TB PADA ANAK
Oleh:
MELVY ROZA
NINING ANGGRAINI
WULAN AFRIWAHYUNI
HASSEZIA PUTRI
AULIA KHAIRUNNISA
Preseptor
dr. H. Metrizal, Sp.A
TUJUAN KHUSUS
METODE PENULISAN
Risiko Sakit
Umur saat
Tidak Sakit TB Paru TB Diseminata
infeksi
(Milier,
Primer (tahun)
meningitis)
<1 50% 30-40% 10-20%
1-2 75-80% 10-20% 2-5%
2-5 95% 5% 0,5%
5-10 98% 2% <0,5%
>10 808-90% 10-20% <0,5%
Klasifikasi Klasifikasi
berdasarkan riwayat berdasarkan hasil
pengobatan pemeriksaan uji
sebelumnya kepekaan obat
KLASIFIKASI
Klasifikasi
• Pasien baru TB
• TB paru • Pasien yng pernh diobati TB
• TB ekstra paru • Pasien kambuh
• Pasien yang diobati kembali setelah gagal
• Pasien yang diobati kembali setelah putus
berobat (lost to follow-up)
• Lain-lain
• Pasien yang riwayat pengobatan sebelumnya tida
k diketahui
Klasifikasi
• Total insiden TB selama 10 tahun, (1990-1999): 88,2 juta peyandang TB, 8 juta
berhubungan dengan infeksi HIV.
• Tahun 2000 : 1,8 juta kematian akibat TB, 226.000 berhubungan dengan HIV.
• Di Amerika Serikat dan Kanada, peningkatan TB pada anak berusia 0-4 tahun ada
lah 19%, sedangkan pada usia 5-15 tahun adalah 40%.
• Asia Tenggara, selama 10 tahun, diperkirakan bahwa jumlah kasus baru adalah
35,1 juta, 8% di antaranya (2,8 juta) disertai infeksi HIV.
EPIDEMIOLOGI
Peningkatan jumlah kasus TB di berbagai tempat pada saat ini, diduga disebabkan
oleh berbagai hal, yaitu:
Diagnosis tidak tepat
Pengobatan tidak adekuat
Program penanggulangan tidak dilaksanakan dengan tepat,
Infeksi endemik HIV,
Migrasi penduduk,
Mengobati sendiri (self treatment),
Meningkatnya kemiskinan
Pelayanan kesehatan yang kurang memadai.
EPIDEMIOLOGI
Limfogen Hematogen
Penyebaran
limfogen
Kuman
menyebar ke
kelenjar regional
Kompleks • Berlanjut
menyebar secara
primers limfohematogen
Hematogen
Hematogenik tersamar
(occult hematogenic spread)
• Gejala yang umum nyeri, bengkak pada sendi yang terkena, dan
Sistem gangguan atau keterbatasan gerak.
• Sering pada anak dari pada orang dewasa.
skeletal • tersering spondilitis TB, koksitis TB, dan gonitis TB.
• Melalui dua cara : inkolusi langsung (infeksi primer)
seperti tuberculous chancre, dan akibat limfadenitis
Bakteriologis TCM TB
Biakan
Pemeriksaan
Untuk diagnosis
Uji tuberkulin
PA
Pemeriksaan bakteriologis
• Tidak khas
• Pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal dengan/tanpa infiltrat,
Foto Konsolidasi segmental/lobal, Efusi pleura, Millier, Kavitas, Kalsifikasi dengan
infiltrat, Tuberkuloma
toraks
Interprestasi hasil:
Alur Diagnosis
Gejala
klinis
yang
khas TB
Adanya bukti
Konfirmasi Secara infeksi TB (hasil uji
bakteriologis tuberkulin positif
TB umum / kontak erat
dengan pasien TB)
Gambaran
foto toraks
sugestif TB
Sistem skoring TB anak
Parameter 0 1 2 3
Laporan keluarga,
Kontak TB Tidak jelas - BTA (-) / BTA tidak BTA (+)
jelas/ tidak tahu
Positif (≥10 mm atau ≥5
Uji tuberkulin
Negatif - - mm pada
(Mantoux) imunokompromais)
Berat badan/ keadaan BB/TB<90% atau Klinis gizi buruk atau
- BB/TB<70% atau -
gizi BB/U<80% BB/U<60%
Demam yang tidak
diketahui
- ≥2 minggu - -
Hepatotoksisitas
Efek samping OAT pada pasien terinfeksi
HIV
Sindroma Pulih Imun (SPI)
Efek samping Pemberian OAT lini 2
Efek Samping Pemberian INH
Hepatotoksisitas
Gangguan gastrointestinal Segera atau lambat Semua obat Semua obat Pengobatan simptomatis
(diare, nyeri abdomen)
Gangguan penglihatan EMB Tes rutin dengan “isihara chart” STOP etambutol atau ganti dengan
obat lain
Gangguan pendengaran AMK, KM, CM Cek audiometri atau tampak Pertimbangkan untuk
adanya gangguan komunikasi menghentikan obat injeksi:ganti
dengan obat lain; mengurangi
dosis atau interval diperpanjang.
Disfungsi Tiroid THA, PAS Cek darah regular, gambaran Berikan suplementasi tiroksin
hipotiroid klinis (0,05 mg perhari) jika:
Klinis hipotiroid
TSH meningkat, fTA menurun
Jika hanya TSH saja yang
meningkat, ulangi pemeriksaan
dalam 1 bulan
Gangguan ginjal AMK, KM, CM Cek darah regular, gejala Jika kadar kretainin
peningkatan kalium meningkat atau kalium
meningkat, hentikan obat
lain. Dosis 3 kali perminggu
atau kurangi dosis
Severe Rash (SJS) Semua obat Rash yang berat , diselimuti Hentikan semua obat.
membran mukus, anak Tunggu sampai gejala klinis
tampak sakit membaik. Memberikan obat
satu persatu dalam 2 hari
sampai memantau gejala
klinis
Nausea dan muntah THA, EMB, PAS Klinis Pertimbangkan memisahkan
THA dari obat lain menjadi
malam hari. Kurangi dosis
THA dan naikkan bertahap
dalam waktu 2 minggu.
Gangguan sendi PZA, OFX, IVX, MFX Klinis Verifikasi dosis obat,
pertimbangkan untuk mengurangi
dosis atau menghentikan obat
yang diduga menjadi penyebab.
Pertimbangkan pemberian
allopurinol
Nyeri dilokasi injeksi AMK, KM, CM Klinis Tambahkan anastesi local, lokasi
injeksi diubah setiap hari, jika
berat pertimbambangkan
membagi obat menjadi dua dan
diinjeksi di tempat yang berbeda.
Efek samping INH dan penanganannya
Mual, muntah, tidak nafsu makan INH di minum malam sebelum tidur
Terinfeksi tetapi tidak • Secara klinis: uji tuberculin (+), gejala TB (-),
sakit TB (Infeksi Laten foto thoraks normal.
TB/ILTB)
1. Kemoprofilaksis primer:
Mencegah terjadinya infeksi TB.
Mencegah TB milier, meningitis Diberikan isoniazid dengan dosis
TB, dan spondylitis TB pada 5-10 mg/kgBB/hari dengan dosis
anak. tunggal
Efek samping :ulserasi local dan 2. kemoprofilaksis sekunder:
limfadenitis (adenitis supuratif). Mencegah berkembangnya infeksi
Kontraindikasi: menjadi sakit TB. Diberikan pada
imunokompromais, misalnya anak yg telah terinfeksi, tetapi
belum sakit, ditandai dengan uji
defisiensi imun, infeksi berat,
tuberculin positif, sedangkan klinis
gizi buruk, dan gagal tumbuh. dan radiologis normal.
Thank you