnya (TB)

TARGET 6A : MENGENDALIKAN PENYEBARAN DAN MULAI MENURUNKAN


JUMLAH KASUS BARU HIV/AIDS HINGGA TAHUN 2015

Kasus AIDS
per 100.000 penduduk (1989-2009)
• Jumlah penderita HIV / AIDS
meningkat, khususnya di
antara kelompok risiko
tinggi pengguna narkoba
suntik dan pekerja seks.

• Tingkat kenaikan sangat


tinggi di beberapa daerah di
mana pengetahuan dan
kesadaran tentang penyakit
ini rendah.

• Target MDGs yang


memerlukan Kerja Keras

Sumber: Kemkes, Ditjen P2PL 2009


Tujuan 6. Mengendalikan HIV dan AIDS, Malaria Dan
Penyakit Menular Lainnya (TB)

TANTANGAN
1. Terbatasnya akses terhadap pelayanan kesehatan dalam pencegahan,
perawatan, dan pengobatan HIV/AIDS
2. Terbatasnya alokasi anggaran dan ketersediaan dana yang
berkesinambungan dalam pengendalian HIV/AIDS
3. Masih lemahnya koordinasi lintas sektor dan sistem monitoring dan
evaluasi
4. Masih adanya hambatan terkait stigmatisasi dan diskriminasi ODHA di
masyarakat serta adanya ketidaksetaraan gender dan pelanggaran
Hak Asasi Manusia
5. Masih terbatasnya fasilitas dan tenaga kesehatan baik dalam hal
kualitas maupun kapasitas, serta ketersediaan obat anti retroviral baik
dalam hal kuantitas maupun kualitas
Tujuan 6. Mengendalikan HIV dan AIDS, Malaria Dan
Penyakit Menular Lainnya (TB)

STRATEGI
1. Meningkatkan akses melalui penguatan pelayanan kesehatan untuk
meningkatkan kemampuan dan sumber daya yang memadai untuk
mengantisipasi dan menghadapi epidemi yang ada
2. Meningkatan mobilisasi masyarakat untuk meningkatkan upaya
pencegahan, perawatan dan pengobatan HIV/AIDS pada populasi
rentan
3. Mobilisasi sumber dana untuk penanggulangan HIV/AIDS dan good
governance
4. Meningkatkan koordinasi lintas sektor
5. Memperkuat sistem informasi dan sistem monitoring dan evaluasi
Tujuan 6. Mengendalikan HIV dan AIDS, Malaria Dan
Penyakit Menular Lainnya (TB)

TARGET 6c : Mengendalikan Penyebaran Dan Mulai Menurunkan Jumlah


Kasus Baru Malaria Dan Penyakit Utama Lainnya (TB)

1. Pengendalian Malaria
Angka kejadian Malaria (API) di
• Angka kesakitan malaria Indonesia, 1990-2009
cenderung menurun dari
4,68 (1990) menjadi 18,5 per
1.000 penduduk pada
tahun 2009.

• Prevalensi malaria secara


nasional berdasarkan
diagnosis klinis adalah
2,89% (Riskesdas, 2007).

• Disparitas angka
prevalensi antarwilayah
berkisar antara 0,2% dan Sumber: Kementerian Kesehatan (2010)
2,61%.
Tujuan 6. Mengendalikan HIV dan AIDS, Malaria Dan
Penyakit Menular Lainnya (TB)

TARGET 6c : Mengendalikan Penyebaran Dan Mulai Menurunkan Jumlah


Kasus Baru Malaria Dan Penyakit Utama Lainnya (TB)

2. Pengendalian TB
Angka Penemuan Kasus (CDR) dan Angka Keberhasilan
• Terjadi peningkatan Pengobatan (SR) Nasional untuk TB (%), 1995-2009
penemuan kasus
tuberkulosis dari 20,0 %
(2000) menjadi 73,1 %
(2009) dari target 70,0 %
(2015)
• Penurunan prevalensi
tuberkulosis dari 443
kasus pada 1990 menjadi
244 kasus per 100.000
penduduk pada tahun
2009
Sumber: Kemenkes, Dit. PPM Ditjen P2PL ,2009
Tujuan 6. Mengendalikan HIV dan AIDS, Malaria Dan
Penyakit Menular Lainnya (TB)

TANTANGAN

1. Pengendalian Malaria
1. Belum optimalnya upaya pencegahan penularan
malaria
2. Terbatasnya kemampuan manajemen kasus malaria
terutama di daerah
3. Belum optimalnya pelaksanaan monitoring dan
evaluasi
4. Terbatasnya dukungan sumber dana dalam Gerakan
Berantas Malaria (Gebrak Malaria)
Tujuan 6. Mengendalikan HIV dan AIDS, Malaria Dan
Penyakit Menular Lainnya (TB)

TANTANGAN
2. Pengendalian TB
1. Masih rendahnya kesadaran dan perlunya perubahan perilaku di
keluarga dan masyarakat yang mempengaruhi risiko penyebaran
infeksi, tingkat utilisasi serta efektifitas strategi nasional
2. Penerapan program TB terkendala sejumlah tantangan, antara lain:
tingginya penemuan kasus belum diimbangi dengan ketersediaan
pelayanan pengobatan yang memadai dan tingginga multi-drug
resistant TB (MDR-TB)
3. Masih diperlukannya perhatian khusus dan penguatan kebijakan
dalam penyusunan dan penerapan strategi di daerah yang berbasis
lokal untuk memastikan keberhasilan program
4. Belum optimalnya pengembangan basis informasi untuk
penyusunan kebijakan berbasis fakta
5. Masih terbatasnya sumber pendanaan untuk menanggulangi TB di
Indonesia
Tujuan 6. Mengendalikan HIV dan AIDS, Malaria Dan
Penyakit Menular Lainnya (TB)

STRATEGI

1. Pengendalian Malaria
1. Mobilisasi sosial yang berfokus pada peningkatan
kesadaran masyarakat tentang intervensi pencegahan dan
pengendalian malaria
2. Memperkuat pelayanan kesehatan dalam pencegahan,
pengendalian, dan pengobatan
3. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di semua
aspek
4. Meningkatkan struktur manajemen dan tata kelola yang
meliputi strategi, program kerja, dan sistem informasi
5. Peningkatan dukungan pendanaan
Tujuan 6. Mengendalikan HIV dan AIDS, Malaria Dan
Penyakit Menular Lainnya (TB)

STRATEGI
2. Pengendalian TB
1. Peningkatan cakupan Direct Observed Treatment
Shortcourse (DOTS)
2. Peningkatan kapasitas dan kualitas penanganan TB
3. Penguatan kebijakan dan peraturan dalam pengendalian TB
4. Penguatan sistem informasi serta sistem monitoring dan
evaluasi terkait TB
5. Mobilisasi alokasi sumber daya secara tepat, baik di pusat
maupun daerah
Arah Kebijakan dan Strategi
Promosi Kesehatan dalam
mendukung pencapaian target
MDGs
KONSEP PROMOSI KESEHATAN

• Proses untuk meningkatkan kemampuan orang dalam


mengendalikan dan meningkatkan kesehatannya.

• Promosi Kesehatan merupakan proses politik dan


sosial yang komprehensif. Kegiatan dalam promosi
kesehatan tidak hanya diarahkan pada penguatan
ketrampilan (skills) dan kapabilitas perorangan
(individu) untuk berperilaku hidup bersih dan sehat,
tetapi juga diarahkan pada (1) perubahan sosial, (2)
perubahan kondisi ekonomi dan (3) lingkungan yang
kondusif terhadap kesehatan.

• Ketiga faktor tersebut merupakan determinan


kesehatan yang memberi dampak pd status kesehatan
individu dan masy. Oleh karena ini partisipasi atau
peran serta masyarakat merupakan bagian penting
dalam implementasi promosi kesehatan yg
berkelanjutan..
TUJUAN PROGRAM

Upaya untuk meningkatkan


kemampuan masyarakat melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk, dan
bersama masyarakat, agar mereka
dapat menolong dirinya sendiri, serta
mampu berperan serta secara aktif
dalam pengembangan UKBM, sesuai
sosial budaya setempat dan di
dukung oleh kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan.
SASARAN STRATEGIS
STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

ADVOKASI

MASYARAKAT
MAMPU DAN
BINA MANDIRI
SUASANA MENANGANI
MASALAH
KESEHATANNYA

GERAKAN
PEMBER-
DAYAAN
ADVOKASI

ADVOKASI

MENINGKATKAN KOMITMEN STAKEHOLDER,


PEMBUAT KEBIJAKAN DAN PENGAMBIL KEPUTUSAN

DUKUNGAN BERBAGAI PIHAK DALAM


PENERAPAN PROGRAM / KEGIATAN

REGULASI, PEMBIAYAAN, DLL


BINA SUASANA

BINA SUASANA

MENINGKATKAN AKSES INFORMASI DAN EDUKASI


KEPADA MASYARAKAT

OPINI DAN KESADARAN MASYARAKAT MENINGKAT


TERHADAP TUJUAN PROGRAM/KEGIATAN
GERAKAN PEMBERDAYAAN

GERAKAN PEMBERDAYAAN

MENINGKATKAN KOLABORASI LINTAS


SEKTOR/PROGRAM, PERAN SERTA ORGANISASI
KEMASYARAKAT SBG CHANGE AGENT, KEMITRAAN DGN
SWASTA/DUNIA USAHA

ADANYA PENINGKATAN KEGIATAN DIMASYARAKAT


DALAM MENCAPAI TUJUAN PROGRAM/KEGIATAN
KAPASITAS PROMKES

KAPASITAS PROMKES

TERBANGUNNYA INFRASTRUKTUR DAN MEKANISME


PEMECAHAN MASALAH DALAM PENYELENGGARAAN
PROGAM

MENINGKATNYA KINERJA DAN SUSTAINNYA


PENYELENGGARAAN PROGRAM
INTEGRASI PROMKES DALAM PENCAPAIAN TARGET
MDGs

MASYARAKAT MAMPU DAN


MANDIRI MENANGANI MASALAH
KESEHATAN TERKAIT MDGs
Kesimpulan
KESIMPULAN

• Dalam upaya merespon tantangan dan strategi


pencapaian target-target MDGs  promosi kesehatan
memiliki peran yang sangat penting
• Peran tersebut dilaksanakan dalam rangka
1. Menggalang komitmen para stakeholder, pembuat kebijakan,
dan pengambil keputusan dalam upaya pencapain target-
target MDGs
2. Menggalang kolaborasi intersektoral / Program untuk
meningkatkan koordinasi dalam memobilisasi sumberdaya
3. Meningkatkan peran serta CSO sebagai change agent dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat
4. Menggalang kemitraan dengan Dunia Usaha / Swasta
5. Meningkatkan akses informasi dan edukasi kepada
masyarakat dalam rangka meningkatkan opini yang
kondusif dan kesadaran masyarakat
• Dalam melaksanakan peran tersebut perlu di
dukung upaya peningkatan kapasitas nya untuk
menjaga kelestarian penyelenggaraan kegiatan
pencapaian target MDGs.

Anda mungkin juga menyukai