Eklampsia Post Partum Presentasi
Eklampsia Post Partum Presentasi
• Nama :NY. K
• Tanggal lahir : 11-04-1957
• Umur : 61 tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Pekerjaan : Petani
• Agama : Islam
• Alamat : Desa sumber agung RT 14/5, P. Lada
• RM : 028092
• Tgl masuk MRS : Senin, 29 Januari 2018 pukul 11.30
Pasien datang ke poliklinik bedah RSUD Sultan
Imanuddin Pangkalan Bun dengan keluhan adanya
benjolan yang tidak dapat masuk kembali pada lipat paha
ANAMNESA sebelah kiri sejak 2 hari yang lalu. Benjolan tersebut dirasa
nyeri dan tampak bewarna kemerahan. Pasien
mengatakan, benjolan tersebut sebenarnya sudah
dirasakan sejak 5 tahun yang lalu, namun benjolannya
masih dapat keluar masuk dengan sendirinya. Benjolan
tersebut biasanya hanya keluar saat pasien kelelahan dan
Keluhan utama: benjolan pada lipat paha kiri mengangkat barang berat, lalu masuk kembali saat
beristirahat. Benjolan tersebut awalnya tidak nyeri, dan
berukuran sebesar telur puyuh. 2 minggu terakhir,
benjolan baru dirasakan membesar. 1 hari smrs, keluhan
dirasakan tidak membaik. Benjolan masih tidak dapat
masuk kembali. Karena sudah merasa sangat terganggu
dengan benjolan tersebut, pasien memutuskan untuk
segera memeriksakan diri ke dokter. Tidak terdapat
keluhan nyeri pada perut, demam, mual maupun muntah.
Buang air besar maupun buang air kecil lancar. Tidak ada
riwayat sering mengedan karena BAB yang keras. Namun
karena bekerja sebagai petani, pasien memiliki riwayat
sering mengangkat barang-barang berat.
Lanjutan...
Riwayat Penyakit Dahulu • Riwayat pengobatan : (-)
• Pasien memiliki riwayat hernia sejak 5 tahun yang • Riwayat keluarga :
lalu, namun tidak pernah berobat karena pasien Tidak ada anggota keluarga yang memiliki
penyakit seperti pasien.
mengatakan takut bila harus dioperasi. Riwayat penyakit hipertensi, diabetes mellitus,
penyakit jantung maupun penyakit paru dalam
• Pasien tidak mempuyai riwayat penyakit diabetes keluarga disangkal.
mellitus, penyakit jantung, asma, riwayat batuk
lama, maupun riwayat trauma sebelumnya.
PEMERIKSAAN FISIK
• STATUS GENERALIS
Thoraks
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Paru
• Kesadaran : Compos mentis • Inspeksi : simetris dalam keadaan statis maupun dinamis, retraksi iga (-).
• Palpasi : fremitus baik simetris, nyeri tekan (-)
• Tanda- tanda vital
• Perkusi : sonor di seluruh lapangan paru
• Tekanan Darah : 140/90 mmhg • Auskultasi : suara napas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung
• Nadi : 78x/m
• Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
• PEMERIKSAAN SISTEMATIS • batas kanan jantung di ICS IV, linea sternal kanan.
• Auskultasi : BJ I/II murni reguler, murmur (-), gallop (-)
• Kepala : Normocephali, distribusi rambut normal
Abdomen
• Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor • Inspeksi : mendatar, sikatrik (-)
• Palpasi : supel, nyeri tekan (-), tidak teraba hepatomegali maupun splenomegali,
• Telinga : Normotia, serumen (-), liang telinga lapang defans muscular (-)
• Perkusi : nyeri ketuk CVA (-)
• Hidung : Deviasi hidung (-), normosepta, sekret (-) , rinore (-)
• Auskultasi : bising usus (+)
• Tenggorokan : T1-T1 tenang, faring tidak hiperemis Ekstremitas Superior dan inferior
• Normotonus, akral hangat
• Leher : Tidak teraba pembesaran KGB dan tiroid
PEMERIKSAAN
Hasil laboratorium Tanggal 29-01-2018
Status lokalis
Hemoglobin 14,6 g/dL ( 12,5 – 15,5 )
Regio Inguinal sinistra
Hematokrit 42,1 % ( 4,0 – 5,5)
• Posisi Berdiri dan terlentang
Eritrosit 4,4 juta/uL ( 4,0 – 5,5 )
Inspeksi Tampak benjolan dengan ukuran 4 x 3 cm, bewarna Lekosit 5,8 /mm3 ( 4,0 – 11,0 )
kemerahan. Tampak tanda radang (-), bentuk oval. Palpasi
Trombosit 253,000 /mm3 ( 150000 – 450000 )
Teraba benjolan dengan konsistensi padat, immobile,
berbatas tegas, teraba hangat, nyeri tekan (+). GDS 94 mg/dL ( 70 - 115 )
SGOT 20 U/L ( 7-24 )
• Finger test saat berdiri dan terlentang
SGPT 11 U/L ( 7 – 25 )
thumb test (-), zieman test (-) karena hernia ireponibel, Ureum 25 mg/dl ( 10 -15 )
tes tidak dapat dilakukan.
Kreatinin 0,7 mg/dl ( 0,5 -0,9 )
DIAGNOSA
Konservatif Operatif
• IVFD Aminofluid infus 10 tpm • Hernioraphy dengan Mesh
• Inj. Ceftriaxone 2x1 mg ( tgl 30.01.2018 )
• Inj. Ketorolac 2x1 amp
• Puasa - Konsul anestesi
Follow up
• Tanggal 30/01/18
Bedrest 24 jam
aminofluid infus
ij.certriaxone 2x1 gr
ij. Ketorolac 2x30mg
• Tanggal 31-01 os mengeluh nyeri diarea luka OP (Skala nyeri 3)
• Tanggal 02/02/18 ACC pulang
Rawat luka
Ceftriaxone 2 x200mg
Asam mefenamat 3x500mg
Kontrol ulang kepoli bedah bila ada keluhan
Epidemiologi
• Hernia femoralis 10% dari jenis hernia lain
• Laki-laki < perempuan
• Usia > 40 thun ( H.femoralis )
• Sebagian besar timbul di regio inguinalis
• 50% indirek
• 25% direk
Hernia merupakan penonjolan (protrusi) isi suatu rongga melalui
defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan
Hernia Femoralis
benjolan di lipat paha melalui anulus femoralis. Selanjutnya isi hernia masuk ke
dalam kanalis femoralis yang berbentuk corong sejajar dengan pembuluh darah balik
paha (vena femoralis)
Etiologi
1) Hernia femoralis ( faktor primer dan skunder )
2) Defek kongenital (prosesus vaginalis yang terbuka/gagal menutup)
3) Perubahan struktur fisik ( anulus inguinalis internus yang lebar )
4) kelemahan otot dinding perut karena usia /multigravida
5) Peningkatan tekanan intra abdomen akibat dari kehamilan atau obesitas, Batuk yang kuat /
kronis, mengejan, mengangkat benda berat, hipertrofi prostat, konstipasi kronis
Aktifitas, seperti atlet angkat besi, balap sepeda dan berbagai jenis olahraga lainnya
Klinis
• Pada hernia femoralis kadang tidak menimbulkan gejala. Tapi ada beberapa gejala yang sering
tampak yaitu:
• 1.Tampak adanya tonjolan dipaha bagian atas sebelah pangkal paha
• 2.Nyeri pada benjolan dipaha
• 3.Ketidaknyamanan pangkal paha yang lebih buruk ketika berdiri dan mengangkat benda berat
• 4.Kadang-kadang sakit perut, mual, dan muntah
• 5.Sakit waktu kencing (dysuria) disertai hematuria (kencing darah) disamping benjolan di bawah
sela paha.
Kanalis femoralis terletak dimedial dari vena vemoralis didalam lakuna
vasorum, dorsal dari ligamnetum inguinalis, tempat vena safena bermuara didalam
vena femoralis. Foramen ini sempit dan dibatasi oleh tepi yang keras dan tajam.
Batas kranioventral dibentuk oleh ligamen inguinalis, kaudodorsal oleh pinggir os
pubis dari ligamen iliopektineale (ligamen cooper), sebelah lateral oleh vena
femoralis, dan disebelah medial oleh ligamen lakunare gimbenarti.
Kantung hernia femoralis berasal dari kanalis femoralis melalui suatu defek pada sisi
medial sarung femoralis (femoral sheath). Kanalis femoralis berisi satu atau dua kelenjar
limfe, yang terbesar disebut dengan Cloquet. Nodus-nodus ini didesak keluar dari
kanalis femoralis oleh suatu penonjolan peritoenal dan seringkali membentuk massa
yang dapat dipalpasi. Hernia femoralis keluar melalui lakuna vasorum kaudal dari
ligamen inguinalis. Kelainan anatomi ini mengakibatkan inkaserasi hernia femoralis .
Pintu masuk hernia femoralis adalah anulus femoralis. Selanjutnya, isi hernia masuk ke
dalam kanalis femoralis yang berbentuk corong sejajar dengan vena femoralis sepanjang
kurang lebih 2 cm dan keluar pada fosa ovalis di lipat paha. Hernia femoralis hampir
selalu terlihat sebagai massa yang iredusibel, meskipun kantungnya mungkin kosong,
karena lemak dan kelenjar limfe dari kanalis melingkari kantung. Kelenjar limfe tunggal
yang membesar dapat meniru hernia femoralis dengan sangat tepat .
Hernia
Inkarserata Strangulata
DIAGNOSIS BANDING
Konservatif Operatif
• Posisi • Operasi :
• Reposisi atau pemakaian penyangga -herniotomi : pembebasan kantong
hernia sampai lehernya
• Musculus relaksan/simtomatik -Herniorafi : isi kantong
• Perbaikan bila benjolan berkurang dikembalikanpintu/cincin ditutup
atau tidak ada tanda2 strangulagi kemudian dinding belakang dari hernia
dijahit untuk diperkuat
Repair With Mesh
menempatkan sebuah prostesis,
mesh yang tidak diserap
Prognosis
• Adbonam
Ketika operasi dilakukan untuk memperbaiki hernia, prospek umumnya baik.
Lengkap pemulihan diharapkan setelah bedah hernia. Hanya 1,5% hingga 3%
dari semua hernia kambuh.
TERIMA KASIH
TERIMA KASIH
MESJID BAITURAHMAN
BANDA ACEH