Anda di halaman 1dari 26

The Dangerous Red Bacilli (TBC)

KELOMPOK 2
RW 04 GALANGGANG,
BATUJAJAR
1
Definisi TBC (2)

Tuberkulosis (TB) merupakan contoh lain


infeksi saluran napas bawah. Penyakit ini
disebabkan oleh mikroorganisme
Mycobacterium tuberkulosis, yang
biasanya ditularkan dari satu individu ke
individu lainnya, dan membentuk
kolonisasi di bronkiolus atau alveolus.

Buku Saku Patofisiologi by Elizabeth J.Corwin (EGC) hal 545


2
3
Etiologi TBC
• Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis
yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis dan menular secara langsung
• Mycobacteriumtuberculosis termasuk bakteri
gram positif dan berbentuk batang.
• Umumnya Mycobacterium tuberculosis
menyerang paru dan sebagian kecil organ tubuh
lain
Mycobacterium tuberculosis
Etiologi TBC
• Kuman ini mempunyai sifat khusus, yakni tahan
terhadap asam pada pewarnaan, hal ini dipakai
untuk identifikasi dahak secara mikroskopis
sehingga disebut sebagai basil tahan asam (BTA)
• Mycobacterium tuberculosis cepat mati dengan
matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup
pada tempat yang gelap dan lembab
• Kuman ini juga memiliki sifat khusus lain nya
yaitu dormant
Etiologi TBC

• Sumber penularan adalah penderita


tuberkulosis BTA positif pada waktu batuk
atau bersin. Penderita menyebarkan
kuman ke udara dalam bentuk droplet
• Droplet yang mengandung kuman dapat
bertahan di udara pada suhu kamar
selama beberapa jam
Etiologi TBC

Droplet terhirup  saluran pernafasan


kuman tuberkulosis masuk ke dalam
tubuh  kuman tuberkulosis menyebar
dari paru kebagian tubuh lainnya melalui
sistem peredaran darah, saluran nafas, atau
penyebaran langsung ke bagian-bagian
tubuh lainnya
Etiologi TBC

• Daya penularan dari seorang penderita


ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan dari parunya.
• Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan
dahak, makin menular penderita tersebut.
• Bila hasil pemeriksaan dahak negatif (tidak
terlihat kuman), maka penderita tersebut
dianggap tidak menular
Faktor Resiko TBC
Faktor Faktor Umur
Resiko Faktor Jenis Kelamin
TB
Faktor Pekerjaan
Kebiasaan Merokok
Pencahayaan
Kondisi Rumah
Kelembapan Udara
Status Gizi
Faktor Resiko TBC
• Faktor umur
Prevalensi tuberkulosis paru tampak meningkat sesuai
dengan peningkatan umur.
Pada wanita prevalensi TB mencapai max umur 40 – 50
tahun
Sedangkan pria prevalensi TB mencapai umur 60 tahun
Di Indonesia diperkirakan 75% penderita TB Paru adalah
kelompok usia produktif yaitu 15-50 tahun.
• Faktor Jenis Kelamin
Pada tahun 1996 jumlah penderita TB Paru laki-laki
hampir dua kali lipat dibandingkan jumlah penderita TB
Paru pada wanita, yaitu 42,34% pada laki-laki dan
28,9 % pada wanita.
Faktor Resiko TBC
• Faktor pekerjaan
Bila pekerja bekerja di lingkungan yang berdebu paparan
partikel debu di daerah terpapar akan mempengaruhi
terjadinya gangguan pada saluran pernafasan
• Faktor Kebiasaan Merokok
merokok meningkatkan resiko untuk terkena TB paru
sebanyak 2,2 kali.
• Pencahayaan
Untuk memperoleh cahaya cukup pada siang hari,
diperlukan luas jendela kaca minimum 20% luas lantai.
Cahaya ini sangat penting karena dapat membunuh
bakteri-bakteri patogen di dalam rumah
Faktor Resiko TBC
• Kondisi rumah
Lantai dan dinding yang sulit dibersihkan akan
menyebabkan penumpukan debu, sehingga akan dijadikan
sebagai media yang baik bagi berkembangbiaknya
kuman Mycrobacterium tuberculosis.
• Kelembaban udara
Kuman TB Paru akan cepat mati bila terkena sinar
matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup selama
beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab.
• Status Gizi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang dengan
status gizi kurang mempunyai resiko 3,7 kali untuk
menderita TB Paru berat dibandingkan dengan orang yang
status gizinya cukup atau lebih
6
Manifestasi TBC

Gejala utama TB Paru adalah batuk


lebih dari 4 minggu dengan atau
tanpa sputum, malaise, gejala flu,
demam derajat rendah, nyeri dada,
dan batuk darah.
Pengobatan TBC
TERAPI KONSERVATIF

• Pemberian nutrisi yang bergizi


• Pemberian kemoterapi atau terapi anti
tuberkulosa

→Obat anti tuberkulosa yang utama adalah


isoniazid (INH), rifampicin (RMP),
pyrazinamide (PZA), streptomycin (SM) dan
ethambutol (EMB).

• Istirahat tirah baring (bedresting)


TBC
• Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi
2 fase yaitu fase intensif(2-3 bulan) dan
fase lanjutan (4-7 bulan).
10
Komplikasi TB paru
1. Kerusakan tulang dan sendi
Nyeri tulang punggung dan kerusakan sendi bisa terjadi ketika infeksi kuman TB
menyebar dari paru-paru ke jaringan tulang. Dalam banyak kasus, tulang iga
juga bisa terinfeksi dan memicu nyeri di bagian tersebut.

2. Kerusakan otak
Kuman TB yang menyebar hingga ke otak bisa menyebabkan meningitis atau
peradangan pada selaput otak. Radang tersebut memicu pembengkakan pada
membran yang menyelimuti otak dan seringkali berakibat fatal atau mematikan.

3. Kerusakan hati dan ginjal


Hati dan ginjal membantu menyaring pengotor yang ada adi aliran darah. Fungsi
ini akan mengalami kegagalan apabila kedua organ tersebut terinfeksi oleh
kuman TB.
4. Kerusakan jantung
Jaringan di sekitar jantung juga bisa terinfeksi oleh kuman TB.
Akibatnya bisa terjadi cardiac tamponade, atau peradangan dan
penumpukan cairan yang membuat jantung jadi tidak efektif dalam
memompa darah dan akibatnya bisa sangat fatal.

5. Gangguan mata
Ciri-ciri mata yang sudah terinfeksi TB adalah berwarna kemerahan,
mengalami iritasi dan membengkak di retina atau bagian lain.

6. Resistensi kuman
Pengobatan dalam jangka panjang seringkali membuat pasien tidak
disiplin, bahkan ada yang putus obat karena merasa bosan. Pengobatan
yang tidak tuntas atau tidak disiplin membuat kuman menjadi resisten
atau kebal, sehingga harus diganti dengan obat lain yang lebih kuat
dengan efek samping yang tentunya lebih berat
•Jauhi merokok
•Pastikan rumah Anda memiliki sirkulasi udara yang baik, misalnya
sering membuka pintu dan jendela agar udara segar serta sinar
matahari dapat masuk.
•Minimalisir kontak langsung pada orang yang terkena TB paru

Pasien TB
•Tutupi mulut Anda saat bersin, batuk, dan tertawa. Anda juga bisa
mengenakan masker. Apabila Anda menggunakan tisu, buanglah
segera setelah digunakan.

•Tidak membuang dahak atau meludah sembarangan.

•Tetaplah di rumah dan jangan tidur sekamar dengan orang lain


sampai setidaknya beberapa minggu setelah menjalani pengobatan.
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai