Anda di halaman 1dari 20

KEPERAWATAN

MEDIKAL BEDAH II
“MENINGITIS”
BY : KELOMPOK 6
Definisi Meningitis

Meningitis merupakan radang pada meningen


(membran yang mengelilingi otak dan medulla
spinalis) yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau
jamur.

(Smeltzer dan Bare, 2002 dalam Buku Panduan Ilmu Penyakit Dalam : Sholeh Naga, 2013)
Definisi Meningitis

Meningitis adalah infeksi akut yang mengenai


selaput mengineal yang dapat disebabkan oleh
berbagai mikroorganisme dengan ditandai adanya
gejala spesifik dari sistem saraf pusat yaitu
gangguan kesadaran, gejala rangsang meningkat,
gejala peningkatan tekanan intrakranial, dan gejala
defisit neurologi.
Arif Muttaqin (2011)
ETIOLOGI DAN KLASIFIKASI
Sholeh Naga tahun 2013 dalam Buku Panduan Ilmu Penyakit Dalam

Meningitis disebabkan oleh berbagai macam


organisme, tetapi kebanyakan pasien mempunyai
faktor predisposisi, seperti fraktur tulang tengkorak,
infeksi, operasi otak atau sumsum tulang belakang,
sepsis, kelainan yang berhubungan dengan
penekanan reaksi imunologi, shunting ventrikel,
dan pungsi lumbal. Seperti disebutkan sebelumnya
bahwa meningitis disebabkan oleh virus dan
bakteri, maka meningitis dapat dibagi menjadi dua
golongan berdasarkan perubahan yang terjadi
pada cairan otak
ETIOLOGI DAN KLASIFIKASI
Sholeh Naga tahun 2013 dalam Buku Panduan Ilmu Penyakit Dalam

Meningitis serosa adalah radang selaput otak


arachnoid dan piameter yang sertai dengan
adanya cairan otak yang jernih. Penyebab
tersering dari meningitis serosa adalah
Mycobacterium tuberculosa. Penyebab lainnya
adalah virus Toksoplasma gondhii. Eksudat yang
biasanya terjadi pada meningitis virus dan tidak
ditemukan organisme pada kultur cairan otak.
Peradangan terjadi pada seluruh korteks serebri
dan lapisan otak. Mekanisme atau respon jaringan
otak terhadap virus bervariasi, tergantung pada
jenis sel yang terlibat.
ETIOLOGI DAN KLASIFIKASI
Sholeh Naga tahun 2013 dalam Buku Panduan Ilmu Penyakit Dalam

Meningitis purulenta adalah radang bernanah arachnoid


dan piameter yang meliputi Neisseria meningitides,
Streptococcus haemolyticus,Staphylococcus
aureus,Haemophylus influenza,Eschericia coli,Klebsiella
pneumonia, dan Pseodomonas aeruginosa. Tubuh akan
berspons terhadap bakteri sebagai benda asing dan
berspon dengan terjadinya peradangan, yaitu dengan
adanya neutrophil, monosit, dan limfosit. Cairan eksudat
yang terdiri dari bakteri, fibrin, dan leukosit dan berbentuk
di ruangan subarachnoid ini akan terkumpul di dalam
cairan otak, sehingga dapat menyebabkan lapisan yang
tadinya tipis menjadi tebal. Dan, pengumpulan cairan ini
akan menyebabkan peningkatan intracranial. Hal inilah
yang akan menyebabkan jaringan otak mengalami infark.
Patofisiologi Meningitis

Meningitis pada umumnya sebagai akibat dari penyebaran penyakit di organ


atau jaringan tubuh yang lain. Virus/bakteri menyebar secara hematogen
sampai ke selaput otak, misalnya pada penyakit Faringitis, Tonsilitis,
Pneumonia, Bronchopneumonia dan Endokarditis
Penyebaran bakteri/virus dapat pula secara perkontinuitatum dari
peradangan organ atau jaringan yang ada di dekat selaput otak, misalnya
Abses otak, Otitis Media, Mastoiditis, Trombosis sinus kavernosus dan
Sinusitis. Penyebaran kuman bisa juga terjadi akibat trauma kepala dengan
fraktur terbuka atau komplikasi bedah otak. Invasi kuman-kuman ke dalam
ruang subaraknoid menyebabkan reaksi radang pada pia dan araknoid,
CSS (Cairan Serebrospinal) dan sistem ventrikulus.
Arif Muttaqin (2011)
Patofisiologi Meningitis

Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari orofaring dan diikuti dengan
septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian
atas. Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis
media, mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur
bedah saraf baru, trauma kepala dan pengaruh imunologis. Saluran vena
yang melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran
mastoid menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen semuanya ini
penghubung yang menyokong perkembangan bakteri. Organisme masuk
ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam meningen
dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan
aliran darah serebral.
Arif Muttaqin (2011)
Patofisiologi Meningitis

Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat meningen,


vaskulitis dan hipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak
dan medula spinalis. Radang juga menyebar ke dinding membrane ventrikel
serebral. Meningitis bakteri dihubungkan dengan perubahan fisiologis
intrakranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah, daerah
4 pertahanan otak (barier otak), edema serebral dan peningkatan TIK
(tekanan intrakarnial). Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri
sebelum terjadi meningitis. Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan
adrenal, kolaps sirkulasi dan dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada
sindrom Waterhouse-Friderichssen) sebagai akibat terjadinya kerusakan endotel
dan nekrosis pembuluh darah yangdisebabkan oleh meningokokus.
Arif Muttaqin (2011)
ANATOMI MENINGES
(Saputra dan Dwisang. 2011 : Anatomi Fisiologi untuk Paramedis)
MANIFESTASI KLINIS
Sholeh Naga tahun 2013 dalam Buku Panduan Ilmu Penyakit Dalam

Mengalami foto fobia atau


Munculnya sakit kepala dan
1 demam
4 sensitive yang berlebihan
pada cahaya

Adanya perubahan pada Terjadi kejang dan Adanya


2 tingkat kesadaran
5 ruam

Adanya perubahan pada Infeksi fulminating dengan


3 tingkat kesadaran 6 tanda-tanda septicemia
Komplikasi Meningitis

Menurut sebuah penelitian, lebih dari 50% remaja yang bertahan


dari infeksi meningitis alami komplikasi setelahnya. Risiko
komplikasi makin tinggi jika infeksi meningitis makin parah.
Komplikasi ini lebih sering terjadi pada kasus meningitis
bakterialis daripada kasus meningitis virus. Berikut ini adalah
beberapa komplikasi yang bisa terjadi:
KOMPLIKASI

Kehilangan pendengaran, bisa


1 parsial atau total
4 Kesulitan belajar, bisa bersifat
sementara atau permanen

Masalah ingatan atau Masalah dengan koordinasi


2 konsentrasi
5 dan keseimbangan

Rasa lelah bisa muncul


beberapa bulan atau
3 beberapa tahun setelah
6 Masalah dalam berbicara
terjadinya infeksi
KOMPLIKASI

8 11
10
7
Munculnya Syok dan bahkan
gangren. Jika 9 kematian.
kerusakan Lumpuh otak atau
Penglihatan cerebral palsy
jaringan sangat
hilang, bisa
parah, maka Epilepsi
sebagian atau
mungkin
total
diperlukan
prosedur
amputasi.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Williams dan Wilkins. 2011

1 2 3 4

Pungsi lumbar Kultur CSF dan uji Pemeriksaan fisik, Computed


yang menunjukan sensitivitas dengan tomography scan :
temuan khas biasanya pengertian khusus Menyingkirkan
dalam cairan mengidentifikasi pada kulit, telinga, hematoma
serebrospinal organisme sinus, bisa serebral,
penyebab memperhatikan hemoragi atau
infeksi,kecuali jika tempat infeksi tumor.
penyebabnya primer
adalah virus.
2 TANDA PETUNJUK MENINGITIS
Williams dan Wilkins. 2011

Tanda Brudzinski

Untuk menguji tanda Brudzinzki tempatkan pasien pada posisi recumben doesal,kemudian letakan
tangan anda di belakang kehernya dan tekuk lehernya de depan.Nyeri dan resistensi bisa
mengindikasikan inflamasi meningeal,cedera leher,atau artritis,akan tetapi pasien juga melenturkan
pinggul dan lututnya sebagai respons pada manipulasi ini, ada kemungkinan ia menderita menginitis.

Tanda Kernig

Untuk menguji tanda kernig,tempatkan pasien dalam posisi terlentang.Lenturkan kakinya di


pinggul dan lutut kemudian luruskan lututnya.Nyeri atau resistensi menunjukan menginitis
PENATALAKSANAAN MENINGITIS
PENATALAKSANAAN MEDIS
(Naga Sholeh. 2013)

Organisme Antibiotik Dosis


Pneumokok atau meningokok Ampisilin 8-12 g/hari
(dibagi 4 kali)
Haemophylus influenza Kombinasi 8-12g/hari
- Ampisilin (di bagi 4 kali)
- Kloramfenikol di berikan 30 menit (4-8 g/hari
setelah ampisilin (dibagi 4 kali)
Enterobactericeae Sefotaksim 1-2 g tiap 8 jam
Stapbuylococcus aerus yang Sefotaksim atau seftiakson 6-12 g
resisten terhadap penicilin
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
(Williams dan Wilkins. 2011)

Seringkali kajilah fungsi neurologis periksa tingkat kesadaran pasien dan lihat adakah kenaikan ICP
(menarik-narik penutup ranjang,muntah ,sawan,perubahan fungsi motorik dan tanda vital).Lihat
adakah tanda keterlibatan saraf kranial (ptosis,strabismus,diplopia)
Lihat adakah deteriorasi di kondisi pasien,yang bisa menjadi sinyal terjadinya krisis. (Lihat tanda
yang tidak menyenangkan dalam menginitis).
Pantau keseimbangan cairan. Pertahankan kecukupan asupan cairan untuk menghindari dehidrasi,
tetapi jangan beri pasien cairan secara berlebihan karena adanya bahaya edema serebral.Ukur tekanan
venosa pusat dan asupan dan output secara adurat.
That’s all. Thank you! 
Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai