Anda di halaman 1dari 33

DOA BELAJAR

“Kami ridho Allah SWT sebagai Tuhanku, Islam


sebagai agamaku, dan Nabi Muhammad sebagai
Nabi dan Rasul, Ya Allah, tambahkanlah kepadaku
ilmu dan berikanlah aku kefahaman”

PROFESIONAL – QUR’ANI
KOMUNIKASI INTERPERSONAL

Ns. Deasti Nurmaguphita, M.Kep.Sp.Kep.J


Psikologi Dalam Keperawatan
2015

PROFESIONAL – QUR’ANI
Mahasiswa mampu :
Memahami definisi perawat terapeutik
Kualitas pribadi
Fasilitas komunikasi
Jenis komunikasi
Teknik Komunikasi

PROFESIONAL – QUR’ANI
PROFESIONAL – QUR’ANI
DEFINISI KOMUNIKASI
• Taylor, C., dan Lc. Mone, P. (1993, h. 323)
mengemukakan bahwa Komunikasi adalah Proses
Pertukaran Informasi atau Proses yang
Menimbulkan dan Meneruskan Makna atau Arti.
• Burgess (1988, h.106) mengartikan Komuniksi sebagai
Proses Penyampaian Informasi, Makna dan
Pemahaman Dari Pengirim Pesan Kepada Penerima
Pesan.
• Yuwono, (1985, hal.3). Komunikasi adalah Kegiatan
Mengajukan Pengertian yang Diinginkan dari
Pengirim Infomasi kepada Penerima informasi dan
Menimbulkan tingkah Laku yang Diinginkan dari
Penerima Informasi.

PROFESIONAL – QUR’ANI
KOMPONEN – KOMPONEN
PROSES KOMUNIKASI
• Sender atau Encoder adalah Seorang
yang Mempunyai Inisiatif
Menyampaikan Pesan Pada Orang
Lain.
• Message atau Pesan adalah informasi
yang akan disampaikan oleh
pengirim.
• Channels atau Media Yaitu Cara yang
Digunakan untuk menyampaikan
Pesan Melalui Penglihatan,
Pendengaran dan Rabaan.

PROFESIONAL – QUR’ANI
KOMPONEN – KOMPONEN
PROSES KOMUNIKASI
• Receiver atau Decoder yaitu Seseorang
Yang Menerima Pesan. Komunikasi
akan Efektif apabila menerima Pesan
dapat Mempersepsikan Pesan Secara
Tepat dan Dapat Memberikan Respon
secara Tepat.
• Feedback adalah Proses Lanjutan dari
Pesan yang Diterima. Respon Verbal
atau Non Verbal dari Penerima Pesan
Memberikan Umpan Balik kepada
Sender.

PROFESIONAL – QUR’ANI
FAKTOR – FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KOMUNIKASI
• PERSEPSI
• KONTEKS BUDAYA
• JARAK DAN TEMPAT
• WAKTU

PROFESIONAL – QUR’ANI
– MENERJEMAHKAN IDE KE DALAM KODE
– MENGURAIKAN KODE  MENDENGAR
– MEMBERI UMPAN BALIK
– MEDIA YANG DIPERGUNAKAN DAPAT
MEMPERJELAS PESAN YANG DISAMPAIKAN

PROFESIONAL – QUR’ANI
Pengirim Pesan Penerima Pesan

Pesan
Umpan Balik

•Pengetahuan •Tukar Pesan •Pengetahuan


•Pengalaman •Melalui Verbal •Pengalaman
•Perasaan dan Non Verbal •Perasaan
•Posisi/ Status •Komunikasi •Posisi/ Status
Sosial Sosial

PROFESIONAL – QUR’ANI
Komunikasi Intrapersonal
• Terjadi dengan diri sendiri
• Tujuan yang ingin dicapai adalah
kesadaran diri

PROFESIONAL – QUR’ANI
Komunikasi Interpersonal
• Terjadi akibat interaksi antara dua orang
atau didalam kelompok kecil 3 sampai 4
orang
• Terjadi kontak mata
• Membantu menyelesaikan masalah atau
konflik secara efektif

PROFESIONAL – QUR’ANI
Komunikasi Publik
• Terjadi akibat interaksi dengan
kelompok besar yaitu lebih dari 10 –
12 orang
• Perlu kepercayaan diri pembicara,
memahami latar belakang pendidikan,
pengetahuan dan pengalaman
pendengar

PROFESIONAL – QUR’ANI
– Relevan
– Kesederhanaan
– Definisi
– Struktur
– Pengulangan
– Perbandingan
– Penekanan

PROFESIONAL – QUR’ANI
KOMUNIKASI TERAPEUTIK

PROFESIONAL – QUR’ANI
KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Pengertian:
Komunikasi yang dilakukan atau dirancang untuk tujuan terapi.

Tujuan :
1. Realisasi diri, penerimaan diri, dan peningkatan penghormatan
diri
2. Kemampuan membina hubungan interpersonal yan tidak
superfisial dan saling ketergantungan dengan orang lain
3. Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan
kebutuhan serta mencapai tujuan secara ralistis
4. Rasa identitas personal yang jelas dan peningkatan integritas diri

PROFESIONAL – QUR’ANI
• Prinsip dasar
1. Hubungan perawat-klien adalah hubungan terapeutik yang
menguntungkan
2. Perawat menghargai keunikan klien
3. Semua komunikasi yang dilakukan harus dapat menjaga harga
diri pemberi dan penerima pesan
4. Komunikasi menciptakan tumbuhnya hubungan saling percaya
sebelum menggali permasalahan dan memberikan alternatif
pemecahan masalah.

• Karakteristik helper yang memfasilitasi hubungan terapeutik


1. Kejujuran
2. Tidak membingungkan dan cukup ekspresif
3. Bersikap positif
4. Empati bukan simpati
5. Mampu melihat masalah dari kaca mata klien
6. Menerima Klien apa adanya
7. Sensitif terhadap perasaab klien
8. Tidak terpengaruh masa lalu klien maupun perawat sendiri
PROFESIONAL – QUR’ANI
DIMENSI HUBUNGAN
• Keterampilan tertentu dibutuhkan perawat
untuk mencapai dan mempertahankan
hubungan terapeutik. Keterampilan ini
menggabungkan keterampilan verbal dan
non verbal serta sikap dan perasaan
dibalik sikap perawat. Keterampilan ini
dibagi dalam dua dimensi secara luas
yaitu dimensi responsive dan tindakan.

PROFESIONAL – QUR’ANI
Kategori Komunikasi
Verbal
• Isyarat vocal :
1. Tekanan suara
2. Kwalitas suara
3. Tertawa
4. Irama dan kecepatan bicara
• Isyarat tindakan :
– Gerakan tubuh
– Ekspresi wajah dan gerakan tubuh

PROFESIONAL – QUR’ANI
Kategori Komunikasi Non verbal
• Isyarat Objek
Objek yang digunakan sengaja atau tidak sengaja,
seperti:
– Pakaian
– Perhiasan
• Ruang: Isyarat kedekatan hubungan antara dua orang
• Sentuhan: Kontak fisik antara dua orang
• Isyarat tindakan: semua gerakan tubuh.
• Isyarat Vokal: semua kualitas bicara non verbal.

• Komunikasi non verbal yang paling personal dipengaruhi


oleh:
– Tatanan dan latar belakang budaya
– Jenis hubungan
– Jenis kelamin
– Usia
– Harapan

PROFESIONAL – QUR’ANI
Dimensi Responsive
• Iklas : akan tampak melalui : sikap perawat yang
terbuka, jujur, tulus, aktif dalam berhubungan dengan klien.

• Menghargai : Akan tampak saat perawat menerima klien


apa adanya, tidak menghakimi,tidak mengejek, tidak
menghina, sepele. Sikap (+): menemani klien yg sdg
menangis, minta maaf, siap selalu

• Empaty : kemampuan masuk dlm kehidupan klien agar


dapat merasakan pikiran dan perasaannya shg mampu
mengidentifikasi masalah klien dengan hangat, berminat,
pemecahan masalah

• Konkrit : perawat menggunakan terminologi yang spesifik,


bukan abstrak. Manfaatnya: mempertahankan respon perawat
terhadap perasaan klien, penjelasan : akurat dan jelas,
mendorong klien memikirkan masalah yang spesifik.

PROFESIONAL – QUR’ANI
Dimensi Tindakan:
• Konfrontasi (Ketidak sesuaian) : Ekspresi perawat
terhadap perbedaan pada prilaku klien yang
bermanfaat untuk memperluas kesadaran diri
klien.

Tiga kategori konfrontasi:


1. Ketidaksesuaian antara konsep diri klien
2. Ketidaksesuaian antara ekspresi non verbal dan
prilaku
klien
3. Ketidaksesuaian antara pengalaman klien dan
perawat.
Konfrontasi harusnya dilakukan secara asertif
bukan agresif atau marah.

• Kesegeraan : - Fokus pada saat ini dan digunakan


untuk mempelajari fungsi klien dalam hubungan
interpersonal lainnya. PROFESIONAL – QUR’ANI
Lanjutkan…….
• Terbuka : Pengalaman perawat untuk terapi
Perawat memberi informasi tentang diri, ide, nilai, perasaan
dan sikapnya sendiri untuk menfasilitasi kerjasama, proses
belajar, katarsis atau dukungan klien

• “Emosional Catharsis”
Klien didorong untuk membicarakan hal-hal yang sangat
mengganggunya untuk mendapatkan efek terapeutik
Perawat hrs dpt mengkaji kesiapan klien klien untuk
mendiskusikan masalahnya.

• Bermain peran
Membangkitkan situasi tertentu untuk meningkatkan
penghayatan klien ke dalam hubungan antar manusia dan
memperdalam lain.kemampuannya untuk melihat situasi dari
sudut pandang

PROFESIONAL – QUR’ANI
TEKNIK KOMUNIKASI
TERAPEUTIK
• Persyaratan dasar untuk komunikasi
terapeutik:
1.Komunikasi bertujuan untuk menghormati
baik perawat maupun pasien.
2.Komunikasi yang menciptakan saling
pengertian harus dilakukan terlebih
dahulu sebelum memberikan saran,
informasi dan masukan.

PROFESIONAL – QUR’ANI
Teknik komunikasi……
1. Mendengarkan (learning)
Untuk mengetahui perasaan klien. Beri kesempatan klien
bicara. Sikap yg dibutuhkan: pandang klien saat bicara,
tdk menyilang kaki, hindari gerakan yg tdk perlu,angguk
kepala, condong tubuh kearah klien.
2. Menunjukan penerimaan
Menerima belum tentu setuju
Menerima bersedia mendengarkan orang
lain tanpa ragu
Sikap: mendengar tanpa memutuskan pembicaraan,
hindari perbedaan, ekspresi keraguan.
3. Pertanyaan terbuka
Memberi kesempatan utk memilih
Contoh: “Apakah yang sedang saudara pikirkan?”
Beri dorongan dengan mengatakan “Saya
mengerti…… atau o..o…o….

PROFESIONAL – QUR’ANI
Teknik komunikasi……
4. Mengulang (restating) dengan menggunakan kata-kata
sendiri
Mengulang pokok pikiran yang diungkapkan klien. Perawat
memberi umpan balik.
Contoh:
Klien : “Saya tidak dpt tidur, sepanjang malam saya
terjaga”
Perawat: “Saudara mengalami kesulitan untuk tidur.”

5. Klarifikasi
terjadi saat peraat berusaha menjelaskan dalam kata-kata.
Tujuan: menyamakan pengertian.
Contoh: “Apakah yang anda maksud dengan …..”
“Dapatkah anda jelaskan kembali tentang……”

PROFESIONAL – QUR’ANI
Teknik komunikasi ……
.
6. Menfokuskan
Membantu klien bicara pd topik yg dipilih dan
penting.
Tuj: pembicaraan jd spesifik dan dimengerti.
Contoh; “Hal ini kelihatannya penting, mari kita
bicarakan dahulu.”

7. Menyatakan hasil observasi


Perawat harus memberikan umpanbalik pd klien
dengan menyatakan hasil pengamatannya
sehingga dpt diket pesannya diterima dengan baik
atau tidak.
Contoh: “Anda tampak tegang” atau
“Anda tampak tidak tenang apabila
anda…..”
PROFESIONAL – QUR’ANI
Teknik komunikasi…..
8. Menawarkan informasi
Memberikan tambahan informasi
merupakan tindakan penyuluhan kesehatan
untuk klien. Saat memberi informasi tdk
boleh memberi nasehat.
Tuj: menfasilitasi pengambilan keputusan

9. Diam (Silence)
Dilakukan setelah bertanya
Tuj : memberi kesempatan berfikir dan
memotivasi klien bicara.
Teknik Diam pd klien menarik diri berarti perawat
menerima klien

PROFESIONAL – QUR’ANI
Teknik Komunikasi…….
10. Meringkas
Pengulangan ide utama yg telah
dikomunikasikan sec singkat.
Tuj: membantu mengingat topik yg telah dibahas
sebelum meneruskan pembicaraan berikut.
Contoh :
“Selama 15 menit ini saya dan anda telah membicarakan
tentang……”

11. Memberikan penghargaan


Penghargaan janganlah menjadi beban bagi klien dalam
arti jangan klien berusah keras dan melakukan segala
demi mendapatkan pujian atau persetujuan atas
perbuatan.
Contoh:
“Ibu nampak cocok sekali dg baju kuning ini.”

PROFESIONAL – QUR’ANI
Teknik komunikasi……
12. Memberi kesempatan pada klien memulai pembicaraan
Bagi klien yg ragu-ragu dan tdk pasti ttg perannya dlm
interaksi.
Perlu distimulus utk mengambil inisiatif dan merasakan bahwa
ia diharapkan membuka pembicaraan.
Contoh: “Adakah sesuatu yg ingin anda bicarakan?”
atau”Apakah yg sedang anda pikirkan?”

13. Menganjurkan utk meneruskan pembicaraan


Memberi kesempatan pd klien utk mengarahkan hampir
seluruh pembicaraan dan tertarik dg apa yg akan dibicarakan
selanjutnya.
Contoh: “Teruskan….”, “Dan kemudian……”, “Coba ceritakan
kepada saya ttg hal tersebut”.

PROFESIONAL – QUR’ANI
Teknik komunikasi……
14. Menempatkan kejadian sec berurutan
Tuj : membantu perawat dan klien untuk melihatnya dlm
suatu perspektif.
Contoh:
“Apakah yg terjadi sebelum dan sesudah kejadian tersebut?”
atau “Kapan kejadian tersebut terjadi?”

15. Memberikan kesempatan kepada klien untuk menguraikan


persepsinya
Bila igin mengerti klien, perawat hrs melihat segala sesuatu
dari perspektif klien. Klien hrs merasa bebas menguraikan
persepsinya pd perawat.
Perawat hrs waspada dg gej ansietas.
Contoh:
“ Ceritakan pada saya bagaimana perasaan anda saat akan
dioperasi.”

PROFESIONAL – QUR’ANI
Teknik komunikasi……
16. Refleksi
Memberi kesempatan pd klien utk
mengemukakan dan menerima ide dan
perasaannya sbg bagian dr diri sendiri.
Perawat mengindikasikan bahwa
pendapat nya, membuat keputusan dan
memikirkan dirinya sendiri.
Contoh:
Klien: “Apakah menurut anda saya harus
mengatakan kepada dokter?”
Perawat: “Apakah menurut anda sendiri
harus mengatakannya?”
PROFESIONAL – QUR’ANI
DOA SESUDAH BELAJAR

‫يم‬
ِ ‫ح‬ ‫ن ه‬
ِ ‫الر‬ َ ‫ح‬
ِ ‫م‬ ِ ‫م ه‬
‫َّللا ه‬
ْ ‫الر‬ ْ ِ‫ب‬
ِ ‫س‬

ً ‫طال‬
ِ ‫ل بَا‬
َ ‫ط‬ ْ ‫اعه ُ َوأَ ِرنَا‬
ِ ‫البَا‬ َ َ‫ار ُز ْق َنا اتِـب‬
ْ ‫قا َو‬ ًّ ‫ح‬ ‫ح ه‬
َ ‫ق‬ ْ ‫م أَ ِرنَا‬
َ ‫ال‬ ‫اَلله ُه ه‬
‫ه‬ ْ ‫ار ُز ْق َنا‬
ُ َ‫اجتِ َناب‬ ْ ‫َو‬

Ya Alloh Tunjukkanlah kepada kami kebenaran


sehinggga kami dapat mengikutinya Dan
tunjukkanlah kepada kami kejelekan
sehingga kami dapat menjauhinya

PROFESIONAL – QUR’ANI

Anda mungkin juga menyukai